Monday, April 28, 2025

Nasihat-nasihat dari Kitab Taurat

Nasehat-nasehat dari Kitab Taurat

Wahab bin Munabbih -semoga Allah merahmatinyaberkata: Tertulis dalam kitab Taurat dua puluh tujuh nasihat sebagai berikut:

“Barangsiapa berbekal di dunia, maka pada hari Kiamat dia akan menjadi kekasih Allah.”

“Barangsiapa yang meninggalkan marah, maka ia menjadi tetangga Allah.”

“Barangsiapa meninggalkan cinta kehidupan dunia, maka pada hari Kiamat dia menjadi orang yang aman.”

“Barangsiapa meninggalkan sifat dengki, maka pada hari Kiamat dia menjadi orang yang terpuji di hadapan para pemimpin makhluk.”

“Barangsiapa yang tidak menyukai jabatan, maka bada hari Kiamat dia menjadi orang yang mulia di sisi Maha Raja lagi Maha Perkasa.”

“Barangsiapa yang meninggalkan berlebihan, maka dia menjadi orang yang senang beserta orang yang berbuat kebaikan.

“Barangsiapa yang meninggalkan permusuhan di dunia, maka di hari Kiamat termasuk golongan orang-orang yang beruntung.”

“Barangsiapa yang meninggalkan kikir didunia, maka dia menjadi terkenal di depan para pemimpin makhluk.”

“Barangsiapa yang meninggalkan kesenangan di dunia, maka pada hari Kiamat dia menjadi orang yang berbahagia.”

“Barangsiapa meninggalkan yang haram, maka pada hari Kiamat dia menjadi tetangga para nabi.”

“Barangsiapa yang tidak melihat pada yang haram dunia, maka pada hari Kiamat Allah menggembirakan matanya di dalam surga. Barangsiapa yang meninggalkan kekayaan di dunia dan memilih kefakiran, maka pada hari Kiamat Allah membangkitkan dia beserta para wali dan para nabi.”

“Barangsiapa yang memenuhi kebutuhan orang lain di dunia, maka Allah memenuhi kebutuhannya di dunia dan akhirat.”

“Barangsiapa yang ingin dihibur di kuburnya, maka hendaklah bangun di malam yang gelap dan hendaklah salat sunah, walaupun hanya satu rakaat.”

“Barangsiapa yang ingin berada dalam naungan Allah, maka jadilah orang yang zuhud.”

“Barangsiapa yang ingin dihisab dengan mudah, maka jadilah orang yang menasihati diri sendiri dan-saudara-saudaranya.”

“Barangsiapa yang ingin dikunjungi malaikat, maka jadilah orang yang wira’i.”

“Barangsiapa yang ingin tinggal di dalam keluasan surga, maka jadilah orang yang berzikir kepada Allah pada waktu malam dan siang.”

“Barangsiapa yang ingin masuk surga tampa hisab, maka hendaklah tobat kepada Allah dengan tobat nasuha.”

“Barangsiapa yang ingin kaya, maka jadilah orang yang senang terhadap pemberian Allah baginya dan bagi orang lain yang berupa harta, kedudukan,-dan sebagainya.”

“Barangsiapa yang ingin menjadi faqih -orang yang paham- tentang agama Allah, maka jadilah orang khusyuk.”

“Barangsiapa ingin menjadi bijaksana, maka jadilah orang alim.”

“Barangsiapa yang ingin menjadi orang yang selamat dari manusia, maka janganlah membicarakan seseorang di antara mereka, kecuali pembicaraan yang baik dan ambillah pelajaran dari apa dan untuk apa dirinya diciptakan “

“barang siapa yang ingin mulia di dunia dan akhirat maka hendaklah memilih akhirat atas dunia.”

“Barangsiapa yang mengharapkan surga Firdaus dan surga Na’im yang tidak rusak, maka janganlah menyia-nyiakan usia dengan membuat kesusahan di dunia.”

“Barangsiapa yang ingin surga dunia dan akhirat. maka hendaklah menjadi orang yang murah hati, karena sesungguhnya orang yang murah hati dekat ke surga dan jauh ke neraka.”

“Barangsiapa yang ingin diterangi hatinya oleh Allah dengan cahaya yang sempurna, maka hendaknya dia bertafakur dan mengambil pelajaran.”

“Barangsiapa yang ingin mempunyai badan yang sabar, lisan yang zikir, dan hati yang khusyuk, maka hendaklah ia banyak beristigfar (memohon ampunan) bagi orang mukmin, baik laki-laki maupun perempuan dan muslim laki-laki maupun perempuan.”

Mengenai menyingkir marah, Nabi saw. bersabda:

“Orang yang kuat bukanlah diukur dengan kekuatan berkelahi, sesungguhnya orang yang kuat adalah orang yang dapat mengendalikan nafsunya ketika marah.”

Diriwayatkan, bahwa Nabi sav saw. bersabda:

“Barangsiapa yang mengekang kemarahan maka Allah menahan siksa darinya.”

Tentang dengki/hasud, Nabi saw. bersabda:

 “Janganlah kalian hasud, sesungguhnya anak Adam, yang satu membunuh yang lamnya itu karena dengki.”

Dalam hubungannya dengan cinta jabatan/pangkat duniawi, diriwayatkan, bahwa Nabi saw. bersabda:

“Tidaklah seseorang yang merasa besar dirinya dan berbuat congkak, melainkan dia akan bertemu dengan Allah dalam keadaan Dia murka kepadanya.” (H.R. Al-Bukhari, Al-Hakim dan Ahmad).

Tentang berlebihan di sini, yakni berlebihan di dunia dalam berbicara, dalam harta, kedudukan dan yang lain-lainnya. Yaitu berbagai hal yang dibolehkan, yang bisa menjerumuskan ke dalam kemaksiatan dan mengakibatkan lupa kepada Allah swt.

Kemudian diterangkan juga, bahwa orang yang meninggalkan permusuhan di dunia, maka pada hari Kiamat ia menjadi orang yang bahagia, yakni orang yang selamat dan beruntung dengan kebaikan. Nabi saw. bersabda:

“Barangsiapa meninggalkan pertengkaran, dalam keadaan ia bersalah, maka untuknya dibangunkan gedung di perkebunan surga, barangsiapa meninggalkannya dalam keadaan benar, maka untuknya dibangunkan gedung di tengah surga, dan barangsiapa meningkatkan kebagusan budi pekertinya, maka untuknya dibangunkan gedung di atas surga.”

Mengenai kekikiran di dunia, diriwayatkan bahwa Nabi saw. bersabda:

“Tidak akan berkumpul selamanya iman dan kikir di dalam. hari seseorang yang mukmin.” (H.R. Ibnu Sa’ad).

Dalam riwayat lain, Nabi saw. bersabda:

“Tidak ada penyakit yang lebih parah daripada kikir.” (H.R. Imam Ahmad, Al-Bukhari dan Muslim).

Barangsiapa yang meninggalkan yang haram di dunia, maka pada hari Kiamat Allah menggembirakari kedua matanya di surga dengan melihat sesuatu yang menggembirakan yang belum pernah terlihat oleh mata, ” belum pernah terdengar oleh telinga dan belum tersirat dalam hati. Kemudian, barangsiapa yang meninggalkan kekayaan di dunia dan dia memilih kefakiran, maka pada hari Kiamat Allah membangkitkannya beserta para wali dan nabi. Diriwayatkan, bahwa Nabi saw. bersabda:

“Jika engkau mencintai aku, maka siaplah ntuk fakir, karena sesungguhnya kefakiran lebih cepat kepada orang yang mencintaiku daripada air bah menuju ke hilir.”

(H.R. Imam Ahmad dan At-Tirmidzi). :

Mengenai membantu orang lain di dunia, Nabi saw. bersabda:

“Barangsiapa yang memenuhi kebutuhan saudaranya yang muslim, maka baginya pahala seperti orang yang berhaji dan berumrah.”

Dalam hadis lain Nabi saw. bersabda:

“Barangsiapa memenuhi kebutuhan saudaranya yang muslim, maka baginya pahala seperti orang yang mengabdikan dirinya kepada Allah seumur hidupnya.” Menurut Al-Hifni, mengabdikan umur kepada Allah di sini, yakni orang yang taat kepada Allah seumur hidupnya.

Menurut Al-Azizi, maksudnya ialah seperti orang yang melakukan salat seumur hidupnya, karena salat merupakan suatu bentuk pengabdian kepada Allah bagi orang yang ada di muka bumi.

Sehubungan dengan orang yang zuhud, yakni orang yang berpaling dari dunia dengan hatinya, Nabi saw. bersabda:

“Umat ini yang awal telah selamat dengan zuhud dan yakin dan akan rusak umat yang akhir ini dengan ketamakari dan panjang anganangan.”

Mengenai kesanggupan menasihati diri sendiri sampai akhir dan selanjutnya meningkatkan kualitas keagamaan, diriwayatkan bahwa Utsman bin Affan r.a. berkata:

“Barangsiapa yang dari hari ke hari tidak bertambah kebaikannya maka itulah orang yang berkemas-kemas menuju neraka secara sadar.” , (H.R. Al-Asakir).

Diriwayatkan, bahwa Nabi saw. bersabda:

” Apabila salah seorang di antara kamu mempunyai bahan nasihat untuk temannya, maka hendaklah ia menyampaikan kepadanya.” (H.R. Ibnu Adi).

Sedangkan wira’i atau warak, adalah menjadi syarat pokok dalam usaha mencapai istikamah dalam beragama. Warak paling rendah adalah menyingkiri penyelewengan, seperti yang disebut dalam masalah persaksian, Warak yang paling tinggi ialah warak para shiddigin (orang-orang yang jujur).

Nabi saw. bersabda:

“Sebaik-baik agama kamu adalah perbuatan warak.”

Orang yang ingin tinggal di tengah surga, maka jadilah orang yang zikir kepada Allah di waktu malam dan siang hari. Berkata Al-Qusyairi: “Seseorang tidak dapat bersambung kepada Allah, melainkan dengan selalu zikir. Adapun zikir ada dua macam, yaitu zikir dengan lidah dan zikir dengan hati. Zikir dengan lidah ini dapat menyampaikan seseorang pada zikir hati secara konsis, dan untuk mempengaruhi zikir hati. Jika seorang hamba zikir dengan lidahnya sekaligus dengan hatinya, maka inilah yang disebut ‘sempurna’ dalam tingkah perjalanannya kepada Allah.”

Adapun tentang tobat, Al-Qusyairi berkomentar: Tobat adalah tempat pertama dari tempat salik dan kedudukan pertama dari kedudukan thalib.

Berkata ahli makrifat: “Basuhlah empat bagian tubuhmu dengan empat hal, yaitu wajahmu basuhlah dengan air, mata dan lisanmu basuhlah dengan berzikir kepada Allah, hatimu dengan takwa kepada Allah, dan basuhlah dosamu dengan tobat kepada Tuhanmu.”

Barangsiapa yang ingin kaya, maka jadilah orang yang rida (senang/ puas) terhadap pembagian Allah baginya dan bagi orang lain, yaitu harta, kedudukan dan sebagainya. Abdul Wahid bin Zaid berkata: “Keridaan (kepuasan) itu adalah pintu Allah Yang Maha Agung dan merupakan surga di dunia.”

Tentang kebijaksanaan bersumber pada ilmu pengetahuan, Nabi saw. bersabda:

“Barangsiapa mulai bangun pagi mengajarkan ilmu agamanya, maka ia akan masuk ke surga.” (H.R. Abu Nu’aim).

Dalam kaitan ini Syekh Ali Al-Maghribi setiap akan mengakhiri pelajaran/pengajiannya, berdoa sebagai berikut:

“Ya, Allah, Tuhan kami, sesungguhnya aku titipkan kepada-Mu apa-apa yang aku telah baca dan kembalikanlah kepadaku ketika aku membutuhkannya. “

Orang yang ingin selamat dari orang lain, yakni dari kejahatan mereka, maka janganlah bicara kepada seorang pun di antara mereka, kecuali dengan kebaikan, Nabi saw. bersabda:

“Jauhilah api orang mukmin jangan sampai membakarmu, walaupun dia terpeleset tiap hari tujuh puluh kali, karena sumpahnya ada pada tangan Allah. Jika Allah berkehendak mengangkat derajatnya, maka Dia mengangkatnya.” (H.R. Al-Hakim).

Tentang kedermawanan, diriwayatkan dari Aisyah r.a., bahwa Nabi saw. bersabda:

“Orang dermawan itu dekat kepada Allah Ta’ala, dekat kepada manusia, dekat pada surga dan jauh dari neraka. Sedang orang kikir itu jauh dari Allah Ta’ala, jauh dari sesama manwsia, jauh dari surga dan dekat pada neraka. Orang bodoh yang dermawan lebih disukai Allah daripada orang ahli ibadah tapi kikir.”

Salah satu hikayat orang-orang mulia:

“Suatu ketika, Hasan, Husein dan Abdullah bin Ja’far Ath-Thayyar bersama-sama pergi haji. Karena satu dan lain hal, habislah bekal perjalanan mereka. Mereka kelaparan juga kehausan. Sampailah mereka disebuah kemah yang dihuni seorang nenek dan seekor kambing. Mereka meminta kambing tersebut. Lalu diberikan, bahkan si nenek sendiri memerahkan susu kambing itu untuk mereka bertiga, dan akhirnya dia menyembelihnya untuk mereka. Beberapa waktu kemudian, nenek itu – terlihat oleh Hasan di Madinah dan dia mengenalnya, lalu Hasan memberikan seribu kambing dan seribu dinar kepadanya. Kemudian dia membawa nenek itu ke saudaranya, Husein, maka Husein memberinya seperti pemberian Hasan. Lalu Husein membawa nenek itu kepada Ibnu Ja’far Ath-Thayyar, kemudian dia memberikan dua ribu kambing dan dua ribu dinar kepadanya. Nenek itu pun pulang dengan membawa empat ribu kambing dan empat ribu dinar.”

Adapun tafakur dan mengambil pelajaran yang dapat mendatangkan sinar hati dari Allah, ialah tafakur mengenai keagungan Allah dan mengambil pelajaran terhadap peristiwa kematian.

Mengenai istigfar untuk kaum mukminin dan muslimin, baik lakilaki maupun wanita, Nabi saw. bersabda:

“Barangsiapa yang mohon ampunan bagi orang mukmin dan mukminat, niscaya Allah mencatatkan baginya kebaikan setiap orang mukmin dan mukminat.” (H.R. Ath-Thabrani, dari ‘Ubadah bin Shamit).

Nabi saw. bersabda:

“Barangsiapa yang memohon ampunan bagi orang-orang mukmin dan mukminat setiap hari sebanyak dua puluh tujuh kali, maka orang. tersebut termasuk orang yang dikabulkan doanya dan menjadi penyebab turun rezeki ke ahli bumi.” (H.R. Ath-Thabrani, dari Abi Darda’).

Nabi saw. bersabda:

“Sepuluh perkara akan menolak sepuluh macam bencana, yaitu: Surah Al-Fatihah menolak murka Allah, surah Yasin menolak dahaga di hari Kiamat, surah Ad-Dukhan akan mencegah ketakutan di hari Kiamat, surah Al-Wagi’ah akan mencegah kefakiran, surah Al-Mulk akan mencegah siksa kubur, surah Al-Kautsar akan menolak. permusuhan, surah Al-Kafirun menolak datangnya kekafiran ketika dicabutnya nyawa, surah Al-Ikhlas menolak kemunafikan, surah AlFalag akan mencegah perbuatan hasud duri orang yang dengki, surah An-Naas dapat menolak was-was.”

Dalam rangka menutup kitab ini, saya mengemukakan hadis tersebut diatas dengan harapan mendapatkan berkah.

Semoga rahmat ta’zhim senantiasa melimpah kepada pemimpin kita, yaitu Nabi Muhammad saw., kepada segenap keluarga dan sahabat beliau seluruhnya, juga semoga tercurah kepada para nabi dan rasul.

Segala puji bagi Allah, Tuhan seru sekalian alam. Penulisan Kitab ini telah sempurna pada hari Kamis, tanggal 21 Safar 1311 H. Semoga salawat dan penghormatan buat Nabi dan orang-orang yang telah berhijrah bersamanya. Maha Suci Tuhanmu, Tuhan Yang Maha Mulia dari segala yang dikatakan oleh orang-orang kafir. Semoga keselamatan tetap terlimpah kepada para rasul, walhamdulillaahi Rabbil ‘alamin.