Monday, April 7, 2025

Anjuran kasih sayang kepada makhluk.


Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhu bahwa ia berkata “Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallama bersabda ‘Orang-orang yang mengasihi akan dikasihi oleh Allah Yang Maha Pengasih. Kasihilah para makhluk yang di bumi niscaya para makhluk di langit akan mengasihi kalian.

a.    Berkat Burung Pipit

Ada sebuah kisah yang sesuai dengan hadis tersebut, yaitu kisah yang diriwayatkan dari Umar radhiyallahu ‘anhu bahwa suatu ketika Umar sedang berjalan-jalan melewati jalan raya kota. Disana ia melihat anak kecil yang memegang burung pipit (Jawa: sejenis Mprit) sambil memainkannya. Melihat demikian itu, Umar merasa kasihan dengan burung itu. Kemudian ia pun membeli burung itu dari si anak kecil. Setelah terbeli, Umar pun melepaskannya.

Beberapa waktu kemudian, Umar    radhiyallahu    ‘anhu meninggal dunia. Banyak dari kalangan para ulama jumhur memimpikannya. Di dalam mimpi itu, mereka bertanya kepada Umar tentang kabarnya;

“Apa yang telah Allah perbuat kepadamu?”

Umar menjawab “Allah telah mengampuniku    dan memaafkanku”.

“Mengapa Allah mengampuni dan memaafkanmu? Apakah karena kedermawananmu? Karena sifat adilmu? Karena sifat zuhudmu?” tanya mereka.

Umar menjawab “[Tidak]. Ketika kalian telah meletakkanku di dalam kuburan, kemudian menutupiku dengan tanah, dan meninggalkanku    sendirian, datanglah dua malaikat yang menakutkan. Akalku melayang dan tulang-tulangku bergemetar keras karena saking takutnya diriku dengan mereka berdua. Kemudian dua malaikat itu memegangku dan mendudukkanku. Ketika mereka ingin menanyaiku, terdengarlah seruan suara tanpa rupa, “Kalian berdua! Pergilah! Tinggalkanlah hamba-Ku dan jangan menakut- nakutinya karena aku telah mengasihinya dan memaafkannya, karena hamba-Ku telah mengasihi burung kecil saat masih hidup di dunia. Oleh karena itu, Aku mengasihinya di akhirat”.

b.    Niatan Baik Abid Bani Isroil

Suatu ketika ada seorang ahli ibadah (Abid) pada zaman Bani Israil tengah melewati tumpukan pasir. Pada saat itu, kaum Bani Israil tengah dilanda kelaparan. Melihat tumpukan pasir itu, Abid berkata dalam hatinya, “Andaikan pasir ini adalah makanan (gandum) maka aku akan memberikannya kepada orang- orang agar mereka bisa kenyang.” Kemudian Allah memberikan wahyu kepada seorang nabi yang ditutus kepada mereka saat itu, “Wahai Nabi-Ku! Katakanlah kepada si Fulan (Abid)! Sesungguhnya Allah telah memberimu pahala amal, yaitu amal ucapanmu ‘Andai pasir ini adalah makanan’ yang andaikan menjadi kenyataan maka kamu akan mensedekahkannya. Barang siapa mengasihi hamba-hamba Allah niscaya Allah akan mengasihinya”. Ketika si Abid mengasihi hamba-hamba Allah dengan ucapannya, “Andai pasir ini adalah makanan (gandum) maka aku akan memberikannya kepada orang-orang agar mereka kenyang,” maka ia mendapatkan pahala dari ucapannya tersebut seperti pahala andaikan ia mengamalkannya.


Berikut muhasabah singkat disertai ayat Al-Qur’an dan hadis tentang anjuran kasih sayang kepada makhluk:


Muhasabah:

Terkadang kita sibuk dengan urusan dunia, hingga lupa bahwa salah satu tanda keimanan adalah kasih sayang kepada sesama makhluk. Baik kepada manusia, hewan, bahkan tumbuhan. Islam mengajarkan kelembutan dan kasih dalam setiap aspek kehidupan. Mari kita renungkan: sudahkah kita hari ini menebar kasih sayang, atau malah sebaliknya?


Ayat Al-Qur’an:

"Dan Kami tidak mengutusmu (Muhammad) melainkan untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam."
(QS. Al-Anbiya: 107)

Nabi diutus bukan hanya untuk umat manusia, tapi juga sebagai rahmat bagi seluruh makhluk. Maka sebagai pengikutnya, kita pun harus meneladani sifat kasih dan rahmat itu.


Hadis Nabi Muhammad SAW:

“Sayangilah siapa yang di bumi, niscaya Yang di langit akan menyayangimu.”
(HR. Tirmidzi)

Kasih sayang yang kita tebar di bumi menjadi sebab datangnya kasih sayang Allah dari langit. Ini janji langsung dari Rasulullah SAW.


Penutup Muhasabah:

Bila ingin disayangi Allah, maka belajarlah menyayangi makhluk-Nya. Senyum pada orang lain, memberi makan hewan, menolong yang kesulitan — semua adalah jalan-jalan kasih sayang yang berpahala besar. Mari jadikan hari ini lebih bermakna dengan menebar rahmat, sekecil apa pun itu.


Mau saya bantu buatkan versi ini dalam bentuk teks dakwah singkat, caption Instagram, atau materi ceramah?

Mengajak kebaikan tapi dia sendiri tidak menjalaninya.

 

Oke! Ini versi lengkapnya, nasehat santai ala anak muda tentang jangan asal ngajak orang ke kebaikan tapi diri sendiri belum ngejalanin, dikaitkan sama ayat Al-Qur’an dan hadis. Gaya bahasanya tetap gaul tapi maknanya dalam:


"Ngajak Orang Baik, Tapi Lupa Ngebaik-in Diri Sendiri?"

"Lo sering bilang ke orang: 'eh, shalat dong', tapi lo sendiri masih suka bolong? Atau ngajak orang jauhin maksiat, tapi lo malah nyelip-nyelip dosa juga? Hmm... hati-hati, jangan sampe lo masuk golongan yang Allah dan Rasul udah wanti-wanti, bro..."


DALIL QUR'AN - QS. Al-Baqarah: 44

"Apakah kalian nyuruh orang lain berbuat baik, sementara kalian lupa pada diri kalian sendiri? Padahal kalian baca Kitab (ilmu agama)? Nggak mikir?"
(QS. Al-Baqarah: 44, versi santai)

Allah tuh nyindir keras banget. Lo ngajarin orang, tapi lo sendiri nggak ngelakuin? Itu bukan dakwah, itu drama.


DALIL HADIS - HR. Bukhari dan Muslim

“Nanti ada orang yang dilempar ke neraka, isi perutnya pada tumpah. Dia muter-muter kayak keledai narik penggilingan. Orang-orang nanya, ‘Eh lo kan dulu nyuruh kami berbuat baik dan cegah yang buruk?’ Dia jawab, ‘Iya sih... gue nyuruh, tapi gue sendiri nggak ngelakuin.’”
(HR. Bukhari & Muslim)

Serem, kan?
Ngomongnya bener, tapi nggak dicontohin. Akhirnya, malah jadi bahan tertawaan di akhirat.


Makna Santainya Gini, Bro-Sis:

  • Ngajak orang ke kebaikan itu mulia. Tapi bakal makin keren kalau lo jalanin duluan.
  • Jangan cuma jadi “speaker” kebaikan, tapi juga jadi pelaku kebaikan.
  • Allah suka orang yang jalanin dulu, baru ngajak. Karena itu dakwah yang paling ngena: dari hati, lewat aksi.

Penutup Ala Anak Gaul:

"Intinya, jangan cuma jago ‘ceramahin’ orang. Tapi mulai dari ceramahin diri sendiri dulu di depan kaca. Karena perubahan itu bukan dari kata-kata manis, tapi dari aksi nyata."


Kalau kamu mau, aku bisa bantuin versi ini jadi caption dakwah, slide carousel Instagram, atau konten TikTok berdurasi 1 menit. Mau diformat ke situ?

Al baqarah 216

 Surah Al-Baqarah ayat 216 memuat nasehat, perintah, dan larangan sekaligus, yang berkaitan erat dengan hikmah Allah dalam menetapkan sesuatu bagi hamba-Nya, meskipun terkadang tidak sesuai dengan keinginan manusia. Berikut isi ayatnya:

"Diwajibkan atas kamu berperang, padahal itu sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal itu baik bagimu. Dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu buruk bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui."
(QS. Al-Baqarah: 216)


1. Perintah

  • "Diwajibkan atas kamu berperang"
    → Ini adalah perintah jihad di jalan Allah, yang diwajibkan dalam kondisi tertentu untuk membela agama, menegakkan keadilan, atau melawan kezaliman.

2. Larangan (Secara Tidak Langsung)

  • Larangan mengikuti hawa nafsu atau menolak perintah Allah hanya karena tidak menyukai sesuatu.
    → Allah melarang kita menilai sesuatu hanya berdasarkan rasa suka atau tidak suka, karena itu bisa menipu.

3. Nasehat dan Hikmah

  • "Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal itu baik bagimu. Dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu buruk bagimu."
    → Ini adalah nasihat penuh hikmah bahwa manusia memiliki keterbatasan dalam memahami takdir dan keputusan Allah.
    → Kita diajak untuk percaya bahwa Allah Maha Tahu apa yang terbaik, meski tidak selalu sesuai keinginan kita.

Inti Pesan Ayat

  • Taatilah perintah Allah, meski terasa berat.
  • Jangan hanya mengikuti perasaan atau keinginan pribadi.
  • Yakinlah bahwa Allah selalu menetapkan yang terbaik, meski kita belum memahaminya.