Wednesday, June 1, 2011

Perubahan organ seksual pria

Umur mempengaruhi fungsi seksual seorang pria. Saat testoteron dalam tubuh mulai menurun, butuh waktu lebih lama bagi pria berumur untuk mencapai gairah seksual. Meski sudah terangsang, dia butuh waktu lebih lama untuk ereksi dan mencapai orgasme. Setelah orgasme, dia juga butuh upaya lebih lama untuk bisa terangsang dan orgasme lagi.

Menurut para ahli, faktor usia juga berpengaruh dalam menentukan volume semen dan kualitas sperma seorang pria. Impotensi atau disfungsi ereksi juga berkaitan dengan usia yang semakin tua; yakni dapat terjadi di usia 40 hingga 70. Suatu penelitian menunjukkan, kejantanan kaum Adam bisa menurun 60 hingga 30 persen.

Kabar buruk yang lain, kaum pria juga bakal mengalami penurunan secara alami dalam hal fungsi urine. Penelitian menunjukkan bahwa aliran urine akan semakin melemah, yang merupakan konsekuensi melemahnya otot kandung kemih serta pembesaran prostat.

Dan, itu saja belum cukup. Riset terbaru menyatakan bahwa ukuran dan bentuk penis akan mengalami perubahan yang signifikan ketika seorang pria mulai beranjak dari masa puncak seksualitasnya (usia 30-an) menuju usia pertengahan dan usia lanjut. Berikut adalah empat perubahan yang terjadi secara alami pada penis pria seiring bertambahnya usia:

1. Penampilan

Menurut Irwin Goldstein, MD, direktur pengobatan seksual pada RS Alvarado di San Diego yang juga Editor-in-Chief The Journal of Sexual Medicine, ada dua perubahan besar yang akan terjadi pada Mr P. Kepala penis (glans) secara teratur akan kehilangan warna keunguannya, yang merupakan tanda mulai berkurangnya aliran darah. Selain itu, akan ada kerontokan pada rambut pubis secara perlahan.

2. Ukuran penis

Penambahan berat badan adalah hal yang lumrah ketika pria semakin bertambah tua. Ketika lemak terkumpul di perut bagian bawah, penampakan ukuran penis pun akan berubah. "Timbunan lemak yang banyak pada bagian prepubis membuat poros penis terlihat lebih pendek," kata Ira Sharlip, MD, profesor urologi klinis pada University of California, San Francisco.

"Pada beberapa kasus, timbunan lemak di perut membuat penis terpendam. Salah satu cara memotivasi pasien kegemukan adalah dengan mengatakan kepada mereka bahwa ukuran penis bisa bertambah lagi hingga satu inci dengan sederhana, yakni memangkas berat badan," kata Ronald Tamler, MD, PhD, Co-Director Men's Health Program di Mount Sinai Hospital, New York City.

Selain mengalami penyusutan dari sisi tampilan (sifatnya reversibel), penis juga cenderung dapat mengalami penyusutan dari sisi ukuran yang sebenarnya (ireversibel). Penyusutan ini—baik dalam hal penjang maupun ketebalan—tidak akan terjadi secara dramatis, tetapi tampak nyata. "Jika seorang pria saat ereksi berukuran 6 inci ketika di usia 30-an, mungkin saja akan berubah menjadi 5 atau 5,5 inci ketika ia menginjak usia 60 atau 70-an," kata Goldstein.

Apa yang membuat Mr P menyusut? Ada dua hal yang menjadi penyebabnya. Yang pertama adalah akibat pengendapan dari zat-zat lemak (plak) di dalam pembuluh darah penis, yang memengaruhi aliran darah ke dalam organ vital tersebut. Proses ini disebut sebagai aterosklerosis, mekanisme serupa yang menyebabkan penyumbatan dalam pembuluh darah koroner—yang menjadi pemicu serangan jantung.

Penyebab kedua adalah penimbunan kolagen yang tidak elastis (jaringan parut) secara perlahan di dalam sarung fibrous yang melapisi bilik ereksi (erection chambers). Ereksi sendiri terjadi ketik bilik-bilik ini penuh dengan aliran darah. Penyumbatan dalam pembuluh arteri penis—dan makin tidak elastisnya bilik ini—akan membuat ereksi semakin tidak maksimal.

Seperti halnya ukuran penis yang berubah, bagian testis juga mengalami hal yang sama. "Dimulai pada usia sekitar 40, testis akan mulai menyusut," kata Goldstein. Testis pria berusia 30 tahun mungkin memiliki diameter berukuran 3 cm, sedangkan pria berusia 60 mungkin hanya sekitar 2 cm.

3. Melengkung

Jika jaringan parut dalam penis terakumulasi secara tidak merata, penis ternyata bisa melengkung. Kondisi ini dikenal dengan istilah penyakit Peyronie, yang sering menimpa pria di usia menengah. Kelainan ini bisa menyebabkan ereksi terasa sangat menyakitkan dan membuat hubungan intim menjadi sulit. Untuk mengatasi gangguan ini, biasanya dibutuhkan tindakan operasi.

4. Sensitivitas

Sejumlah riset menunjukkan bahwa penis seiring waktu akan menjadi kurang sensitif. Hal ini akan mempersulit pria mencapai ereksi atau pun mengalami orgasme. Tetapi, apakah hal ini juga akan mengurangi kenikmatan dalam berhubungan seksual tentu masih diperdebatkan.

Bukan halangan dalam menikmati seks

Jika memang semua hal ini dialami oleh Anda, para ahli berpendapat penurunan fungsi atau perubahan bentuk pada organ vital tak perlu membuat kehidupan seks Anda menjadi terganggu.

Studi terbaru melibatkan 2.213 pria di Olmstead County, Minnesotta, menunjukkan bahwa para responden mengalami penurunan dalam hal fungsi ereksi, libido, dan fungsi ejakulatori. Tetapi, dari segi kepuasan seksual, penurunannya tidak terlalu dominan alias masih moderat.

"Hal terpenting dalam mencapai kehidupan seks yang memuaskan adalah kemampuan untuk memuaskan pasangan Anda, dan itu tidak membutuhkan kemampuan seksual pada level puncak atau penis yang besar," ungkap Goldstein.

Vitamin D Bikin Sperma Melesat Makin Kencang

Sebuah temuah baru menyebutkan bahwa sperma dapat melakukan gerakan paling cepat pada pria yang memiliki kadar vitamin D yang tinggi. Penelitian yang dilakukan pada 300 pria sehat baru-baru ini diterbitkan dalam jurnal Human Reproduction.

Tentu saja, temua ini memberi harapan baru bagi mereka yang mempunyai persoalan infertilitas.

Para peneliti menemukan bahwa sperma laki-laki yang kekurangan vitamin D (kurang dari 25 nanomoles per liter darah) memiliki motilitas kurang dari sperma yang memiliki lebih dari 75 nanomoles vitamin D per liter darah, kata peneliti Martin Blomberg Jensen dari Departemen Pertumbuhan dan Reproduksi di Rumah Sakit Universitas Kopenhagen di Denmark.

Para peneliti juga menemukan bahwa manfaat tersebut dapat diperoleh dengan cara mengekspos sperma terhadap vitamin D yang diaktifkan, "vitamin D diaktifkan mampu menginduksi motilitas sperma," kata Jensen. Matahari biasanya berperan dalam mengaktifkan vitamin D dalam kulit kita.

Studi ini menunjukkan bahwa vitamin D diperlukan untuk mengatasi persoalan reproduksi pada laki-laki. Tapi Jensen menambahkan bahwa penelitian lebih lanjut diperlukan sebelum vitamin dapat diresepkan untuk memperbaiki kualitas sperma.

"Dengan mengonsumsi suplemen vitamin D, Anda bisa meningkatkan jumlah vitamin yang aktif ," kata Jensen, "tapi ini belum terlihat dari testis yang dites."

Namun demikian, tingkat kecepatan sperma tidak menjamin bakal meningkatkan kesuburan pria. Karena kesuburan seorang pria "tergantung dari penyebab rendahnya tingkat kesuburan itu sendiri seperti motilitas, jumlah atau morfologi sperma," kata Jensen.

Kecepatan sperma "merupakan parameter yang sangat penting, dan proporsi sperma yang bergerak cepat (motil) memang terkait dengan dan menjadi preditor bagi tercapainya kehamilan. "

Namun demikian tidak ada metode ilmiah yang cocok untuk meningkatkan kualitas sperma, meskipun penelitian sebelumnya telah menunjukkan hubungan antara kecepatan sperma dengan adanya antioksidan, seng dan vitamin, kata Jensen.

Sebagai contoh, penelitian disajikan pada tahun 2003 pada pertemuan American Society for Reproductive Medicine menunjukkan bahwa kecepatan sperma pada pria yang minum kopi ternyata lebih tinggi dibanding mereka yang tidak ngopi karena ada unsur antioksidannya. (*)