Sunday, March 30, 2025

Dosa yg pernah dilakukan.

 Nasehat Syekh Abdul Qadir al-Jailani dan Ibnu Atha'illah as-Sakandari tentang Dosa yang Pernah Diperbuat

1. Syekh Abdul Qadir al-Jailani

Syekh Abdul Qadir al-Jailani menekankan pentingnya taubat yang tulus (taubat nasuha) dan tidak berputus asa dari rahmat Allah. Beliau berkata:

"Janganlah engkau berputus asa dari rahmat Allah karena dosa-dosamu yang telah lalu. Jika engkau bertobat dengan benar, maka Allah akan mengampunimu dan menggantikan dosamu dengan kebaikan."

Beliau juga mengajarkan bahwa manusia memang bisa tergelincir dalam dosa, tetapi jangan tenggelam dalam keputusasaan, sebab keputusasaan itu adalah godaan setan. Sebaliknya, hendaknya seseorang segera bangkit, bertaubat, dan kembali kepada Allah dengan penuh keikhlasan.

2. Ibnu Atha'illah as-Sakandari

Dalam kitab Al-Hikam, Ibnu Atha'illah as-Sakandari menyampaikan hikmah yang sangat dalam tentang dosa:

"Kadang-kadang Allah membukakan pintu ketaatan untukmu, tetapi tidak membukakan pintu penerimaan. Dan kadang-kadang Allah menakdirkanmu jatuh dalam dosa, tetapi itu menjadi sebab kau merendahkan diri di hadapan-Nya, sehingga dosa itu lebih bermanfaat bagimu daripada amal yang membuatmu merasa sombong."

Dari hikmah ini, Ibnu Atha'illah ingin mengajarkan bahwa dosa yang disertai taubat dan rasa rendah diri bisa lebih bermanfaat bagi seorang hamba dibanding amal yang membuatnya merasa ujub (bangga diri). Allah sering kali menjadikan dosa sebagai sarana pendidikan bagi seorang hamba agar dia sadar akan kelemahannya dan semakin dekat kepada Allah.

Kesimpulan

Dosa yang telah diperbuat tidak boleh menjadi alasan untuk berputus asa. Syekh Abdul Qadir al-Jailani menekankan agar kita selalu bertaubat dan kembali kepada Allah, sedangkan Ibnu Atha'illah as-Sakandari mengingatkan bahwa dosa bisa menjadi jalan menuju kerendahan hati dan perbaikan diri jika disikapi dengan benar. Kuncinya adalah taubat yang sungguh-sungguh, merasa hina di hadapan Allah, dan tidak mengulang dosa yang sama.

No comments: