Judul Buku: "Membaca Al-Qur'an Tanpa Mengamalkan: Sebuah Peringatan Ilahi"
Kutipan Utama: "Barangsiapa yang membaca Alqur-an tetapi enggan menghalalkan (mengamalkan) apa yang dihalalkan di dalamnya dan tidak mengharamkan (menjauhi) apa yang diharamkan di dalamnya, maka dia termasuk golongan orang-orang yang melemparkan kitab Allah ke belakang punggung mereka."
Bab 1: Peringatan dari Rasulullah SAW
"Demi Dzat Yang Menguasai diri Muhammad, sesungguhnya Malaikat Zabaniyyah itu lebih mendahulukan menyambar orang-orang yang hafal Alqur-an daripada para penyembah patung..." (Al-Washoya: 153)
Hadis ini menggambarkan bahwa hafalan dan bacaan Al-Qur'an saja tidak cukup. Tanpa pengamalan, maka bacaan itu akan menjadi bumerang.
Bab 2: Dalil Al-Qur'an Terkait Hal Ini
1. Surah Al-Jumu‘ah Ayat 5
Arabic: مَثَلُ ٱلَّذِينَ حُمِّلُوا۟ ٱلتَّوْرَىٰةَ ثُمَّ لَمْ يَحْمِلُوهَا كَمَثَلِ ٱلْحِمَارِ يَحْمِلُ أَسْفَارًۭا ۚ
Latin: Matsalu alladzîna ḥummilû at-taurāta summa lam yaḥmilûhā kamatsalil-ḥimāri yaḥmilu asfārā.
Arti: Perumpamaan orang-orang yang dipikulkan kepadanya Kitab Taurat, kemudian mereka tiada memikulnya adalah seperti keledai yang membawa kitab-kitab tebal.
Tafsir: Orang yang hanya membaca kitab tanpa mengamalkannya disamakan dengan hewan yang membawa beban berat tanpa tahu isinya. Tafsir ini berlaku juga untuk umat Islam yang membaca Al-Qur'an tanpa mengamalkannya.
Bab 3: Relevansi dengan Keadaan Sekarang
Banyak umat Islam yang menghiasi rumah dengan mushaf, tetapi lalai terhadap isi dan ajarannya. Bahkan sebagian penghafal Al-Qur'an terjebak dalam praktik-praktik maksiat karena Al-Qur’an hanya menjadi bacaan lisan, bukan amalan hati dan tindakan nyata.
Bab 4: Nasehat Para Sufi dan Ulama Besar
1. Hasan al-Bashri:
"Ilmu itu bukan dengan banyaknya riwayat, tetapi dengan takut kepada Allah."
2. Rabi‘ah al-Adawiyah:
"Aku menyembah Allah bukan karena takut neraka atau ingin surga, tapi karena cinta kepada-Nya."
3. Abu Yazid al-Bistami:
"Ilmu yang tidak membawamu kepada amal adalah hijab antara dirimu dan Allah."
4. Junaid al-Baghdadi:
"Tasawuf adalah bahwa Allah mematikanmu dari dirimu dan menghidupkanmu dengan-Nya."
5. Al-Hallaj:
"Aku adalah Dia yang aku cintai, dan Dia yang aku cintai adalah aku." — peringatan bahwa cinta hakiki kepada Allah tercermin dalam amal, bukan hanya klaim.
6. Imam al-Ghazali:
"Ilmu tanpa amal adalah kegilaan, dan amal tanpa ilmu adalah kesia-siaan."
7. Syekh Abdul Qadir al-Jailani:
"Janganlah engkau membaca Al-Qur'an hanya dengan lisanmu, tapi bacalah dengan hatimu dan amalkan dengan anggota tubuhmu."
8. Jalaluddin Rumi:
"Jangan hanya membaca Al-Qur'an, jadilah Al-Qur'an itu sendiri."
9. Ibnu ‘Arabi:
"Al-Qur'an itu adalah lautan yang tak bertepi. Renungilah dengan mata batin, bukan hanya dengan mata kepala."
10. Ahmad al-Tijani:
"Zikir dan wirid tanpa pengamalan syariat hanyalah suara kosong. Syariat dan hakikat harus bersatu."
Bab 5: Penutup dan Renungan
Al-Qur’an bukan hanya untuk dilantunkan indah atau dihafal semata, tapi untuk dijalani sebagai petunjuk hidup. Orang yang menjadikan Al-Qur’an sebagai hiasan, tetapi menolak isinya, termasuk golongan yang disebut dalam peringatan keras dari Rasulullah saw.
Mari kita bertanya kepada diri sendiri:
Apakah Al-Qur’an menjadi petunjuk hidupku, atau sekadar pajangan di lemari?
Doa Penutup:
"Ya Allah, jadikanlah Al-Qur’an sebagai cahaya di hatiku, penuntun langkahku, dan amal dalam kehidupanku. Jangan jadikan aku sebagai pembaca yang berpaling dari petunjuk-Mu. Aamiin."
Berikut draf awal buku “Membaca Al-Qur’an Tanpa Mengamalkan: Sebuah Peringatan Ilahi” telah saya buat, memuat:
- Ayat Al-Qur’an terkait dalam teks Arab, Latin, arti, dan tafsir,
- Hadis dan keterangan Rasulullah saw.,
- Relevansi dengan kondisi umat Islam saat ini,
- Nasehat-nasehat dari 10 tokoh sufi besar.
--------