Saturday, December 11, 2010

Mengapa Harus Operasi?

Mengapa Harus Operasi?

Pembedahan merupakan jenis pengobatan kanker yang paling tua dan paling penting. Selain untuk pengobatan, pembedahan juga dilakukan untuk menegakkan diagnosa dan menentukan stadium kanker. Dengan semakin majunya teknik pembedahan, tingkat keberhasilannya pun semakin meningkat. Kini pembedahan diupayakan menimbulkan luka seminimal mungkin, sehingga penderita tetap dapat beraktivitas senormal mungkin.

Pembedahan –yang secara awam lebih dikenal dengan istilah operasi– menawarkan tingkat kesembuhan yang paling tinggi dibanding pengobatan kanker jenis lainnya, khususnya jika sel-sel kanker belum menyebar ke bagian tubuh lain.

Sebagian besar penderita kanker memerlukan operasi pembedahan (dalam skala besar maupun kecil, yang kadang bahkan tidak menimbulkan luka bedah sama sekali) dengan berbagai tujuan:

Preventif (Pencegahan)
Dilakukan untuk mengangkat jaringan tubuh non kanker yang dikhawatirkan akan berkembang menjadi ganas/kanker. Contohnya, operasi untuk mengangkat polip di usus besar.

Diagnostik
Lazim disebut biopsi, dilakukan untuk mengambil sampel jaringan untuk mengetahui ganas-tidaknya atau apa jenis kankernya. Diagnosa kanker sering hanya dapat dipastikan dengan cara memeriksa sampel jaringan menggunakan mikroskop.

Menentukan Stadium
Sekalipun pemeriksaan fisik dan hasil pemeriksaan laboratorium atau foto dapat membantu menetukan stadium kanker, operasi bisa lebih akurat menunjukkan sudah seberapa jauh kanker itu menyebar, misalnya operasi laparotomi atau laparoskopi.

Penyembuhan
Selama berpuluh-puluh tahun tindakan operasi merupakan cara penyembuhan kanker yang paling utama. Terkadang dikombinasikan dengan kemoterapi atau radiasi (atau keduanya sekaligus), terkadang tidak. Kemoterapi dan radiasi bisa diberikan sebelum atau sesudah pembedahan, bahkan radiasi kadang diberikan pada saat dilakukan pembedahan.

Jika jaringan kanker belum menyebar dan seluruhnya bisa diangkat, tindakan ini dapat membawa kesembuhan total. Tetapi jika sudah menyebar ke sekitarnya, apalagi ke organ tubuh lain seperti pada penderita stadium lanjut, mengangkat seluruh jaringan kanker beresiko menyebabkan kerusakan yang terlalu parah. Tindakan operasi dilakukan hanya untuk mengangkat sebanyak mungkin jaringan, sisanya dibersihkan dengan kemoterapi atau radioterapi.

Paliatif
Pada beberapa jenis kanker stadium lanjut yang tidak mungkin disembuhkan, tindakan operasi dilakukan untuk mengatasi komplikasi dan gangguan yang timbul. Misalnya, kadang ada kanker di bagian perut tumbuh begitu besar sampai menyumbat usus atau mengganggu organ-organ lain. Ini perlu diatasi. Bisa juga pembedahan dilakukan untuk menghilangkan sumber rasa sakit yang tidak mungkin diatasi dengan obat-obatan biasa.

Suportif
Pembedahan jenis ini bertujuan untuk menunjang pengobatan jenis lain. Misalnya operasi pemasangan port kateter pada pembuluh darah, yang akan digunakan untuk memasukkan obat-obat kemoterapi, mengambil sampel darah, dsb.

Rekonstruktif
Bedah rekonstruksi dilakukan untuk mengembalikan penampilan seseorang atau fungsi organ tubuhnya setelah dilakukan operasi lain sebelumnya. Contohnya pada kanker payudara, perlu dilakukan bedah rekonstruksi setelah penderita menjalani operasi mastektomi (pengangkatan payudara). (Titah Rahayu/rumahkanker.com)

Hak-hak Pasien Kanker

Hak-hak Pasien Kanker

Di masyarakat kita masih melekat kuat budaya ”nurut saja apa kata dokter” tanpa perlu bertanya, berdiskusi, terlebih lagi mendebat. Salah satu penyebabnya adalah sedikitnya jumlah dokter ahli kanker/onkologi di Indonesia yang juga berpengaruh pada kualitas ataupun kuantitas hubungan yang sejajar sebagai partner antara pasien dan dokter. Karenanya, sudah tiba waktunya bagi pasien untuk “learning by doing” dalam proses pengobatan penyakit.

Undang-undang No.23 tahun 1992 tentang Kesehatan yang telah di perbaharui dengan UU No.29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran dan Kedokteran Gigi mengatur dan menyebutkan tentang hak-hak pasien, yang antara lain adalah :

1. Hak Atas Informasi

Dalam segala bidang sebuah informasi menduduki peringkat yang sangat tinggi. Informasi ini menjadi penting karena menuntut kejujuran dan mengharapkan kebenaran. Sepahit apapun itu. Mari kita belajar bersama-sama untuk menanggapi secara kritis segala informasi yang kita terima dari dokter sejak diagnosa disampaikan, pemeriksaan awal yang diperlukan sebagai penunjang, tindakan medis yang dilakukan, juga obat-obatan yang kita konsumsi. Tidak hanya itu, konsekwensi atau risiko terburuk yang mungkin kita terima dari pengobatan yang kita tempuh pun harus kita ketahui, termasuk di dalamnya hitungan biaya, fasilitas rumah sakit, serta obat-obatan yang tersedia.
Jika informasi yang kita dapatkan dari dokter atau pihak pemberi layanan medis yang berkaitan sangat minim, sudah saatnya kita mengingatkan atau bahkan menegaskan kepada mereka bahwa salah satu kewajiban mereka adalah sebagai sumber informasi bagi pasien, karenanya sangat tidak beralasan jika mereka tidak bersedia menjelaskan segala sesuatu terkait dengan penyakit yang diderita oleh pasien yang mendatangi mereka.

2. Hak Atas Second Opinion

Hak atas second opinion (pendapat kedua) adalah hak pasien yang dapat digunakan jika si pasien ingin meyakinkan dirinya akan kebenaran diagnosa dan tindakan dokter pertama yang telah ditemuinya. Jika ternyata second opinion dari dokter lain ini berbeda, pasien bisa membicarakannya kembali dengan dokter pertama atau mencari pendapat ketiga.

3. Hak Memilih Dokter

hak_memilih_dokterPasien kanker akan dihadapkan pada banyak pilihan untuk menentukan dokter yang akan menangani. Mulai dari dokter ahli bedah onkologi, ahli radiologi, medical onkologi, ahli patologi, dan lain-lainnya. Ini tidak mudah karenanya pasien dituntut untuk sedikit kritis sebelum menjatuhkan pilihan untuk ditangani oleh (dokter) siapa.

Lain dari itu, sebagai pasien yang smart juga sebaiknya tidak over act dalam menghadapi sikap dokter. Banyak tipe dokter yang mesti kita sikapi dengan bijak. Dari sejumlah questionaire yang saya bagikan pada teman-teman ada beberapa tipikal dokter, diantaranya :
a. Dokter yang tidak mau kerjasama dengan dokter yang lain alias merasa paling benar, bahkan untuk beli obat di luar pun tidak diijinkan. Jika kita mencari opini lain tanpa sepengetahuannya, dia akan marah besar.
b. Tipe yang sangat pelit informasi. Jika tidak ditanya bersikap pasif atau diam saja, dianggapnya pasien sudah tahu. Bisa jadi si dokter punya pertimbangan khusus untuk tidak terbuka pada pasien, salah satunya pertimbangan psikologis pasien.
c. Dokter yang tidak menerima pasien yang tadinya berobat ke luar negeri. Ini sangat tergantung pada sifat pribadi si dokter yang kurang bisa menerima persaingan bebas.
d. Dokter yang ideal, sangat jelas dan lugas dalam memberikan penjelasan, tapi pasiennya banyaaaak sekali karena dia idola banyak pasien, maka antriannya cukup panjang dan sangat melelahkan.

Silakan memilih dokter mana yang akan menjadi partner selama menjalani pengobatan, yang penting kita merasa nyaman bekerjasama dengan dokter tersebut. Sesekali bertukar informasi dan berdiskusi dengan dokter yang dipilih akan sangat baik untuk membuat keputusan medis yang tepat.

4. Hak Memilih Rumah Sakit/Layanan Medis Lain

Tidak semua rumah sakit memiliki fasilitas yang memadai dan sama antara satu dengan yang lainnya. Tidak ada salahnya keluarga pasien membantu mencari informasi rumah sakit untuk mencukupi kebutuhan pasien itu sendiri.
Sebagai pasien kanker kita cenderung berobat ke rumah sakit besar dengan fasilitas tercanggih dan terlengkap, walau terpaksa harus antre seharian. Ini sangat menyiksa. Kenyataannya tidak semua fasilitas itu kita butuhkan. Lebih baik kita memilih rumah sakit yang memiliki layanan medis sesuai kebutuhan dan mudah dijangkau sehingga mencegah bertambahnya penderitaan.

5. Hak Mendapatkan Pelayanan Sesuai Dengan Kebutuhan Medis

Ada hal-hal yang terkadang membuat pasien tidak nyaman selama menjalani pengobatan. Salah satunya adalah kondisi dimana pasien sendiri merasa bahwa pengobatan yang dijalani masih kurang/belum cukup. Hal ini didukung oleh banyaknya perusahaan farmasi yang menyodorkan obat-obatan terbaru yang promosinya dilakukan antara lain oleh marketing representative langsung kepada dokter-dokter.

Yang disesalkan adalah bahwa ada dokter (tidak semua) yang membuat kesan ingin melayani kebutuhan pasien yang merasa masih perlu berobat lagi dengan menambahkan program pengobatan tertentu yang sebenarnya tidak diperlukan. Hal ini tidak sesuai dengan aturan perundangan yang berlaku, karenanya pasien sendiri harus tahu dan memahami bahwa dirinya tidak perlu berlebihan. Cukup disesuaikan dengan kebutuhan medis masing-masing.

6. Hak Memberikan Persetujuan

Setelah mengetahui secara lengkap informasi tentang sakit yang kita derita sebagaimana dijelaskan di atas, kita memiliki hak untuk memberikan persetujuan baik secara lisan dan/atau tertulis (sebaiknya tertulis) tentang pengobatan yang akan kita tempuh. Dengan kata lain tindakan apapun yang akan dilakukan harus disetujui oleh pasien dan/atau minimal keluarganya. Mengapa harus? Karena setiap tindakan medis pasti ada efek sampingnya. Namun dalam keadaan yang memaksa maka dokter boleh melakukan tindakan di luar persetujuan untuk menyelamatkan pasien (dilengkapi dengan berita acara atas tindakan tersebut tentunya).

7. Hak Menolak Pengobatan & Menolak Tindakan Medis Tertentu serta Hak Untuk Menghentikan Pengobatan

Setiap pasien berhak menolak semua/sebagian pengobatan atau tindakan medis, setelah pasien tersebut tahu akan manfaat/resiko pengobatan yang seharusnya dilakukan, tetapi secara sadar memilih untuk tidak melakukannya. Hal ini banyak terjadi pada pasien kanker, mengingat untuk stadium lanjut memang disarankan agar pasien memilih penanganan medis yang lebih nyaman bagi dirinya sendiri.

8. Hak Atas Rahasia Kedokteran

Banyak ditemui kejadian dimana tim medis membicarakan penyakit pasien A kepada pasien B atau kepada orang lain. Ini melanggar hak pasien atas rahasia kedokteran. Kita harus mencegah hal ini terjadi dengan tidak bertanya mengenai pasien lain kepada dokter, mengingat ini ada sanksi hukumnya jika pihak yang kita pergunjingkan ternyata tidak terima. Jika ingin tahu penyakit yang diderita seseorang, sebaiknya kita bertanya langsung kepada pasien yang bersangkutan.

9. Hak Melihat Rekam Medis (medical record)

Rekam medis wajib dibuat oleh seorang dokter, di mana setiap isi dari rekam medis tersebut adalah hak pasien, yang meliputi : hasil laboratorium, gambar/foto beserta keterangannya, serta tindakan pengobatan apa saja yang dilakukan.

Harapan saya yang sederhana dengan apa yang telah dijabarkan adalah setiap pasien mengetahui apa yang menjadi hak-haknya, dan dokter serta tim medis termasuk semua pihak yang berhubungan dengan layanan kesehatan mampu menunaikan kewajibannya dengan bijaksana, sehingga terjalin hubungan yang seimbang antara pasien dan penyedia layanan kesehatan khususnya dokter. (Siti Aniroh/rumahkanker.com)

Siti Aniroh
Breast cancer survivor, penulis buku Nobody Happy with Cancer, BE BRAVE & SMART

Human Papilloma Virus, Penyebab Kanker Leher Rahim

Human Papilloma Virus, Penyebab Kanker Leher Rahim

Kanker leher rahim merupakan jenis kanker yang paling banyak pengidapnya di Indonesia. Bahkan, Indonesia merupakan negara kedua di dunia –setelah Cina– yang memiliki pengidap kanker leher rahim terbanyak. Padahal kanker yang sering disebut kanker mulut rahim ini termasuk kanker yang mudah dideteksi secara dini dan bisa dicegah/diobati sebelum berkembang lebih lanjut.

Hampir semua (99%) kanker leher rahim disebabkan oleh infeksi human papilloma virus (HPV). Infeksi human papilloma virus adalah sesuatu yang sangat mudah terjadi. Diperkirakan tiga per empat dari jumlah orang yang pernah melakukan hubungan seks, laki-laki maupun perempuan, mengalaminya.

Tidak beda dengan flu, kebanyakan infeksi HPV dapat sembuh sendiri, sehingga penderita tidak pernah menyadarinya. Hanya sebagian kecil infeksi HPV yang menjadi infeksi menahun, kemudian berkembang menjadi kanker.

Hmm... sepertinya menarik juga kalau kita kenalan dengan si human papilloma virus ini Smile

Kutil
Anda pernah melihat kutil kan? Bintil-bintil di kulit yang bentuknya menggelembung seperti bunga kol? Itu salah satu “jejak” serangan human papilloma virus (papilloma = bintil/kutil). Virus human papilloma jenisnya lebih dari 100 macam, yang masing-masing diberi nomor untuk membedakan jenis satu dengan jenis lainnya. 60 jenis di antaranya menyebabkan kutil-kutil kulit yang tidak berbahaya. Sisanya merupakan HPV tipe mukosal, yaitu hanya menyerang selaput-selaput lendir seperti yang terdapat pada mulut, kerongkongan, ujung penis, vagina, leher rahim, dan dubur. Tipe mukosal disebut juga HPV genital, karena yang paling sering diserang adalah area kelamin. Ada yang menimbulkan kutil di vagina atau penis, yang lazim disebut dengan penyakit “jengger ayam”, yaitu HPV tipe 6 dan 11, tetapi ini tidak akan menjadi kanker.

Yang dapat menyebabkan kanker adalah HPV genital tipe 16, 18, 31, 35, 39, 45, 51, 52, dan 58. Lebih dari 70% kanker leher rahim disebabkan oleh HPV tipe 16 dan 18. Selain menyebabkan kanker leher rahim, HPV juga dapat menyebabkan kanker anus, vagina, vulva, penis, bahkan kanker kerongkongan.

Virus ini menular terutama melalui hubungan seks, termasuk anal sex, oral sex, dan hand sex. Sebagian besar di antaranya terinfeksi pada umur 15-30 tahun, yakni dalam kurun waktu empat tahun setelah melakukan hubungan seks yang pertama. Orang yang terinfeksi HPV genital biasanya tidak tahu dia terinfeksi, karena infeksi ini tidak menimbulkan gejala sama sekali (kecuali yang menimbulkan “jengger ayam”), dan sistem kekebalan tubuh segera menyerang supaya virus ini mati atau lemah –sehingga tidak aktif.

lesi pra kanker
Lesi pra kanker leher rahim
Sampai sekarang infeksi human papilloma virus belum dapat diobati, tetapi sistem pertahanan tubuh yang baik dapat menyembuhkan 90% di antaranya dalam waktu 2 tahun. Sisanya tetap aktif, atau ada tetapi tidak aktif. Virus yang tidak aktif ini masih dapat menular ke orang lain, sewaktu-waktu aktif lagi (kalau daya tahan tubuh menurun), atau mengubah sel leher rahim menjadi sel pra kanker, yang bertahun-tahun kemudian dapat menjadi kanker.

Vaksinasi
Cara terbaik untuk mencegah infeksi human papilloma virus (juga untuk mencegah serangan segala macam virus lainnya) adalah dengan menjaga kondisi tubuh agar tetap sehat dan bugar dengan pola hidup seimbang: cegah stres, hindari polusi, konsumsi makanan bergizi dan seimbang, cukup olahraga, cukup istirahat. Klasik ya? Tapi memang itulah yang terbaik.

Infeksi HPV juga dapat dicegah dengan vaksinasi, dan akibat yang ditimbulkannya (kutil, lesi pra kanker, maupun kanker stadium dini) dapat mudah dideteksi dan diobati. Vaksin yang tiga kali disuntikkan di lengan ini mampu melindungi kita dari empat tipe HPV penyebab kanker dan “jengger ayam”, yaitu tipe 6, 11, 16, dan 18, selama empat tahun. Sebaiknya vaksinasi diberikan kepada para gadis yang belum pernah melakukan aktivitas seksual. Orang yang sudah pernah melakukan aktivitas seksual kemungkinan besar sudah pernah terinfeksi HPV. Jika yang menginfeksinya bukan virus tipe 6, 11, 16, dan 18, maka vaksinasi ini masih ada gunanya.

Walaupun sudah menjalani vaksinasi, wanita yang sudah melakukan aktivitas seksual seyogyanya melakukan pemeriksaan pap smear berkala secara rutin. Pemeriksaan ini mudah, murah, dan efektif untuk mendeteksi adanya sel abnormal akibat HPV, misalnya lesi pra kanker maupun kanker stadium dini. Kanker leher rahim yang ditemukan pada stadium dini lebih mudah disembuhkan. (Titah Rahayu/rumahkanker.com)

Nutrisi Penghambat Kanker Usus Besar

Nutrisi Penghambat Kanker Usus Besar

I. PENDAHULUAN

Penyakit kanker merupakan salah satu masalah kesehatan di Indonesia. Penyakit ini berkembang semakin cepat dan diperkirakan dari setiap 1.000.000 penduduk terdapat 100 penderita kanker baru.

Penyakit kanker merupakan penyakit keganasan yang timbul ketika sel tubuh mengadakan mutasi menjadi sel kanker yang kemudian tumbuh cepat dan tidak lagi memperhatikan tugasnya sebagai sel normal. Kanker adalah pembelahan dan pertumbuhan sel secara normal yang tidak dapat dikontrol sehingga cepat menyebar, yang terjadi dari perubahan sel yang melepaskan diri dari mekanisme pengaturan normal. Sel-sel ini akan merusak jaringan tubuh sehingga mengganggu fungsi organ tubuh yang terkena.

Ada banyak teori tentang terjadinya penyakit ini, salah satunya adalah teori radikal bebas, di mana oksidasi sel yang berlebihan sebagai akibat dari polusi (asap rokok, gas buangan pabrik, kendaraan), atau penggunaan zat kimia (misalnya bahan adiktif makanan) dapat menyebabkan mutasi tersebut; kendati dalam tubuh juga terdapat enzim-enzim pencegah superoksidasi, dan makanan/diet yang baik dapat pula memberikan vitamin, mineral, juga antioksidan seperti betakaroten, vitamin E, vitamin C, serta selenium.

sayur-mayur

ANEKA SAYUR-MAYUR: menu wajib, karena berserat tinggi dan kaya zat-zat antikanker.

II. GEJALA

Penyakit kanker sering ditandai dengan adanya kaheksia atau sindroma yang ditandai dengan gejala klinis:
• Anoreksia
• Perubahan ambang rasa kecap
• Penurunan berat badan
• Anemia
• Gangguan metabolisme karbohidrat, protein, lemak
• Lemah dan kurang bertenaga
• Perubahan fungsi imun

Kaheksia kanker ditemukan pada 80% pasien yang menderita keganasan tahap lanjut dan menjadi penyebab kematian > 20%. Masing-masing kanker akan memberikan akibat kaheksia yang berbeda. Mekanisme kaheksia kanker tidak sesederhana seperti pada kelaparan, yaitu asupan kalori yang lebih rendah dibanding kebutuhan; melainkan terjadi juga kekacauan metabolisme. Gangguan metabolisme yang terjadi pada kaheksia kanker dipengaruhi keluarnya sitokin dn faktor pemicu kaheksia lain yang dihasilkan oleh tumor dan tubuh sendiri.

III. NUTRISI UNTUK PENCEGAHAN KANKER USUS BESAR

Sebagaimana kita sadari bersama ada beberapa factor yang menentukan bagaimana seseorang memilih makanannya, antara lain:
• Kesenangan serta ketidaksenangan (food like dan dislike)
• Kebiasaan (food habits)
• Daya beli serta ketersediaan makanan (purchasing power and food availability)
• Aktualisasi diri (selt actualization)
• Agama
• Psikologis
• Pertimbangan gizi serta kesehatan

Tugas utama kolon (usus besar) sebagai salah satu saluran pencernaan, selain tempat penyimpanan sisa makanan yang nantinya harus dikeluarkan, adalah juga sebagai tempat absorbsi air, elektrolit, dan berbagai asam empedu. Jika fungsi kolon terganggu maka akan mengakibatkan gangguan penyerapan sisa zat gizi yang tidak terserap usus halus.

Beberapa pencegahan yang dapat dilakukan untuk menghambat pembentukan sel kanker adalah dengan pola hidup (perilaku) sehat, antara lain dengan mengatur pola makan sehari-hari.

Diet gizi seimbang dengan energi, protein, zat besi, zinc, vitamin A berperan dalam mempertahankan kekebalan tubuh. Kekurangan zat-zat gizi tersebut akan melumpuhkan system kekebalan tubuh dan akhirnya tubuh tidak mampu membendung karsinogen (pembentuk sel kanker).

Mengkonsumsi makanan dengan kandungan lemak rendah dan serat yang tinggi dapat menghambat terjadinya kanker. Di samping zat-zat yang merugikan, dalam kandungan gizi makanan tertentu terdapat pula zat gizi yang berfungsi sebagai zat antikarsinogen, yaitu zat yang protektif (melindungi seseorang yang mengkonsumsi dari timbulnya penyakit kanker).

Beberapa jenis bahan makanan yang mengandung antioksidan untuk merangsang kekebalan tubuh antara lain serat, betakaroten, vitamin C, vitamin R, selenium, dan vitamin yang lain yang dapat melawan radikal bebas, terdapat dalam bahan makanan yang termasuk golongan ini:

• Serat dari pangan nabati yang dapat dicerna penting untuk menarik air sekitar pembuluh darah, sehingga melunakkan feces dan mendorong pengeluaran yang efisien melalui usus. Sumber makanan yang mengandung serat ini adalah biji-bijian, kulit dan daging buah-buahan serta sayuran (kol, kembang kol, bayam, dll).
• Betakaroten banyak terdapat pada sayur berwarna kuning seperti wortel, ubi.
• Vitamin C banyak disimpan pada buah-buahan seperti jeruk, jambu biji, dll.
• Vitamin E terkandung dalam minyak nabati, jagung, sereal, sayur berdaun hijau, buah-buahan.
• Selenium banyak terdapat pada daging, kerang, sereal.
• Asam folat bisa didapatkan dari konsumsi sayuran hijau (brokoli, bayam, asparagus), biji-bijian, hati, kacang polong, buncis.
• Kalsium berperan dalam proses proliferasi (perkembangbiakan) sel pada lapisan mukosa kolon (usus besar) manusia, karena itu masukan kalsium (Ca) yang cukup tinggi dapat mengurangi terjadinya kanker usus besar. Zat ini banyak terdapat dalam susu, yoghurt, keju, bayam, brokoli.
• Vitamin B3 (niasin) pada ayam, ikan, kacang-kacangan, daging tanpa lemak, telur, apukat.
• Vitamin D yang dalam bentuk aktif dapat menghambat pelipatgandaan sel kanker, banyak kita dapatkan dari mentega, susu, kuning telur, hati, beras, ikan.
• Seng (zinc) banyak terdapat pada hewani seperti daging, ayam, telur, biji-bijian, roti, susu.
• Alkylglyserol pada minyak ikan hiu, tulang rawan ikan hiu, merupakan faktor angiogenesis yang mencegah pembentukan darah baru dalam penyebaran sel kanker.
• Omage 3 berasal dari minyak ikan.
• Beberapa ekstrak tumbuhan seperti bromelain (nanas), bawang putih, bawang bombay, lentil, serta jamur shiitake.

Beberapa Hal Yang Perlu Diperhatikan dan Dihindari:

Sup-Gurame-Merah
SUP GURAMI: ikan rebus/kukus merupakan pilihan protein hewani paling sehat.
• Pemanasan/pemasakan sayuran yang terlalu lama dalam suhu yang tinggi.
• Menggoreng makanan dapat menimbulkan zat trans fatty acid.
• Penggunaan minyak yang berulang/jelantah mengandung zat radikal bebas seperti peroksida, epioksida yang bersifat karsinogenik dan mutagenic, yang mengubah sel normal menjadi ganas.
• Makanan yang tercemar oleh jamur aspergillus flavus yang menghasilkan aflatoksin seperti pada kacang busuk, keju kedaluarsa, juga bersifat karsinogenik.
• Bila memasak daging, akan terbentuk senyawa HCA (amina amina heterosiklik) yang munsul selama proses browning/pencoklatan, semakin sedikit HCA terbentuk semakin sehat daging dimakan.
• Memanggang makanan lebih baik daripada menggoreng.
• Merebus secara perlahan dengan panas bertahap, mengukus, memasak dengan oven, praktis tidak menghasilkan HCA, jadi sangat dianjurkan.
• Pembatasan konsumsi daging merah hingga kurang dari 3x per minggu, sebagai gantinya kita dapat mengkonsumsi daging putih seperti ikan, unggas, ayam.
• Peningkatan konsumsi sayur dan buah hingga 5x sehari, dengan mengkonsumsi sayuran yang kalorinya rendah tapi banyak mengandung serat seperti lalap ketimun, tomat, taoge, kol. Sayuran yang mengandung antioksidan alami (wortel, brokoli) dapat dikonsumsi lebih sering, bila perlu dibuat jus, capjay, cah.
• Peningkatan asupan serat dengan mengkonsumsi makanan yang mengandung sereal utuh (jagung, havermout, kacang hijau) atau agar-agar, kolang-kaling, cincau, selasih, dan rumput laut.
• Label makanan kemasan perlu diperhatikan untuk melihat kandungan gizi, terutama lemak.
• Konsumsi minuman seperti teh hijau, susu kedelai, beras kencur, kunyit asem, dapat dilakukan untuk mendapatkan kandungan fitokimia yang berkhasiat.

IV. PENUTUP

Banyak faktor yang dapat menyebabkan terjadinya kanker usus besar, selain faktor genetik, lingkungan, pola hidup yang meliputi juga pola makan yang kurang sehat dengan tingginya asupan lemak dalam konsumsi sehari-hari.

Untuk mencegahnya antara lain melalui pola makan yang sehat dengan gizi seimbang sesuai kebutuhan, baik karbohidrat, protein, lemak, vitamin, maupun mineral. Sebaiknya dalam sehari kita mengkonsumsi minimal 10 macam, bahan makanan (makanan pokok, lauk hewani, lauk nabati, aneka sayur dan buah, bila perlu tambahkan susu), menghindari makanan yang kurang bersih (baik dari mikroorganisma maupun dalam penanganannya). Selain itu kita harus waspada terhadap makanan yang kedaluarsa dan memperhatikan pengolahan yang tidak semestinya. Dan yang tidak kalah penting adalah olahraga rutin sesuai kondisi untuk membantu menyehatkan fisik kita.

Jika kita mau mengakui kebenaran pendapat bahwa kesehatan memang bukan segalanya, tetapi segalanya tanpa kesehatan tidak ada artinya, dan jika obat dipandang sebagai dasar terapi maka nutrisi harus dipertimbangkan sebagai dasar kesembuhan, tentunya pertimbangan gizi dan kesehatan akan kita letakkan di tempat pertama. (Eko Dwi Martini, DCN/rumahkanker.com)

* Makalah Seminar Kanker Usus Besar, 25 April 2010
Diupload dengan seijin Ibu Eko Dwi Martini, DCN
Ahli Gizi Gedung Rawat Inap Utama (GRIU) "Graha Amerta"
RSU Dr. Soetomo, Surabaya

Guru Harus Bisa Mengenali Anak Autis di Sekolah

Guru Harus Bisa Mengenali Anak Autis di Sekolah

Email Cetak PDF
Merry Wahyuningsih - detikHealth
Jakarta, Tak sedikit anak autis yang baru terdeteksi harus membutuhkan 'perhatian' khusus setelah memasuki usia sekolah. Ini juga menjadi tanggungjawab guru agar bisa mengenali dan membantu anak autis di sekolah.

Autisme biasanya terdeteksi sebelum usia 3 tahun. Namun, ada juga gejala sejak usia bayi dengan keterlambatan interaksi sosial dan bahasa (progresi) atau pernah mencapai normal tapi sebelum usia 3 tahun perkembangannya berhenti dan mundur, serta muncul ciri-ciri autisma.

Tak hanya orangtua, guru di sekolah mulai dari kelompok bermain (playgroup), Taman Kanak-kanak dan Sekolah Dasar juga harus mengenali secara dini bila ada anak didiknya yang menunjukkan gejala-gejala autisma.

"Sayangnya, masih banyak guru yang belum mengenali gejala autis pada anak di sekolah," tutur Tri Gunadi, OT, S.Psi, S.Ked dari Yayasan Medical Exercise Therapy dalam acara Autism & Friends: Talent & Artwork Showcase di Senayan City, Jakarta, Jumat (30/7/2010).

Dalam acara peduli autis yang diadakan oleh London School of Public Relation ini, Gunadi menjelaskan bahwa ada beberapa hal yang bisa dijadikan petunjuk untuk mengenali gejala autis oleh orangtua dan guru, yaitu:

1. Gangguan kualitatif interaksi sosial
Gangguan ini berupa gangguan atau kesulitan berinteraksi dengan orang-orang sekitar, baik orangtua, guru maupun teman.

2. Gangguan kualitatif komunikasi dan bahasa
Anak autis akan mengalami kesulitan menangkap kata, non verbal, serta jika verbal mengalami echolalia (hanya meniru berulang-ulang), isi pembicaraan aneh, tidak berkomunikasi dua arah, isi tidak relevan, tidak mengerti kata ganti orang, dll.

3. Terjadi gangguan mindblidness
Yaitu tidak mampu mengenali status mental diri dan orang lain dan kurang bisa membaca pikiran orang lain.

4. Pola perilaku dan minat yang terbatas itu itu saja
Anak autis biasanya mengalami gangguan perilaku deficit (suka menyendiri, kurang motivasi, pasif dan lainnya) atau gangguan perilaku berlebihan (tantrum atau suka mengamuk, agresif, berlari-larian, dll).

5. Gangguan emosi
Anak autis kesulitan dalam mengidentifikasi emosi, kuantifikasi emosi, mengekspresikan emosi (datar, temper tantrum, gembira, frustasi, cemas, panik, dll), cenderung lebih banyak menunjukkan emosi negatif dan campuran bentuk emosi yang aneh.

Selain itu, anak autis juga sering tidak membagi emosi dengan orang lain, kurang tertarik dengan ekspresi wajah orang lain dan akhirnya tidak mau menatap mata orang lain.

6. Gangguan perkembangan kognitif
Walaupun rata-rata anak autis mempunyai memori yang luar biasa, tapi cenderung tidak fungsional, problem solving (penyelesaian masalah) yang buruk terutama tidak mampu membaca informasi kontekstual, serta fungsi eksekutif yang rendah (perencanaan, pengaturan, kontrol diri dan fleksibilitas kognitif).

Selain mengalami gangguan-gangguan di atas, anak autis juga memiliki respons sensorik yang tidak terintegrasi.

Ada enam kondisi sensori, yaitu keseimbangan, raba, rasa sendi, penglihatan, pendengaran, pengecapan dan penciuman.

Nah, anak autis biasanya akan mengalami kondisi sensori yang kurang dan cenderung seeker (mencari stimulus sensori) ataukondisi sensori yang berlebih dan cenderung avoider (menghindar terhadap stimulus sensori).

Anak dengan kondisi seeker akan selalu mencari rangsangan secara berlebihan, misalnya sangat suka permainan keseimbangan, suka disentuh dan menyentuh, suka menghentak-hentakkan kaki, berlari-larian, suka melihat benda-benda berputar, mendengar suara-suara tertentu, dan lainnya.

Tapi anak yang cenderung avoider akan berkebalikan dengan kondisi seeker. Anak-anak tersebut akan sangat takut dengan segala hal yang memerlukan keseimbangan, tak suka disentuh dan menyentuh (bahkan tidak mau berpakaian), sangat pendiem, akan berteriak bila mendengar suara-suara tertentu, dan sebagainya.

Gejala-gejala autisme pada anak tersebut sebaiknya dapat diketahui sejak dini, baik oleh orangtua maupun guru di sekolah. Karena semakin cepat terdeteksi, maka akan semakin cepat dilakukan intervensi atau tindakan yang dapat mengurangi gejala autisme.





(mer/ir)

Siapa Bilang "Autis" Tak Bisa Disembuhkan

Siapa Bilang "Autis" Tak Bisa Disembuhkan

Email Cetak PDF

Terutama jika anak yang mengalami autisme sudah diterapi sejak usia kurang dari 3 tahun.

Amril Amarullah

SURABAYA POST -- Punya anak autis kerap menjadi beban pikiran orangtua. Mereka khawatir anaknya tidak bisa hidup normal, padahal autisme bisa disembuhkan.

Hingga saat ini belum ditemukan penyebab autisme yang kebanyakan diderita anak sejak lahir. Gejala autisme seringkali sudah terlihat saat anak belum berusia 2 tahun. Tapi pada beberapa kasus, ada yang baru terdiagnosis ketika memasuki taman kanak-kanak atau usia awal sekolah dasar.


Akibat gangguan perkembangan neurobiologis yang sangat kompleks, anak autis tidak bisa senormal anak pada umumnya. Mereka seperti hidup dalam dunianya sendiri dan kadang bertingkah hiperaktif. Namun jika ditangani lebih dini melalui terapi kejiwaan, anak autis bisa pulih seperti anak normal.

"Semakin dini seorang anak terdiagnosis mengalami autisme, penanganan bisa makin optimal. Terutama jika anak yang mengalami autisme sudah diterapi sejak usia kurang dari 3 tahun," kata dr Yunias Setiawati SpKJ, supervisor Day Care Psikiatri Anak RSUD dr Soetomo Surabaya.

Pasalnya, menurut dia, dalam usia tersebut perkembangan otak belum optimal. Yunias mengaku, pada beberapa pasien autis yang ia tangani sejak dini, kondisinya sekarang sudah seperti anak normal. Bahkan ada yang IQ-nya bertambah dan mampu mengenyam pendidikan di sekolah internasional.

Dalam penanganan anak autis, ada beragam terapi. Di antaranya terapi biomedis, perilaku, okupasi, wicara dan musik serta edukasi keluarga. Dalam terapi medis, anak biasanya diberi obat untuk membuang kandungan logam berat dari tubuhnya. Anak autis kebanyakan memiliki kadar logam berat lebih banyak dari anak lain. Hal ini menyebabkan berubahnya susunan dan fungsi sel otak.

Banyaknya kadar logam berat dalam tubuh seorang anak bisa disebabkan banyak hal. Namun yang paling utama adalah polusi. Bahkan seorang ibu yang mengonsumsi ikan laut dari perairan yang sudah tercemar limbah atau polusi bisa menyebabkan anaknya menderita autisme.

Selain membuang zat berbahaya dalam tubuh, anak autis juga harus menjalani diet rendah casein dan gluten. Artinya, mereka tidak boleh mengkonsumsi susu sapi dan tepung terigu. Termasuk makanan yang terbuat dari kedua bahan tersebut seperti es krim dan roti.

Sebagai ganti, anak autis bisa minum susu kedelai. Untuk tepung, mereka masih bisa mengkonsumsi tepung ketan, beras, sagu, tapioka, hunkwe, bihun, kentang dan suun. Selama menjalani diet, orangtua memegang peranan penting. Pasalnya, orangtua harus disiplin dan tegas dalam mengawasi makanan yang dikonsumsi anaknya.

Laporan: Reny Mardiningsih

Merkuri Bukanlah Penyebab Autisme?

Merkuri Bukanlah Penyebab Autisme?

Email Cetak PDF

Benarkah merkuri bukanlah penyebab autis yang selama ini dipercaya banyak orang?

Petti Lubis, Mutia Nugraheni

VIVAnews - Kesimpulan tentang merkuri sebagai penyebab autis yang selama ini dipercaya banyak orang 'dipatahkan' dengan penelitian yang dimuat dalam jurnal Environmental Health Perspective pada 19 Oktober lalu.


Sebelumnya, sebuah penelitian mengungkapkan merkuri adalah 'biang keladi' autisme, karena kadar merkuri pada anak penderita autis sangat tinggi. Namun, pada penelitian terbaru ini menemukan bahwa tidak ada perbedaan level merkuri pada anak yang normal dan anak penderita autis.

"Penelitian ini sangat penting untuk menjawab pertanyaan banyak orang, mengenai peran merkuri sebagai pemicu autisme pada anak," kata Dr. Patricia Manning-Courtney, kepala The Kelly O'Leary Center for Autism Spectrum Disorders di Cincinnati Children's Hospital Medical Center, Amerika Serikat seperti vivanews kutip dari Health.com.

Penelitian ini dimaksudkan untuk melihat perbandingan kadar merkuri pada anak yang menderita autis dan anak yang normal. Sebanyak 452 anak yang berusia antara 2 hingga 5 tahun dilibatkan dalam penelitian.

Sampel darah mereka diambil dan beberapa pertanyaan diajukan pada ibu-ibu mereka. Pertanyaan tersebut terkait kebiasaan makan saat hamil, penggunaan obat-obatan atau vaksin, serta produk kecantikan yang digunakan.

"Interpretasi dari penelitian memang menunjukkan tidak ada hubungan antara kadar merkuri dengan autisme. Tetapi, jika dilihat kembali kadar merkuri pada anak penderita autis lebih tinggi setelah terdiagnosa. Untuk lebih mendapatkan hasil yang akurat perlu dilakukan penelitian lanjutan," kata Sallie Bernard, kepala SafeMinds (Sensible Action for Ending Mercury-Induced Neurological Disorders), seperti vivanews kutip dari Health.com.

Yang jadi masalah, setelah penelitian ini polemik tentang penyebab terjadinya autisme pada anak tampaknya akan terus menjadi misteri.

• VIVAnews

Deteksi Awal Autisme dalam Waktu Lima Menit

Deteksi Awal Autisme dalam Waktu Lima Menit

Email Cetak PDF

Kini, sebuah studi baru menawarkan teknik mendeteksi awal autisme dalam waktu 5 menit.
Petti Lubis, Lutfi Dwi Puji Astuti

VIVAnews - Lebih dini dideteksi, autisme bisa lebih cepat ditangani. American Academy of Pediatrics menyarankan agar melakukan pemeriksaan gejala autisme pada anak pada usia antara 18 bulan hingga 2 tahun. Tes autisme yang dilansir American Academy of Pediatrics memakan waktu hingga dua jam.


Namun, saat ini sebuah studi baru dari Emory University dan Georgia Tech menawarkan cara yang lebih cepat, yakni melakukan uji deteksi autisme dalam waktu hanya lima menit.

Proses ini disebut 'Rapid Attention Back and Forth Communication Test', atau disebut dengan "Rapid ABC". Teknik ini dapat dilakukan hanya dalam waktu lima menit melalui keterlibatan anak dalam kegiatan-kegiatan sederhana lewat komunikasi.

Tes ini bukanlah pengganti untuk pemeriksaan autisme komprehensif, namun dapat mengidentifikasi anak yang berisiko alami autisme di awal perkembangan mereka. Jika memang terdeteksi orangtua bisa memberikan mereka terapi lebih awal untuk mengatasi masalah autisme, seperti yang dikutip dari situs Momlogic.

Dr. Alana Levine, spesialis anak mengatakan, "Gejala gangguan spektrum autisme mencakup gangguan dalam interaksi sosial dan komunikasi. Tapi, bisa juga dicirikan lewat perilaku tidak biasa. Seperti, gerakan berulang, dan kurangnya kontak mata," katanya.

Dr. Levine juga mencatat bahwa jika Anda memiliki kecurigaan anak Anda mungkin mengidap autisme, tes "Rapid ABC" hanya tes deteksi awal, dan perlu dilanjutkan dengan uji diagnostik penuh untuk evaluasi emosional dan fisik secara menyeluruh.

Saat ini, teknik 5 menit mendeteksi autisme anak ini masih dalam proses penyempurnaan, sebelum diajarkan ke rumah-rumah sakit.

• VIVAnews

Minyak Goreng Yang Aman Untuk Kesehatan

Minyak Goreng Yang Aman Untuk Kesehatan Bookmark and Share
Minyak Kelapa
Minyak Kelapa, paling aman bagi tubuh
Bagi kita semua, terutama para pejuang kanker, memilih jenis minyak goreng sama pentingnya dengan menentukan kualitas minyak dan melakukan penggorengan sendiri di rumah. Karena ada banyak jenis minyak goreng yang sering digembar-gemborkan aman bagi kesehatan, ternyata justru memiliki potensi bahaya.

Yang jelas-jelas tidak aman adalah minyak jelantah. Minyak jelantah adalah minyak yang sudah pernah dipakai, sehingga sudah mengandung akrilamida, radikal bebas, dan asam lemak trans. Terlebih kalau warnanya sudah kecoklatan, dan teksturnya kental. Kalau dipanaskan lagi, semakin tinggi kandungan senyawa-senyawa karsinogenik tersebut di dalamnya.

Struktur molekul minyak juga memiliki pengaruh penting. Menurut Iwan T. Budiarso, dengan memperhatikan struktur molekulnya minyak dapat dibedakan atas bermacam-macam jenis.

Berdasarkan ada atau tidaknya ikatan ganda dalam struktur molekulnya, minyak dapat dibagi menjadi tiga kelompok, yakni:

(1) minyak dengan asam lemak jenuh (saturated fatty acids)
Asam lemak jenuh antara lain terdapat pada air susu ibu (asam laurat) dan minyak kelapa. Sifatnya stabil dan tidak mudah bereaksi/berubah menjadi asam lemak jenis lain.

(2) minyak dengan asam lemak tak jenuh tunggal (mono-unsaturated fatty acids) maupun majemuk (poly-unsaturated fatty acids)
Asam lemak tak jenuh memiliki ikatan atom karbon rangkap yang mudah terurai dan bereaksi dengan senyawa lain, sampai mendapatkan komposisi yang stabil berupa asam lemak jenuh. Semakin banyak jumlah ikatan rangkap itu (poly-unsaturated), semakin mudah bereaksi/berubah minyak tersebut.

Asam lemak tak jenuh (omega 3, omega 6, omega 9) sering dipromosikan memiliki banyak manfaat, antara lain menurunkan “kolesterol jahat” (LDL = low density lipoprotein) dan mencegah serangan jantung. Banyak terdapat pada minyak sayur seperti minyak kedelai, minyak canola, minyak bunga matahari, minyak kelapa sawit, dll.

Sayangnya mereka tidak mencantumkan peringatan bahwa asam lemak tak jenuh hanya baik bila langsung dikonsumsi tanpa diolah/dipanaskan dulu; juga jumlahnya tak boleh lebih dari 4 gram sehari. Karena jika dipakai untuk menggoreng, asam lemak tak jenuh justru lebih mudah membentuk akrilamida, radikal bebas, dan lemak trans yang berbahaya!

tabel_asam_lemakGambar di samping ini menunjukkan perbandingan kandungan asam lemak jenuh, asam lemak tak jenuh tunggal, maupun asam lemak tak jenuh ganda dari berbagai jenis minyak. Silakan Anda membandingkannya sendiri. Smile

(3) minyak dengan asam lemak trans (trans fatty acid)
Asam lemak trans banyak terdapat pada lemak hewan, margarin, mentega, minyak terhidrogenasi, dan terbentuk dari proses penggorengan. Selain karsinogenik, lemak trans meningkatkan kadar kolesterol jahat, menurunkan kadar kolesterol baik, dan menyebabkan bayi-bayi lahir prematur.

PANJANG-PENDEK RANTAI KARBON

Selain dibedakan berdasarkan struktur molekulnya, minyak dapat dibedakan berdasarkan panjang-pendek rantai karbonnya. Minyak kelapa merupakan minyak yang 92%-nya mempunyai panjang rantai karbon sedang (medium chain fatty acids=MCFA). 50% di antaranya merupakan asam laurat seperti terdapat pada air susu ibu, yang dapat membunuh berbagai kuman, virus, dan parasit. Molekulnya terdiri atas 12 atom karbon yang diikat jenuh (tidak ada ikatan ganda).

Minyak dengan rantai karbon pendek dan sedang dapat langsung diserap oleh tubuh tanpa melalui proses cerna yang berbelit-belit. Langsung dibawa ke hati untuk diubah menjadi energi untuk meningkatkan fungsi kelenjar endokrin, organ, serta jaringan-jaringan tubuh.

Minyak sayur pada umumnya tergolong asam lemak rantai panjang (long chain fatty acids = LCFA), yang terdiri atas 18 atom karbon atau lebih. Ukuran molekulnya besar-besar, sehingga perlu diproses dulu menjadi asam lemak berukuran kecil dan berbentuk asam lemak bebas agar dapat diserap melalui dinding usus. Setelah lolos dari dinding usus, asam lemak bebas ini disusun kembali menjadi lipoprotein kemudian dibawa ke hati. Di sana diubah menjadi energi, kolesterol, dan sisanya ditimbun menjadi jaringan lemak. Nah, kolesterol dan lemak inilah yang menjadi penyebab berbagai penyakit kronis, degeneratif, maupun kanker.

Menurut penelitian, yang paling banyak kandungan LCFA-nya adalah minyak safflower (78%), disusul minyak bunga matahari (69%), dan minyak canola (31%). Kandungan LCFA minyak zaitun berkisar 9%, sedang yang paling rendah adalah minyak kelapa (2%).

MINYAK KELAPA

Dengan mempertimbangkan berbagai keterangan di atas dapat kita simpulkan, bahwa minyak goreng yang paling aman bagi tubuh kita, terlebih bagi pejuang kanker, ternyata adalah minyak kelapa. Minyak goreng tradisional warisan nenek moyang bangsa Indonesia yang telah begitu lama kita tinggalkan. Bukan minyak kedelai, minyak bunga matahari, minyak canola, minyak zaitun, apalagi margarin atau minyak sawit! (Titah Rahayu/rumahkanker.com)

Faktor-Faktor Pemicu Kanker

Faktor-Faktor Pemicu Kanker Bookmark and Share

Sampai sekarang masih menjadi teka-teki, mengapa seseorang mengidap kanker, sedang orang lainnya tidak. Yang sudah diketahui, kanker bisa disebabkan oleh banyak faktor, dan berkembang dalam waktu bertahun-tahun.

Riset membuktikan bahwa bahwa beberapa faktor dapat meningkatkan resiko seseorang terkena kanker. Untungnya sebagian besar faktor resiko itu dapat dihindari, dikontrol, dan dikendalikan, dengan memilih gaya hidup yang tepat.

Berikut adalah faktor-faktor yang paling banyak menyebabkan timbulnya kanker. Faktor-faktor lainnya masih banyak, sayangnya belum memungkinkan untuk dibeberkan semuanya di sini.

Umur

Kebanyakan kanker menyerang orang yang berumur di atas 60 tahun. Tetapi tidak sedikit orang yang jauh lebih muda, bahkan anak-anak di bawah umur lima tahun, yang juga terkena kanker.

stop merokok
Rokok menyebabkan kanker!
Tembakau

Asap rokok/tembakau yang dihirup baik perokok aktif maupun perokok pasif dapat menyebabkan kanker paru-paru, kanker pita suara, kanker mulut, tenggorokan, ginjal, kandung kencing, kerongkongan, perut, pankreas, leukemia, dan leher rahim. Bukan hanya asapnya, bahkan sering menghirup aroma tembakau pun dapat menyebabkan kanker, dan mengunyah/menghisapnya (misal dalam bentuk susur –Jw) dapat menyebabkan kanker mulut.

Sinar Matahari

Sinar matahari pagi baik untuk kesehatan. Tetapi sinar matahari siang, yang banyak mengandung ultraviolet, dapat menyebabkan kanker kulit. Gunakan payung, topi lebar, dan pakaian yang sebanyak mungkin menutup tubuh untuk melindungi diri dari sinar ultraviolet. Kulit yang tidak terlindungi, sebaiknya diolesi dengan sunscreen yang mengandung sun protection factor (SPF) paling sedikit 15.

Sinar ultraviolet dapat menembus kaca, pakaian yang tipis, juga dapat dipantulkan oleh pasir, air, salju, dan es. Perlu diingat, bahwa lampu-lampu ultraviolet yang banyak dijual di toko juga dapat menyebabkan kanker, lho.

Zat-zat Kimia

Banyak zat kimia yang ditambahkan dalam makanan/minuman modern yang dapat menjadi pemicu kanker, misalnya zat pengawet, pewarna buatan, pemanis buatan, perasa buatan. Padahal, hampir semua makanan/minuman produksi pabrik atau yang dijual di warung/restoran mengandung zat-zat tambahan tersebut.

Tetapi makanan yang disiapkan di rumah pun belum tentu bebas resiko kanker. Karena kebanyakan sayur-sayuran dan buah-buahan ditanam dengan mengandalkan pupuk buatan dan pestisida. Makanan yang dipanggang, dibakar, atau digoreng dengan minyak jelantah juga berpotensi menyebabkan kanker. Begitu juga air yang terpolusi deterjen maupun limbah-limbah kimiawi lainnya (walaupun telah dijernihkan).

Zat-zat kimia lain penyebab kanker dapat masuk ke tubuh manusia melalui udara, misal bensin, asbes, kadmium, nikel, vinil klorida, dan sebagainya.

Infeksi Virus dan Bakteri

Beberapa jenis virus dan kuman dapat meningkatkan resiko kanker, antara lain:

Virus human papilloma (HPV), merupakan penyebab utama kanker leher rahim dan dapat meningkatkan resiko timbulnya kanker jenis lain. Virus hepatitis B dan hepatitis C dapat memicu timbulnya kanker hati. Virus human T-cell leukemia/lymphoma (HTLV-1) meningkatkan resiko limfoma dan leukemia. Virus human immunodeficiency (HIV) yang dikenal sebagai penyebab AIDS ini meningkatkan resiko limfoma dan Kaposi’s sarcoma.

Virus Epstein-Barr meningkatkan resiko terjangkitnya limfoma. Virus human herpes 8 (HHV8) dapat menyebabkan Kaposi’s sarcoma. Helicobacter pylori penyebab luka lambung dan usus juga dapat menimbulkan kanker di sepanjang saluran pencernaan.

Untuk mengurangi kemungkinan tertular virus/bakteri tersebut, hindari berganti-ganti pasangan seksual, juga jangan saling bertukar sikat gigi, jarum, sisir, peralatan makan, dsb.

Diet, Kegemukan, dan Kurang Gerak

Terlalu banyak mengkonsumsi daging merah dan garam diduga dapat meningkatkan resiko kanker usus, rektum, dan kanker lain di daerah perut. Sebaliknya banyak mengkonsumsi sayur dan buah dapat mengurangi resiko kanker di sepanjang saluran pencernaan.

Kegemukan dan kurang gerak dapat memicu timbulnya kanker payudara, endometrium, ginjal, usus besar, dan kerongkongan. Untuk mencegahnya, setiap hari berolahragalah setidaknya selama 30 menit.

Alkohol

Konsumsi alkohol dapat memicu kanker mulut, tenggorokan, kerongkongan, pita suara, liver, dan payudara. Tetapi sekali-sekali makan tape, tidak apa-apa kok.

Hormon

Hormon estrogen yang berlebihan dalam tubuh dapat meningkatkan kemungkinan terjangkitnya kanker kandungan dan kanker payudara. Sedang hormon progesteron dapat mencegah timbulnya kanker endometrium, tetapi meningkatkan resiko kanker payudara. Kedua jenis hormon tersebut banyak digunakan sebagai bahan pil KB maupun terapi sulih hormon pada wanita menopause. Penggunaan jangka panjang dapat mengurangi resiko kanker kandungan dan endometrium, tetapi meningkatkan resiko kanker payudara dan kanker liver.

Riwayat Keluarga

Faktor-faktor pemicu di atas baru akan menimbulkan kanker kalau berhasil membuat sebuah gen dalam inti sel berubah (bermutasi). Jika sistem kekebalan tubuh tidak mampu memperbaiki atau menghancurkan gen yang mengalami mutasi ini, gen tersebut membuat sel normal berubah menjadi sel ganas, yang seterusnya berkembang menjadi kanker.

Adakalanya gen pembawa sifat ini kemudian diturunkan kepada anak, yang membuat anak tersebut memiliki gen yang tidak normal. Sekalipun demikian gen tidak normal ini belum tentu berkembang menjadi kanker, karena masih tergantung pada ada-tidaknya pemicu-pemicu lain dan kuat-tidaknya daya tahan tubuhnya. Lagipula tidak semua jenis kanker diturunkan. Hanya kanker jenis tertentu yang memiliki kecenderungan diturunkan, yakni melanoma (kanker kulit), payudara, kandungan, prostat, dan usus besar.

Jangan Takut

Walaupun dalam kehidupan kita sekarang ini tampaknya segala sesuatu dapat menyebabkan kanker, kita tidak perlu terlalu takut. Kanker tidaklah semudah itu menyerang kita. Tidak semua hal menyebabkan kanker. Juga, kanker tidak menular. Jika kita memiliki satu atau beberapa faktor resiko kanker, bukan berarti kita pasti menderita kanker. Memang beberapa orang lebih sensitif terkena kanker dibanding yang lain. Tetapi itu pun belum tentu! Jadi tidak usah takutlah, apalagi sampai stres. Kalau kita stres, justru stres itulah yang membuat kondisi kita buruk, dan memudahkan datangnya penyakit. (Titah Rahayu/rumahkanker.com)

Human Papilloma Virus, Penyebab Kanker Leher Rahim

Human Papilloma Virus, Penyebab Kanker Leher Rahim Bookmark and Share

Kanker leher rahim merupakan jenis kanker yang paling banyak pengidapnya di Indonesia. Bahkan, Indonesia merupakan negara kedua di dunia –setelah Cina– yang memiliki pengidap kanker leher rahim terbanyak. Padahal kanker yang sering disebut kanker mulut rahim ini termasuk kanker yang mudah dideteksi secara dini dan bisa dicegah/diobati sebelum berkembang lebih lanjut.

Hampir semua (99%) kanker leher rahim disebabkan oleh infeksi human papilloma virus (HPV). Infeksi human papilloma virus adalah sesuatu yang sangat mudah terjadi. Diperkirakan tiga per empat dari jumlah orang yang pernah melakukan hubungan seks, laki-laki maupun perempuan, mengalaminya.

Tidak beda dengan flu, kebanyakan infeksi HPV dapat sembuh sendiri, sehingga penderita tidak pernah menyadarinya. Hanya sebagian kecil infeksi HPV yang menjadi infeksi menahun, kemudian berkembang menjadi kanker.

Hmm... sepertinya menarik juga kalau kita kenalan dengan si human papilloma virus ini Smile

Kutil
Anda pernah melihat kutil kan? Bintil-bintil di kulit yang bentuknya menggelembung seperti bunga kol? Itu salah satu “jejak” serangan human papilloma virus (papilloma = bintil/kutil). Virus human papilloma jenisnya lebih dari 100 macam, yang masing-masing diberi nomor untuk membedakan jenis satu dengan jenis lainnya. 60 jenis di antaranya menyebabkan kutil-kutil kulit yang tidak berbahaya. Sisanya merupakan HPV tipe mukosal, yaitu hanya menyerang selaput-selaput lendir seperti yang terdapat pada mulut, kerongkongan, ujung penis, vagina, leher rahim, dan dubur. Tipe mukosal disebut juga HPV genital, karena yang paling sering diserang adalah area kelamin. Ada yang menimbulkan kutil di vagina atau penis, yang lazim disebut dengan penyakit “jengger ayam”, yaitu HPV tipe 6 dan 11, tetapi ini tidak akan menjadi kanker.

Yang dapat menyebabkan kanker adalah HPV genital tipe 16, 18, 31, 35, 39, 45, 51, 52, dan 58. Lebih dari 70% kanker leher rahim disebabkan oleh HPV tipe 16 dan 18. Selain menyebabkan kanker leher rahim, HPV juga dapat menyebabkan kanker anus, vagina, vulva, penis, bahkan kanker kerongkongan.

Virus ini menular terutama melalui hubungan seks, termasuk anal sex, oral sex, dan hand sex. Sebagian besar di antaranya terinfeksi pada umur 15-30 tahun, yakni dalam kurun waktu empat tahun setelah melakukan hubungan seks yang pertama. Orang yang terinfeksi HPV genital biasanya tidak tahu dia terinfeksi, karena infeksi ini tidak menimbulkan gejala sama sekali (kecuali yang menimbulkan “jengger ayam”), dan sistem kekebalan tubuh segera menyerang supaya virus ini mati atau lemah –sehingga tidak aktif.

lesi pra kanker
Lesi pra kanker leher rahim
Sampai sekarang infeksi human papilloma virus belum dapat diobati, tetapi sistem pertahanan tubuh yang baik dapat menyembuhkan 90% di antaranya dalam waktu 2 tahun. Sisanya tetap aktif, atau ada tetapi tidak aktif. Virus yang tidak aktif ini masih dapat menular ke orang lain, sewaktu-waktu aktif lagi (kalau daya tahan tubuh menurun), atau mengubah sel leher rahim menjadi sel pra kanker, yang bertahun-tahun kemudian dapat menjadi kanker.

Vaksinasi
Cara terbaik untuk mencegah infeksi human papilloma virus (juga untuk mencegah serangan segala macam virus lainnya) adalah dengan menjaga kondisi tubuh agar tetap sehat dan bugar dengan pola hidup seimbang: cegah stres, hindari polusi, konsumsi makanan bergizi dan seimbang, cukup olahraga, cukup istirahat. Klasik ya? Tapi memang itulah yang terbaik.

Infeksi HPV juga dapat dicegah dengan vaksinasi, dan akibat yang ditimbulkannya (kutil, lesi pra kanker, maupun kanker stadium dini) dapat mudah dideteksi dan diobati. Vaksin yang tiga kali disuntikkan di lengan ini mampu melindungi kita dari empat tipe HPV penyebab kanker dan “jengger ayam”, yaitu tipe 6, 11, 16, dan 18, selama empat tahun. Sebaiknya vaksinasi diberikan kepada para gadis yang belum pernah melakukan aktivitas seksual. Orang yang sudah pernah melakukan aktivitas seksual kemungkinan besar sudah pernah terinfeksi HPV. Jika yang menginfeksinya bukan virus tipe 6, 11, 16, dan 18, maka vaksinasi ini masih ada gunanya.

Walaupun sudah menjalani vaksinasi, wanita yang sudah melakukan aktivitas seksual seyogyanya melakukan pemeriksaan pap smear berkala secara rutin. Pemeriksaan ini mudah, murah, dan efektif untuk mendeteksi adanya sel abnormal akibat HPV, misalnya lesi pra kanker maupun kanker stadium dini. Kanker leher rahim yang ditemukan pada stadium dini lebih mudah disembuhkan. (Titah Rahayu/rumahkanker.com)

Hari Kanker Sedunia

Hari Kanker Sedunia Bookmark and Share

Sejak tahun 2005, tanggal 4 Februari tiap tahun diperingati sebagai Hari Kanker Sedunia. World Cancer Day. Peringatan yang dimotori oleh International Union Against Cancer (UICC, konsorsium global beranggotakan lebih dari 280 organisasi anti-kanker di 90 negara) ini bertujuan untuk meningkatkan kepedulian pada kanker, dan meningkatkan langkah pencegahan, deteksi dini, maupun pengobatannya.

Agenda rutinnya adalah melakukan kampanye yang menekankan bahwa 43% kasus kanker sebetulnya bisa dicegah melalui pola hidup sehat:

  • Memberikan lingkungan bebas rokok pada anak-anak
  • Aktif bergerak, makan makanan sehat dan seimbang, dan mencegah kegemukan
  • Menjalani vaksinasi virus penyebab kanker hati dan kanker leher rahim
  • Menghindari terlalu banyak sinar matahari.
smoke-free childhood
Bebaskan anak Anda dari asap rokok!
Tahun ini, tema peringatan Hari Kanker Sedunia adalah “I love my smoke-free childhood" dengan keterangan tambahan: “Asap rokok adalah bencana bagi Anda dan keluarga Anda. Tidak ada level aman bagi perokok pasif. Berilah anak Anda masa kecil yang bebas asap rokok.”

Pemilihan tema ini berangkat dari keprihatinan bahwa setiap tahunnya ditemukan 160.000 kasus kanker baru pada anak-anak, yang 90.000 di antaranya berakhir dengan kematian.

Tujuan kampanye ini adalah mengetuk kesadaran para orangtua. Mereka diharapkan:

  • (Mengerti bahwa) Tidak ada level aman bagi perokok pasif.
  • Karena Anda peduli, lindungi anak-anak Anda dari asap rokok.
  • Ajari anak-anak untuk menghindar dari asap rokok.
  • Tidak merokok atau tidak mengijinkan orang lain merokok di rumah atau mobil Anda, sekalipun tidak ada anak-anak di sana.
  • Tidak merokok selama hamil atau berdekatan dengan wanita hamil.
  • Memanfaatkan tempat penitipan anak yang bebas asap rokok
  • Tidak mengajak anak-anak ke fasilitas umum yang memperbolehkan orang merokok.
  • Memberi contoh pada anak: tidak merokok.
  • Jika terlanjur menjadi perokok, berhentilah.

Begitu pentingnya membuat lingkungan kita bebas asap rokok, sampai-sampai UICC mencanangkan berbagai kegiatan di seantero dunia selama 4 tahun penuh untuk mewujudkannya, sejak 4 Februari 2008 hingga 4 Februari 2010. Kita bantu yuk...! (Titah Rahayu/rumahkanker.com)

Diet Untuk Pejuang Kanker

Diet Untuk Pejuang Kanker Bookmark and Share

Mengatur diet termasuk “urusan penting” dalam pencegahan dan pengobatan kanker, tetapi masih banyak yang kurang menyadari atau kurang disiplin menjalaninya. Penyebabnya banyak. Mungkin memang belum tahu. Mungkin kurang ditekankan oleh dokter. Atau sebenarnya dokter sudah menyarankan untuk berdiet tapi tidak dihiraukan karena dianggap tidak terlalu penting. Mungkin juga bosan, tidak telaten, atau kehilangan selera makan.

Tetapi setelah tahu bahwa kanker ternyata penyakit degeneratif seperti tekanan darah tinggi dan kencing manis, tentunya kita menjadi sadar tentang pentingnya mengatur pola makan untuk memerangi kanker, seperti sadarnya penderita tekanan darah tinggi untuk tidak makan sate kambing dan minum kopi, atau sadarnya penderita diabetes untuk tidak terlalu banyak makan dan minum yang manis-manis.

Pantangan Bagi Pejuang Kanker

SataiSaat ini dikenal berbagai macam diet untuk pejuang kanker. Ada diet yang “umum” seperti yang selama ini dikenal dan diikuti kebanyakan orang, dan sekarang banyak pula yang mengikuti pola diet “food combining”, diet sesuai golongan darah, maupun diet jenis lain.

Menurut Ny. Ning Harmanto dan beberapa sumber lain, dalam berdiet ada pantangan-pantangan yang harus dihindari pejuang kanker:
Makanan yang menimbulkan alergi (merangsang produksi lendir yang merupakan “makanan” kanker).
Sayur: tauge (meningkatkan daya tumbuh kanker), sawi putih, kangkung (mengurangi daya serap obat), cabai (meningkatkan aktivitas bawah sadar sehingga menghabiskan persediaan oksigen).
Buah: lengkeng, nangka (meningkatkan daya tumbuh kanker), nanas, anggur, durian, duku (mengandung alkohol).
Minuman: es (menghambat sirkulasi darah), alkohol (meningkatkan aktivitas bawah sadar), softdrink (karsinogen), kopi, coklat, susu (merangsang lendir dan membuat tubuh bersifat asam).
Seafood: udang, kerang, cumi2, kepiting (tinggi lemak).
Daging: kambing, sapi, kerbau, babi (berlemak dan membuat tubuh asam), ayam negeri, bebek, kalkun, burung (disuntik hormon pertumbuhan, berlemak), terutama kulit dan jerohan (tempat berkumpulnya racun-racun).
Makanan yang dipanggang, dibakar, dan digoreng dengan minyak jelantah atau sampai gosong. Makanan serta minuman yang mengandung pengawet, pewarna, perasa, dan zat-zat kimia buatan. Kesemuanya memicu kanker.

Makanan Yang Dianjurkan
Salad Buah
Makanan Sehat
Selain menghindari berbagai makanan dan minuman yang menjadi pantangan, yang tidak kalah pentingnya adalah mengkonsumsi makanan dan minuman yang menjadi anjuran. Jenis makanan ini dianjurkan karena mengandung zat-zat yang secara langsung maupun tidak langsung membantu menghancurkan kanker, mencegah kanker menyebar, mencegah terbentuknya sel kanker, mencegah sel sehat berubah menjadi sel kanker, atau mengembalikan sel kanker menjadi sel sehat kembali.

Jenis makanan dan minuman yang dianjurkan untuk dikonsumsi tersebut di antaranya:
Sayuran berwarna hijau tua: bayam, brokoli, sawi hijau, kailan, katuk, kenikir, pegagan, daun dewa, sambungnyawa, dll. Sayuran berwarna hijau muda: selada, selada air, daun bawang. Sayuran berwarna terang: kubis, bunga kol, lobak, wortel, kentang, rebung, ubi, dll. Sayuran buah: tomat, terong, gambas, mentimun, pepaya, labu siam, kacang-kacangan, jagung, dll.
Buah-buahan: apel Malang/hijau, pepaya, tomat, jeruk, jambu biji, mangga, dll.
Aneka jamur. Beras, sayuran, dan buah sebisa mungkin yang organik.
Lauk-pauk: kacang-kacangan, tempe, tahu, ikan, telur ayam kampung, ayam kampung.
Air: gunakan air suling atau air yang dijernihkan dengan penjernih air berkualitas untuk segala keperluan masak-memasak.

Untuk memudahkan mengingat-ingat diet ini, secara garis besar ada rumus singkatnya:
Daripada makan makanan “berkaki” lima (beli di warung/restoran, terlebih di warung kakilima) lebih baik makan makanan berkaki empat (daging sapi, kerbau, kambing, babi). Daripada makan makanan berkaki empat lebih baik makan makanan berkaki dua (ayam, bebek, burung). Tetapi, daripada makan makanan berkaki dua, lebih baik makan makanan berkaki satu (jamur, sayuran, buah-buahan), atau tidak berkaki (telur ayam kampung, ikan). Intinya, semakin banyak kakinya harus semakin dihindari, sebaliknya semakin sedikit kakinya semakin dianjurkan.

Mengapa Makanan Goreng Memicu Kanker?

Mengapa Makanan Goreng Memicu Kanker? Bookmark and Share
Di bagian bawah situs ini telah dua tahun lebih tercantum analisa Prof. Dr. dr. Li Peiwen (seorang dokter medis ahli kanker sekaligus pakar pengobatan tradisional Tiongkok) tentang mengapa angka kejadian kanker di Indonesia lebih banyak dibandingkan dengan Cina. Karena orang Indonesia suka sekali makan gorengan, katanya. Dari kerupuk, pisang goreng, singkong goreng, tempe goreng, ayam goreng, kentang goreng, nasi goreng... pokoknya tiada hari tanpa makan makanan goreng.

Hmm... mengapa gurihnya makanan goreng dapat memicu timbulnya kanker?

Eden Tareke dkk dari Universitas Stockholm, Swedia, pada tahun 2002 mengumumkan hasil penelitiannya mengenai akrilamida, karsinogen yang terbentuk pada makanan yang dipanaskan.

menggoreng kentangMenurut penelitian itu, makanan kaya karbohidrat seperti kentang, singkong, ubi, pisang, nasi, dll jika digoreng akan terurai, kemudian bereaksi dengan asam amino menghasilkan senyawa karsinogenik (pemicu kanker) yang bernama akrilamida. Demikian juga makanan yang dipanggang. Sedang makanan mentah, direbus, atau dikukus tidak mengalami reaksi semacam itu, sehingga tidak menghasilkan akrilamida. Kalaupun ada, kadarnya sangat kecil.

Penelitian terhadap tikus percobaan menunjukkan bahwa akrilamida menimbulkan tumor, merusak DNA, merusak syaraf, mengganggu tingkat kesuburan, dan mengakibatkan keguguran. Seporsi kentang goreng yang dimasak pada suhu 220 oC mengandung akrilamida kurang-lebih 2.500 mikrogram. Pada tikus percobaan, jumlah ini sudah menimbulkan mutasi gen. Apa jadinya kalau tiap hari kita makan kentang goreng, ote-ote, kerupuk, pisang goreng, singkong goreng, tempe goreng, maupun gorengan-gorengan lain?

Waahh.... begitu ya? Pantas dokter-dokter selalu menganjurkan kita untuk menghindari goreng-gorengan. Lantas, apa berarti kita sama sekali tidak boleh makan makanan yang digoreng? Boleh kok, asal tidak terlalu banyak dan tahu kiat sehatnya. Karena bagaimanapun minyak juga dibutuhkan dalam metabolisme tubuh kita, dalam jumlah tidak lebih dari 5-10 ml/hari (1-2 sendok makan). Lalu bagaimana kiat sehatnya?

Menggoreng Sendiri

Salah satu kiat sehat makan makanan goreng adalah dengan cara menggoreng sendiri makanan tersebut. Dengan menggoreng sendiri kita dapat selalu menggunakan minyak baru. Minyak yang belum pernah dipakai untuk menggoreng diharapkan masih terbebas dari akrilamida maupun zat-zat karsinogenik lainnya. Juga, kita dapat mengatur suhu minyak pada waktu menggoreng agar tidak terlalu panas dan mengangkat hasil gorengan saat matangnya sedang, sebelum terlalu coklat apalagi gosong.

Suhu minyak pada saat menggoreng dengan api sedang, rata-rata 180-220 oC. Semakin rendah suhunya, semakin sedikit akrilamida yang terbentuk. Sebaliknya, semakin panas semakin banyak akrilamida-nya. Selain itu, minyak goreng yang dipanaskan terlalu tinggi akan teroksidasi dan terpolimerisasi menghasilkan zat-zat radikal bebas dan minyak trans (trans fatty acid) yang berbahaya bagi kesehatan dan memicu kanker.

Minyak goreng berubah menjadi minyak trans ditandai dengan keluarnya asap dari penggorengan, berubahnya warna menjadi lebih gelap, baunya tengik/menyengat, cairannya lebih kental, serta menyebabkan gatal/iritasi tenggorokan. Namun minyak trans juga ada yang alami tanpa melalui proses penggorengan, yakni pada lemak hewan memamah biak.

Minyak goreng bekas pakai (jelantah), kalau dipakai ulang lebih cepat rusak dibanding minyak baru. Lebih mudah berasap dan lebih cepat menghitam walaupun suhunya belum terlalu panas.

Kebiasaan penjual makanan goreng adalah menggunakan minyak yang sangat banyak, sangat panas (bisa sampai 300 oC), dengan api besar (berulang-ulang sampai hitam), sehingga didapatkan hasil gorengan yang renyah dan kering. Lebih asyik kriuk-kriuk memang, tapi lebih banyak juga senyawa karsinogenik yang menjadi “bonus”-nya.

Makanan yang digoreng akan menyerap minyak di sekitarnya. Makanan tersebut menjadi berminyak, dan senyawa-senyawa karsinogenik di dalam minyak pun turut masuk ke dalam tubuh kita.

Dengan menggoreng sendiri, kita dapat mengatur agar suhunya tidak terlalu panas, yakni menggunakan api kecil, serta menggunakan sedikit minyak agar tidak terlalu banyak akrilamida maupun senyawa karsinogenik lain yang terbentuk dan ikut terserap ke dalam makanan. Dan jangan lupa sebelum makan, sisa-sisa minyak yang menempel pada makanan kita serap dulu menggunakan kertas tisu.

Tetapi kiat menggoreng sendiri dan membatasi jumlah makanan goreng yang dimakan sama sekali belum cukup untuk dapat mencegah kanker. Apalagi kalau sudah terkena kanker, mesti lebih hati-hati lagi. Minyak goreng yang digunakan pun harus aman. Lho, ada to minyak goreng yang tidak aman? Banyak! Lalu minyak apa yang aman? Baca kelanjutannya, ya. Smile (Titah Rahayu/rumahkanker.com)

Mencegah Kanker Serviks Dengan Vagina Toilet Ananto

Mencegah Kanker Serviks Dengan Vagina Toilet Ananto Bookmark and Share
"Vagina Toilet Ananto" adalah istilah yang diberikan terhadap serangkaian kegiatan berupa standard operational procedure bagi upaya membersihkan organ intim pada wanita yang telah aktif secara seksual. Hal ini merupakan terobosan baru dalam upaya perawatan kesehatan organ intim wanita.

vagina_toilet
Kanker serviks bisa dicegah dengan vagina toilet Ananto.
Vagina toilet dapat dilakukan oleh seorang dokter terlatih dengan keuntungan dapat melihat langsung ketika melakukan upaya permbersihan. Bila diajarkan/dilatih dengan baik, dapat dilakukan oleh wanita itu sendiri dengan keuntungan dapat dikerjakan di mana pun dan kapan pun wanita itu inginkan. Vagina toilet yang dikerjakan sendiri diberi istilah "Valeri Ananto" atau vagina toilet sendiri dengan metode Ananto.

Pada saat ini, Valeri Ananto diyakini sebagai salah satu andalan utama dalam membantu upaya pencegahan kanker serviks pada wanita. Dan selanjutnya diharapkan dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian wanita karena kanker serviks.

Walaupun seorang wanita dalam kesehariannya telah mampu melakukan vagina toilet sendiri, dianjurkan setahun sekali tetap melakukan vagina toilet ke dokter terlatih untuk memastikan kebersihannya sekalian melakukan pemeriksaan pap-smear.

Keuntungan:

1. Organ intim senantiasa bersih dari kotoran dan penyakit.
2. Kepekaan organ intim akan meningkat.
3. Menimbulkan suasana ph netral sejenak.
4. Bermanfaat membantu pengobatan bagi beberapa kasus penyakit

Persiapan Diri:

1. Tidak sedang haid.
2. Jari tangan bersih.
3. Kuku di jemari tangan pendek dan tidak tajam.
4. Bila sedang sakit, konsultasi ke dokter.

Persiapan Sarana:

1. Kamar mandi
2. Air bersih (dianjurkan air kemasan)
3. Handuk bersih

Teknik Pelaksanaan:

1. Membersihkan tangan dengan sabun.
2. Posisi tubuh relaks/santai dengan pilihan sebagai berikut :
a) Duduk relaks/santai di closet duduk seperti ketika akan buang air besar.
b) Berdiri relaks/santai dengan satu kaki ditumpu di atas closet duduk dan satu kaki di lantai kamar mandi
c) Posisi relaks/santai lain sesuai yang diinginkan.
3. Membersihkan dengan mengguyur area labium mayus, labium minus, dengan air bersih mengalir (bila diperlukan boleh menggunakan sabun)
4. Dengan jari telunjuk dan jari manis meregangkan dan membuka labium mayus dan minus sampai ketemu liang vagina.
5. Membersihkan dan mengguyur liang vagina dengan air bersih mengalir (tidak boleh menggunakan sabun).
6. Meletakkan jari tengah dengan lembut di liang vagina.
7. Saat liang vagina telah relaks, jari tengah dengan sangat lembut dimasukkan ke dalam vagina sampai berhasil menyentuh serviks.
8. Lakukan pembersihan dengan menelusuri seluruh serviks dan seluruh forniks serta seluruh dinding vagina dengan gerakan melingkar dan mengusap lembut sambil mengarahkan jari tengah keluar vagina.
9. Tanpa mengeluarkan seluruh jari tengah, bilas jari tengah yang kotor dan berlendir dengan air bersih mengalir (dapat dibantu dengan ibu jari).
10. Bila jari tengah telah bersih, masukkan lagi ke liang vagina sampai menyentuh serviks dan lakukan pembersihan seperti ad 8. dan 9. Demikian seterusnya.
11. Pembersihan dilakukan sampai tidak lagi terdapat kotoran di seluruh bagian dari organ intim atau jari tengah telah merasakan kesat.
12. Keluarkan jari tengah dengan lembut dari vagina, bersihkan jari tengah, tangan dan labium mayus dengan menggunakan sabun dan air bersih.
Setelah itu keringkan dengan handuk bersih dengan cara menempelkan dan menekan, tidak usah diusap-usapkan.

Tips:

1. Lakukan kapan pun dan di mana pun diinginkan.
2. Utamakan setelah melakukan hubungan intim.
3. Rutin lakukan setelah 2-3 hari "bersih" dari menstruasi.
4. Minimal lakukan rutin seminggu sekali kala tidak sedang haid.
5. Bila menemukan kelainan segera hubungi dokter. (dr. Ananto Sidohutomo, MARS/rumahkanker.com)

dr. Ananto Sidohutomo, MARS
Penemu metode Vagina Toilet Sendiri

Radiasi: Membuat Penderita Radioaktif?

Radiasi: Membuat Penderita Radioaktif? Bookmark and Share

Sekitar separoh dari penderita kanker yang berobat ke rumah sakit menerima terapi radiasi. Kadang radiasi yang diterima merupakan terapi tunggal, kadang dikombinasikan dengan kemoterapi dan/atau pembedahan. Tidak jarang pula seorang penderita kanker menerima lebih dari satu jenis radiasi.

Terapi radiasi yang juga disebut radioterapi, irradiasi, terapi sinar-x, atau istilah populernya "dibestral" ini bertujuan untuk menghancurkan jaringan kanker. Paling tidak untuk mengurangi ukurannya atau menghilangkan gejala dan gangguan yang menyertainya. Terkadang malah digunakan untuk pencegahan (profilaktik). Dengan menggunakan sumber energi radioaktif, radiasi menghancurkan material genetik sel sehingga sel tidak dapat membelah dan tumbuh lagi.

Tidak hanya sel kanker yang hancur oleh radiasi. Sel normal juga. Karena itu dalam terapi radiasi dokter selalu berusaha menghancurkan sel kanker sebanyak mungkin, sambil sebisa mungkin menghindari sel sehat di sekitarnya. Tetapi sekalipun terkena, kebanyakan sel normal dan sehat mampu memulihkan diri dari efek radiasi.

Radiasi bisa digunakan untuk mengobati hampir semua jenis tumor padat termasuk kanker otak, payudara, leher rahim, tenggorokan, paru-paru, pankreas, prostat, kulit, dan sebagainya, bahkan juga leukemia dan limfoma. Cara dan dosisnya tergantung banyak hal, antara lain jenis kanker, lokasinya, apakah jaringan di sekitarnya rawan rusak, kesehatan umum dan riwayat medis penderita, apakah penderita menjalani pengobatan lain, dan sebagainya.

Terapi radiasi ternyata banyak macamnya, lo. Secara garis besar terbagi atas radiasi eksternal (menggunakan mesin di luar tubuh), radiasi internal (susuk/implant), serta radiasi sistemik yang mengikuti aliran darah ke seluruh tubuh. Yang paling banyak digunakan adalah radiasi eksternal. Sebagian merupakan perpaduan antara radiasi eksternal dan internal atau sistemik. Kedua jenis radiasi kadang diberikan bergantian, kadang bersamaan.

Radiasi Eksternal

Radiasi jenis ini bisa menghancurkan hampir semua jenis kanker dan bisa dijalani oleh pasien rawat jalan (tidak perlu opname). Juga bisa digunakan untuk menghilangkan nyeri dan gangguan lain yang lazim dialami oleh penderita kanker yang sudah metastase (menyebar).

Kadang diberikan bersamaan dengan operasi/pembedahan, yaitu kalau kankernya belum menyebar tetapi tidak bisa diangkat seluruhnya, atau dikhawatirkan akan tumbuh lagi di sekitarnya. Tindakan dilakukan setelah jaringan utama kanker diangkat, sebelum luka bedah ditutup kembali lokasi bekas kanker diradiasi. Cara yang disebut intraoperative radiation therapy (IORT) ini terutama digunakan pada kanker thyroid, usus, pankreas, dan rahim (termasuk indung telur, leher rahim, mulut rahim, dan sekitarnya).

Radiasi eksternal juga diberikan sebagai pencegahan (prophylactic cranial irradiation, PCI), misalnya pada penderita kanker paru radiasinya diarahkan ke otak supaya sel kanker tidak menjalar ke otak.

Terapi radiasi eksternal tidak membuat penderita menjadi radioaktif (memancarkan radiasi ke sekitarnya). Jadi tidak berbahaya bagi orang-orang di sekitarnya.

Radiasi Internal (Brachytherapy)

Sumber radiasi berupa susuk/implant berbentuk seperti kabel, pita, kapsul, kateter, atau butiran kecil berisi isotop radioaktif iodine, strontium 89, fosfor, palladium, cesium, iridium, fosfat, atau cobalt, yang ditanamkan tepat di jaringan kanker atau di dekatnya. Cara ini lebih efektif membunuh sel kanker sekaligus memperkecil kerusakan jaringan sehat di sekitar sasaran radiasi.

Radiasi internal sering digunakan untuk mengobati kanker di daerah kepala dan leher, thyroid, prostat, leher rahim, kandungan, payudara, sekitar selangkangan, dan di saluran kencing.

Susuk radioaktif ini ada yang ditanam selama beberapa menit saja (dosis tinggi), ada yang selama beberapa hari (dosis rendah), ada juga yang dibiarkan di dalam tubuh tanpa diangkat lagi.

Selama menjalani terapi ini penderita sedikit radioaktif, khususnya di sekitar lokasi susuk, tetapi secara keseluruhan tubuh penderita tidaklah radioaktif. Untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan, penderita perlu menjalani rawat inap dengan beberapa batasan. Misalnya, dirawat di ruang tersendiri. Pendamping boleh melayani penderita, tetapi tidak terus-menerus berada di sisinya. Begitu juga tamu yang bezuk dibatasi waktunya. Wanita hamil dan anak-anak di bawah usia 18 tahun tidak boleh berkunjung. Tetapi setelah implant radioaktif ini diambil lagi, penderita sama sekali tidak radioaktif.

Radiasi Sistemik

Pada radiasi sistemik, bahan radioaktif sebagai sumber radiasi ditelan seperti obat atau disuntikkan, yang kemudian mengikuti aliran darah ke seluruh tubuh. Radiasi ini digunakan untuk mengobati kanker thyroid dan non-Hodgkin’s lymphoma.

Sisa-sisa bahan radioaktif yang tak terpakai keluar dari tubuh melalui air liur, keringat, dan air kencing. Dalam kurun waktu tertentu cairan ini bersifat radioaktif, tetapi sesudahnya tidak lagi. Itu sebabnya penderita yang menjalani radiasi sistemik perlu menjalani rawat inap.

Berbagai teknik radiasi terus dikembangkan untuk mendapatkan hasil yang makin optimal. Antara lain:

Radiasi Tiga Dimensi. Dengan menggunakan alat-alat canggih semacam computed tomography (CT), magnetic resonance imaging (MRI), positron emission tomography (PET), atau single photon emission computed tomography (SPECT), lokasi, ukuran, dan bentuk kanker bisa diketahui dengan pasti. Berdasar data itu, kemudian dirancang suatu pola radiasi yang sesuai, sedemikian rupa sehingga pancaran radiasi bisa mengenai seluruh jaringan kanker tanpa menyentuh sel sehat di sekitarnya. Dengan cara ini radiasi bisa diberikan dalam dosis tinggi. Sering digunakan untuk mengobati kanker prostat, paru-paru, hati, nasofaring, dan beberapa jenis kanker otak.

Stereotactic Radiosurgery. Lazim digunakan untuk mengobati kanker otak. Penderita mengenakan alat semacam helm yang bisa memancarkan radiasi dari berbagai arah. Dengan alat ini, dosis dan sasaran radiasi bisa diukur dengan tepat, nyaris tanpa mengganggu jaringan di sekitarnya. Beda dengan bedah otak konvensional, “bedah radiasi” ini tidak sakit, tidak menyebabkan perdarahan, dan tidak mempunyai resiko infeksi.

Stereotactic radiotherapy. Prinsipnya mirip dengan stereotactic radiosurgery, tetapi menggunakan alat yang bisa bergerak bebas mengitari tubuh pasien. Dengan demikian bisa digunakan untuk mengobati kanker otak maupun kanker di bagian tubuh yang lain. Bedanya adalah, stereotactic radiotheraphy diberikan dalam dosis kecil beberapa kali sehari untuk mengurangi efek samping.

Radioimmunotherapy. Kini radiasi juga dikombinasikan dengan imunoterapi. Antibodi khusus kanker disuntikkan ke dalam tubuh setelah sebelumnya “ditempeli” materi radioaktif. Di dalam tubuh otomatis antibodi akan mencari zat (antigen) yang diproduksi oleh sel kanker. Setelah ketemu, sel kanker dihancurkan oleh materi radioaktif yang dibawanya.

Cara ini sangat tertarget, mencegah resiko rusaknya sel sehat. Sering digunakan untuk pengobatan non-Hodgkin’s lymphoma, dan sedang dalam tahap uji klinis untuk pengobatan leukemia, kanker usus, kanker hati, paru-paru, otak, prostat, thyroid, payudara, kandungan, dan pankreas.

Terapi radiasi biasanya diberikan setiap hari, lima hari dalam seminggu, selama 6-7 minggu berturut-turut. Tergantung ukuran, lokasi, jenis kanker, kesehatan penderita secara umum, dan pengobatan lain yang diberikan. Tetapi untuk keperluan paliatif (misalnya menghilangkan nyeri pada kanker yang bemetastasis ke tulang), biasanya cukup 2-3 minggu.

Terapi itu sendiri setiap kali hanya berlangsung 1-5 menit. Penderita tidak akan merasakan apa pun selama terapi berjalan, tidak lebih seperti menjalani foto Rontgen (sudah pernah, bukan?). Tetapi selama menjalani terapi penderita harus diam, tidak bergerak sama sekali, agar pancaran radiasinya tepat mengenai sasaran. Tidak perlu menahan nafas kok, dan bila perlu boleh berbicara kepada dokter.

Sangat penting untuk menepati semua jadwal radiasi agar mendapatkan hasil maksimal. Karena jika ada jadwal yang tertunda atau terlewatkan, akan mengurangi efektivitasnya. Siapa yang rugi? (Titah Rahayu/rumahkanker.com)

Kemoterapi, Kawan Atau Lawan?

Kemoterapi, Kawan Atau Lawan? Bookmark and Share

Terdapat kurang lebih 130 jenis penyakit kanker, yang mempengaruhi kondisi tubuh kita dengan berbagai macam cara dan membutuhkan penanganan yang berbeda-beda. Tetapi semua jenis kanker itu memiliki kesamaan: terdiri atas sel-sel yang membelah dengan cepat dan tumbuh tak terkontrol. Fungsi utama obat-obat kemoterapi adalah mengenali dan menghancurkan sel-sel seperti ini.

Kemoterapi telah digunakan sejak tahun 1950-an. Biasa diberikan sebelum atau sesudah pembedahan. Kadang disertai dengan terapi radiasi, kadang cukup hanya kemoterapi. Tujuannya adalah membasmi seluruh sel kanker sampai ke akar-akarnya, sampai ke lokasi yang tidak terjangkau pisau bedah. Paling tidak untuk mengontrol sel-sel kanker agar tidak menyebar lebih luas.

Karena jenis kanker dan kondisi tiap orang berbeda, berbeda-beda pula jenis kemoterapinya. Dokter akan mengajak Anda berbicara untuk memutuskan kemoterapi mana yang paling tepat untuk Anda.

Bentuk Kemoterapi

Ada beberapa cara pemberian kemoterapi:

  • Dalam bentuk tablet atau kapsul yang harus diminum beberapa kali sehari. Keuntungan kemoterapi oral semacam ini adalah: bisa dilakukan di rumah.
  • Dalam bentuk suntikan atau injeksi. Bisa dilakukan di ruang praktek dokter, rumah sakit, klinik, bahkan di rumah.
  • Dalam bentuk infus. Dilakukan di rumah sakit, klinik, atau di rumah (oleh paramedis yang terlatih).

Tergantung jenisnya, kemoterapi ada yang diberikan setiap hari, seminggu sekali, tiga minggu sekali, bahkan sebulan sekali. Berapa seri Anda harus menjalani kemoterapi, juga tergantung pada jenis kanker Anda.

Efek Samping

Yang paling ditakuti dari kemoterapi adalah efek sampingnya. Ada orang yang sama sekali tidak merasakan adanya efek samping kemoterapi. Ada yang mengalami efek samping ringan. Tetapi ada juga yang sangat menderita karenanya. Ada-tidak atau berat-ringannya efek samping kemoterapi tergantung pada banyak hal, antara lain jenis obat kemoterapi, kondisi tubuh Anda, kondisi psikis Anda, dan sebagainya.

Efek samping kemoterapi timbul karena obat-obat kemoterapi sangat kuat, dan tidak hanya membunuh sel-sel kanker, tetapi juga menyerang sel-sel sehat, terutama sel-sel yang membelah dengan cepat.
Karena itu efek samping kemoterapi muncul pada bagian-bagian tubuh yang sel-selnya membelah dengan cepat, yaitu:

  • rambut (rontok)
  • sumsum tulang (berkurangnya hemoglobin, trombosit, dan sel darah putih, membuat tubuh lemah, merasa lelah, sesak nafas, mudah mengalami perdarahan, dan mudah terinfeksi)
  • kulit (membiru/menghitam, kering, serta gatal), mulut dan tenggorokan (sariawan, terasa kering, dan sulit menelan)
  • saluran pencernaan (mual, muntah, nyeri pada perut)
  • produksi hormon (menurunkan nafsu seks dan kesuburan)

Tetapi Anda tidak perlu takut. Bersamaan dengan kemoterapi, biasanya dokter memberikan juga obat-obat untuk menekan efek sampingnya seminimal mungkin. Lagi pula semua efek samping itu bersifat sementara. Begitu kemoterapi dihentikan, kondisi Anda akan pulih seperti semula.

Beberapa produk suplemen makanan mengklaim bisa mengurangi efek samping kemoterapi sekaligus membangun kembali kondisi tubuh Anda. Anda bisa menggunakannya, tetapi konsultasikanlah dengan ahlinya, dan sudah tentu dengan dokter Anda juga.

Saat ini, dengan semakin maraknya penggunaan obat-obatan herbal (yang semakin diterima kalangan kedokteran), banyak klinik yang mengaku bisa memberikan kemoterapi herbal yang bebas efek samping. Kalau Anda bermaksud menggunakannya, pastikan yang menangani Anda di klinik tersebut adalah seorang dokter medis. Paling tidak Anda harus berkonsultasi dengan dokter yang merawat Anda, dan lakukan pemeriksaan laboratorium secara teratur untuk memantau hasilnya. (Titah Rahayu/rumahkanker.com)