Thursday, June 26, 2025

Membaca Al-Qur'an Tanpa Mengamalkan.

 


Judul Buku: "Membaca Al-Qur'an Tanpa Mengamalkan: Sebuah Peringatan Ilahi"

Kutipan Utama: "Barangsiapa yang membaca Alqur-an tetapi enggan menghalalkan (mengamalkan) apa yang dihalalkan di dalamnya dan tidak mengharamkan (menjauhi) apa yang diharamkan di dalamnya, maka dia termasuk golongan orang-orang yang melemparkan kitab Allah ke belakang punggung mereka."


Bab 1: Peringatan dari Rasulullah SAW

"Demi Dzat Yang Menguasai diri Muhammad, sesungguhnya Malaikat Zabaniyyah itu lebih mendahulukan menyambar orang-orang yang hafal Alqur-an daripada para penyembah patung..." (Al-Washoya: 153)

Hadis ini menggambarkan bahwa hafalan dan bacaan Al-Qur'an saja tidak cukup. Tanpa pengamalan, maka bacaan itu akan menjadi bumerang.


Bab 2: Dalil Al-Qur'an Terkait Hal Ini

1. Surah Al-Jumu‘ah Ayat 5

Arabic: مَثَلُ ٱلَّذِينَ حُمِّلُوا۟ ٱلتَّوْرَىٰةَ ثُمَّ لَمْ يَحْمِلُوهَا كَمَثَلِ ٱلْحِمَارِ يَحْمِلُ أَسْفَارًۭا ۚ

Latin: Matsalu alladzîna ḥummilû at-taurāta summa lam yaḥmilûhā kamatsalil-ḥimāri yaḥmilu asfārā.

Arti: Perumpamaan orang-orang yang dipikulkan kepadanya Kitab Taurat, kemudian mereka tiada memikulnya adalah seperti keledai yang membawa kitab-kitab tebal.

Tafsir: Orang yang hanya membaca kitab tanpa mengamalkannya disamakan dengan hewan yang membawa beban berat tanpa tahu isinya. Tafsir ini berlaku juga untuk umat Islam yang membaca Al-Qur'an tanpa mengamalkannya.


Bab 3: Relevansi dengan Keadaan Sekarang

Banyak umat Islam yang menghiasi rumah dengan mushaf, tetapi lalai terhadap isi dan ajarannya. Bahkan sebagian penghafal Al-Qur'an terjebak dalam praktik-praktik maksiat karena Al-Qur’an hanya menjadi bacaan lisan, bukan amalan hati dan tindakan nyata.


Bab 4: Nasehat Para Sufi dan Ulama Besar

1. Hasan al-Bashri:

"Ilmu itu bukan dengan banyaknya riwayat, tetapi dengan takut kepada Allah."

2. Rabi‘ah al-Adawiyah:

"Aku menyembah Allah bukan karena takut neraka atau ingin surga, tapi karena cinta kepada-Nya."

3. Abu Yazid al-Bistami:

"Ilmu yang tidak membawamu kepada amal adalah hijab antara dirimu dan Allah."

4. Junaid al-Baghdadi:

"Tasawuf adalah bahwa Allah mematikanmu dari dirimu dan menghidupkanmu dengan-Nya."

5. Al-Hallaj:

"Aku adalah Dia yang aku cintai, dan Dia yang aku cintai adalah aku." — peringatan bahwa cinta hakiki kepada Allah tercermin dalam amal, bukan hanya klaim.

6. Imam al-Ghazali:

"Ilmu tanpa amal adalah kegilaan, dan amal tanpa ilmu adalah kesia-siaan."

7. Syekh Abdul Qadir al-Jailani:

"Janganlah engkau membaca Al-Qur'an hanya dengan lisanmu, tapi bacalah dengan hatimu dan amalkan dengan anggota tubuhmu."

8. Jalaluddin Rumi:

"Jangan hanya membaca Al-Qur'an, jadilah Al-Qur'an itu sendiri."

9. Ibnu ‘Arabi:

"Al-Qur'an itu adalah lautan yang tak bertepi. Renungilah dengan mata batin, bukan hanya dengan mata kepala."

10. Ahmad al-Tijani:

"Zikir dan wirid tanpa pengamalan syariat hanyalah suara kosong. Syariat dan hakikat harus bersatu."


Bab 5: Penutup dan Renungan

Al-Qur’an bukan hanya untuk dilantunkan indah atau dihafal semata, tapi untuk dijalani sebagai petunjuk hidup. Orang yang menjadikan Al-Qur’an sebagai hiasan, tetapi menolak isinya, termasuk golongan yang disebut dalam peringatan keras dari Rasulullah saw.

Mari kita bertanya kepada diri sendiri:

Apakah Al-Qur’an menjadi petunjuk hidupku, atau sekadar pajangan di lemari?


Doa Penutup:

"Ya Allah, jadikanlah Al-Qur’an sebagai cahaya di hatiku, penuntun langkahku, dan amal dalam kehidupanku. Jangan jadikan aku sebagai pembaca yang berpaling dari petunjuk-Mu. Aamiin."

Berikut draf awal buku “Membaca Al-Qur’an Tanpa Mengamalkan: Sebuah Peringatan Ilahi” telah saya buat, memuat:

  • Ayat Al-Qur’an terkait dalam teks Arab, Latin, arti, dan tafsir,
  • Hadis dan keterangan Rasulullah saw.,
  • Relevansi dengan kondisi umat Islam saat ini,
  • Nasehat-nasehat dari 10 tokoh sufi besar.

--------