Monday, January 3, 2011

Pengobatan Kanker Otak


  • Pengobatan Kanker Otak

    Orang dengan kanker otak memiliki beberapa pilihan pengobatan. Tergantung pada jenis dan stadium kanker, pasien dapat diobati dengan operasi pembedahan, radioterapi, atau kemoterapi. Beberapa pasien menerima kombinasi dari perawatan diatas.

    Selain itu, pada setiap tahapan penyakit, pasien mungkin menjalani pengobatan untuk mengendalikan rasa nyeri dari kanker, untuk meringankan efek samping dari terapi, dan untuk meringankan masalah emosional. Jenis pengobatan ini disebut perawatan paliatif.

    PEMBEDAHAN untuk Kanker Otak

    Pembedahan adalah pengobatan yang paling umum untuk kanker otak. Tujuannya adalah untuk mengangkat sebanyak kankernya dan meminimalisir sebisa mungkin peluang kehilangan fungsi otak.

    Operasi untuk membuka tulang tengkorak disebut kraniotomi. Hal ini dilakukan dengan anestesi umum. Sebelum operasi dimulai, rambut kepala dicukur. Ahli bedah kemudian membuat sayatan di kulit kepala menggunakan sejenis gergaji khusus untuk mengangkat sepotong tulang dari tengkorak. Setelah menghapus sebagian atau seluruh tumor, ahli bedah menutup kembali bukaan tersebut dengan potongan tulang tadi, sepotong metal atau bahan. Ahli bedah kemudian menutup sayatan di kulit kepala. Beberapa ahli bedah dapat menggunakan saluran yang ditempatkan di bawah kulit kepala selama satu atau dua hari setelah operasi untuk meminimalkan akumulasi darah atau cairan.

    Efek samping yang mungkin timbul pasca operasi pembedahan kanker otak adalah sakit kepala atau rasa tidak nyaman selama beberapa hari pertama setelah operasi. Dalam hal ini dapat diberikan obat sakit kepala.

    Masalah lain yang kurang umum yang dapat terjadi adalah menumpuknya cairan cerebrospinal di otak yang mengakibatkan pembengkakan otak (edema). Biasanya pasien diberikan steroid untuk meringankan pembengkakan. Sebuah operasi kedua mungkin diperlukan untuk mengalirkan cairan. Dokter bedah dapat menempatkan sebuah tabung, panjang dan tipis (shunt) dalam ventrikel otak. Tabung ini diletakkan di bawah kulit ke bagian lain dari tubuh, biasanya perut. Kelebihan cairan dari otak dialirkan ke perut. Kadang-kadang cairan dialirkan ke jantung sebagai gantinya.

    Infeksi adalah masalah lain yang dapat berkembang setelah operasi (diobati dengan antibiotic).

    Operasi otak dapat merusak jaringan normal. kerusakan otak bisa menjadi masalah serius. Pasien mungkin memiliki masalah berpikir, melihat, atau berbicara. Pasien juga mungkin mengalami perubahan kepribadian atau kejang. Sebagian besar masalah ini berkurang dengan berlalunya waktu. Tetapi kadang-kadang kerusakan otak bisa permanen. Pasien mungkin memerlukan terapi fisik, terapi bicara, atau terapi kerja.

    Radiosurgery stereotactic adalah tehnik "knifeless" yang lebih baru untuk menghancurkan kanker otak tanpa membuka tengkorak. CT scan atau MRI digunakan untuk menentukan lokasi yang tepat dari tumor di otak. Energi radiasi tingkat tinggi diarahkan ke tumornya dari berbagai sudut untuk menghancurkan tumornya. Alatnya bervariasi, mulai dari penggunaan pisau gamma, atau akselerator linier dengan foton, ataupun sinar proton.



    Kelebihan dari prosedur knifeless ini adalah memperkecil kemungkinan komplikasi pada pasien dan memperpendek waktu pemulihan. Kekurangannya adalah tidak adanya sample jaringan tumor yang dapat diteliti lebih lanjut oleh ahli patologi, serta pembengkakan otak yang dapat terjadi setelah radioterapi.

    Kadang-kadang operasi tidak dimungkinkan. Jika tumor terjadi di batang otak (brainstem) atau daerah-daerah tertentu lainnya, ahli bedah tidak mungkin dapat mengangkat tumor tanpa merusak jaringan otak normal. Dalam hal ini pasien dapat menerima radioterapi atau perawatan lainnya.

    RADIOTERAPI

    Radioterapi menggunakan X-ray untuk membunuh sel-sel tumor. Sebuah mesin besar diarahkan pada tumor dan jaringan di dekatnya. Mungkin kadang radiasi diarahkan ke seluruh otak atau ke syaraf tulang belakang.

    Radioterapi biasanya dilakukan sesudah operasi. Radiasi membunuh sel-sel tumor (sisa) yang mungkin tidak dapat diangkat melalui operasi. Radiasi juga dapat dilakukan sebagai terapi pengganti operasi. Jadwal pengobatan tergantung pada jenis dan ukuran tumor serta usia pasien. Setiap sesi radioterapi biasanya hanya berlangsung beberapa menit.

    Beberapa bentuk terapi radiasi:

    Fraksinasi: Radioterapi biasanya diberikan lima hari seminggu selama beberapa minggu. Memberikan dosis total radiasi secara periodik membantu melindungi jaringan sehat di daerah tumor.

    Hyperfractionation: Pasien mendapat dosis kecil radiasi dua atau tiga kali sehari, bukan jumlah yang lebih besar sekali sehari.

    Efek samping dari radioterapi, dapat meliputi: perasaan lelah berkepanjangan, mual, muntah, kerontokan rambut, perubahan warna kulit (seperti terbakar) di lokasi radiasi, sakit kepala dan kejang (gejala nekrosis radiasi).

    KEMOTERAPI

    Kemoterapi, yaitu penggunaan satu atau lebih obat-obatan untuk membunuh sel-sel kanker. Kemoterapi diberikan secara oral atau dengan infus intravena ke seluruh tubuh. Obat-obatan biasanya diberikan dalam 2-4 siklus yang meliputi periode pengobatan dan periode pemulihan.

    Dua jenis obat kemoterapi, yaitu: temozolomide (Temodar) dan bevacizumab (Avastin), baru-baru ini telah mendapat persetujuan untuk pengobatan glioma ganas. Mereka lebih efektif, dan memiliki efek samping lebih sedikit jika dibandingkan dengan obat-obatan kemo versi lama. Temozolomide memiliki keunggulan lain , yaitu bisa secara oral.

    Untuk beberapa pasien dengan kasus kanker otak kambuhan, ahli bedah biasanya melakukan operasi pengangkatan tumor dan kemudian melakukan implantasi wafer yang mengandung obat kemoterapi. Selama beberapa minggu, wafer larut, melepaskan obat ke otak. Obat tersebut kemudian membunuh sel kankernya.

    Efek samping dari kemoterapi, antara lain: mual dan muntah, sariawan, kehilangan nafsu makan, rambut rontok, dan banyak lainnya. Untuk menangani efek samping dari kemoterapi, diskusikan hal ini dengan dokter Anda.

    Gejala & Diagnosa Kanker Otak


  • Gejala & Diagnosa Kanker Otak

    Kanker otak bisa memiliki berbagai gejala mulai dari sakit kepala hingga stroke. Bagian otak yang berbeda-beda mengontrol fungsi yang berbeda, sehingga gejala tumor otak dapat sangat bervariasi tergantung dari lokasinya. Tumor otak merupakan mimic menakutkan dari gangguan-gangguan neurologis lainnya, dan banyak gejala umum dapat mengindikasikan kondisi medis lainnya. Cara terbaik untuk menentukan apakah Anda memiliki tumor otak adalah melakukan scan (MRI, CT scan atau PET scan) otak.

    Gejala-gejala kanker otak dapat meliputi, antara lain:
    • sebuah serangan kejang (baru) pada orang dewasa
    • hilangnya gerakan atau sensasi pada lengan atau kaki secara bertahap
    • mudah goyah/ hilang keseimbangan, terutama jika dikaitkan dengan sakit kepala
    • kehilangan penglihatan di salah satu atau kedua belah mata, terutama yang bersifat lebih peripheral.
    • pandangan kabur, terutama jika dikaitkan dengan sakit kepala
    • gangguan pendengaran dengan atau tanpa pusing
    • kehilangan kemampuan bicara secara bertahap
    Gejala lainnya yang mungkin, juga termasuk mual atau muntah yang memburuk pada pagi hari, kebingungan dan disorientasi, serta dan kehilangan memori (pikun).

    Sakit kepala: Meskipun sakit kepala mungkin merupakan gejala yang paling umum dari tumor otak, kebanyakan orang yang sakit kepala (bahkan sangat berat) - tidak memiliki tumor. Namun, beberapa jenis sakit kepala sangat mengkhawatirkan. Sakit kepala berat yang cenderung memburuk di pagi hari, sakit kepala persisten yang berhubungan dengan mual atau muntah, atau sakit kepala disertai dengan pandangan kabur, kelemahan, atau mati rasa (baal), mungkin mengarah ke tumor otak.

    DIAGNOSA KANKER OTAK

    Mendiagnosa kanker otak biasanya melibatkan pemeriksaan neurologis, scan otak, dan / atau analisis jaringan otak. Dokter menggunakan informasi diagnostik untuk mengklasifikasikan kanker dari yang paling agresif (jinak) ke yang paling agresif (ganas).

    Pemeriksaan neurologis: adalah serangkaian tes untuk mengukur fungsi sistem saraf dan kewaspadaan fisik dan mental pasien. Jika tanggapan terhadap ujian tidak normal, dokter akan melakukan scan otak atau merujuk pasien ke ahli saraf atau ahli bedah saraf, yang kemudian akan menyarankan scan otak.

    Sebuah scan otak: adalah gambar struktur internal dalam otak. Sebuah mesin khusus akan mengambil gambar otak, dengan cara memotret dari berbagai sudut (seperti kamera digital). Beberapa jenis scan menggunakan agen kontras (atau pewarna kontras), yang membantu dokter melihat perbedaan antara jaringan otak normal dan abnormal. Bahan kontras disuntikkan ke pembuluh darah dan mengalir ke jaringan otak. Jaringan otak yang sakit (abnormal) menyerap lebih pewarna dari jaringan otak sehat (normal). Scan yang paling umum digunakan untuk diagnosis adalah: MRI, CT scan dan PET scan.

    Biopsi: adalah prosedur pembedahan di mana sampel jaringan diambil dari lokasi kanker dan diperiksa di bawah mikroskop. Biopsi akan memberikan informasi tentang jenis sel abnormal yang ditemukan dalam kanker. Tujuan biopsi adalah untuk menemukan jenis dan grade kanker. Biopsi adalah metode yang paling akurat untuk mendapatkan diagnosis.

    Biopsi terbuka dilakukan selama kraniotomi. Sebuah kraniotomi melibatkan operasi pembukaan sedikit bagian dari tulang tengkorak kepala untuk mendapatkan akses ke otak. Setelah kanker diangkat seluruhnya atau sebagian, tulang biasanya dikembalikan ke tempatnya. Biopsi tertutup (juga disebut biopsi stereotactic atau biopsy jarum) dapat dilakukan ketika tumor berada di daerah otak yang sulit dijangkau. Dalam biopsi tertutup, ahli bedah saraf membuat lubang kecil ke dalam tulang tengkorak dan melewatkan sebuah jarum berlubang sempit ke tumor untuk mengangkat sample jaringan tumor.

    Setelah sampel diperoleh, ahli patologi memeriksa jaringan di bawah mikroskop dan menulis laporan patologi berisi analisa jaringan otak.

    Penyebab Kanker Otak


  • Penyebab Kanker Otak

    Tidak ada yang tahu penyebab pasti dari tumor otak. Dokter jarang dapat menjelaskan mengapa seseorang mengidap tumor otak sedangkan yang lainnya tidak. Namun, jelas bahwa tumor otak tidak menular.

    Penelitian telah menunjukkan adanya beberapa faktor resiko tertentu yang meningkatkanr resiko seseorang terhadap tumor otak (primer):

    Laki-laki: Secara umum, tumor otak lebih sering terjadi pada laki-laki daripada perempuan. Namun, meningioma lebih sering terjadi pada wanita.

    Ras: brain tumor / tumor otak lebih sering terjadi pada orang kulit putih daripada ras berwarna.

    Usia: tumor otak kebanyakan terdeteksi pada manula( diatas 70 tahun) ataupun pada anak-anak berusia 8 tahun atau lebih muda.

    Riwayat keluarga: - Orang-orang dengan anggota keluarga yang terkena glioma lebih mungkin mengembangkan penyakit ini.

    Terpapar radiasi atau bahan kimia tertentu di tempat kerja:
    - Radiasi: pekerja di industri nuklir memiliki peningkatan risiko tumor otak
    - Formaldehida: patolog dan pembalsem yang bekerja dengan formaldehid memiliki risiko terkena kanker otak
    - Vinyl chloride: para pekerja industri plastik dapat terpapar vinil klorida yang dapat meningkatkan risiko tumor otak
    - Akrilonitril: para pekerja tekstil dan industri plastik mungkin terkena akrilonitril yang dapat meningkatkan risiko kanker otak

    Para ilmuwan sedang menyelidiki apakah ponsel dapat menyebabkan tumor otak. Studi sejauh ini belum menemukan adanya peningkatan risiko tumor otak di antara orang-orang yang menggunakan ponsel.

    Para ilmuwan juga terus mempelajari apakah cedera kepala merupakan faktor risiko untuk tumor otak. Sejauh ini, penelitian ini tidak menemukan peningkatan risiko antara orang-orang yang pernah cedera kepala.

    Jenis Jenis Kanker Otak


  • Jenis Jenis Kanker Otak

    Penting bagi kita untuk membedakan antara kanker otak primer (yaitu bermula di otak), dengan kanker otak sekunder (bermula pada organ lain dalam tubuh seperti paru-paru atau payudara dan kemudian menyebar ke otak). Pada orang dewasa, kanker metastasis ke otak sebenarnya lebih umum dari kanker otak primer. Kanker ini tidak diperlakukan dengan cara yang sama. Sebagai contoh, kanker payudara atau paru-paru yang menyebar ke otak diperlakukan berbeda dari kanker yang dimulai di otak. Pembahasan di sini hanya tentang kanker otak primer.

    Tidak seperti jenis kanker lainnya, kanker otak atau syaraf tulang belakang jarang menyebar ke organ jauh. Mereka menyebabkan kerusakan karena mereka menyebar secara lokal dan menghancurkan jaringan otak normal di tempat di mana mereka muncul. Namun, kanker otak atau sumsum tulang belakang jarang dianggap "jinak". Kecuali mereka benar-benar telah diangkat atau dihancurkan, sebagian besar kanker otak atau tumor syaraf tulang belakang akan terus berkembang dan akhirnya mengakibatkan kematian.

    Kanker otak primer dapat dimulai pada satu jenis jaringan atau sel-sel di dalam otak ataupun sumsum tulang belakang. Beberapa tumor mengandung campuran jenis sel. Tumor di daerah yang berbeda dari sistem saraf pusat dapat diobati secara berbeda dan memiliki prognosis yang berbeda.

    A. Glioma:

    Glioma adalah istilah umum untuk sekelompok tumor yang mulai dalam sel glial. Sejumlah tumor dapat dianggap glioma, termasuk glioblastoma, astrocytomas, oligodendrogliomas, dan ependymomas. Sekitar 4 dari 10 kasus kanker otak adalah glioma. Bila dihitung case kanker otak ganas, sekitar 8 dari 10 adalah glioma.

    A1. Astrocytomas:

    Kebanyakan tumor yang timbul di dalam otak itu sendiri bermula dalam sel glial yang disebut astrosit. Tumor ini disebut astrocytomas. Statistiknya sekitar 3 dari 10 kanker otak.

    Kebanyakan astrocytomas dapat menyebar luas ke seluruh otak dan menyatu dengan jaringan otak normal, yang dapat membuat mereka sangat sulit untuk diangkat dengan operasi. Kadang-kadang mereka menyebar di sepanjang jalur system saraf utama. Sangat jarang bagi mereka untuk menyebarkan ke luar otak atau sumsum tulang belakang.

    Astrocytomas sering diklasifikasikan sebagai kelas rendah, menengah, atau kelas tinggi, berdasarkan bagaimana sel lihat di bawah mikroskop.

    - Astrocytomas kelas rendah: tipe yang paling lambat berkembang
    - Astrocytomas anaplastik: tumbuh pada tingkat moderat
    - Astrocytoma kelas tertinggi (atau glioblastoma): paling cepat berkembang. Tumor ini membuat sekitar dua-pertiga dari astrocytomas dan merupakan tipe paling umum dari kanker otak (ganas) yang menyerang orang dewasa.

    A2. Oligodendrogliomas: Tumor ini mulai pada sel-sel otak yang disebut oligodendrocytes. Seperti astrocytomas, sebagian besar dapat menyusup ke jaringan otak di dekatnya dan tidak bisa sepenuhnya diangkat oleh operasi. Oligodendrogliomas kadang tersebar di sepanjang jalur system saraf pusat tetapi jarang menyebar di luar otak atau sumsum tulang belakang. Tipe yang sangat agresif dari tumor ini dikenal sebagai oligodendrogliomas anaplastik. Hanya sekitar 3% dari tumor otak berjenis oligodendrogliomas.

    A3. Ependymomas: Tumor ini berasal dari sel ependymal, yang garis ventrikel. Ependymomas dapat menghalangi arus keluar system saraf pusat dari ventrikel, yang menyebabkan kondisi yang disebut hidrosefalus.

    Tidak seperti astrocytomas dan oligodendrogliomas, ependymomas biasanya tidak tumbuh menyusup ke jaringan otak normal. Akibatnya, beberapa (tetapi tidak semua) ependymomas dapat benar-benar diangkat dan disembuhkan dengan operasi. Ependymomas syaraf tulang belakang memiliki peluang terbesar untuk disembuhkan melalui operasi pembedahan. Ependymomas dapat menyebar di sepanjang jalur CSF tetapi tidak menyebar ke luar otak atau sumsum tulang belakang. Bentuk paling agresif-nya dikenal sebagai ependymomas anaplastik dan biasanya tidak dapat disembuhkan dengan operasi. Hanya sekitar 2% dari tumor otak berjenis ependymomas.

    B. Meningioma

    Meningioma timbul dari meninges, lapisan jaringan yang mengelilingi bagian luar dari otak dan sumsum tulang belakang. Meningioma berkontribusi pada sekitar 1 dari 3 kanker otak primer dan kanker sumsum tulang belakang. Mereka adalah tumor otak yang paling umum pada orang dewasa.

    Risiko tumor ini meningkat sejalan dengan usia. Mereka sekitar dua kali lebih umum terjadi pada wanita. Dalam beberapa kasus tumor ini bersifat genetic (diturunkan), terutama pada mereka dengan neurofibromatosis (sindrom tumor jinak pada jaringan syaraf).

    Meningioma menyebabkan gejala dengan menekan otak atau syaraf tulang belakang. Sekitar 4 dari 5 meningioma bersifat jinak, dan sebagian besar dapat disembuhkan dengan operasi. Tetapi beberapa meningioma tumbuh sangat dekat dengan struktur vital dalam otak dan tidak bisa disembuhkan dengan pembedahan saja. Sejumlah kecil meningioma bersifat ganas dan mungkin kembali berkali-kali setelah operasi atau bahkan menyebar ke bagian lain dari tubuh.

    C. Medulloblastomas

    Medulloblastomas adalah tumor yang berkembang dari sel neuroectodermal (sel saraf primitif) di otak kecil. Mereka adalah kanker yang tumbuh cepat dan sering menyebar ke seluruh jalur cairan serebrospinal, tetapi mereka dapat diobati dengan terapi radiasi dan kemoterapi. Medulloblastomas terjadi lebih sering pada anak-anak dibandingkan orang dewasa. Mereka adalah bagian dari kelas tumor disebut tumor neuroectodermal primitif (PNETs) yang dapat terjadi pada otak besar dan di tempat lain dalam sistem saraf pusat.

    D. Gangliogliomas

    Tumor yang mengandung neuron dan sel glial disebut ganglioglioma. Ini sangat jarang terjadi pada orang dewasa dan memiliki prospek kesembuhan tinggi dengan operasi saja atau operasi yang dikombinasikan dengan radioterapi.

    E. Schwannomas (neurilemomas)

    Schwannomas berasal dari sel Schwann, yang merupakan bagian pembentuk mielin saraf tengkorak dan saraf perifer lainnya. Tumor ini biasanya jinak. Mereka bisa timbul dari saraf kranial. Ketika mereka membentuk tumor dari saraf kranial yang bertanggung jawab untuk keseimbangan dekat otak kecil, mereka disebut schwannomas vestibular atau neuromas akustik. Mereka juga mungkin timbul dari saraf tulang belakang setelah mereka telah meninggalkan sumsum tulang belakang. Schwannomas membuat sekitar 9% dari semua tumor SSP.

    Tumor lain yang dapat dimulai pada atau dekat otak:

    Chordomas: Tumor ini jarang terjadi mulai pada tulang di dasar tengkorak atau di ujung bawah tulang belakang. Chordomas tidak dari sistem saraf pusat, tetapi mereka dapat menyebabkan cedera pada sistem saraf di dekatnya dengan cara menekannya. Tumor ini diobati dengan operasi pengangkatan jika memungkinkan, dan diikuti dengan radioterapi, namun mereka cenderung kembali di daerah yang sama setelah pengobatan, yang dapat menyebabkan cedera progresif dan kematian. Mereka biasanya tidak menyebar ke organ lain.

    Non-Hodgkin limfoma: Limfoma dimulai pada limfosit (salah satu jenis sel utama dari sistem kekebalan tubuh). Beberapa jenis limfoma sistem saraf pusat (SSP) terjadi pada orang dengan masalah sistem kekebalan tubuh, seperti mereka yang terinfeksi HIV. Perkembangan pengobatan baru untuk AIDS, menyebabkan jenis limfoma otak menjadi kurang umum dalam beberapa tahun terakhir. Limfoma otak seringkali sangat ganas dan dapat sulit untuk diobati. Kemajuan terbaru dalam kemoterapi, bagaimanapun, telah meningkatkan prognosis penderita kanker ini.

    Apa itu Kanker Otak


  • Apa itu Kanker Otak

    Kanker otak adalah keganasan yang terjadi pada jaringan otak manusia.

    Untuk dapat memahami kanker otak, maka kita perlu memahami bagaimana system saraf pusat dan otak manusia bekerja.

    Anatomi Otak

    Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang. Otak adalah organ penting yang mengendalikan pikiran, memori, emosi, sentuhan, keterampilan motorik, visi, respirasi, suhu, rasa lapar, dan setiap proses yang mengatur tubuh kita.



    Otak dapat dibagi ke dalam otak besar (cerebrum), batang otak (brainstem), dan otak kecil (cerebellum):

    Otak Besar (cerebrum):

    Cerebrum (supratentorial atau otak depan) terdiri dari belahan otak kanan dan kiri. Fungsi dari cerebrum ini meliputi: inisiasi gerakan, koordinasi gerakan, temperatur, sentuhan, penglihatan, pendengaran, penilaian, penalaran, pemecahan masalah, emosi, dan pembelajaran.

    Batang Otak (brainstem):

    Batang otak (garis tengah atau bagian tengah otak) termasuk otak tengah, pons, dan medulla. Fungsi daerah ini meliputi: pergerakan mata dan mulut, penyampaian pesan sensorik (panas, nyeri, keras, dll), rasa lapar, respirasi, kesadaran, fungsi jantung, suhu tubuh, gerakan otot tak sadar, bersin, batuk, muntah, dan menelan.

    Otak Kecil (cerebellum):

    Otak kecil (infratentorial atau otak belakang) terletak di bagian belakang kepala. Fungsinya untuk mengkoordinasi gerakan otot sukarela dan untuk mempertahankan postur tubuh, keseimbangan, dan equilibrium.

    Secara lebih spesifik, beberapa bagian lain dari otak adalah sebagai berikut:

    Pons: sebuah bagian yang terletak sangat dalam di otak, terletak di brainstem, pons berisi banyak daerah kontrol untuk gerakan mata dan wajah.

    Medulla: Bagian terendah dari batang otak, medula adalah bagian yang paling penting dari seluruh otak dan merupakan pusat control jantung dan paru-paru yang sangat penting.

    Syaraf tulang belakang: merupakan sekumpulan besar serabut saraf yang terletak di bagian belakang yang memanjang dari dasar otak ke punggung bawah, syaraf tulang belakang ini membawa pesan ke dan dari otak dan seluruh tubuh.

    Lobus frontal: bagian terbesar dari otak yang terletak di bagian depan kepala, lobus frontal terlibat dalam karakteristik kepribadian dan gerakan.

    Lobus parietal: bagian tengah otak, lobus parietalis membantu seseorang untuk mengidentifikasi objek dan memahami hubungan spasial (dimana tubuh seseorang dibandingkan dengan benda-benda di sekitar orang tersebut). Lobus parietalis juga terlibat dalam interpretasi rasa sakit dan sentuhan pada tubuh.

    Lobus oksipital: lobus oksipital adalah bagian belakang otak yang terlibat dengan penglihatan.

    Lobus temporal: sisi otak, lobus temporal ini terlibat dalam memori, ucapan, dan indra penciuman.

    Kanker Otak

    Kanker otak adalah sekumpulan massa sel-sel otak yang tumbuh abnormal, di luar kendali. Sebagian besar kanker otak dapat menyebar melalui jaringan otak, tetapi jarang menyebar ke area lain dari tubuh.

    Namun pada kasus tumor otak jinak, saat mereka tumbuh, mereka dapat menghancurkan dan menekan jaringan otak yang normal lainnya, yang dapat berakibat pada kelumpuhan ataupun fatal. Karena itu, dokter lebih suka menggunakan istilah "tumor otak" daripada "kanker otak." Yang menjadi concern utama pada pasien kanker otak maupun tumor otak ini adalah seberapa cepat mereka menyebar melalui bagian otak/ syaraf tulang belakang lainnya dan apakah mereka bisa diangkat dan tidak kambuh lagi.

    Kanker Otak dan syaraf tulang belakang pada orang dewasa berbeda dengan pada anak-anak. Mereka sering terbentuk di daerah yang berbeda, berkembang dari tipe sel yang berbeda, dan mungkin pendekatan pengobatannya juga berbeda. Pembahasan ini dikhususkan hanya pada kanker otak dewasa.

    Pengobatan Kanker Prostat?


  • Pengobatan Kanker Prostat?

    Hingga saat ini pengobatan yang tepat untuk penderita kanker prostat masih diperdebatkan. Secara umum, pilihan pengobatan penderita kanker prostat tergantung pada stadium kankernya.
    1. Kanker prostat stadium awal biasanya dilakukan prostatektomi (pengangkatan prostat) dan terapi penyinaran.
    2. Kanker yang telah menyebar biasanya dilakukan terapi hormon, pengangkatan testis, atau kemoterapi.
    Berikut ini beberapa pengobatan yang biasa dilakukan untuk penderita kanker prostat:

    PEMBEDAHAN untuk KANKER PROSTAT

    Salah astu jenis pembedahan yang biasa dilakukan adalah prostatektomi radikal. Prostatektomi radikal adalah operasi yang dilakukan untuk mengobati kanker prostat. Cara ini paling sering digunakan untuk kanker yang belum menyebar ke luar kelenjar prostat. Dalam operasi ini, ahli bedah melakukan pengangkatan seluruh kelenjar prostat disertai beberapa jaringan di sekitarnya, termasuk vesikula seminalis.

    Gambar Ilustrasi: Prostatektomi


    Berikut ini jenis-jenis prostatektomi radikal.

    1. Prostatektomi Radikal Retropubik
    Pendekatan pengobatan yang paling umum dengan cara dibuat sayatan di bagian bawah perut. Dokter akan mengangkat sedikit kelenjar getah bening dekat prostat dan diteliti di bawah mikroskop. Jika kanker telah menyebar ke getah bening, maka dokter mungkin menghentikan operasi.

    Perlu diketahui bahwa saraf pengendali ereksi sangat dekat dengan prostat. Sebisa mungkin dokter akan menghindari pengangkatan saraf ini untuk menghindari risiko impotensi setelah operasi (disebut prosedur nerve-sparing). Namun, jika kanker telah menyebar, dokter harus mengangkatnya. Bahkan jika saraf terhindar, diperlukan setidaknya waktu beberapa bulan setelah operasi untuk dapat ereksi.

    2. Pendekatan Radikal Perineal

    Dalam pendekatan perineal, ahli bedah membuat irisan pada kulit antara anus dan skrotum. Karena operasi ini seringkali lebih pendek, mungkin akan digunakan untuk laki-laki yang tidak memerlukan prosedur nerve-sparing dan yang tidak perlu melakukan pengangkatan kelenjar getah bening. Mungkin juga digunakan jika Anda memiliki masalah medis lainnya yang membuat operasi retropubik sulit untuk dilakukan.

    Operasi retropubik atau pun perineal dapat berlangsung dari 1,5 hingga 4 jam. Selanjutnya, pasien perlu tinggal di rumah sakit sekitar 3 hari. Rata-rata waktu pemulihan yang dibutuhkan sekitar 3—5 minggu.

    3. Laparoskopi Radikal Prostatektomi (LRP)

    Apabila kedua pendekatan di atas, retropubik atau pun perineal seorang dokter perlu membuat sayatan panjang untuk mengangkat prostat (open approach), maka pada metode LRP merupakan sebuah metode baru yang melibatkan pembuatan beberapa sayatan kecil dan penggunaan instrumen khusus yang panjang untuk menghapus prostat.

    Keunggulan metode LRP adalah rasa sakit berkurang, pasien tidak terlalu banyak kehilangan darah, periode rawat inap yang lebih singkat, serta waktu pemulihan lebih cepat. Prosedur nerve-sparing juga dimungkinkan dengan LRP.

    4. Robotic Assisted Laparoskopi Radikal Prostatektomi (Robotic Assisted LRP) Robotic Assisted LRP adalah pendekatan baru yang lebih canggih adalah penggunaan robot untuk melakukan operasi LRP. Yang dibutuhkan disini adalah keterampilan dan pengalaman dokter bedah Anda.

    5. Reseksi Transurethral Prostat (TURP) Merupakan prosedur yang dilakukan untuk mengurangi gejala, seperti sulitnya mengalirkan urine pada pria yang tidak dapat menjalani operasi di atas. Hal ini tidak dilakukan untuk menyembuhkan penyakit atau mengangkat kankernya. Operasi ini lebih sering digunakan untuk meredakan gejala PIN. Operasi TURP memakan waktu sekitar satu jam. Anda biasanya dapat meninggalkan rumah sakit setelah 1—2 hari dan dapat bekerja kembali dalam waktu 1—2 minggu.

    RESIKO & EFEK SAMPING PROSTATEKTOMI RADIKAL

    Semua jenis operasi untuk kanker prostat memiliki resiko dan efek samping.

    Pembedahan sendiri mengandung resiko yang dapat mencakup: permasalahan seputar obat anestesi, resiko kecil terjadinya serangan jantung, stroke, pembekuan darah di kaki, infeksi, dan pendarahan. Resiko ini tergantung pada berbagai faktor mulai dari kesehatan Anda secara keseluruhan, usia Anda, dan keahlian dari dokter yang merawat Anda.

    Efek samping utama dari prostatektomi radikal adalah: inkontinensia dan impotensi.

    Inkontinensia: Inkontinensia berarti Anda tidak dapat mengendalikan jalannya air seni Anda (kebocoran urine). Ada 3 jenis inkontinensia, yaitu:

    - Stress Inkontinensia: jenis ini paling umum terjadi setelah operasi prostat. Di sini pria mengalami kebocoran urine saat mereka batuk, tertawa, bersin, atau olahraga.

    - Overflow inkontinensia: bagi pria yang mengalami inkontensia overflow, mereka membutuhkan waktu lama untuk berkemih dan aliran air seni biasanya lemah

    - Urge inkontinensia: pria dengan keluhan ini biasanya memiliki kebutuhan mendadak untuk pergi ke kamar mandi dan buang air kecil.

    Dalam kasus yang jarang terjadi, laki-laki kehilangan semua kemampuan untuk mengendalikan air seni mereka. Ini disebut inkontinensia kontinu.

    Biasanya masalah inkontinensia akan berlalu dan seseorang mulai dapat mengontrol air seninya secara normal alam waktu beberapa minggu atau bulan setelah operasi. Dokter tidak bisa memprediksi berapa lama hal ini dapat terjadi karena pemulihan fisik masing-masing orang berbeda. Pemulihan bisa dipercepat, misalnya dengan latihan kegel untuk memperkuat kandung kemih Anda.

    Impotensi: Impotensi berarti bahwa seorang pria tidak bisa mendapatkan ereksi yang cukup kuat untuk dapat melakukan hubungan seks. Syaraf yang memungkinkan seseorang mendapatkan ereksi mungkin rusak selama operasi, radioterapi, atau perawatan lain. Selama 3 hingga 12 bulan pertama setelah operasi, Anda mungkin tidak akan bisa mendapatkan ereksi tanpa menggunakan obat atau perawatan lainnya. Kemudian, beberapa orang akan mampu mendapatkan ereksi dan beberapa masih akan mengalami kesulitan. Kemampuan Anda untuk kembali bisa melakukan ereksi tergantung pada usia dan jenis operasi yang dilakukan. Semakin muda usia Anda, semakin besar kemungkinan Anda akan bisa mendapatkan ereksi. Jika Anda tetap bisa ereksi, Anda tetap bisa merasakan orgasme. Namun demikian, Anda akan merasa ‘kering’, karena tidak adanya cairan air mani yang keluar.

    Jika Anda khawatir tentang masalah ereksi ini (sesudah operasi), diskusikan dengan dokter untuk mencari jalan keluarnya. Ada obat-obatan dan bahkan mungkin perangkat seperti pompa vakum dan implantasi penis bisa membantu.

    Kemandulan: Sebuah prostatektomi radikal melibatkan pemotongan tabung antara testis dan urethra. Hal ini berarti bahwa seorang pria tidak bisa lagi menjadi seorang ayah secara alamiah. Bagi pria berusia lanjut, hal ini seringkali bukan masalah. Tetapi jika ini merupakan masalah bagi Anda, bicarakan hal ini dengan dokter Anda sebelum operasi.

    Lymphedema: Sebuah efek samping yang jarang terjadi adalah lymphedema, yaitu pembengkakan (di daerah kaki atau di wilayah kelamin) dan rasa sakit. Lymphedema sering dapat diobati dengan terapi fisik, tapi mungkin tidak hilang sepenuhnya.

    Perubahan ukuran/panjang penis: Efek samping lain yang mungkin dari operasi adalah penurunan panjang penis. Dokter belum tahu apa penyebabnya.

    RADIOTERAPI untuk KANKER PROSTAT

    Apabila risiko pembedahan terlalu tinggi, biasanya dilakukan radioterapi. Jenis radioterapi yang biasa dilakukan dapat berupa.

    1. Radioterapi eksternal, merupakan radioterapi yang dilakukan di rumah sakit secara rawat jalan. Biasanya dilakukan sebanyak lima kali seminggu selama 6—8 minggu.

    2. Pencangkokan butiran yodium, emas, atau iridium radioaktif secara langsung pada jaringan prostat. Keuntungan terapi ini adalah efek radiasi terhadap kerusakan jaringan di sekitar jaringan prostat menjadi minimal.

    TERAPI HORMON untuk KANKER PROSTAT

    Tujuan dari terapi hormon (disebut juga terapi penekanan androgen) adalah untuk menurunkan kadar hormon pria (androgen). Androgen, yang sebagian besar dibuat di testis, menyebabkan berkembangnya sel-sel kanker prostat. Menurunkan kadar androgen sering membuat kanker prostat mengecil atau tumbuh lebih lambat. Terapi hormon dapat mengontrol, tetapi tidak dapat menyembuhkan kankernya

    Terapi hormon sering digunakan dalam pengobatan kanker prostat apabila.
    1. Pria yang tidak memilih pembedahan atau pun radiasi untuk pengobatan kankernya.
    2. Kasus dimana kanker telah menyebar ke organ lain atau pada kasus kanker kambuhan.
    3. Pria yang memiliki risiko tinggi untuk mengalami kekambuhan biasanya bersamaan dengan radioterapi.
    4. Kadang digunakan sebelum tindakan dilakukan pembedahan atau radioterapi dengan tujuan untuk mengecilkan kankernya.

    Contoh obat-obatan terapi hormon untuk kanker prostat antara lain leuprolide, goserelin, dan buserelin. Obat tersebut diberikan dalam bentuk suntikan setiap 3 bulan sekali. Efek sampingnya adalah mual dan muntah, anemia, osteoporosis, dan impotensi. Obat lainnya yang digunakan sebagai terapi hormon adalah zat yang menghambat aktivitas androgen (misalnya flutamide atau nilutamide). Efek sampingnya adalah impotensi, gangguan hati, diare, dan ginekomastia (pembesaran payudara). Selain itu, ada obat yang mencegah kelenjar adrenalin untuk membuat androgen, antara lain ketoconazole dan aminoglutethimide.

    KEMOTERAPI untuk KANKER PROSTAT

    Tindakan kemoterapi pada pengobatan kanker prostat biasanya dilakukan apabila kanker tersebut bersifat resisten terhadap terapi pengobatan lainnya. Obat-obatan yang biasa dilakukan untuk mengobati kanker prostat diantaranya, mitoxantronx, prednison, paclitaxel, dosetaxel, estramustin, dan adriamycin.

    Deteksi Dini Kanker Prostat?


  • Deteksi Dini Kanker Prostat?

    Pria berusia lebih dari 50 tahun dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan PSA total (Prostate Specific Antigen) dan pemeriksaan colok dubur atau DRE (Digital Rectal Examination) setiap tahun. Apabila ada anggota keluarga yang menderita kanker prostat, dianjurkan melakukan skrining sejak usia 40 tahun.

    Pemeriksaan PSA

    PSA adalah enzim yang dikeluarkan oleh kelenjar prostat dan berfungsi mengencerkan cairan ejakulasi untuk memudahkan pergerakan sperma. Pada keadaan normal, hanya sedikit PSA yang masuk ke dalam aliran darah. Namun, apabila terjadi peradangan atau kerusakan jaringan prostat maka kadar PSA dalam darah meningkat.

    Lalu, bagaimana untuk membedakan peningkatan PSA karena BPH atau kanker prostat? Untuk membedakan apakah peningkatan kadar PSA disebabkan oleh BPH atau kanker prostat, maka dianjurkan pemeriksaan rasio free-PSA—PSA total atau rasio c-PSA—PSA total terutama bagi mereka yang memiliki kadar PSA totalnya antara 2,6—10 ng/ ml.

    Mengenal Metode AS (Active Surveillance)

    Untuk menghindari over-diagnosa maupun over-treatment dari kanker prostat, maka telah dilakukan riset yang bernama START (Surveillance Therapy Against Radical Treatment), yang dipimpin oleh Dr. Laurence Klotz (Chief Urologist dari Sunnybrook Health Sciences Center, Toronto, Kanada).

    Hasil riset internasional tersebut menemukan bahwa ketika metode AS diterapkan kepada pasien kanker prostat jinak (slow growing prostate cancer), maka kankernya tidak menyebar dan secara keseluruhan tingkat kematiannya kurang dari 2%. Penelitian ini sangat penting karena kebanyakan pria dengan kanker prostat sangat berat untuk melakukan operasi pengangkatan prostat. Kebanyakan dari mereka stres memikirkan dampak dari disfungsi ereksi maupun inkontinensia (tidak dapat menahan kencing) dalam jangka panjang.

    Metode AS (active surveillance) adalah kondisi dimana pria dengan tanda-tanda pra kanker prostat dan secara aktif melakukan pemantauan atas perkembangan kankernya. Pasien ini tidak perlu menjalani pengobatan medis apa pun, seperti operasi atau radioterapi selama parameter masih terkendali. Namun, apabila terjadi peningkatan PSA, baru kemudian dilakukan tindakan medis.

    Ciri-ciri pasien yang dapat melakukan metode AS antara lain sebagai berikut.
    1. Nilai PSA kurang atau sama dengan 10.
    2. Biopsi menunjukkan low-volume cancer dengan nilai tes Gleason 6 atau kurang
      * Gleason score adalah pemeringkat kanker dari 2 sampai 10 yang menunjukkan agresivitas kankernya. Semakin tinggi angka, maka semakin agresif kankernya.
    3. Pasien divonis mengidap kanker prostat grade antara T1c dan T2a.
      * T1 dan T2 adalah stadium kanker paling rendah, yaitu ketika sel-sel kanker masih terbatas hanya ada di dalam kelenjar prostat.
    Pasien yang mengikuti metode AS ini baru mendapat tindakan medis seperti operasi atau radioterapi apabila nilai PSA meningkat drastis, hasil biopsi menunjukkan peningkatkan volume kanker, atau pun keberadaan sel-sel kanker yang lebih ganas.

    Hasil uji statistik menunjukkan bahwa pasien kanker prostat yang melakukan metode AS, sekitar 65%-nya akan tetap berada pada kondisi kanker yang tidak mengganas.

    Tabel Stadium Kanker Prostat
    StadiumKeterangan
    I Sangat awal dan tanpa gejala; sel kanker terbatas pada prostat
    II Sel kanker terbatas pada prostat, tapi terlihat jelas (terdeteksi oleh pemeriksaan colok dubur dan/atau hasil test PSA yang tinggi)
    III Sel-sel kanker ditemukan di luar kantung prostat (membran yang menutupi prostat); menyebar terbatas pada jaringan sekitarnya dan/atau vesikula seminalis (kelenjar yang memproduksi cairan mani)
    IV Sel-sel kanker telah menyebar (metastasis) ke kelenjar getah bening regional, tulang, ataupun organ jauh (misalnya, hati, paru-paru)

    Gejala Kanker Prostat?


  • Gejala Kanker Prostat?

    Kanker prostat stadium dini, tidak menunjukkan gejala. Setelah kanker berkembang, baru muncul gejala tetapi tidak khas. Gejala yang muncul menyerupai gejala BPH (Benign Prostatic Hyperplasia), yaitu penyakit pembesaran prostat jinak yang sering dijumpai pada pria lanjut usia. Akibatnya, kedua penyakit ini sulit dibedakan sehingga diperlukan pemeriksaan yang dapat mendeteksi dini sekaligus membedakan antara kanker prostat dan BPH.

    Berikut ini beberapa gejala yang sering ditemui pada penderita kanker prostat.
    1. Sering ingin buang air kecil, terutama pada malam hari.
    2. Kesulitan untuk memulai buang air kecil atau menahan air seni.
    3. Aliran air seni lemah atau terganggu.
    4. Perasaan nyeri atau terbakar saat buang air kecil.
    5. Adanya darah pada air seni atau air mani.
    6. Gangguan seksual lain, seperti sulit ereksi atau nyeri saat ejakulasi.
    7. Sering nyeri atau kaku pada punggung bawah, pinggul, atau paha atas.
    Gambar: Perbedaan antara BPH dengan Kanker Prostat

    Apa itu Kanker Prostat?


  • Apa itu Kanker Prostat?

    Kanker prostat adalah keganasan yang terjadi di dalam kelenjar prostat. Beberapa dokter mempercayai bahwa kanker prostat dimulai dengan perubahan sangat kecil dalam ukuran dan bentuk sel-sel kelenjar prostat. Perubahan ini dikenal sebagai PIN (prostatic intraepithelial neoplasia). Hampir setengah dari semua orang yang memiliki PIN setelah berusia di atas 50 tahun. Orang yang mengalami PIN mengalami perubahan tampilan sel-sel kelenjar prostat pada mikroskop. Perubahan ini dapat berupa tingkat rendah (hampir normal) atau bermutu tinggi (abnormal).

    Apabila Anda sudah memiliki biopsi prostat yang menunjukkan PIN bermutu tinggi, ada kemungkinan lebih besar terdapat sel-sel kanker di dalam prostat Anda. Untuk alasan ini, Anda perlu memerhatikan secara saksama dan mungkin perlu melakukan biopsi lainnya.

    Untuk dapat memahami kanker ini, mari kita pelajari anatomi prostat pada pria.

    Anatomi Prostat Pria

    Kelenjar prostat merupakan suatu kelenjar di dalam sistem reproduksi laki-laki yang letaknya tepat di bawah kandung kemih dan di depan rektum atau anus. Ukuran kelenjar prostat sebesar buah kenari dan mengelilingi sebagian dari uretra. Kelenjar prostat akan menghasilkan cairan yang membentuk sebagian komponen air mani (semen).

    Anatomi Prostat Pria

    Pencegahan Kanker Paru


  • Pencegahan Kanker Paru

    Cara utama untuk seseorang mengurangi risiko terkena kanker paru adalah berhenti merokok. Seseorang perokok yang telah berhasil berhenti 10 tahun lamanya berarti telah dapat menurunkan risiko 30 -50 persen untuk terkena kanker paru.

    Usaha pencegahan kanker lainnya adalah dengan menjaga daya tahan tubuh melalui pola hidup sehat (olahraga teratur, tidur cukup, hidup bebas stress serta pola makan sehat), dan makan suplemen secara teratur.

    Baru-baru ini (Juni 2009) kita dikejutkan dengan hasil penelitian penelitian terkini yang memberikan adanya bukti-bukti yang kuat beta karotene (yang terkandung dalam kebanyakan multivitamin) dapat meningkatkan resiko terkena kanker paru.

    Bila Anda seorang perokok aktif menahun, atau tergolong beresiko tinggi (GRT) terkena kanker, Typhonium Plus® merupakan ramuan herbal yang dapat meningkatkan daya tahan tubuh.

    Typhonium flagelliforme (nama lain : Keladi Tikus/Rodent Tuber/Laoshu Yu) sendiri merupakan tanaman herbal yang memiliki khasiat sebagai agen detoksifikasi yaitu membersihkan racun dalam tubuh, melancarkan berkemih, membersihkan sistem pencernaan serta mengembalikan vitalitas tubuh yang hilang.

    Pengobatan Kanker Paru


  • Pengobatan Kanker Paru

    Pengobatan kanker paru-paru biasanya mempertimbangkan aspek riwayat pasien, stadium kanker, serta kondisi kesehatan umum pasien. Berikut ini akan dijelaskan beberapa pengobatan yang umumnya dilakukan pada penderita kanker paru-paru.

    Pembedahan untuk Kanker Paru

    Pembedahan dalam kanker paru-paru adalah tindakan pengangkatan jaringan tumor dan kelenjar getah bening di sekitarnya. Tindakan pembedahan biasanya dilakukan untuk kanker yang belum menyebar hingga ke jaringan lain di luar paru-paru. Pembedahan biasanya hanya merupakan salah satu pilihan tindakan pengobatan pada NSCLC dan dibatasi pada satu bagian paru-paru hingga stadium IIIA.

    Beberapa jenis pembedahan yang mungkin digunakan untuk mengobati NSCLC, antara lain:

    - Pneumonectomy: seluruh paru-paru (kiri atau kanan) diangkat pada operasi ini
    - Lobektomi: lobus paru-paru diangkat dalam operasi ini
    - Segmentectomy atau reseksi baji: bagian dari suatu lobus diangkat dalam operasi ini


    Ilustrasi pembedahan paru-paru (ada 3 ilustrasi)

    Tindakan pembedahan memiliki angka kegagalan (death rate) sekitar 4,4% yang tergantung juga pada fungsi paru-paru pasien dan risiko lainnya.

    Kadang pada kasus kanker paru stadium lanjut dimana banyaknya cairan terkumpul pada rongga dada (pleural effusion), dokter perlu membuat suatu lubang kecil pada dada untuk mengeluarkan cairan.

    Efek samping pembedahan yang mungkin timbul sesudah operasi, antara lain bronchitis kronis (terutama pada mantan perokok aktif).

    Radioterapi untuk Kanker Paru

    Radiasi kadang-kadang digunakan sebagai pengobatan utama kanker paru-paru. Mungkin digunakan untuk orang yang tidak cukup sehat untuk menjalani operasi. Untuk pasien kanker lainnya, radiasi dilakukan untuk mengecilkan kankernya (dilakukan sebelum operasi).

    Pada kasus kanker stadium lanjut, radiasi juga dapat digunakan untuk meredakan gejala seperti nyeri, perdarahan, dan kesulitan menelan.

    Seringkali dilakukan terapi Fotodinamik (PDT) untuk mengobati kanker paru-paru yang dapat dioperasi. Dan berpotensi untuk mengobati tumor yang tersembunyi dan tidak terlihat pada pemeriksaan X—ray dada.

    Efek samping radiasi, termasuk diantaranya: problem kulit, mual, muntah, dan kelelahan. Radiasi pada dada dapat juga menyebabkan kerusakan paru-paru dan kesulitan bernapas atau menelan.

    Efek samping dari terapi radiasi pada (kanker paru yang telah menyebar ke) otak biasanya menjadi serius setelah1 atau 2 tahun pengobatan, yang mencakup: kehilangan memori, sakit kepala, masalah dengan pemikiran, dan kurang gairah seksual.

    Kemoterapi untuk Kanker Paru

    Penderita SCLC terutama diobati dengan kemoterapi dan radiasi karena tindakan pembedahan biasanya tidak berpengaruh besar terhadap survival (kelangsungan hidup).

    Kemoterapi primer biasanya juga diberikan pada kasus NSCLC yang sudah bermetastasis (menyebar).

    Penggunaan kombinasi obat-obatan kemoterapi pada jenis tumor yang diderita. Pada penderita NSCLC biasanya diobati dengan cisplatin atau carboplatin yang dikombinasikan dengan gemcitabine, paclitaxel, docetaxel, etoposide, atau vinorelbine. Sedangkan pada penderita SCLC, sering digunakan obat cisplatin dan etoposide. Ataupun dikombinasikan dengan carboplatin, gemcitabine, paclitaxel, vinorelbine, topotecan, dan irinotecan juga digunakan.

    Target Terapi

    Penerapan target terapi biasa dilakukan untuk pengobatan kanker paru-paru pada stadium 3 dan 4 yang tidak berespons pengobatan lain. Ada dua macam targeted therapy yang paling umum digunakan, yaitu.

    - Erlotinib (Tarceva®)

    Sel-sel kanker ditutupi oleh protein yang disebut EGFR (Epidermal Growth Factor Receptor) yang membantu sel-sel kanker untuk membelah. Tarceva bekerja dengan tidak mengizinkan EGFR untuk menginstruksikan sel-sel kanker untuk tumbuh. Tarceva dapat diberikan pada pasien NSCLC untuk memperpanjang harapan hidupnya. Boks
    Tarceva bekerja lebih baik pada pasien bukan perokok atau wanita usia lebih muda (sebelum menopause). Dan mudah dikonsumsi setiap hari karena berbentuk pil.

    - Bevacizumab (Avastin®)

    Bevacizumad merupakan antibodi yang ditujukan untuk melawan protein untuk membantu sel tumor membentuk pembuluh darah baru. Obat ini mampu memperpanjang kelangsungan hidup pasien NSCLC stadium lanjut, dan biasanya diberikan sebagai kombinasi dengan kemoterapi kombinasi carboplatin & paclitaxel. Bevacizumab biasa diberikan melalui intravena infus dan umumnya memiliki efek samping berupa perdarahan pada paru-paru.

    Tahapan Kanker Paru


  • Tahapan Kanker Paru

    Tahapan perkembangan kanker paru dibedakan menjadi dua, yaitu perkembangan SCLC dan perkembangan NSCLC.

    Tahap Perkembangan SCLC
    • Tahap terbatas, yaitu kanker yang hanya ditemukan pada satu bagian paru-paru saja dan pada jaringan disekitarnya.
    • Tahap ekstensif, yaitu kanker yang ditemukan pada jaringan dada di luar paru-paru tempat asalnya. Atau kanker ditemukan pada organ-organ tubuh yang jauh.
    Tahap Perkembangan NSCLC
    • Tahap tersembunyi merupakan tahap ditemukannya sel kanker pada dahak (sputum) pasien di dalam sampel air saat bronkoskopi, tetapi tidak terlihat adanya tumor di paru-paru.
    • Stadium 0 merupakan tahap ditemukannya sel-sel kanker hanya pada lapisan terdalam paru-paru dan tidak bersifat invasif.
    • Stadium I merupakan tahap kanker yang hanya ditemukan pada paru-paru dan belum menyebar ke kelenjar getah bening sekitarnya.
    • Stadium II merupakan tahap kanker yang ditemukan pada paru-paru dan kelenjar getah bening di dekatnya.
    • Stadium III merupakan tahap kanker yang telah menyebar ke daerah di sekitarnya, seperti dinding dada, diafragma, pembuluh besar atau kelenjar getah bening di sisi yang sama atau pun sisi berlawanan dari tumor tersebut.
    • Stadium IV merupakan tahap kanker yang ditemukan lebih dari satu lobus paru-paru yang sama, atau di paru-paru yang lain. Sel-sel kanker telah menyebar juga ke organ tubuh lainnya, misalnya ke otak, kelenjar adrenalin, hati, dan tulang.

    Bagaimana Kanker Paru Ditemukan


  • Bagaimana Kanker Paru Ditemukan

    Seringkali kanker paru tidak menimbulkan gejala hingga mencapai tahap yang sudah sangat serius, karena itu maka biasanya kanker paru ditemukan secara tak sengaja pada saat pasien menjalankan tes skrining untuk pemeriksaan lainnya.

    Sebuah metode X-ray baru yang disebut CT scan spiral cukup menjanjikan dalam menemukan kanker paru-paru awal pada perokok dan mantan perokok. Orang yang merokok harus diingat bahwa cara terbaik untuk menghindari kematian akibat kanker paru adalah BERHENTI merokok.

    Bila dokter mencurigai Anda terkena kanker paru, biasanya dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan pengambilan sample sputum (ludah) untuk diteliti dibawah mikroskop; beberapa jenis kanker paru dapat terdeteksi melalui sputum.

    Bilamana tidak ditemukan sel-sel kanker pada analisa sputum, dokter mungkin menyarankan untuk dilakukan pemeriksaan tambahan seperti:
    • X-ray atau CT scan thorax (dada).
    • Bronkoskopi, yaitu teropong paru-paru.
    • Biopsi jarum, yaitu pengambilan sample jaringan tumor paru untuk diteliti jenis tumornya oleh ahli patologi
    • Bone scan, yaitu pemeriksaan tulang bila dokter mencurigai adanya penyebaran kanker ke tulang
    • Mediastinoskopi, yaitu pengambilan sampel jaringan kelenjar getah bening untuk mendeteksi penyebaran kanker paru ke getah bening
    • Pemeriksaan darah yang terkait dengan penanda tumor untuk kanker paru, seperti: PTH (untuk membedakan kanker paru dengan misalnya kanker pleura), CEA (bila kadar diatas 50, menunjukkan kanker paru stadium lanjut), CYFRA21-1 protein marker kanker paru)



    Gejala Kanker Paru


  • Gejala Kanker Paru

    Seseorang yang termasuk golongan risiko tinggi (GRT) jika mempunyai keluhan napas seperti batuk, sesak napas, nyeri dada, sebaiknya segera meneriksakan diri ke dokter spesialis paru.

    Tanda dan gejala kanker paru membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk dapat diketahui dan seringkali dikacaukan dengan gejala sakit pada umumnya.
    • Sesak nafas
    • Batuk yang tidak kunjung sembuh (lebih dari 2 minggu)
    • Bunyi menciut-ciut saat bernafas pada bukan penderita asma
    • Batuk berdarah
    • Perubahan warna pada dahak dan meningkatnya jumlah dahak
    • Perubahan suara (menjadi serak) atau suara kasar saat bernafas
    • Kelelahan kronis dan penurunan berat badan secara drastic
    • Bengkak pada leher dan wajah
    • Nyeri saat menarik nafas dalam-dalam

    Penyebab Kanker Paru


  • Penyebab Kanker Paru

    Sebagaimana diketahui ASAP ROKOK adalah penyebab utama kanker paru (tipe karsinoma) karena mengandung lebih dari 4,000 zat kimia, dimana 50 jenisnya bersifat karsinogen dan beracun. Statistik membuktikan bahwa sekitar 90% penderita kanker paru adalah perokok aktif atau mantan perokok

    Faktor Resiko Kanker Paru, meliputi:
    • Laki-laki
    • Usia lebih dari 40 tahun
    • Pengguna tembakau (perokok putih, kretek atau cerutu)
    • Hidup dalam lingkungan asap tembakau (perokok pasif), radon dan asbes

    Jenis-Jenis Kanker Paru


  • Jenis-Jenis Kanker Paru

    Ada dua jenis utama kanker paru, yang berperilaku berbeda dan memerlukan penanganan berbeda. Mereka adalah:

    - Non Small Cell Lung Cancer (NSCLC), terbagi lagi

    * Karsinoma squamosa: jenis ini adalah jenis kanker paru paling umum. Hal ini berkembang dalam sel yang menggarisi saluran udara. Jenis kanker ini seringkali disebabkan karena rokok.

    * Adenokarsinoma: jenis ini berkembang dari sel-sel yang memproduksi lendir (dahak) pada permukaan saluran udara (airways). Jenis kanker ini lebih umum

    * Karsinoma sel besar: Bentuk sel kanker ini dibawah mikroskop sesuai namanya: sel sel bundar besar. Sering disebut juga undifferentiated carcinoma

    - Small Cell Lung Cancer (SCLC).

    Lebih dari 80% kasus kanker paru merupakan jenis NSCLC.

    Mesotheolima adalah jenis kanker yang menyerang mesothelium, yaitu membran tipis yang melapisi dada (pleura) dan abdomen (peritoneum). Kadang terjadi pada orang-orang yang terekspos dengan asbestos.

    Kanker Paru


  • Apa itu Kanker Paru

    Kanker paru merupakan penyakit keganasan yang terjadi pada jaringan paru-paru.

    Tahukah Anda ?
    • Penyebab utama kematian pada kasus-kasus kanker adalah KANKER PARU (kanker paru berkontribusi pada 32% kematian pada pria & 25% pada wanita penderita kanker)
    • 90% penderita kanker paru adalah perokok aktif atau mantan perokok
    • Merokok satu pak per hari meningkatkan resiko kanker paru 10X lipat
    • Merokok dua pak per hari meningkatkan resiko kanker 25X lipat
    • Dari 180 ribu orang yang divonis kanker paru setiap tahunnya, 86% akan MENINGGAL dalam waktu 5 TAHUN sejak terdiagnosa (ini baru di Amerika saja).
    Untuk dapat memahami kanker paru, penting bagi kita untuk memahami bagaimana struktur paru-paru manusia (normal) dan cara kerjanya.

    Anatomi Paru Manusia

    Paru-paru adalah organ berbentuk spons yang terdapat di dada. Paru-paru kanan memiliki 3 lobus sedangkan paru-paru kiri memiliki 2 lobus, seperti terlihat pada gambar di bawah ini.



    Paru-paru kiri lebih kecil karena jantung membutuhkan ruang lebih pada sisi tubuh ini. Paru-paru membawa udara masuk dan keluar dari tubuh. Mereka mengambil oksigen dan menyingkirkan gas karbon dioksida (zat residu pernafasan).

    Lapisan di sekitar paru-paru disebut pleura, membantu melindungi paru-paru dan memungkinkan mereka untuk bergerak saat bernafas. Batang tenggorokan (trakea) membawa udara ke dalam paru-paru. Trakea terbagi ke dalam tabung yang disebut bronkus, yang kemudian terbagi lagi menjadi cabang lebih kecil yang disebut bronkiol. Pada akhir dari cabang-cabang kecil inilah terdapat kantung udara kecil yang disebut alveoli.

    Di bawah paru-paru, terdapat otot yang disebut diafragma yang memisahkan dada dari perut (abdomen). Bila Anda bernapas, diafragma bergerak naik dan turun, memaksa udara masuk dan keluar dari paru-paru.

    KANKER RAHIM (OVARIUM)


    KANKER RAHIM (OVARIUM)


    Sampai saat ini, kanker rahim dikenal sebagai "silent killer" karena biasanya sulit terdeteksi hingga stadium lanjut.


    Gejala kanker rahim tidak spesifik. Studi terbaru menunjukkan bahwa penderita kanker rahim biasanya mengalami gejala berikut ini secara menetap:
    • tekanan abdomen (merasa penuh, bengkak atau kembung)
    • Perasaan ingin buang air kecil terus menerus
    Gejala lainnya meliputi:
    • Gangguan pencernaan yang menetap (gas atau mual)
    • Perubahan kebiasaan BAB tanpa alasan jelas, seperti sembelit
    • Kehilangan nafsu makan atau cepat merasa kenyang
    • Rasa sakit selama hubungan intim (dispareunia)
    • Lemas & letih lesu yang berkelanjutan
    • Sakit pada daerah sekitar pinggang/panggul
    • Perubahan dalam siklus menstruasi
    KAPAN HARUS KE DOKTER
    Kunjungi dokter Anda jika Anda merasakan gejala perut bengkak, kembung, sakit pada perut/panggul yang terus-menerus selama lebih dari beberapa minggu. Jika dokter tidak menemukan diagnosa kanker rahim, pastikan Anda mendapat second opinion. Pasti dokter melakukan pemeriksaan panggul Anda.

    Dokter mungkin merekomendasikan satu atau lebih dari tes berikut untuk mendiagnosa kanker rahim:
    • Ultrasonografi (USG).
    • Penanda tumor CA-125. Banyak wanita dengan kanker rahim memiliki kadar CA 125 yang abnormal dalam darah mereka.
    • CT SCAN atau MRI
    Jika tes ini mengarah ke kanker rahim, akan dilakukan operasi (laparaskopi) dimana diambil sayatan kecil di perut dan eksplorasi rongga perut untuk menentukan apakah kanker ada. Jika kanker rahim terkonfirmasi, ahli bedah dan ahli patologi akan mengidentifikasi jenis tumor dan menentukan apakah kanker telah menyebar.

    STADIUM KANKER RAHIM
    • Stadium I. kanker terbatas pada satu atau kedua ovarium.
    • Stadium II. Kanker telah menyebar ke lokasi lain di panggul, seperti rahim atau saluran tuba.
    • Stadium III. Kanker telah menyebar ke selaput perut (peritoneum) atau ke kelenjar getah bening dalam perut.
    • Stadium IV. Kanker ovarium telah menyebar ke organ di luar perut.

    Gambar: Kanker Rahim Stadium III

    Perawatan kanker rahim biasanya melibatkan kombinasi operasi dan kemoterapi.

    OPERASI PEMBEDAHAN
    Secara umum, penderita kanker rahim memerlukan pembedahan luas yang mencakup pengangkatan kedua ovarium, saluran tuba dan rahim serta kelenjar getah bening di dekatnya dan lipatan jaringan lemak perut yang dikenal sebagai omentum, di mana kanker rahim sering menyebar.

    KEMOTERAPI
    Setelah operasi, kemungkinan besar Anda akan menjalani kemoterapi untuk membunuh sel-sel kanker yang tersisa. Rejimen awal untuk kanker rahim mencakup kombinasi carboplatin (Paraplatin) dan paclitaxel (Taxol) disuntikkan ke dalam aliran darah (intravena). Efek samping - termasuk sakit perut, mual dan muntah - mungkin dapat terjadi.

    RADIASI
    Radiasi biasanya tidak dianggap efektif untuk kanker rahim.

    Kanker Serviks dan kehidupan Seksual


    Kanker Serviks dan kehidupan Seksual Anda


    Anda mungkin merasa gugup tentang kehidupan seksual Anda setelah terdiagnosa kanker serviks, atau ketika Anda sedang dalam fase pengobatan.

    Jika Anda mengalami kemoterapi, baiknya pasangan Anda menggunakan kondom. Ini hanya untuk berjaga-jaga saja, sejauh ini belum ada cukup informasi mengenai efek samping kemo yang disalurkan melalui lendir vagina.

    Adalah baik bilamana Anda memberikan jeda waktu beberapa minggu untuk pemulihan. Sesudah itu SEKS cukup aman. Seks tidak dapat membuat kanker serviks Anda lebih parah atau meningkatkan risiko kambuhnya kanker. Kanker serviks bukan penyakit menular sehingga pasangan Anda tidak perlu khawatir.

    Anda mungkin hanya memerlukan sedikit waktu untuk beradaptasi dengan kondisi Anda sekarang. Kecemasan hanya akan menurunkan mood untuk seks. Bila ini terjadi, bicarakanlah secara terbuka dengan pasangan Anda dan cari jalan keluar bersama. Bila Anda berdua tidak menemukan kata sepakat, ada baiknya mengunjungi seks therapist atau psikolog untuk berkonsultasi.

    Jika hasil diagnosa kanker serviks menunjukkan bahwa Anda terinfeksi virus HPV, maka sebaiknya pasangan Anda juga menjalani pemeriksaan HPV dan menjalani pengobatan.

    Pengobatan Kanker Serviks


    Pengobatan Kanker Serviks


    Tiga jenis utama dari pengobatan untuk kanker serviks adalah operasi, radioterapi, dan kemoterapi.

    Stadium pra kanker hingga 1A biasanya diobati dengan histerektomi. Bila pasien masih ingin memiliki anak, metode LEEP atau cone biopsy dapat menjadi pilihan.

    Untuk stadium IB dan IIA kanker serviks:

    • Bila ukuran tumor <>
    • Bila ukuran tumor >4cm: radioterapi dan kemoterapi berbasis cisplatin, histerektomi, ataupun kemo berbasis cisplatin dilanjutkan dengan histerektomi
    Kanker serviks stadium lanjut (IIB-IVA) dapat diobati dengan radioterapi dan kemo berbasis cisplatin. Pada stadium sangat lanjut (IVB), dokter dapat mempertimbangkan kemo dengan kombinasi obat, misalnya hycamtin dan cisplatin.

    Jika kesembuhan tidak dimungkinkan, tujuannya pengobatan adalah untuk mengangkat atau menghancurkan sebanyak mungkin sel-sel kanker. Kadang-kadang pengobatan ditujukan untuk mengurangi gejala-gejala. Hal ini disebut perawatan paliatif.

    Faktor-faktor lain yang mungkin berdampak pada keputusan pengobatan Anda termasuk usia Anda, kesehatan Anda secara keseluruhan, dan preferensi Anda sendiri. Seringkali cukup bijak untuk mendapatkan pendapat kedua (second opinion) yang memberikan Anda perspektif lain dari penyakit Anda.

    Pembedahan untuk Kanker Serviks

    Ada beberapa jenis operasi untuk kanker serviks. Beberapa melibatkan pengangkatan rahim (histerektomi), yang lainnya tidak. Daftar ini mencakup jenis operasi yang paling umum untuk kanker serviks.

    Cryosurgery

    Sebuah probe metal yang didinginkan dengan nitrogen cair dimasukkan ke dalam vagina dan pada leher rahim. Ini membunuh sel-sel abnormal dengan cara membekukan mereka. Cryosurgery digunakan untuk mengobati kanker serviks yang hanya ad adi dalam leher rahim (stadium 0), tapi bukan kanker invasif yang telah menyebar ke luar leher rahim.

    Bedah Laser

    Sebuah sinar laser digunakan untuk membakar sel-sel atau menghapus sebagian kecil dari jaringan sel rahim untuk dipelajari. Pembedahan laser hanya digunakan sebagai pengobatan untuk kanker serviks pra-invasif (stadium 0).

    Konisasi

    Sepotong jaringan berbentuk kerucut akan diangkat dari leher rahim. Hal ini dilakukan dengan menggunakan pisau bedah atau laser tau menggunakan kawat tipis yang dipanaskan oleh listrik (prosedur ini disebut LEEP atau LEETZ). Pendekatan ini dapat digunakan untuk menemukan atau mengobati kanker serviks tahap awal (0 atau I). Hal ini jarang digunakan sebagai satu-satunya pengobatan kecuali untuk wanita dengan kanker serviks stadium dini yang mungkin ingin memiliki anak. Setelah biopsi, jaringan (berbentuk kerucut) diangkat untuk diperiksa di bawah mikroskop. Jika batas tepi dari kerucut itu mengandung kanker atau pra-sel kanker, pengobatan lebih lanjut akan diperlukan untuk memastikan bahwa seluruh sel-sel kankernya telah diangkat.

    Histerektomi

    Histerektomi sederhana: Rahim diangkat, tetapi tidak mencakup jaringan yang berada di dekatnya. Baik vagina maupun kelenjar getah bening panggul tidak diangkat. Rahim dapat diangkat dengan cara operasi di bagian depan perut (perut) atau melalui vagina. Setelah operasi ini, seorang wanita tidak bisa menjadi hamil. Histerektomi digunakan untuk mengobati beberapa kanker serviks stadium awal (I). Hal ini juga digunakan untuk stadium pra-kanker serviks (o), jika sel-sel kanker ditemukan pada batas tepi konisasi.

    Histerektomi radikal dan diseksi kelenjar getah bening panggul: pada operasi ini, dokter bedah akan mengangkat seluruh rahim, jaringan di dekatnya, bagian atas vagina yang berbatasan dengan leher rahim, dan beberapa kelenjar getah bening yang berada di daerah panggul. Operasi ini paling sering dilakukan melalui pemotongan melalui bagian depan perut dan kurang sering melalui vagina. Setelah operasi ini, seorang wanita tidak bisa menjadi hamil. Sebuah histerektomi radikal dan diseksi kelenjar getah bening panggul adalah pengobatan yang umum digunakan untuk kanker serviks stadium I, dan lebih jarang juga digunakan pada beberapa kasus stadium II, terutama pada wanita muda.



    Dampak seksual dari histerektomi: Setelah histerektomi, seorang wanita masih dapat merasakan kenikmatan seksual. Seorang wanita tidak memerlukan rahim untuk mencapai orgasme. Jika kanker telah menyebabkan rasa sakit atau perdarahan, meskipun demikian, operasi sebenarnya bisa memperbaiki kehidupan seksual seorang wanita dengan cara menghentikan gejala-gejala ini.

    Trachelektomi

    Sebuah prosedur yang disebut trachelectomy radikal memungkinkan wanita muda tertentu dengan kanker stadium awal untuk dapat diobati dan masih dapat mempunyai anak. Metode ini melibatkan pengangkatan serviks dan bagian atas vagina dan meletakkannya pada jahitan berbentuk seperti kantong yang bertindak sebagai pembukaan leher rahim di dalam rahim. Kelenjar getah bening di dekatnya juga diangkat. Operasi ini dilakukan baik melalui vagina ataupun perut.

    Setelah operasi ini, beberapa wanita dapat memiliki kehamilan jangka panjang dan melahirkan bayi yang sehat melalui operasi caesar. Dalam sebuah penelitian, tingkat kehamilan setelah 5 tahun lebih dari 50%, namun risiko keguguran lebih tinggi daripada wanita normal pada umumnya. Risiko kanker kambuh kembali sesudah pendekatan ini cukup rendah.

    Ekstenterasi Panggul

    Selain mengambil semua organ dan jaringan yang disebutkan di atas, pada jenis operasi ini: kandung kemih, vagina, dubur, dan sebagian usus besar juga diangkat. Operasi ini digunakan ketika kanker serviks kambuh kembali setelah pengobatan sebelumnya.

    Jika kandung kemih telah diangkat, sebuah cara baru untuk menyimpan dan membuang air kecil diperlukan. Sepotong usus pendek dapat digunakan untuk membuat kandung kemih baru. Urine dapat dikosongkan dengan menempatkan sebuah tabung kecil (disebut kateter) ke dalam lubang kecil di perut tersebut (disebut: urostomi). Atau urin bisa mengalir ke kantong plastik kecil yang ditempatkan di bagian depan perut.

    Jika rektum dan sebagian usus besar diangkat, sebuah cara baru untuk melewati kotoran/feses diperlukan. Hal ini dilakukan dengan kolostomi, yaitu dibuat lubang pembukaan di perut dimana kotoran dapat dikeluarkan. Atau ahli bedah mungkin dapat menyambung kembali usus besar sehingga tidak ada kantung di luar tubuh yang diperlukan. Jika vagina diangkat, sebuah vagina baru yang terbuat dari kulit atau jaringan lain dapat dibuat/direkonstruksi.

    Diperlukan waktu lama, 6 bulan atau lebih, untuk pulih dari operasi ini. Beberapa mengatakan butuh waktu sekitar 1-2 tahun untuk benar benar menyesuaikan diri dengan perubahan radikal ini. Namun wanita yang pernah menjalani operasi ini tetap dapat menjalani kehidupan bahagia dan produktif. Dengan latihan dan kesabaran, mereka juga dapat memiliki gairah seksual, kesenangan, dan orgasme.

    Radioterapi untuk Kanker Serviks

    Radioterapi adalah pengobatan dengan sinar berenergi tinggi (seperti sinar-X) untuk membunuh sel-sel kanker ataupun menyusutkan tumornya. Sebelum radioterapi dilakukan, biasanya Anda akan menjalani pemeriksaan darah untuk mengetahui apakah Anda menderita Anemia. Penderita kanker serviks yang mengalami perdarahan pada umumnya menderita Anemia. Untuk itu, transfusi darah mungkin diperlukan sebelum radioterapi dijalankan.

    Pada kanker serviks stadium awal, biasanya dokter akan memberikan radioterapi (external maupun internal). Kadang radioterapi juga diberikan sesudah pembedahan. Akhir-akhir ini, dokter seringkali melakukan kombinasi terapi (radioterapi dan kemoterapi) untuk mengobati kanker serviks yang berada antara stadium IB hingga IVA. Yaitu, antara lain bila ukuran tumornya lebih besar dari 4 cm atau bila kanker ditemukan telah menyebar ke jaringan lainnya (di luar serviks), misalnya ke kandung kemih atau usus besar.

    Radioterapi ada 2 jenis, yaitu radioterapi eksternal dan radioterapi internal. Radioterapi eksternal berarti sinar X diarahkan ke tubuh Anda (area panggul) melalui sebuah mesin besar. Sedangkan radioterapi internal berarti suatu bahan radioaktif ditanam ke dalam rahim/leher rahim Anda selama beberapa waktu untuk membunuh sel-sel kankernya. Salah satu metode radioterapi internal yang sering digunakan adalah brachytherapy.

    Brachytherapy untuk Kanker Serviks

    Brachytherapy telah digunakan untuk mengobati kanker serviks sejak awal abad ini. Pengobatan yang ini cukup sukses untuk mengatasi keganasan di organ kewanitaan. Baik radium dan cesium telah digunakan sebagai sumber radioaktif untuk memberikan radiasi internal. Sejak tahun 1960-an di Eropa dan Jepang, mulai diperkenalkan sistem HDR(high dose rate) brachytherapy.

    HDR brachytherapy diberikan hanya dalam hitungan menit. Untuk mencegah komplikasi potensial dari HDR brachytherapy, maka biasanya HDR brachytherapy diberikan dalam beberapa insersi. Untuk pasien kanker serviks, standar perawatannya adalah 5 insersi. Waktu dimana aplikator berada di saluran kewanitaan (vagina, leher rahim dan/atau rahim) untuk setiap insersi adalah sekitar 2,5 jam. Untuk pasien kanker endometrium yang menerima brachytherapy saja atau dalam kombinasi dengan radioterapi external, maka diperlukan total 2 insersi dengan masing-masing waktu sekitar 1 jam.

    Keuntungan HDR brachytherapy adalah antara lain: pasien cukup rawat jalan, ekonomis, dosis radiasi bisa disesuaikan, tidak ada kemungkinan bergesernya aplikator. Yang cukup memegang peranan penting bagi kesuksesan brachytherapy adalah pengalaman dokter yang menangani.



    Efek Samping Radioterapi Ada beberapa efek samping dari radioterapi, yaitu:

    • Kelelahan
    • Sakit maag
    • Sering ke belakang (diare)
    • Mual
    • Muntah
    • Perubahan warna kulit (seperti terbakar)
    • Kekeringan atau bekas luka pada vagina yang menyebabkan senggama menyakitkan
    • Menopause dini
    • Masalah dengan buang air kecil
    • Tulang rapuh sehingga mudah patah tulang
    • Rendahnya jumlah sel darah merah (anemia)
    • Rendahnya jumlah sel darah putih
    • Pembengkakan di kaki (disebut lymphedema)

    Diskusikan dengan dokter atau perawat Anda tentang efek samping yang mungkin Anda alami. Seringkali ada pengobatan atau metode lain yang akan membantu. Karena merokok meningkatkan efek samping radioterapi, jika Anda merokok maka Anda harus segera berhenti.

    Kemoterapi untuk Kanker Serviks

    Kemoterapi adalah penggunaan obat-obatan untuk membunuh sel-sel kanker. Biasanya obat-obatan diberikan melalui infuse ke pembuluh darah atau melalui mulut. Setelah obat masuk ke aliran darah, mereka menyebar ke seluruh tubuh. Kadang-kadang beberapa obat diberikan dalam satu waktu.

    Kemoterapi dapat menyebabkan efek samping. Efek samping ini akan tergantung pada jenis obat yang diberikan, jumlah/dosis yang diberikan, dan berapa lama pengobatan berlangsung. Efek samping bisa termasuki:
    • Sakit maag dan muntah (dokter bisa memberikan obat mual/muntah)
    • Kehilangan nafsu makan
    • Kerontokan rambut jangka pendek
    • Sariawan
    • Meningkatkan kemungkinan terjadinya infeksi (kekurangan sel darah putih)
    • Pendarahan atau memar bila terjadi luka (akibat kurang darah)
    • Sesak napas (dari rendahnya jumlah sel darah merah)
    • Kelelahan
    • Menopause dini
    • Hilangnya kemampuan menjadi hamil (infertilitas)

    Sebagian besar efek samping (kecuali untuk menopause dan ketidaksuburan) berhenti ketika pengobatan selesai. Jika Anda memiliki masalah dengan efek samping, bicarakan dengan dokter Anda atau perawat, karena seringkali ada cara untuk membantu. Pemberian kemoterapi pada saat yang sama seperti radioterapi dapat meningkatkan prospek kesembuhan pasien, tetapi dapat memberikan efek samping yang lebih buruk. Tim dokter Anda akan mengawasi efek samping ini dan dapat memberikan obat-obatan untuk membantu Anda merasa lebih baik.

    Pengobatan Kanker Serviks


    Pengobatan Kanker Serviks


    Tiga jenis utama dari pengobatan untuk kanker serviks adalah operasi, radioterapi, dan kemoterapi.

    Stadium pra kanker hingga 1A biasanya diobati dengan histerektomi. Bila pasien masih ingin memiliki anak, metode LEEP atau cone biopsy dapat menjadi pilihan.

    Untuk stadium IB dan IIA kanker serviks:

    • Bila ukuran tumor <>
    • Bila ukuran tumor >4cm: radioterapi dan kemoterapi berbasis cisplatin, histerektomi, ataupun kemo berbasis cisplatin dilanjutkan dengan histerektomi
    Kanker serviks stadium lanjut (IIB-IVA) dapat diobati dengan radioterapi dan kemo berbasis cisplatin. Pada stadium sangat lanjut (IVB), dokter dapat mempertimbangkan kemo dengan kombinasi obat, misalnya hycamtin dan cisplatin.

    Jika kesembuhan tidak dimungkinkan, tujuannya pengobatan adalah untuk mengangkat atau menghancurkan sebanyak mungkin sel-sel kanker. Kadang-kadang pengobatan ditujukan untuk mengurangi gejala-gejala. Hal ini disebut perawatan paliatif.

    Faktor-faktor lain yang mungkin berdampak pada keputusan pengobatan Anda termasuk usia Anda, kesehatan Anda secara keseluruhan, dan preferensi Anda sendiri. Seringkali cukup bijak untuk mendapatkan pendapat kedua (second opinion) yang memberikan Anda perspektif lain dari penyakit Anda.

    Pembedahan untuk Kanker Serviks

    Ada beberapa jenis operasi untuk kanker serviks. Beberapa melibatkan pengangkatan rahim (histerektomi), yang lainnya tidak. Daftar ini mencakup jenis operasi yang paling umum untuk kanker serviks.

    Cryosurgery

    Sebuah probe metal yang didinginkan dengan nitrogen cair dimasukkan ke dalam vagina dan pada leher rahim. Ini membunuh sel-sel abnormal dengan cara membekukan mereka. Cryosurgery digunakan untuk mengobati kanker serviks yang hanya ad adi dalam leher rahim (stadium 0), tapi bukan kanker invasif yang telah menyebar ke luar leher rahim.

    Bedah Laser

    Sebuah sinar laser digunakan untuk membakar sel-sel atau menghapus sebagian kecil dari jaringan sel rahim untuk dipelajari. Pembedahan laser hanya digunakan sebagai pengobatan untuk kanker serviks pra-invasif (stadium 0).

    Konisasi

    Sepotong jaringan berbentuk kerucut akan diangkat dari leher rahim. Hal ini dilakukan dengan menggunakan pisau bedah atau laser tau menggunakan kawat tipis yang dipanaskan oleh listrik (prosedur ini disebut LEEP atau LEETZ). Pendekatan ini dapat digunakan untuk menemukan atau mengobati kanker serviks tahap awal (0 atau I). Hal ini jarang digunakan sebagai satu-satunya pengobatan kecuali untuk wanita dengan kanker serviks stadium dini yang mungkin ingin memiliki anak. Setelah biopsi, jaringan (berbentuk kerucut) diangkat untuk diperiksa di bawah mikroskop. Jika batas tepi dari kerucut itu mengandung kanker atau pra-sel kanker, pengobatan lebih lanjut akan diperlukan untuk memastikan bahwa seluruh sel-sel kankernya telah diangkat.

    Histerektomi

    Histerektomi sederhana: Rahim diangkat, tetapi tidak mencakup jaringan yang berada di dekatnya. Baik vagina maupun kelenjar getah bening panggul tidak diangkat. Rahim dapat diangkat dengan cara operasi di bagian depan perut (perut) atau melalui vagina. Setelah operasi ini, seorang wanita tidak bisa menjadi hamil. Histerektomi digunakan untuk mengobati beberapa kanker serviks stadium awal (I). Hal ini juga digunakan untuk stadium pra-kanker serviks (o), jika sel-sel kanker ditemukan pada batas tepi konisasi.

    Histerektomi radikal dan diseksi kelenjar getah bening panggul: pada operasi ini, dokter bedah akan mengangkat seluruh rahim, jaringan di dekatnya, bagian atas vagina yang berbatasan dengan leher rahim, dan beberapa kelenjar getah bening yang berada di daerah panggul. Operasi ini paling sering dilakukan melalui pemotongan melalui bagian depan perut dan kurang sering melalui vagina. Setelah operasi ini, seorang wanita tidak bisa menjadi hamil. Sebuah histerektomi radikal dan diseksi kelenjar getah bening panggul adalah pengobatan yang umum digunakan untuk kanker serviks stadium I, dan lebih jarang juga digunakan pada beberapa kasus stadium II, terutama pada wanita muda.



    Dampak seksual dari histerektomi: Setelah histerektomi, seorang wanita masih dapat merasakan kenikmatan seksual. Seorang wanita tidak memerlukan rahim untuk mencapai orgasme. Jika kanker telah menyebabkan rasa sakit atau perdarahan, meskipun demikian, operasi sebenarnya bisa memperbaiki kehidupan seksual seorang wanita dengan cara menghentikan gejala-gejala ini.

    Trachelektomi

    Sebuah prosedur yang disebut trachelectomy radikal memungkinkan wanita muda tertentu dengan kanker stadium awal untuk dapat diobati dan masih dapat mempunyai anak. Metode ini melibatkan pengangkatan serviks dan bagian atas vagina dan meletakkannya pada jahitan berbentuk seperti kantong yang bertindak sebagai pembukaan leher rahim di dalam rahim. Kelenjar getah bening di dekatnya juga diangkat. Operasi ini dilakukan baik melalui vagina ataupun perut.

    Setelah operasi ini, beberapa wanita dapat memiliki kehamilan jangka panjang dan melahirkan bayi yang sehat melalui operasi caesar. Dalam sebuah penelitian, tingkat kehamilan setelah 5 tahun lebih dari 50%, namun risiko keguguran lebih tinggi daripada wanita normal pada umumnya. Risiko kanker kambuh kembali sesudah pendekatan ini cukup rendah.

    Ekstenterasi Panggul

    Selain mengambil semua organ dan jaringan yang disebutkan di atas, pada jenis operasi ini: kandung kemih, vagina, dubur, dan sebagian usus besar juga diangkat. Operasi ini digunakan ketika kanker serviks kambuh kembali setelah pengobatan sebelumnya.

    Jika kandung kemih telah diangkat, sebuah cara baru untuk menyimpan dan membuang air kecil diperlukan. Sepotong usus pendek dapat digunakan untuk membuat kandung kemih baru. Urine dapat dikosongkan dengan menempatkan sebuah tabung kecil (disebut kateter) ke dalam lubang kecil di perut tersebut (disebut: urostomi). Atau urin bisa mengalir ke kantong plastik kecil yang ditempatkan di bagian depan perut.

    Jika rektum dan sebagian usus besar diangkat, sebuah cara baru untuk melewati kotoran/feses diperlukan. Hal ini dilakukan dengan kolostomi, yaitu dibuat lubang pembukaan di perut dimana kotoran dapat dikeluarkan. Atau ahli bedah mungkin dapat menyambung kembali usus besar sehingga tidak ada kantung di luar tubuh yang diperlukan. Jika vagina diangkat, sebuah vagina baru yang terbuat dari kulit atau jaringan lain dapat dibuat/direkonstruksi.

    Diperlukan waktu lama, 6 bulan atau lebih, untuk pulih dari operasi ini. Beberapa mengatakan butuh waktu sekitar 1-2 tahun untuk benar benar menyesuaikan diri dengan perubahan radikal ini. Namun wanita yang pernah menjalani operasi ini tetap dapat menjalani kehidupan bahagia dan produktif. Dengan latihan dan kesabaran, mereka juga dapat memiliki gairah seksual, kesenangan, dan orgasme.

    Radioterapi untuk Kanker Serviks

    Radioterapi adalah pengobatan dengan sinar berenergi tinggi (seperti sinar-X) untuk membunuh sel-sel kanker ataupun menyusutkan tumornya. Sebelum radioterapi dilakukan, biasanya Anda akan menjalani pemeriksaan darah untuk mengetahui apakah Anda menderita Anemia. Penderita kanker serviks yang mengalami perdarahan pada umumnya menderita Anemia. Untuk itu, transfusi darah mungkin diperlukan sebelum radioterapi dijalankan.

    Pada kanker serviks stadium awal, biasanya dokter akan memberikan radioterapi (external maupun internal). Kadang radioterapi juga diberikan sesudah pembedahan. Akhir-akhir ini, dokter seringkali melakukan kombinasi terapi (radioterapi dan kemoterapi) untuk mengobati kanker serviks yang berada antara stadium IB hingga IVA. Yaitu, antara lain bila ukuran tumornya lebih besar dari 4 cm atau bila kanker ditemukan telah menyebar ke jaringan lainnya (di luar serviks), misalnya ke kandung kemih atau usus besar.

    Radioterapi ada 2 jenis, yaitu radioterapi eksternal dan radioterapi internal. Radioterapi eksternal berarti sinar X diarahkan ke tubuh Anda (area panggul) melalui sebuah mesin besar. Sedangkan radioterapi internal berarti suatu bahan radioaktif ditanam ke dalam rahim/leher rahim Anda selama beberapa waktu untuk membunuh sel-sel kankernya. Salah satu metode radioterapi internal yang sering digunakan adalah brachytherapy.

    Brachytherapy untuk Kanker Serviks

    Brachytherapy telah digunakan untuk mengobati kanker serviks sejak awal abad ini. Pengobatan yang ini cukup sukses untuk mengatasi keganasan di organ kewanitaan. Baik radium dan cesium telah digunakan sebagai sumber radioaktif untuk memberikan radiasi internal. Sejak tahun 1960-an di Eropa dan Jepang, mulai diperkenalkan sistem HDR(high dose rate) brachytherapy.

    HDR brachytherapy diberikan hanya dalam hitungan menit. Untuk mencegah komplikasi potensial dari HDR brachytherapy, maka biasanya HDR brachytherapy diberikan dalam beberapa insersi. Untuk pasien kanker serviks, standar perawatannya adalah 5 insersi. Waktu dimana aplikator berada di saluran kewanitaan (vagina, leher rahim dan/atau rahim) untuk setiap insersi adalah sekitar 2,5 jam. Untuk pasien kanker endometrium yang menerima brachytherapy saja atau dalam kombinasi dengan radioterapi external, maka diperlukan total 2 insersi dengan masing-masing waktu sekitar 1 jam.

    Keuntungan HDR brachytherapy adalah antara lain: pasien cukup rawat jalan, ekonomis, dosis radiasi bisa disesuaikan, tidak ada kemungkinan bergesernya aplikator. Yang cukup memegang peranan penting bagi kesuksesan brachytherapy adalah pengalaman dokter yang menangani.



    Efek Samping Radioterapi Ada beberapa efek samping dari radioterapi, yaitu:

    • Kelelahan
    • Sakit maag
    • Sering ke belakang (diare)
    • Mual
    • Muntah
    • Perubahan warna kulit (seperti terbakar)
    • Kekeringan atau bekas luka pada vagina yang menyebabkan senggama menyakitkan
    • Menopause dini
    • Masalah dengan buang air kecil
    • Tulang rapuh sehingga mudah patah tulang
    • Rendahnya jumlah sel darah merah (anemia)
    • Rendahnya jumlah sel darah putih
    • Pembengkakan di kaki (disebut lymphedema)

    Diskusikan dengan dokter atau perawat Anda tentang efek samping yang mungkin Anda alami. Seringkali ada pengobatan atau metode lain yang akan membantu. Karena merokok meningkatkan efek samping radioterapi, jika Anda merokok maka Anda harus segera berhenti.

    Kemoterapi untuk Kanker Serviks

    Kemoterapi adalah penggunaan obat-obatan untuk membunuh sel-sel kanker. Biasanya obat-obatan diberikan melalui infuse ke pembuluh darah atau melalui mulut. Setelah obat masuk ke aliran darah, mereka menyebar ke seluruh tubuh. Kadang-kadang beberapa obat diberikan dalam satu waktu.

    Kemoterapi dapat menyebabkan efek samping. Efek samping ini akan tergantung pada jenis obat yang diberikan, jumlah/dosis yang diberikan, dan berapa lama pengobatan berlangsung. Efek samping bisa termasuki:
    • Sakit maag dan muntah (dokter bisa memberikan obat mual/muntah)
    • Kehilangan nafsu makan
    • Kerontokan rambut jangka pendek
    • Sariawan
    • Meningkatkan kemungkinan terjadinya infeksi (kekurangan sel darah putih)
    • Pendarahan atau memar bila terjadi luka (akibat kurang darah)
    • Sesak napas (dari rendahnya jumlah sel darah merah)
    • Kelelahan
    • Menopause dini
    • Hilangnya kemampuan menjadi hamil (infertilitas)

    Sebagian besar efek samping (kecuali untuk menopause dan ketidaksuburan) berhenti ketika pengobatan selesai. Jika Anda memiliki masalah dengan efek samping, bicarakan dengan dokter Anda atau perawat, karena seringkali ada cara untuk membantu. Pemberian kemoterapi pada saat yang sama seperti radioterapi dapat meningkatkan prospek kesembuhan pasien, tetapi dapat memberikan efek samping yang lebih buruk. Tim dokter Anda akan mengawasi efek samping ini dan dapat memberikan obat-obatan untuk membantu Anda merasa lebih baik.

    Kanker Serviks Ditemukan


    Bagaimana Kanker Serviks Ditemukan


    Pada tahap awal pra-kanker atau kanker serviks, biasanya tidak memiliki tanda-tanda atau gejala. Itulah mengapa penting bagi wanita untuk menjalani tes Pap Smear secara teratur. Gejala sering tidak dimulai hingga kanker telah berkembang lebih jauh dan telah menyebar ke daerah di dekatnya. Anda harus segera konsultasi ke dokter, bila menemukan gejala dibawah ini:

    • Pendarahan vagina yang bersifat abnormal, seperti perdarahan setelah bersenggama, pendarahan setelah menopause, perdarahan dan bercak darah antar periode menstruasi, dan periode menstruasi yang lebih lama atau lebih berat dari biasanya. Pendarahan setelah douching, atau setelah pemeriksaan panggul merupakan gejala umum kanker serviks tetapi bukan pra-kanker.
    • Keputihan yang tidak normal dari vagina, dengan ciri diantaranya: kental, warna kuning/kecoklatan, dapat berbau busuk dan/atau gatal
    • Rasa sakit saat bersenggama

    Tentu saja, gejala ini tidak berarti bahwa Anda terkena kanker. Hal ini dapat juga disebabkan oleh sesuatu yang lain. Tapi Anda tetap harus memeriksa dengan dokter untuk mengetahui penyebabnya.

    Cara terbaik adalah tidak menunggu sampai gejala muncul. Lakukan tes Pap Smear dan pemeriksaan panggul secara teratur.

    Tes-Tes yang dilakukan pada Kanker Serviks

    Catatan Medis dan Pemeriksaan Fisik

    Dokter akan meminta informasi tentang kesehatan Anda, faktor-faktor risiko terkait, dan tentang kesehatan anggota keluarga Anda. Pemeriksaan fisik lengkap akan dilakukan, termasuk mencari kemungkinan penyebaran kanker ke kelenjar getah bening ataupun organ terdekat.

    Pemeriksaan lainnya, antara lain:
    - Colposcopy, yaitu teropong leher rahim.
    - Cone Biopsi, merupakan pengambilan sedikit jaringan serviks untuk diteliti oleh ahli patologi.
    - Tes penanda tumor SCC melalui pengambilan sample darah

    Cystoscopy, Proktoskopi, dan pemeriksaan di bawah anestesi

    Ini adalah prosedur yang paling sering dilakukan pada wanita yang memiliki tumor besar. Prosedur ini tidak diperlukan jika kanker tersebut diketahui pada tahap dini.

    Cystoscopy: tabung tipis berlensa cahaya dimasukkan ke dalam kandung kemih melalui uretra untuk mengetahui apakah kanker telah berkembang ke daerah ini. Sample biopsy juga bisa diambil sekaligus. Cystoscopy memerlukan anestesi bius total.

    Proktoskopi: tabung tipis terang digunakan untuk memeriksa penyebaran kanker serviks ke area anus Anda.

    Pemeriksaan panggul:Dokter juga dapat melakukan pemeriksaan panggul (di bawah anestesi) untuk mengetahui apakah kanker telah menyebar melampaui daerah leher rahim.

    Sesudah Tes: Penentuan Stadium Kanker Serviks

    Dokter akan menggunakan hasil pemeriksaan diatas untuk mengetahui ukuran tumor, seberapa dalam tumor telah serta kemungkinan penyebaran kanker serviks ke kelenjar getah bening atau organ yang jauh (metastasis).

    Stadium kanker adalah cara bagi paramedis untuk merangkum seberapa jauh kanker telah menyebar. Ada 2 sistem yang digunakan pada umumnya untuk memetakan stadium kanker serviks, yaitu sistem FIGO (Federasi Internasional Ginekologi dan Obstetri) dan sistem TNM Kanker, keduanya sangat mirip. Kedua pemetaan ini mengelompokkan kanker serviks berdasarkan 3 faktor: ukuran/besar tumor (T), apakah kanker telah menyebar ke kelenjar getah bening (N) dan apakah telah menyebar ke tempat jauh (M).

    Dalam sistem AJCC, stadium menggunakan angka Romawi 0 s/d IV (0-4). Secara umum, angka yang lebih rendah menunjukkan semakin kecil kemungkinan kanker telah menyebar. Angka yang lebih tinggi, seperti stadium IV (4) menunjukkan kanker yang lebih serius.

    • Stadium 0 (Carsinoma in Situ): Sel-sel kanker serviks hanya ditemukan di lapisan terdalam leher rahim
    • Stadium I: kanker ditemukan pada leher rahim saja.
    • Stadium II: kanker telah menyebar di luar leher rahim tetapi tidak ke dinding panggul atau sepertiga bagian bawah vagina.
    • Stadium III: kanker serviks telah menyebar ke sepertiga bagian bawah vagina, mungkin telah menyebar ke dinding panggul, dan/atau telah menyebabkan ginjal tidak berfungsi
    • Stadium IV: kanker serviks telah menyebar ke kandung kemih, rektum, atau bagian lain dari tubuh (paru-paru, tulang, liver, dll)


    Cancer Stages

    Pencegahan Kanker Serviks


    Pencegahan Kanker Serviks


    Kebanyakan kanker serviks dapat dicegah. Ada 2 cara untuk mencegah penyakit ini. Cara pertama adalah menemukan dan mengobati pra-kanker sebelum menjadi kanker serviks, dan yang kedua adalah mencegah terjadinya pra-kanker serviks.

    Test Pap Smear: dinamakan sesuai dengan penemunya, Dr. George Papanicolaou (1883-1962) dari Yunani. Test ini digunakan menyingkapkan apakah ada infeksi, radang, atau sel-sel abnormal dalam serviks (leher rahim).

    Test Pap smear dapat dilakukan di RS, klinik dokter kandungan ataupun laboratorium terdekat. Prosedurnya cepat (hanya memerlukan waktu beberapa menit) dan tidak menimbulkan rasa sakit.

    Test Pap smear dapat dilakukan bila Anda tidak dalam keadaan haid ataupun hamil. Untuk hasil terbaik, sebaiknya tidak berhubungan intim minimal 3 hari sebelum pemeriksaan.
    Gambar 1: dokter memasukkan (alat) speculum ke dalam liang vagina untuk menahan dinding vagina tetap terbuka.
    Gambar 2: Cairan/lendir rahim diambil dengan mengusapkan (alat) spatula.
    Gambar 3: Usapan tersebut kemudian dioleskan pada obyek-glass
    Gambar 4: sample siap dibawa ke laboratorium patologi untuk diperiksa.

    Jenis-Jenis Test Pap Smear:

    1. Test Pap smear konvensional
      Seperti gambar diatas.
    2. Thin prep Pap.
      Biasanya dilakukan bila hasil test Pap smear konvensional kurang baik/kabur. Sample lendir diambil dengan alat khusus (cervix brush), bukan dengan spatula kayu dan hasilnya tidak disapukan ke object-glass, melainkan disemprot cairan khusus untuk memisahkan kontaminan, seperti darah dan lendir sehingga hasil pemeriksaan lebih akurat.
    3. Thin prep plus test HPV DNA
      Dilakukan bila hasil test Pap smear kurang baik. Sampel diperiksa apakah mengandung DNA virus HPV.

    PEDOMAN DETEKSI DINI KANKER SERVIKS:

    1. Para wanita harus mulai melakukan tes Pap smear sekitar 3 tahun setelah mereka mulai melakukan hubungan seks, tetapi tidak lebih tua dari usia 21 tahun.
    2. Pengujian harus dilakukan setiap tahun jika tes Pap smear biasa digunakan, atau setiap 2 tahun sekali jika Pap smear berbasis cairan digunakan.
    3. Dimulai pada usia 30 tahun, para wanita yang mempunyai hasil tes NORMAL sebanyak 3x berturut-turut mungkin dapat menjalani tes Pap smear setiap 2 sampai 3 tahun sekali. Pilihan lainnya untuk wanita di atas 30an adalah menjalani tes Pap smear setiap 3 tahun sekali plus tes HPV DNA.
    4. Wanita yang memiliki faktor resiko tertentu (seperti infeksi HIV atau punya imunitas lemah) harus mendapatkan tes Pap smear setiap tahun.
    5. Wanita usia 70 tahun atau lebih tua dengan hasil tes Pap NORMAL selama 3 tahun berturut-turut (dan tidak mempunyai hasil tes ABNORMAL dalam 10 tahun terakhir) dapat memilih untuk berhenti melakukan tes Pap smear ini. Tapi wanita yang telah menderita kanker serviks atau yang memiliki faktor risiko lain (seperti yang disebutkan di atas) harus terus melalukan tes ini selama mereka berada dalam kesehatan yang baik.
    6. Wanita yang pernah menjalani total histerektomi juga dapat memilih untuk berhenti melakukan tes Pap kecuali telah menjalani pembedahan untuk mengobati kanker serviks atau pra-kanker. Wanita yang pernah menjalani histerektomi sederhana (leher rahim tidak dihapus) harus tetap mengikuti pedoman di atas.


    Beberapa wanita percaya bahwa mereka bisa berhenti melakukan tes Pap smear setelah mereka berhenti mempunyai anak. Ini tidak benar. Mereka harus terus mengikuti pedoman diatas.

    Pemeriksaan Panggul vs Tes Pap Smear

    Banyak orang sering rancu antara pemeriksaan panggul vs tes Pap smear, mungkin karena kedua hal ini sering dilakukan pada saat bersamaan. Pemeriksaan panggul adalah bagian dari perawatan kesehatan rutin seorang wanita. Selama pemeriksaan ini, dokter mungkin melihat dan merasakan organ reproduksi. Beberapa wanita berpikir bahwa mereka tidak perlu pemeriksaan panggul setelah mereka berhenti memiliki anak. Hal ini tidak benar.

    Pemeriksaan panggul dapat membantu menemukan penyakit pada organ kewanitaan. Tapi hal itu tidak akan menemukan kanker serviks pada stadium awal. Untuk itu, tes Pap smear diperlukan. Tes Pap smear sering dilakukan sesaat sebelum pemeriksaan panggul.

    Alternatif lain Tes Pap Smear : Metode IVA

    Untuk deteksi dini kanker serviks, selain test Pap Smear, metoda lain yang dapat menjadi pilihan adalah IVA (Inspeksi Visual dengan Asam Asetat).

    IVA digunakan untuk mendeteksi abnormalitas sel serviks Anda setelah mengoleskan larutan asam asetat (asam cuka3-5%) pada leher rahim. Asam asetat menegaskan dan menandai lesi pra-kanker dengan perubahan warna agak keputihan (acetowhite change). Hasilnya dapat diketahui saat itu juga atau dalam waktu 15 menit.

    Metode IVA mengandung kelebihan dibanding test Pap smear, karena sangat sederhana (dapat dilakukan di Puskesmas), hasilnya cukup sensitif dan harganya amat terjangkau (mulai Rp. 5000).

    Berbeda dengan test Pap smear, pemeriksaan dengan metode IVA juga dapat dilakukan kapan saja, termasuk saat menstruasi, saat asuhan nifas atau paska keguguran. Bila hasilnya bagus, kunjungan ulang untuk tes IVA adalah setiap 5 tahun.


    Gambar:Berbagai hasil test IVA