Saturday, July 5, 2025

WAG Sodaqoh.

 Saldo Kas (dana talangan) SSJ saat ini, 


Rp. 3.000.000.

(Debet Bp. Agus ).

Rp. 1.000.000

(Debet Bp. Djoko E).

Rp.1.500.000.

(Debet ibu Rini).

Rp. 200.000.

(Debet ibu Ninuk H).

Rp. 1.040.000.

(Debet ibu Aty R.).

Rp. 400.000.

(Debet bpk. Wahyudi).

Rp. 1.750.000.

(Debet bpk. Sony).

Rp. 1.800.000.

(Debet Ibu Suci).

Rp. 1.200.000.

(Debet ibu Urifah).

Rp. 1.500.000.

(Debet ibu Azizah).

Rp. 1.000.000.

(Debet ibu Erna Z.)


semoga bisa menjadi amal jariah yg barokah 🤝

-------

Konsep *Dana Talangan Anggota* .

Penggalangan dana dengan modal dasar uang sodaqoh ini adalah yang memadukan prinsip keuangan sosial Islam dengan semangat gotong royong dan sedekah. 


Berikut adalah rancangan konsepnya:

---

1. Nama dan Identitas.


Nama: *Dana Talangan Anggota* (DTA)

Tagline: " *Mengalirkan Sedekah, Mengangkat Anggota*"

Karakteristik: BMT (Baitul Maal wat Tamwil) non-riba yang berbasis wakaf tunai dan sodaqoh.

---

2. Bentuk Hukum


Lembaga dibentuk dalam bentuk:


BMT (Baitul Maal wat Tamwil) versi modern berbasis komunitas

---

3. Sumber Modal


Modal dasar: Dana sodaqoh dari anggota (bisa harian, mingguan, bulanan).


*(Rencana jangka panjang)*

Sumber tambahan: Zakat, infak, wakaf tunai.


Skema: Dana bukan milik bank, melainkan titipan amanah dari anggota.

---

4. Fungsi Utama

Pembiayaan mikro tanpa riba untuk:

Kebutuhan pokok (seperti pendidikan, kesehatan, dan rumah tinggal sederhana).

*(Rencana jangka panjang)*

Pengelolaan dana sosial untuk program pemberdayaan.

Investasi sosial pada sektor halal dan produktif.

---

5. Prinsip Operasional *(Rencana jangka panjang)*

Menggunakan akad syariah seperti qardhul hasan, mudharabah, murabahah, dan wakalah.

Keuntungan yang diperoleh dari usaha halal disalurkan kembali untuk penguatan dana sosial.

---

6. Pengelolaan Keuntungan *(Rencana jangka panjang)*

Tidak dibagikan ke pemilik (karena bukan milik pribadi).

Digunakan untuk:

Pengembangan lembaga.

Dana cadangan sosial.

Program sosial dan dakwah.

---

7. Contoh Program :

Sedekah Bergulir: Dana sedekah yang diputar untuk dana talangan membantu anggota secara bergantian.

*(Rencana jangka panjang)* :

Warung Ummat: Modal usaha gratis untuk ibu rumah tangga dan pemuda menganggur.

Rumah Harapan: KPR tanpa bunga untuk keluarga dhuafa.

Beasiswa Anak Sholeh: Dana pendidikan dari hasil pengelolaan dana sodaqoh.

---

8. Transparansi & Kepercayaan

Laporan keuangan terbuka dan bisa diakses para anggota.

Disertifikasi oleh para anggota

Memakai teknologi digital untuk transparansi dan pencatatan dana.

---


Berikut contoh redaksi Surat Serah Terima Pinjaman disertai dengan catatan dan hadis terkait hutang-piutang:


📝 SURAT SERAH TERIMA PINJAMAN UANG

Hari/Tanggal: Sabtu, 5 Juli 2025
Pihak Pemberi Pinjaman: Dana Talangan Anggota (DTA)
Pihak Peminjam: Renjana
Nomor HP: [Isi Nomor HP Renjana]
Nomor Rekening Bank: [Isi Nomor Rekening Renjana]
Jumlah Uang Dipinjam: Rp [misalnya: 1.000.000,-] (Satu Juta Rupiah)
Sistem Pembayaran: Dicicil sebanyak 10 kali
Tanggal Mulai Cicilan: [Tuliskan tanggal dimulai pembayaran]
Tanggal Cicilan Berakhir (Rencana): [Tuliskan tanggal selesai cicilan]

Dengan ini, pihak peminjam menyatakan telah menerima pinjaman uang tunai dari pihak pemberi pinjaman sebesar yang tertera di atas, dan berjanji akan mengembalikan sesuai dengan kesepakatan dalam 10 (sepuluh) kali cicilan.

Apabila terdapat keterlambatan atau hal-hal lain di luar kesepakatan, akan dibicarakan secara kekeluargaan dan musyawarah.

Catatan Penting:

Sebagaimana sabda Nabi Muhammad ﷺ:

"Barangsiapa yang mengambil harta orang lain dengan niat ingin membayarnya, maka Allah akan membantu membayarkannya. Dan barangsiapa yang mengambilnya dengan niat ingin menghabiskannya (tidak membayar), maka Allah akan membinasakannya."
(HR. Bukhari no. 2387)

Sabda beliau ﷺ:

"Penundaan pembayaran hutang oleh orang yang mampu adalah kezaliman."
(HR. Bukhari dan Muslim).

 Sabda beliau ﷺ:

"Ruh seorang mukmin itu tergantung karena hutangnya, hingga hutangnya itu dibayarkan."
(HR. Tirmidzi no. 1078, dinilai hasan oleh Al Albani).

 Sabda beliau ﷺ:

"Rasulullah ﷺ sering berlindung dari dosa dan hutang. Lalu dikatakan kepada beliau: 'Mengapa engkau sering berlindung dari hutang, wahai Rasulullah?' Beliau menjawab: 'Sesungguhnya jika seseorang berhutang, maka ia akan berkata lalu berdusta, dan berjanji lalu mengingkari."

(HR. Bukhari no. 832 dan Muslim no. 589).

Sabda beliau ﷺ:

"Dosa orang yang mati syahid akan diampuni semuanya, kecuali hutang."

(HR. Muslim no. 1886).

Sabda beliau ﷺ:

"Barangsiapa yang melepaskan satu kesulitan dari seorang mukmin, maka Allah akan melepaskan darinya satu kesulitan pada hari kiamat..."

(HR. Muslim no. 2699).

Maka niat yang baik, kejujuran, dan tanggung jawab adalah bagian dari iman.


✍🏻 TANDA TANGAN:

Peminjam
Nama: Renjana
Tanda Tangan: ____________

Pemberi Pinjaman
Nama: [Nama Pemberi]
Tanda Tangan: ____________


Jika ingin saya bantu dalam format PDF atau Word, atau ingin ditambahkan QR Code bukti rekening/catatan pembayaran, tinggal bilang saja ya.


Ujian Nikmat.

Judul Buku: "Ujian Nikmat: Kisah Tiga Orang Bani Israil dan Hakekat Syukur"

Hadis Utama: Diriwayatkan oleh Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, Rasulullah SAW bersabda:

"Sesungguhnya ada tiga orang dari Bani Israil: seorang yang berpenyakit kusta, seorang botak, dan seorang buta. Allah ingin menguji mereka, lalu mengutus kepada mereka seorang malaikat..." (HR. Bukhari no. 3464, Muslim no. 2964)


I. PENJELASAN HADIS 

Hadis ini menceritakan bagaimana Allah menguji tiga orang dari Bani Israil: si belang (abros), botak (aqra'), dan buta ('ama), dengan nikmat setelah sebelumnya mengalami penderitaan. Dua dari mereka kufur nikmat, sementara satu orang bersyukur.


II. HAKIKAT UJIAN DAN SYUKUR

  • Ujian tidak hanya dalam kesempitan, tapi juga dalam kelapangan dan kekayaan.
  • Nikmat bisa menjadi fitnah jika tidak diiringi dengan rasa syukur.
  • Allah tidak hanya melihat bentuk amal, tetapi ketulusan hati dan pengakuan terhadap asal-usul nikmat.

III. AYAT-AYAT AL-QUR'AN TERKAIT

  1. QS. Ibrahim: 7

إِذْ تَأْذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ

Iḍh taʿadzçana rabbukum la-in syakartum la-azīydannakum wa-la-in kafartum inna ʿadzābī la-syadīd.

"Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan: Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu. Tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih." (QS. Ibrahim: 7)


IV. RELEVANSI DENGAN ZAMAN SEKARANG

  • Banyak manusia diuji dengan harta, jabatan, kesehatan.
  • Orang miskin yang datang meminta seringkali dianggap beban, bukan ujian dari Allah.
  • Masyarakat modern perlu menumbuhkan empati, syukur, dan memberi.

V. NASEHAT NASEHAT SUFI

  1. Hasan al-Bashri: "Jangan kamu lihat siapa yang meminta, tapi lihatlah siapa yang menyuruhmu memberi."

  2. Rabi‘ah al-Adawiyah: "Aku tidak menyembah Allah karena ingin surga atau takut neraka, tapi karena cinta. Siapa yang mencintai Allah, dia akan memberi seperti si buta."

  3. Abu Yazid al-Bistami: "Tanda orang bersyukur bukan hanya berkata 'alhamdulillah', tapi memanfaatkan nikmat itu di jalan Allah."

  4. Junaid al-Baghdadi: "Tasawuf adalah meninggalkan kemauan diri dan mengikuti kemauan Tuhan. Maka orang yang menolak memberi telah mempertuhankan hartanya."

  5. Al-Hallaj: "Siapa yang melihat Allah dalam pemberian, ia akan memberi tanpa mengharap kembali."

  6. Imam al-Ghazali: "Syukur adalah menyadari nikmat, mencintai yang memberi, dan menggunakannya untuk mendekat. Si buta telah mencapai maqam syukur."

  7. Syekh Abdul Qadir al-Jailani: "Jika engkau diberi nikmat, cepatlah membagi. Karena bisa jadi itu bukan milikmu, tapi titipan untuk orang lain."

  8. Jalaluddin Rumi: "Jangan tunggu kaya untuk memberi. Tangan yang memberi lebih dekat pada Tuhan daripada mulut yang berdoa."

  9. Ibnu ‘Arabi: "Segala sesuatu adalah tajalli Allah. Maka saat orang miskin datang padamu, hakikatnya Allah sedang mengetuk hatimu."

  10. Ahmad al-Tijani: "Zikir bukan hanya di lisan, tapi juga pada amal. Orang yang bersyukur adalah orang yang berzikir dengan hartanya."


Penutup: Kisah tiga orang Bani Israil bukan hanya kisah tentang orang masa lalu. Itu adalah cermin untuk kita semua: apakah kita si buta yang bersyukur, atau si belang dan botak yang lupa diri?

Berikut adalah draf awal buku berjudul "Ujian Nikmat: Kisah Tiga Orang Bani Israil dan Hakikat Syukur" yang mencakup hadis lengkap, penjelasan, ayat-ayat Al-Qur'an terkait, tafsir, relevansi, dan nasihat dari 10 tokoh sufi besar.

-----

Judul Buku: "Diuji Saat Lagi Enak: Cerita 3 Orang Bani Israil dan Arti Syukur"

Kisah Lengkap Hadis: Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW pernah cerita:

"Dulu tuh ada tiga orang dari kalangan Bani Israil. Satu kena penyakit kulit yang parah (kayak belang gitu), satu botak total, satu lagi buta. Nah, Allah pengen nguji mereka. Jadi Allah kirim malaikat nyamar buat nyamperin satu-satu..." (HR. Bukhari no. 3464, Muslim no. 2964)


Ngobrolin Isi Ceritanya Tiga orang ini awalnya susah banget hidupnya. Sakit, nggak punya apa-apa, dijauhin orang. Terus malaikat dateng (nyamar sebagai orang biasa) dan nanya apa yang mereka pengen.

  • Si belang pengen kulitnya bersih. Dapet! Terus dia minta unta. Dikasih unta.
  • Si botak pengen punya rambut keren. Dapet! Dia juga dikasih sapi.
  • Si buta pengen bisa liat lagi. Langsung disembuhin dan dikasih kambing.

Ternyata hewan-hewan itu berkembang biak jadi banyak banget. Kaya raya semua.

Suatu hari, malaikat datang lagi, nyamar jadi orang miskin. Dia minta bantuan. Tapi...

  • Si belang dan si botak pelit. Mereka pura-pura nggak kenal masa lalu mereka. Bahkan ngaku kekayaannya warisan!
  • Si buta malah beda. Dia bilang, "Gue dulu juga buta dan miskin, Allah yang kasih semuanya. Ambil aja yang lo butuh."

Akhirnya? Si belang dan si botak balik lagi ke kondisi semula. Tapi si buta dijaga hartanya sama Allah. Karena dia bersyukur dan ikhlas.


Inti Pelajarannya

  • Hidup nggak selalu diuji waktu susah. Kadang justru diuji waktu kita udah enak.
  • Jangan lupa daratan kalau udah sukses. Ingat siapa yang bantu kamu bangkit.
  • Rezeki itu bukan buat ditimbun, tapi buat dibagi.
  • Harta bisa ilang kapan aja kalau kita nggak syukur.

Ayat Al-Qur’an yang Ngena Banget

  1. QS. Ibrahim: 7

"Wa idz ta’adz-dana rabbukum la’in syakartum la’aziidannakum wa la’in kafartum inna ‘adzaabii lasyadiid."

"Kalau kalian bersyukur, Aku tambahin nikmatnya. Tapi kalau kalian kufur (lupa diri), azab-Ku pedih banget."


Kondisi Sekarang, Masih Relevan Nggak? Banget! Di zaman sekarang:

  • Banyak yang dulu susah, pas udah mapan lupa bantu sesama.
  • Orang miskin yang minta tolong malah dicurigai.
  • Banyak yang bangga harta, tapi pelit setengah mati.

Wejangan dari Para Tokoh Sufi Legendaris

  1. Hasan al-Bashri: "Jangan lihat siapa yang minta, tapi lihat siapa yang nyuruh lo buat ngasih."

  2. Rabi‘ah al-Adawiyah: "Gue nyembah Allah bukan buat dapet surga atau takut neraka, tapi karena cinta. Dan kalau cinta, lo pasti pengen berbagi."

  3. Abu Yazid al-Bistami: "Bersyukur tuh nggak cukup cuma bilang 'alhamdulillah', tapi lo harus gunain nikmat lo buat kebaikan."

  4. Junaid al-Baghdadi: "Orang yang ikut maunya Allah, pasti gampang buat berbagi. Yang pelit tuh biasanya masih ikut nafsunya sendiri."

  5. Al-Hallaj: "Kalau lo liat Allah di balik segala pemberian, lo nggak akan nahan-nahan kalau ada yang butuh."

  6. Imam al-Ghazali: "Syukur itu tahu nikmat dari siapa, cinta sama yang ngasih, dan pake nikmat itu buat jalan balik ke Dia."

  7. Syekh Abdul Qadir al-Jailani: "Kalau lo dikasih sesuatu, cepet-cepet bagi ke yang lain. Bisa jadi itu bukan buat lo, tapi titipan buat mereka."

  8. Jalaluddin Rumi: "Jangan nunggu kaya dulu buat jadi dermawan. Kadang tangan yang ngasih itu lebih deket ke Allah daripada lisan yang doa."

  9. Ibnu ‘Arabi: "Semua yang lo temui adalah pantulan Allah. Termasuk si miskin yang minta tolong—itu Allah lagi nguji hati lo."

  10. Ahmad al-Tijani: "Zikir bukan cuma di mulut, tapi juga dalam perbuatan. Dan ngasih itu salah satu bentuk zikir terbaik."


Penutup: Cerita tiga orang Bani Israil itu bukan cuma dongeng zaman dulu. Itu gambaran nyata kita sekarang. Coba tanya diri sendiri, kalau malaikat datang nyamar jadi orang miskin ke lo, lo bakal nolak kayak si belang dan botak, atau lo siap ngasih kayak si buta?

Bismillah, semoga kita termasuk orang-orang yang bersyukur dan lolos ujian nikmat. Aamiin!