Thursday, March 6, 2025

Perbuatan Baik Anak di Dunia Menaikan Derajat Orang Tuanya

 

Hadis yang berkaitan dengan hal ini diriwayatkan oleh Ibnu Majah dalam Sunan Ibnu Majah (3660), dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:

"Sesungguhnya seseorang akan diangkat derajatnya di surga, lalu ia berkata: 'Dari mana ini?' Maka dikatakan kepadanya: 'Dari istighfar anakmu untukmu.'"

( إِنَّ اللَّهَ لَيَرْفَعُ الدَّرَجَةَ لِلْعَبْدِ الصَّالِحِ فِي الْجَنَّةِ، فَيَقُولُ: يَا رَبِّ، أَنَّى لِي هَذِهِ؟ فَيَقُولُ: بِاسْتِغْفَارِ وَلَدِكَ لَكَ )

Hadis ini menunjukkan bahwa doa dan amalan baik seorang anak dapat memberikan manfaat bagi orang tuanya yang telah meninggal, termasuk dengan diangkatnya derajat mereka di surga. Ini menjadi motivasi bagi anak-anak untuk selalu berbuat kebaikan, mendoakan, dan beristighfar untuk kedua orang tua mereka.

Keutamaan Ayat Sajadah

 

Ayat sajadah adalah ayat dalam Al-Qur'an yang dianjurkan untuk melakukan sujud tilawah saat membacanya atau mendengarnya. Ada beberapa keutamaan dari ayat sajadah, di antaranya:

1. Mendapat Pahala dan Kedekatan dengan Allah

Sujud tilawah adalah bentuk kepatuhan kepada Allah. Rasulullah ﷺ bersabda:
"Apabila anak Adam membaca ayat sajadah lalu bersujud, setan akan menjauh sambil menangis dan berkata, ‘Celakalah aku, anak Adam diperintahkan untuk bersujud lalu dia bersujud, maka baginya surga. Sementara aku diperintahkan untuk bersujud, tetapi aku menolak, maka bagiku neraka.’” (HR. Muslim)

2. Menambah Ketenangan Hati

Sujud dalam ayat sajadah bisa menjadi momen untuk lebih khusyuk dalam ibadah, yang memberikan ketenangan jiwa serta rasa dekat dengan Allah.

3. Menghidupkan Sunnah Rasulullah ﷺ

Sujud tilawah adalah amalan yang sering dilakukan Rasulullah ﷺ. Mengikutinya berarti menghidupkan sunnah dan mendapatkan keberkahan dari amalan beliau.

4. Bukti Kepatuhan kepada Allah

Melakukan sujud tilawah menunjukkan bahwa seseorang tunduk dan taat kepada perintah Allah, sebagaimana para malaikat yang sujud tanpa membantah.

5. Mengusir Godaan Setan

Seperti dalam hadits di atas, setan menangis ketika seseorang melakukan sujud tilawah karena itu adalah bentuk ketaatan yang ia tolak saat diperintahkan.

Daftar Ayat Sajadah dalam Al-Qur'an

Terdapat 15 ayat sajadah yang dikenal dalam Al-Qur'an, yaitu:

  1. Surah Al-A'raf (7:206)
  2. Surah Ar-Ra’d (13:15)
  3. Surah An-Nahl (16:49-50)
  4. Surah Al-Isra’ (17:109)
  5. Surah Maryam (19:58)
  6. Surah Al-Hajj (22:18)
  7. Surah Al-Hajj (22:77)
  8. Surah Al-Furqan (25:60)
  9. Surah An-Naml (27:26)
  10. Surah As-Sajdah (32:15)
  11. Surah Sad (38:24)
  12. Surah Fussilat (41:38)
  13. Surah An-Najm (53:62)
  14. Surah Al-Insyiqaq (84:21)
  15. Surah Al-‘Alaq (96:19)

Setiap kali kita membaca atau mendengar ayat ini, disunnahkan untuk segera bersujud sebagai bentuk kepatuhan dan kecintaan kepada Allah.

Amal jariah dalam ilmu tasawuf

 

Hadis ini berasal dari riwayat Muslim dan menyatakan bahwa ketika seseorang meninggal dunia, seluruh amalannya terputus kecuali dalam tiga hal:

  1. Sedekah jariyah (صدقة جارية) – amal yang terus mengalir pahalanya meskipun orang tersebut sudah wafat, seperti membangun masjid, sumur, atau wakaf lainnya.
  2. Ilmu yang bermanfaat (علم ينتفع به) – ilmu yang diajarkan dan dimanfaatkan oleh orang lain setelah kematiannya.
  3. Anak sholeh yang mendoakannya (ولد صالح يدعو له) – keturunan yang beriman dan mendoakan orang tua yang telah meninggal.

Tafsir Tasawuf terhadap Hadis Ini

Dalam perspektif tasawuf, hadis ini bisa ditafsirkan lebih dalam sebagai ajakan untuk menyucikan diri dan mengoptimalkan hidup di dunia demi kebahagiaan di akhirat. Berikut adalah beberapa poin tafsirnya:

  1. Sedekah Jariyah sebagai Amal Hati
    Dalam tasawuf, sedekah jariyah bukan hanya berupa materi, tetapi juga keikhlasan hati dan kasih sayang yang terus mengalir kepada sesama. Misalnya, seseorang yang selalu membantu orang lain dengan hati yang bersih, walaupun ia telah tiada, semangat dan inspirasinya tetap hidup dalam jiwa orang-orang yang ditolongnya.

  2. Ilmu yang Bermanfaat sebagai Makrifat
    Ilmu yang dimaksud tidak hanya ilmu syariat, tetapi juga ilmu hakikat dan makrifat yang mengantarkan manusia kepada ma’rifatullah (pengenalan kepada Allah). Dalam tasawuf, orang yang mengajarkan ilmu untuk mendekatkan diri kepada Allah akan terus mendapat pahala, karena ilmu itu menuntun orang lain menuju jalan kebenaran.

  3. Anak Sholeh sebagai Penerus Cahaya Ruhani
    Dalam tasawuf, anak sholeh tidak hanya berarti anak biologis, tetapi juga murid, pengikut, atau generasi penerus yang terus berpegang teguh pada ajaran kebaikan. Seorang mursyid (guru sufi) yang mendidik murid-muridnya dengan hati yang bersih akan terus mendapatkan aliran pahala dari murid-muridnya yang tetap berada di jalan Allah.

Hadis ini dalam perspektif tasawuf mengajarkan bahwa kehidupan dunia hanyalah persiapan menuju kehidupan yang lebih hakiki. Amal yang tidak terputus setelah kematian adalah amal yang telah terhubung dengan cahaya Allah, yaitu amal yang dilakukan dengan keikhlasan dan semata-mata untuk mencari rida-Nya.

Kesimpulannya, tasawuf melihat hadis ini sebagai ajakan untuk menjalani hidup dengan ketulusan hati, berbagi kebaikan tanpa pamrih, serta mendidik generasi yang terus menegakkan nilai-nilai spiritual. Dengan cara ini, meskipun raga telah tiada, ruh tetap memberikan manfaat bagi kehidupan dunia dan akhirat.