Tuesday, June 3, 2025

Bank sodaqoh umat 2.

Berikut adalah hadis dan ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan penggalangan dana atau infak yang dilakukan bersama-sama oleh umat Muslim, yang menggambarkan pentingnya kebersamaan, solidaritas, dan saling membantu dalam Islam:


🌿 1. Al-Qur’an: Surah At-Taubah ayat 103

خُذۡ مِنۡ أَمۡوَٰلِهِمۡ صَدَقَةٗ تُطَهِّرُهُمۡ وَتُزَكِّيهِم بِهَا وَصَلِّ عَلَيۡهِمۡۖ إِنَّ صَلَوٰتَكَ سَكَنٞ لَّهُمۡۗ وَٱللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ

Artinya:
"Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui."
(QS. At-Taubah: 103)

🔹 Makna:
Zakat atau sedekah yang dikumpulkan secara kolektif dari umat menjadi sarana untuk menyucikan dan memperkuat ikatan sosial di tengah masyarakat.


🌿 2. Al-Qur’an: Surah Al-Hasyr ayat 7

كَيْ لَا يَكُونَ دُولَةًۢ بَيْنَ ٱلْأَغْنِيَآءِ مِنكُمْ

Artinya:
"... supaya harta itu jangan hanya beredar di antara orang-orang kaya saja di antara kamu ..."
(QS. Al-Hasyr: 7 - penggalan ayat)

🔹 Makna:
Ayat ini menjadi dasar pentingnya distribusi kekayaan melalui sistem kolektif seperti zakat, infak, wakaf, dan sedekah – yang semuanya bisa dilakukan melalui penggalangan dana umat.


🌿 3. Hadis Nabi ﷺ tentang kerjasama dan kepedulian:

"مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ مَثَلُ الْجَسَدِ، إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ، تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى"
(HR. Bukhari dan Muslim)

Artinya:
"Perumpamaan orang-orang beriman dalam kasih sayang, kecintaan dan kelembutan mereka ibarat satu tubuh. Jika satu anggota tubuh sakit, maka seluruh tubuh ikut merasakan sakit, dengan berjaga dan demam."

🔹 Makna:
Penggalangan dana yang dilakukan secara bersama-sama mencerminkan kepedulian sosial umat Islam – satu merasakan kesulitan, yang lain ikut membantu.


🌿 4. Hadis: Keutamaan berjamaah dalam kebaikan

"يدُ اللَّهِ مَعَ الْجَمَاعَةِ"
(HR. Tirmidzi, hasan)

Artinya:
"Tangan Allah bersama jamaah (kebersamaan)."

🔹 Makna:
Dalam konteks penggalangan dana atau aksi sosial, kebersamaan umat dalam satu tujuan akan mendatangkan keberkahan dari Allah.


🌿 5. Hadis: Anjuran saling menolong dalam kebaikan

"وَاللَّهُ فِي عَوْنِ الْعَبْدِ، مَا كَانَ الْعَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيهِ"
(HR. Muslim)

Artinya:
"Allah akan selalu menolong hamba-Nya selama hamba itu menolong saudaranya."

🔹 Makna:
Setiap usaha pengumpulan dana umat yang bertujuan menolong sesama akan mengundang pertolongan Allah bagi para pelakunya.


📌 Kesimpulan dan Relevansi:

Penggalangan dana umat:

  • Disyariatkan sebagai bentuk zakat, infak, dan sedekah.
  • Menguatkan ukhuwah Islamiyah, karena semua merasa terlibat membantu sesama.
  • Mengundang keberkahan dan pertolongan Allah.
  • Mendistribusikan kekayaan secara adil di tengah umat.

Jika Anda ingin, saya bisa bantu buatkan proposal penggalangan dana atau naskah khutbah/edukasi publik berbasis ayat dan hadis di atas. Ingin dilanjutkan ke bentuk tersebut?

----

Berikut adalah contoh proposal penggalangan dana berbasis kebersamaan umat Muslim, lengkap dengan dasar syariat (ayat dan hadis), tujuan, dan teknis pelaksanaan:


📄 Proposal Penggalangan Dana Umat: "Bersama Kita Kuat, Bersama Kita Berbagi"


1. Pendahuluan

Segala puji bagi Allah ﷻ yang telah menjadikan tolong-menolong dalam kebaikan sebagai jalan kemuliaan. Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad ﷺ, suri teladan umat dalam kepedulian dan ukhuwah Islamiyah.

Penggalangan dana ini bertujuan untuk menghimpun kekuatan umat dalam membantu sesama, baik dalam bentuk pembangunan fasilitas umum (masjid, sekolah, tempat wudhu, dll), bantuan untuk dhuafa, anak yatim, atau program sedekah air dan makanan.


2. Dasar Hukum Syari’at

📖 Al-Qur’an:

"Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka..."
(QS. At-Taubah: 103)

"... supaya harta itu jangan hanya beredar di antara orang-orang kaya saja di antara kamu ..."
(QS. Al-Hasyr: 7)

🕋 Hadis Nabi ﷺ:

“Perumpamaan orang-orang beriman... ibarat satu tubuh, jika satu bagian sakit maka seluruh tubuh merasakannya...”
(HR. Bukhari dan Muslim)

"Allah menolong hamba-Nya selama ia menolong saudaranya."
(HR. Muslim)

"Tangan Allah bersama jamaah."
(HR. Tirmidzi)


3. Nama Program

"Dana Umat: Bersama Kita Kuat, Bersama Kita Berbagi"


4. Tujuan Program

  1. Menumbuhkan rasa kepedulian dan tanggung jawab sosial antar sesama Muslim.
  2. Menjadi wadah penggalangan dana secara kolektif, transparan, dan amanah.
  3. Menyalurkan bantuan untuk:
    • Pembangunan fasilitas umum (masjid, tempat wudhu, kelas tahfidz).
    • Bantuan kebutuhan pokok untuk dhuafa dan yatim.
    • Program sedekah air minum dan makanan gratis.
    • Bantuan pendidikan dan dakwah Islam.

5. Sasaran Program

  • Jamaah masjid dan mushola
  • Anak-anak yatim dan dhuafa
  • Pesantren atau lembaga pendidikan Islam
  • Wilayah atau masyarakat terdampak musibah

6. Teknis Pelaksanaan

  • Pengumpulan dana dilakukan secara:

    • Transfer ke rekening resmi
    • Kotak infak bersama di masjid
    • Sedekah mingguan per kelompok jamaah
    • QR Code digital untuk infak online
  • Dana yang terkumpul diumumkan secara terbuka setiap minggu

  • Penyaluran dilakukan oleh tim pelaksana dengan melibatkan tokoh masyarakat dan takmir masjid

  • Laporan dokumentasi dibuat dalam bentuk:

    • Foto dan video kegiatan
    • Laporan keuangan dan realisasi

7. Waktu Pelaksanaan

Program ini berjalan sepanjang tahun (berkelanjutan), dengan pembagian program per bulan atau sesuai kebutuhan.


8. Penutup

Kami mengajak seluruh umat Muslim untuk bersama-sama mendukung program ini. Dengan bersatu dalam kebaikan, kita menjadi umat yang kuat dan saling menopang. Semoga setiap rupiah yang disumbangkan menjadi amal jariyah yang tak terputus hingga akhirat.

“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya.”
(HR. Ahmad)

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.


📍 Kontak & Informasi

Nama Program: Dana Umat
Penanggung Jawab: [Nama Panitia / Yayasan / Masjid]
No. Rekening: [Nomor Rekening Resmi]
Alamat / Lokasi: [Alamat Fisik]
No. WA / Telegram: [Kontak Aktif]
Instagram / FB (opsional): [Media Sosial Program]



Al maidah ayat 76.

 

Judul Buku: Makna Q.S. Al-Ma'idah Ayat 76 dalam Pandangan Para Sufi


Daftar Isi:

  1. Pengantar
  2. Teks dan Terjemah Q.S. Al-Ma’idah Ayat 76
  3. Tafsir dan Makna Ayat
  4. Hadis-Hadis Terkait
  5. Hikmah dari Ayat
  6. Pandangan dan Nasihat Para Sufi
    • Hasan al-Bashri
    • Rabi‘ah al-Adawiyah
    • Abu Yazid al-Bistami
    • Junaid al-Baghdadi
    • Al-Hallaj
    • Abu Hamid al-Ghazali
    • Abdul Qadir al-Jailani
    • Jalaluddin Rumi
    • Ibnu ‘Arabi
    • Ahmad al-Tijani
  7. Relevansi di Zaman Sekarang
  8. Penutup

1. Pengantar

Ayat 76 dari Surah Al-Ma’idah memberikan penegasan penting mengenai ketauhidan dan kecaman terhadap penyembahan selain Allah. Buku ini bertujuan untuk menggali kedalaman makna ayat ini melalui pendekatan tafsir, hadis, dan kebijaksanaan para sufi besar.


2. Teks dan Terjemah Q.S. Al-Ma’idah Ayat 76

Teks Arab: قُلْ أَتَعْبُدُونَ مِن دُونِ اللَّهِ مَا لَا يَمْلِكُ لَكُمْ ضَرًّا وَلَا نَفْعًا ۚ وَاللَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ

Terjemah: "Katakanlah: 'Mengapa kamu menyembah selain dari Allah sesuatu yang tidak dapat mendatangkan mudharat kepadamu dan tidak (pula) manfaat?' Dan Allah-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui."


3. Tafsir dan Makna Ayat

Ayat ini mengecam penyembahan terhadap selain Allah, baik berupa berhala, manusia, ataupun makhluk lain. Penyembahan tersebut dianggap tidak rasional, karena makhluk tidak memiliki kuasa memberi manfaat atau mudarat. Hanya Allah yang berhak disembah karena Dia Maha Mendengar dan Maha Mengetahui.


4. Hadis-Hadis Terkait

  • Nabi SAW bersabda: "Doa adalah ibadah." (HR. Tirmidzi)
  • "Barang siapa yang menggantungkan sesuatu selain Allah, maka ia akan diserahkan pada sesuatu itu." (HR. Ahmad)

Hadis-hadis ini menegaskan pentingnya menjadikan Allah satu-satunya tempat bergantung.


5. Hikmah dari Ayat

  • Mengajarkan tauhid murni.
  • Menolak segala bentuk syirik.
  • Memperkuat keyakinan bahwa hanya Allah yang kuasa.
  • Mengingatkan pentingnya akal dan ilmu dalam beragama.

6. Pandangan dan Nasihat Para Sufi

Hasan al-Bashri: "Orang yang menyandarkan harapannya pada selain Allah telah tertipu. Hatinya akan merasakan kekosongan karena tidak mengenal Rabb-nya yang sebenar."

Rabi‘ah al-Adawiyah: "Cinta kepada Allah membuatku buta dari memandang makhluk. Bagaimana mungkin aku memohon kepada yang tak memiliki daya dan kuasa?"

Abu Yazid al-Bistami: "Janganlah engkau menyandarkan dirimu pada makhluk. Mereka tidak memiliki untukmu manfaat dan mudarat kecuali yang telah ditentukan Allah."

Junaid al-Baghdadi: "Tauhid sejati adalah mengesakan Allah dalam setiap kebutuhan hati dan keinginan ruh. Tidak tersisa harapan pada yang selain-Nya."

Al-Hallaj: "Aku adalah kebenaran (Ana al-Haqq), bukan karena diriku adalah Allah, tetapi karena aku telah lenyap dalam penghambaan sejati kepada-Nya."

Abu Hamid al-Ghazali: "Ketergantungan hati kepada makhluk adalah awal kehancuran iman. Allah-lah tempat kembali, bukan selain-Nya."

Abdul Qadir al-Jailani: "Jangan berharap kepada selain Allah, sebab semua selain-Nya adalah hijab (penghalang) antara kamu dan Dia. Lepaskan dirimu dari ketergantungan dunia."

Jalaluddin Rumi: "Cinta pada makhluk adalah bayangan. Cinta kepada Allah adalah cahaya. Maka jangan kejar bayangan, kejarlah cahaya."

Ibnu ‘Arabi: "Hakikat tauhid adalah melepaskan semua wujud kecuali Wujud Allah. Yang lain hanyalah pantulan, bukan realitas."

Ahmad al-Tijani: "Zikir kepada Allah adalah tali penghubung antara hamba dan Tuhannya. Maka jangan biarkan hatimu tergantung pada sesuatu yang tak memiliki daya."


7. Relevansi di Zaman Sekarang

Banyak manusia modern yang menggantungkan hatinya pada uang, kekuasaan, dan teknologi. Ayat ini mengingatkan kita untuk kembali pada ketauhidan sejati: hanya Allah-lah tempat bergantung.


8. Penutup

Q.S. Al-Ma’idah ayat 76 adalah panggilan untuk mentauhidkan Allah secara murni. Melalui nasihat para sufi, kita memahami bahwa hanya dengan melepas ketergantungan kepada selain Allah, hati akan meraih ketentraman hakiki.


Akhir Kata: Semoga buku ini menjadi jalan untuk memperkuat tauhid, menjernihkan hati, dan mengantarkan kita pada cinta sejati kepada Allah Azza wa Jalla.

Buku tentang Q.S. Al-Ma’idah ayat 76 sudah selesai saya susun, lengkap dengan ayat, tafsir, hadis, hikmah, serta nasihat dari 10 tokoh sufi besar. 

-------

Berikut ini versi bahasa santai dari isi buku tersebut, tetap sopan tapi lebih ringan dan akrab :

-------

Bismillah...
Assalamu’alaikum teman-teman...

Judul: Ngulik QS Al-Ma’idah Ayat 76 Bareng Para Sufi


1. Pembuka

Kita kadang lupa ya, siapa yang bener-bener layak disembah, digantungin harapan, dan diandelin dalam hidup ini. Nah, ayat 76 dari surat Al-Ma’idah ini kayak wake-up call dari Allah. Di buku kecil ini, yuk kita kulik maknanya, bukan cuma dari tafsir dan hadis, tapi juga dari pandangan para sufi yang udah hatam urusan cinta dan penghambaan ke Allah.


2. Bunyi Ayat & Terjemahannya

Teks Arab:
قُلْ أَتَعْبُدُونَ مِن دُونِ اللَّهِ مَا لَا يَمْلِكُ لَكُمْ ضَرًّا وَلَا نَفْعًا ۚ وَاللَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ

Artinya:
“Katakanlah: ‘Kalian nyembah siapa sih selain Allah? Emangnya dia bisa kasih mudharat atau manfaat buat kalian?’ Padahal Allah itu Maha Denger, Maha Tahu.”


3. Ngerti Dikit Tentang Ayat Ini

Allah tuh kayak lagi nyentil kita: “Kenapa sih nyembah yang gak bisa ngapa-ngapain?” Emang sih kadang orang nyembah berhala, orang suci, benda, atau malah hal-hal kayak duit dan jabatan. Tapi intinya sama: semua itu gak bisa bantu apa-apa tanpa izin Allah. Jadi, fokus aja ke yang bener-bener Maha Segalanya.


4. Hadis-Hadis yang Ngena

Nabi SAW bilang:

🟢 “Doa itu ibadah.” (HR. Tirmidzi)
🟢 “Siapa yang bergantung ke selain Allah, ya bakal dikasih ke situ aja.” (HR. Ahmad)

Intinya, kalau kita berharap ke selain Allah, ya siap-siap kecewa.


5. Hikmah yang Bisa Kita Ambil

  • Tauhid itu penting banget, bukan teori doang.
  • Jangan nyekutuin Allah dengan hal-hal yang nggak ada kuasanya.
  • Hati yang lurus itu cuma ngarah ke Allah.
  • Agama itu butuh akal juga, bukan cuma ikut-ikutan.

6. Kata Para Sufi (Versi Santainya)

💬 Hasan al-Bashri:
“Kalau kamu gantungin hidup ke selain Allah, ya siap-siap zonk. Hati kamu bakal sepi.”

💬 Rabi‘ah al-Adawiyah:
“Aku cinta Allah sampe gak sempet lihat yang lain. Masa iya, aku minta-minta ke yang gak bisa apa-apa?”

💬 Abu Yazid al-Bistami:
“Ngarep ke makhluk itu kayak duduk di kursi bolong. Nggak bisa ditumpuin.”

💬 Junaid al-Baghdadi:
“Tauhid itu kalau hati udah gak ngarep apa-apa kecuali dari Allah.”

💬 Al-Hallaj:
“Ana al-Haqq” bukan aku Tuhan, tapi karena aku ilang dalam rasa jadi hamba sejati.

💬 Al-Ghazali:
“Kalau kamu lebih percaya ke manusia daripada Allah, imanmu udah retak.”

💬 Abdul Qadir al-Jailani:
“Dunia itu penghalang. Kalau mau deket Allah, ya jangan ngarepin dunia.”

💬 Jalaluddin Rumi:
“Cinta dunia itu cuma bayangan. Cinta Allah itu cahaya. Kejar yang bener!”

💬 Ibnu ‘Arabi:
“Tauhid itu cuma Allah yang nyata. Yang lain cuma ilusi.”

💬 Ahmad al-Tijani:
“Zikir itu kayak Wi-Fi buat hati, biar tetap connect sama Allah.”


7. Relevansi di Zaman Now

Kita sekarang hidup di era digital: scroll medsos, kejar views, kerja ngejar cuan. Tapi semua itu bisa bikin lupa arah. QS Al-Ma’idah ayat 76 tuh pengingat keras: jangan nyembah “tuhan-tuhan modern” kayak uang, status, atau gengsi. Balik lagi ke Allah.


8. Kata Penutup

Ayat ini ngajarin kita buat lurus. Tauhid itu bukan cuma kalimat, tapi arah hidup. Para sufi ngajarin: makin kamu ngelepas ketergantungan ke dunia, makin kamu deket sama yang punya dunia—Allah. Hati juga makin tenang, gak gampang galau.


Wassalamu’alaikum warahmatullah...
Semoga barokah dan makin cinta Allah.
DjokoekasanU



Ulang tahun.

 

Berikut jawaban yang bisa disampaikan dengan penuh makna, menjawab ucapan ulang tahun sambil mengingatkan diri sendiri dan sahabat akan hakikat umur dan kehidupan. Disertakan pula nasehat dari para tokoh sufi :


Jawaban :

Terima kasih atas doa dan perhatiannya, semoga Allah juga melimpahkan kesehatan, kebahagiaan, dan keberkahan untukmu.

Di usia yang bertambah ini, justru yang bertambah bukan umur, tapi kedekatan dengan kematian. Dunia semakin ditinggalkan, dan akhirat semakin mendekat.

Maka aku hanya bisa berdoa agar sisa umur ini digunakan untuk taat, bermanfaat, dan husnul khatimah. Semoga Allah jadikan setiap detik kita sebagai jalan menuju ridha-Nya.


Nasehat para tokoh sufi tentang umur dan mendekatnya kematian:

1. Hasan al-Bashri:

"Wahai anak Adam, engkau hanyalah kumpulan hari. Setiap kali satu harimu berlalu, maka sebagian dari dirimu juga ikut hilang."

2. Rabi‘ah al-Adawiyah:

"Aku tidak menyembah Allah karena takut neraka atau mengharap surga, tapi karena Dia memang layak disembah."
(Semakin tua, semoga kita lebih murni dalam mencintai dan menyembah Allah, bukan karena imbalan.)

3. Abu Yazid al-Bistami:

"Aku berjalan menuju Allah selama tiga puluh tahun. Namun ketika aku sampai, kulihat hanya Dia yang selama ini mendekat kepadaku."

4. Junaid al-Baghdadi:

"Sufi adalah seseorang yang tidak memiliki apa-apa dan tidak dimiliki oleh apa-apa, kecuali Allah."
(Semakin tua, lepaskan dunia agar kita dapat menggenggam akhirat.)

5. Al-Hallaj:

"Antara aku dan Engkau tak ada lagi ‘aku’. Jika masih ada ‘aku’, berarti aku belum sampai kepada-Mu."

6. Imam Abu Hamid al-Ghazali:

"Dunia ini laksana bayangan. Jika engkau berusaha mengejarnya, ia akan lari. Tapi jika engkau membelakanginya dan berjalan kepada Allah, maka dunia akan mengikutimu."

7. Syekh Abdul Qadir al-Jailani:

"Jangan sibuk mengumpulkan dunia karena engkau akan meninggalkannya. Sibukkan dirimu dengan amal karena itu yang akan menolongmu di akhirat."

8. Jalaluddin Rumi:

"Jangan bersedih karena terpisah dari masa muda. Bunga akan gugur, tapi akan tumbuh buah yang manis. Umur boleh berkurang, tapi cinta kepada Allah harus bertambah."

9. Ibnu ‘Arabi:

"Manusia sejati adalah yang mengenal dirinya dan menemukan bahwa seluruh hakikat dirinya adalah cermin dari Tuhannya."

10. Ahmad al-Tijani:

"Jangan lalai dari dzikir. Karena dengan dzikir, Allah menghidupkan hati yang telah mati dan mengangkat derajat manusia yang hina menjadi mulia."


Penutup:

Semoga sisa umur ini menjadi ladang amal, bukan sekadar hitungan tahun.
Semoga kita wafat dalam keadaan baik, diampuni, dan dicintai Allah.
Doakan aku agar akhir hayatku ditutup dengan kalimat "Lā ilāha illallāh", dan wajahku menghadap kiblat.

“Tidak ada kado terbaik di hari lahir selain hati yang semakin lembut kepada Allah.”

Aamiin Ya Rabbal ‘Alamiin.


berikut adalah versi santai. Tetap menyimpan pesan mendalam dan nasihat sufi, tapi dikemas ringan dan menyentuh hati:


Jawaban:

Makasih banget atas doa dan perhatiannya 🙏
Semoga kamu juga selalu sehat, bahagia, rezekinya lancar, dan hidupmu penuh berkah.

Tapi jujur ya, tiap ulang tahun tuh bikin mikir... umur nambah, tapi sebenernya kita makin deket sama akhir. Dunia makin kita tinggalin, akhirat makin deket nyapa.

Jadi yang aku harapin sekarang, semoga sisa umur ini bisa bener-bener dipakai buat hal-hal baik, taat sama Allah, bermanfaat buat orang lain, dan insyaAllah finish dengan husnul khatimah. Semoga tiap detik hidup kita jadi jalan buat nyari ridha-Nya.


🌿 Sedikit wejangan dari para tokoh sufi, biar kita sama-sama nginget:

1. Hasan al-Bashri pernah bilang:

“Kita ini cuma kumpulan hari. Jadi tiap hari yang lewat, sebenernya sebagian dari diri kita juga ikut pergi.”
(Makjleb ya? Hidup tuh gak nunggu kita sadar…)

2. Rabi‘ah al-Adawiyah:

“Aku nyembah Allah bukan karena pengen surga atau takut neraka. Tapi karena Dia emang pantas disembah.”
(Semoga cinta kita ke Allah makin tulus, makin murni.)

3. Abu Yazid al-Bistami:

“Tiga puluh tahun aku nyari jalan ke Allah… pas nyampe, ternyata Dia yang selama ini terus deketin aku.”
(Makin tua, makin sadar… ternyata kita yang sering cuek.)

4. Junaid al-Baghdadi:

“Sufi itu yang gak punya apa-apa, dan gak dimiliki apa-apa… kecuali Allah.”
(Lepasin dunia, biar bisa genggam akhirat.)

5. Al-Hallaj:

“Kalau masih ada ‘aku’ antara aku dan Engkau, berarti aku belum nyampe ke Engkau.”
(Ego tuh penghalang terbesar buat nyampe ke Allah.)

6. Imam Al-Ghazali:

“Dunia itu kayak bayangan. Dikejar makin lari, dibelakangin malah ngikut.”
(Jangan kejar dunia, kejar Allah, nanti dunia yang nyamperin.)

7. Syekh Abdul Qadir al-Jailani:

“Ngapain sibuk ngumpulin dunia? Toh bakal ditinggal. Mending sibuk sama amal, itu yang nemenin di akhirat.”
(Fix banget.)

8. Jalaluddin Rumi:

“Jangan sedih umur makin tua. Bunga emang gugur, tapi nanti tumbuh buah yang manis.”
(Umur boleh nambah, tapi semoga cinta ke Allah makin dalam.)

9. Ibnu ‘Arabi:

“Kalau kita bener-bener kenal diri, kita bakal sadar… diri ini cuma cermin dari Tuhan.”
(Lihat ke dalam, biar lebih kenal Allah.)

10. Ahmad al-Tijani:

“Jangan lupa dzikir! Karena itu yang bikin hati hidup dan angkat derajat kita.”
(Hati yang penuh dzikir = hati yang hidup.)


Penutup santai:

Semoga sisa umur ini jadi ladang amal, bukan cuma nambah angka.
Semoga pulangnya kita nanti bener-bener dalam keadaan bersih, disayang Allah, dan ditutup dengan kalimat “Lā ilāha illallāh.”
Dan… semoga pas wafat, wajah kita bisa hadap kiblat, dan hati kita lagi inget Allah.

Karena yaa...
"Kado terbaik di hari ulang tahun itu bukan kue atau ucapan, tapi hati yang makin lembut sama Allah."

Aamiin Ya Rabbal ‘Alamiin.




Menjauhi Tipu Daya Dunia: Jalan Para Kekasih Allah


Judul Buku: Menjauhi Tipu Daya Dunia: Jalan Para Kekasih Allah

Bab 1: Dunia dalam Pandangan Al-Qur'an dan Hadis

Allah SWT berfirman:

"Dan janganlah engkau tujukan pandangan matamu kepada kenikmatan yang telah Kami berikan kepada beberapa golongan dari mereka, (sebagai) bunga kehidupan dunia agar Kami uji mereka dengan (kesenangan) itu. Karunia Tuhanmu lebih baik dan lebih kekal." (QS. Thaha: 131)

"Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdaya." (QS. Ali ‘Imran: 185)

Nabi Muhammad SAW bersabda:

"Dunia adalah penjara bagi orang mukmin dan surga bagi orang kafir." (HR. Muslim)

"Andai dunia ini sebanding di sisi Allah dengan sayap nyamuk, niscaya Dia tidak akan memberi minum darinya walau seteguk kepada orang kafir." (HR. Tirmidzi)

Bab 2: Dunia Laksana Tempat Buang Hajat

Dunia tampak indah secara lahir, tetapi batinnya penuh bahaya. Dunia adalah tempat ujian, bukan tempat tinggal abadi. Ibarat seseorang melihat orang lain buang hajat, kita harus memalingkan pandangan dari auratnya dan menutup hidung dari baunya. Begitulah cara selamat dari godaan dunia.

Bab 3: Hikmah dari Para Kekasih Allah

  1. Hasan al-Bashri: "Celakalah orang yang dunia menjadi cita-citanya. Demi Allah, dunia itu fana, cepat lenyap, dan hanya akan mengikat hati yang bodoh."

  2. Rabi‘ah al-Adawiyah: "Aku tidak mencintai dunia, karena dunia memisahkan aku dari Sang Kekasih. Aku tidak ingin dunia dan akhirat, aku hanya ingin Allah."

  3. Abu Yazid al-Bistami: "Jika engkau melihat seseorang memuliakan dunia, ketahuilah bahwa hatinya lemah dan belum mengenal hakikat Allah."

  4. Junaid al-Baghdadi: "Zuhud bukan berarti tidak memiliki sesuatu, tapi hati tidak bergantung pada apa pun selain Allah."

  5. Al-Hallaj: "Apa pun yang bukan Allah adalah tirai penghalang. Dunia adalah hijab bagi hati yang ingin sampai kepada-Nya."

  6. Imam al-Ghazali: "Dunia adalah sawah akhirat. Tapi jika hanya tertambat pada sawah dan melupakan panennya, maka sia-sialah segalanya."

  7. Syekh Abdul Qadir al-Jailani: "Jangan sampai dunia masuk ke hatimu. Milikilah dunia di tanganmu, tapi kosongkan hatimu hanya untuk Allah."

  8. Jalaluddin Rumi: "Dunia adalah bayangan. Kejar bayangan, engkau lelah. Kejar cahaya, maka bayangan akan mengikutimu."

  9. Ibnu 'Arabi: "Dunia adalah manifestasi keterbatasan. Hanya yang tenggelam dalam Tuhan yang bisa menyaksikan keindahan sejati di balik bentuk."

  10. Ahmad al-Tijani: "Wali Allah adalah mereka yang berpaling dari dunia, menjadikan Allah sebagai satu-satunya tujuan. Dunia adalah fitnah bagi hati yang lalai."

Bab 4: Jalan Keselamatan

  • Palingkan pandangan dari kemilau dunia
  • Bersyukurlah atas yang sedikit, karena keberkahan tak tergantung jumlah
  • Sibukkan hati dengan zikrullah
  • Jaga syahwat dengan puasa dan ibadah
  • Jadikan akhirat sebagai rumah yang dituju

Penutup: Dunia akan datang kepada orang yang membelakanginya, tapi akan menjauh dari mereka yang mengejarnya. Maka jadilah hamba Allah yang selamat dari tipu dayanya, dan raihlah bahagia yang hakiki bersama-Nya.

Buku berjudul “Menjauhi Tipu Daya Dunia: Jalan Para Kekasih Allah”. Buku ini memuat ayat, hadis, penjelasan hikmah, serta nasihat dari 10 tokoh sufi. 

-------

Berikut ini versi bahasa santai dari buku kecil.


**Bismillah...

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.**

Sebelum lo beranjak dari masjid, gue nitipin satu buku kecil. Santai aja bacanya, ini cuma catatan ringan, semoga bisa jadi bahan renungan:


📘 Judul: “Jangan Ketipu Dunia: Cerita Orang-Orang Dekat Sama Allah”


Bab 1: Dunia di Mata Allah dan Rasul-Nya

Allah tuh udah ngasih warning dari dulu:

“Jangan ngelirik nikmat yang Kami kasih ke orang lain. Itu cuma bunga dunia doang buat nguji mereka. Karunia dari Tuhanmu jauh lebih baik dan lebih kekal.” 

Teks aslinya... "Dan janganlah engkau tujukan pandangan matamu kepada kenikmatan yang telah Kami berikan kepada beberapa golongan dari mereka, (sebagai) bunga kehidupan dunia agar Kami uji mereka dengan (kesenangan) itu. Karunia Tuhanmu lebih baik dan lebih kekal." (QS. Thaha: 131)

“Hidup di dunia itu cuma kesenangan yang menipu.” 

Teks orinya.."Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdaya." (QS. Ali ‘Imran: 185)

Rasulullah SAW juga pernah bilang:

“Dunia itu penjara buat orang beriman, tapi surga buat orang kafir.”

Teks ori..."Dunia adalah penjara bagi orang mukmin dan surga bagi orang kafir." (HR. Muslim)

“Kalau dunia ini di sisi Allah sebanding sama sayap nyamuk, orang kafir nggak bakal dikasih seteguk air pun.”

Teks ori..."Andai dunia ini sebanding di sisi Allah dengan sayap nyamuk, niscaya Dia tidak akan memberi minum darinya walau seteguk kepada orang kafir." (HR. Tirmidzi)

Bab 2: Dunia Itu Kayak... WC Umum

Yap, jangan ketawa dulu. Serius.

Dunia itu kelihatan cakep banget dari luar—glamour, megah, menggiurkan. Tapi dalemnya? Ya ampun, penuh jebakan. Bahaya di mana-mana. Makanya, bayangin lo ngelihat orang buang hajat—otomatis lo bakal alihin pandangan dan tutup hidung, kan?

Nah, gitu juga harusnya kita ke dunia: jangan lirik-lirik terus, dan jangan ngendus syahwat yang baunya bisa bikin hati keracunan.


Bab 3: Curhat Para Pecinta Allah Tentang Dunia

🧔 Hasan al-Bashri:
“Waduh... orang yang ngincer dunia itu celaka! Dunia tuh cepat habis dan bikin hati bego.”

👩 Rabi‘ah al-Adawiyah:
“Gue nggak cinta dunia. Dunia itu ngejauh-in gue dari Allah. Gue nggak butuh surga, nggak takut neraka. Gue cuma mau Allah.”

🧔 Abu Yazid al-Bistami:
“Kalau lo liat orang terlalu cinta dunia, bisa dipastikan hatinya masih lemah—belum kenal Allah secara bener.”

🧔 Junaid al-Baghdadi:
“Zuhud itu bukan nggak punya barang. Tapi lo tetep punya, tapi hati lo cuma buat Allah.”

🧔 Al-Hallaj:
“Semua yang bukan Allah itu cuma penghalang. Dunia itu hijab, bro—nutupin jalan ke Allah.”

🧔 Imam al-Ghazali:
“Dunia itu kayak ladang buat akhirat. Tapi kalau lo malah main-main di ladang dan lupa panen, ya zonk lah.”

🧔 Syekh Abdul Qadir al-Jailani:
“Dunia boleh lo pegang, tapi jangan kasih dia masuk ke hati. Simpen buat Allah aja, hatinya.”

🧔 Jalaluddin Rumi:
“Dunia itu cuma bayangan. Lo kejar bayangan, capek. Tapi kalau lo kejar cahaya (Allah), bayangan bakal ikut sendiri.”

🧔 Ibnu 'Arabi:
“Dunia itu simbol keterbatasan. Cuma yang hatinya tenggelam dalam cinta Allah yang bisa lihat keindahan sejatinya.”

🧔 Ahmad al-Tijani:
“Wali Allah itu yang bisa ninggalin dunia dan fokus ke Allah. Dunia tuh ujian berat buat hati yang suka ngelamun.”


Bab 4: Tips Aman dari Dunia yang Nipu

  • Jangan gampang silau liat dunia
  • Bersyukur, walau dikasih sedikit—berkah itu nggak soal jumlah
  • Sibukin hati lo sama zikir
  • Jaga nafsu, banyakin ibadah dan puasa
  • Ingat, surga itu rumah tujuan, bukan rumah sementara kayak dunia

Penutup

Dunia itu aneh, bro.
Kalau lo kejar, dia kabur. Tapi kalau lo cuekin dan fokus ke Allah, dia malah dateng sendiri.

So... yuk jadi hamba Allah yang waras—yang nggak gampang ketipu, dan bisa dapetin bahagia yang beneran.


Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Djoko ekasanU
(Semoga manfaatnya ngalir terus, kayak air zam-zam ☺️)




Kaya dengan Ridha: Jalan Sufi Menuju Kekayaan Hakiki.

 

Judul: Kaya dengan Ridha: Jalan Sufi Menuju Kekayaan Hakiki

Pengantar Kekayaan sejati bukanlah sekadar banyaknya harta atau tingginya kedudukan. Ia adalah ketenangan hati yang diperoleh dari keridaan terhadap pembagian Allah. Inilah inti dari ajaran para wali dan sufi besar yang telah menapaki jalan ma'rifatullah. Buku ini menyajikan uraian tentang makna ridha, lengkap dengan ayat, hadis, hikmah, dan nasihat dari para tokoh sufi besar.


Bab 1: Makna Ridha dalam Islam

"Barangsiapa yang ingin kaya, maka jadilah orang yang rida terhadap pembagian Allah baginya dan bagi orang lain, baik berupa harta, kedudukan dan sebagainya." — Abdul Wahid bin Zaid.

Keridaan adalah bentuk tertinggi dari iman, ketika seorang hamba menyerahkan dirinya sepenuhnya kepada kehendak Allah, tanpa protes atau keluhan. Dalam keridaan terdapat kekayaan batin, yaitu merasa cukup dan tenteram.

Ayat Al-Qur'an tentang Ridha:

  1. "Allah ridha terhadap mereka dan mereka pun ridha kepada-Nya." (QS. Al-Bayyinah: 8)
  2. "Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu buruk bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui." (QS. Al-Baqarah: 216)

Hadis Rasulullah SAW:

"Sungguh beruntung orang yang masuk Islam, diberi rezeki yang cukup, dan Allah menjadikannya merasa cukup (ridha) dengan apa yang diberikan kepadanya." (HR. Muslim)


Bab 2: Hikmah Ridha

Ridha melahirkan:

  • Kekayaan batin yang tak tergoyahkan
  • Ketenteraman hati
  • Kehidupan yang sederhana namun penuh berkah
  • Penghindaran dari iri dan dengki
  • Kedekatan dengan Allah

Bab 3: Nasihat Para Wali dan Sufi

1. Hasan al-Bashri: "Janganlah engkau merasa kecewa atas apa yang terlewat darimu, karena sesungguhnya tidak ada sesuatu pun yang ditakdirkan untukmu kecuali itu pasti datang padamu. Ridhalah, maka kamu akan menjadi orang yang paling kaya."

2. Rabi‘ah al-Adawiyah: "Ya Allah, jika aku menyembah-Mu karena takut neraka, bakarlah aku di dalamnya. Jika aku menyembah-Mu karena mengharap surga, jauhkanlah aku darinya. Tapi jika aku menyembah-Mu karena cinta kepada-Mu, janganlah Engkau jauhkan aku dari-Mu." Ridha Rabi‘ah adalah totalitas cinta, tanpa syarat duniawi.

3. Abu Yazid al-Bistami: "Aku ingin tidak menginginkan apa-apa. Sebab keinginan adalah bentuk ketidakridhaan terhadap takdir."

4. Junaid al-Baghdadi: "Ridha adalah keadaan di mana hati senantiasa lapang meski dilanda kesempitan, karena menyadari semua dari-Nya dan kembali kepada-Nya."

5. Al-Hallaj: "Keridhaan adalah fana’nya kehendak diri dalam kehendak Ilahi."

6. Imam Abu Hamid al-Ghazali: "Ridha adalah maqam yang paling tinggi setelah mahabbah (cinta), karena seseorang yang benar-benar mencintai akan ridha dengan semua yang datang dari kekasihnya."

7. Syekh Abdul Qadir al-Jailani: "Ridhalah terhadap Allah dalam segala hal. Maka Dia akan ridha terhadapmu dan mencukupkanmu dari segalanya. Kekayaan bukan pada harta, tapi pada hati yang ridha."

8. Jalaluddin Rumi: "Jangan bersedih jika engkau tak memiliki apa yang kau inginkan, sebab segala sesuatu memiliki musimnya. Ridha adalah kunci untuk memahami musim kehidupan."

9. Ibnu ‘Arabi: "Ridha adalah penyaksian bahwa segala sesuatu adalah manifestasi dari kehendak Ilahi. Dalam ridha, hamba tidak lagi mempersoalkan, ia hanya menyaksikan."

10. Ahmad al-Tijani: "Jalan kami adalah ridha terhadap segala keputusan Allah, karena dalam ridha itulah letak pembukaan pintu-pintu rahmat dan karunia."


Bab 4: Latihan Ridha dalam Kehidupan Sehari-hari

  1. Syukuri segala kondisi hidup
  2. Hindari membandingkan rezeki
  3. Perbanyak zikir, khususnya: Hasbunallahu wa ni‘mal wakil
  4. Sering merenungi nama Allah: Ar-Razzaq dan Al-Hakim
  5. Jadikan doa Nabi sebagai wirid: “Ya Allah, jadikanlah aku ridha terhadap takdir-Mu.”

Penutup: Kaya Tanpa Harta

Ridha bukanlah tanda kelemahan, tapi kekuatan batin yang sejati. Orang yang ridha tidak akan pernah miskin, sebab hatinya penuh syukur dan jiwanya penuh kelapangan. Inilah harta paling bernilai.

Sebagaimana kata Abdul Wahid bin Zaid: “Ridha itu adalah pintu Allah Yang Maha Agung dan merupakan surga di dunia.”

Semoga kita semua termasuk orang-orang yang kaya melalui ridha kepada Allah.


Lampiran Doa

"Allahumma inni as’aluka ridha-ka wal-jannah, wa a‘udzu bika min sakhatika wan-naar."

(Ya Allah, aku memohon keridhaan-Mu dan surga, dan aku berlindung kepada-Mu dari murka-Mu dan neraka.)

Buku berjudul “Kaya dengan Ridha: Jalan Sufi Menuju Kekayaan Hakiki” telah selesai disusun. Buku ini membahas kedalaman makna ridha sebagai kunci kekayaan sejati, lengkap dengan ayat-ayat Al-Qur’an, hadis Nabi SAW, serta nasihat dari 10 tokoh besar sufi. 

------

Berikut ini versi dengan gaya bahasa santai, tetap menjaga esensi isinya tapi lebih ringan dibaca :


Pesantren Darul Falah
Kepuh Permai, Tulangan, Sidoarjo
Senin, 2 Mei 2025


Bismillah...
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh...

Yuk nyicil santai ngaji kitab Nashaihul 'Ibad nomor 20, tapi dibalut gaya ngobrol.


Judul: Kaya Lewat Rasa Ridha — Jalan Sufi Menuju Kekayaan Hati

Pengantar Ringan

Bro, sis... jadi kaya tuh nggak cuma soal duit numpuk atau jabatan tinggi. Kaya yang sesungguhnya itu waktu hati kita tenang, legowo, dan nerima dengan ikhlas semua pembagian dari Allah.
Nah, buku kecil ini ngajak kita buat ngulik makna ridha—gimana para wali dan sufi besar hidup adem ayem karena ridha mereka ke Allah. Kita bahas juga ayat Qur’an, hadis, plus wejangan dari para tokoh top di dunia tasawuf.


Bab 1: Apa sih Ridha Itu?

Kata Abdul Wahid bin Zaid,
"Siapa yang pengen kaya, ya belajarlah ridha sama apa pun yang Allah bagi—baik buat diri sendiri maupun orang lain, entah itu harta, jabatan, atau yang lainnya."

Ridha itu kayak mode hati paling chill—nggak ngeluh, nggak protes, nerima total. Kalo udah ridha, jiwa tuh rasanya kaya raya walaupun dompet lagi kempes.

Ayat-ayat Qur’an yang Ngomongin Ridha:

  1. "Allah ridha kepada mereka dan mereka ridha kepada-Nya." (QS. Al-Bayyinah: 8)
  2. "Bisa jadi kamu benci sesuatu, padahal itu baik buat kamu. Bisa juga kamu suka sesuatu, tapi ternyata buruk. Allah yang paling tahu, kamu nggak." (QS. Al-Baqarah: 216)

Hadis Rasulullah SAW:

"Beruntung banget orang yang masuk Islam, dapet rezeki yang cukup, dan Allah bikin dia ngerasa cukup sama apa yang dikasih." (HR. Muslim)


Bab 2: Enaknya Hati yang Ridha

Kalau hati udah ridha, yang kamu dapet:

  • Kaya batin, nggak gampang galau
  • Hati adem terus
  • Hidup nggak neko-neko tapi barakah
  • Nggak gampang iri sama orang
  • Ngerasa deket banget sama Allah

Bab 3: Kata Para Tokoh Sufi Tentang Ridha

1. Hasan al-Bashri:
"Udahlah, jangan sedih kalau ada yang lu pengenin tapi nggak kesampaian. Percaya deh, kalau emang jatah lu, bakal datang juga. Ridha aja, dijamin lu bakal jadi orang paling kaya."

2. Rabi‘ah al-Adawiyah:
"Ya Allah, kalau aku ibadah cuma karena takut neraka, ya silakan masukin aku ke sana. Kalau karena ngarep surga, jauhkan aku darinya. Tapi kalau karena cinta, jangan jauhin aku dari-Mu."
Ini mah level cinta gila. Ridha-nya bener-bener murni, nggak transaksional.

3. Abu Yazid al-Bistami:
"Aku pengen nggak pengen apa-apa. Karena keinginan itu tanda kita belum nerima takdir sepenuhnya."

4. Junaid al-Baghdadi:
"Ridha itu kalau hati tetap lapang walau lagi susah. Karena sadar semua datangnya dari Allah, dan pasti balik ke Dia juga."

5. Al-Hallaj:
"Ridha itu waktu keinginanmu lebur dalam keinginan Allah."

6. Imam al-Ghazali:
"Ridha itu tingkatan tinggi banget, datangnya setelah cinta sejati. Karena orang yang cinta pasti ridha sama semua yang datang dari orang yang dia cintai."

7. Syekh Abdul Qadir al-Jailani:
"Ridhalah sama semua keputusan Allah. Maka Dia bakal ridha sama kamu dan nyukupin kebutuhanmu. Kaya itu bukan di harta, tapi di hati."

8. Jalaluddin Rumi:
"Nggak usah galau kalau belum dapet apa yang kamu mau. Semua ada waktunya. Ridha itu kunci biar kamu ngerti waktunya Allah."

9. Ibnu ‘Arabi:
"Ridha itu ngerti kalau semuanya adalah bagian dari kehendak Allah. Nggak protes, cuma menyaksikan dan pasrah penuh."

10. Ahmad al-Tijani:
"Jalan kita itu ridha total sama keputusan Allah. Karena dari situlah rahmat dan karunia Allah terbuka."


Bab 4: Tips Latihan Ridha Buat Kita Sehari-hari

  1. Rajin bersyukur, sekecil apapun nikmatnya
  2. Stop bandingin hidupmu sama hidup orang
  3. Zikir terus, terutama: Hasbunallahu wa ni‘mal wakil
  4. Renungi Asmaul Husna: Ar-Razzaq (Yang Maha Pemberi Rezeki) & Al-Hakim (Yang Maha Bijaksana)
  5. Wirid harian:
    "Ya Allah, jadikan aku ridha atas semua takdir-Mu..."

Penutup: Kaya Itu Soal Hati

Jangan salah kaprah. Ridha bukan berarti kamu nyerah. Tapi itu bentuk kekuatan paling hebat—nerima dan tetap melangkah. Orang yang ridha nggak bakal miskin. Karena hatinya penuh rasa cukup, jiwanya lapang, dan pikirannya tenang.

Kayak yang dibilang Abdul Wahid bin Zaid:
"Ridha itu pintunya Allah yang agung. Itu surga di dunia."

Semoga kita semua jadi orang yang kaya lewat ridha. Aamiin.


Bonus Doa Biar Hati Ridha:

"Allahumma inni as’aluka ridha-ka wal-jannah, wa a‘udzu bika min sakhatika wan-naar."
(Ya Allah, aku minta ridha-Mu dan surga-Mu. Aku berlindung dari murka-Mu dan neraka-Mu.)


Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
DjokoekasanU

Semoga manfaatnya ngucur kayak air zamzam. 🌱