Fadilah (keutamaan) wudhu sangat besar dalam Islam. Berikut beberapa keutamaan wudhu berdasarkan Al-Qur'an dan hadits:
1. Menghapus Dosa-Dosa Kecil
Rasulullah SAW bersabda:
“Apabila seorang hamba Muslim atau mukmin berwudhu, lalu ia membasuh wajahnya, maka keluarlah dari wajahnya setiap dosa yang dilihat oleh kedua matanya bersama air atau bersama tetesan air yang terakhir; jika ia membasuh kedua tangannya, maka keluarlah dari kedua tangannya setiap dosa yang dilakukan oleh kedua tangannya bersama air; jika ia membasuh kedua kakinya, maka keluarlah setiap dosa yang dilakukan oleh kedua kakinya bersama air, hingga ia keluar dalam keadaan bersih dari dosa-dosa.”
(HR. Muslim)
2. Sebab Masuk Surga
“Tidaklah seorang dari kalian berwudhu dan menyempurnakan wudhunya, lalu mengucapkan:
'Asyhadu alla ilaha illallah, wa asyhadu anna Muhammadan abduhu wa rasuluh',
kecuali akan dibukakan untuknya delapan pintu surga dan dia boleh masuk dari pintu mana saja yang dia kehendaki.”
(HR. Muslim)
3. Ciri Cahaya Umat Nabi Muhammad di Hari Kiamat
Rasulullah bersabda:
“Sesungguhnya umatku akan datang pada hari kiamat dalam keadaan bercahaya wajah, tangan, dan kaki mereka karena bekas wudhu.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
4. Meningkatkan Derajat dan Menghapus Kesalahan
"Maukah kalian aku tunjukkan pada sesuatu yang dengannya Allah menghapus dosa dan mengangkat derajat?"
Para sahabat menjawab, “Tentu wahai Rasulullah.”
Beliau bersabda: “Menyempurnakan wudhu dalam keadaan sulit (misalnya saat dingin), memperbanyak langkah ke masjid, dan menunggu shalat setelah shalat.”
(HR. Muslim)
5. Termasuk Sebaik-baik Ibadah
Wudhu termasuk amal yang dicintai Allah jika dilakukan terus-menerus. Nabi SAW bersabda:
“Istiqamah dalam menjaga wudhu adalah tanda keimanan.”
(HR. Ahmad)
_____
Berikut adalah fadilah (keutamaan) dari doa sebelum wudhu dan doa sesudah wudhu menurut ajaran Islam:
---
1. Fadilah Doa Sebelum Wudhu
Meskipun tidak ada doa khusus yang secara eksplisit diajarkan Rasulullah SAW sebelum wudhu selain mengucapkan Basmalah, namun mengucapkan “Bismillah” sebelum wudhu hukumnya sunnah dan memiliki keutamaan besar.
Hadits:
“Tidak sah wudhu seseorang yang tidak menyebut nama Allah padanya.”
(HR. Abu Dawud, Tirmidzi, dan Ibnu Majah – hasan)
Fadilahnya:
Membuat wudhu menjadi sah secara sempurna.
Menjadikan aktivitas wudhu sebagai ibadah yang bernilai pahala.
Menghadirkan kekhusyukan dan kesadaran bahwa wudhu adalah bentuk ibadah.
---
2. Fadilah Doa Sesudah Wudhu
Doa yang diajarkan setelah selesai wudhu adalah:
> أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
“Asyhadu allā ilāha illallāh, wahdahu lā syarīka lah, wa asyhadu anna Muḥammadan ‘abduhū wa rasūluh.”
(Dan bisa ditambah:)
اللّٰهُمَّ اجْعَلْنِيْ مِنَ التَّوَّابِيْنَ وَاجْعَلْنِيْ مِنَ الْمُتَطَهِّرِيْنَ
“Allāhummaj‘alnī minat-tawwābīn waj‘alnī minal-mutaṭahhirīn.”
Hadits:
“Barang siapa berwudhu dan menyempurnakan wudhunya, kemudian mengucapkan:
Asyhadu alla ilaha illallah wahdahu la syarika lah, wa asyhadu anna Muhammadan abduhu wa rasuluh,
maka dibukakan baginya delapan pintu surga, dan dia boleh masuk dari pintu mana saja yang ia kehendaki.”
(HR. Muslim)
Fadilahnya:
Mendapat pahala besar dan ampunan.
Dijanjikan masuk surga dari pintu mana saja.
Termasuk golongan orang yang bertobat dan menyucikan diri.
_____
Berikut adalah nasehat dari Syekh Abdul Qodir al-Jailani dan Ibnu Atha'illah as-Sakandari yang berkaitan dengan wudhu, baik secara langsung maupun secara maknawi (hakikat wudhu):
---
1. Nasehat Syekh Abdul Qodir al-Jailani tentang Wudhu
Dalam kitab Al-Fath ar-Rabbani dan Jala' al-Khatir, Syekh Abdul Qodir al-Jailani memberikan makna yang dalam tentang wudhu:
“Jangan hanya membersihkan anggota tubuh dengan air, tetapi bersihkan juga hati dari sifat-sifat tercela.”
(Al-Fath ar-Rabbani)
Beliau menekankan bahwa wudhu bukan sekadar aktivitas fisik, tetapi juga pembersihan batin.
Wudhu harus menjadi pintu menuju khusyuk dalam shalat.
Wudhu dilakukan dengan adab, kehadiran hati, dan kesadaran bahwa ia sedang mempersiapkan diri menghadap Allah.
"Wudhu-lah dengan air taubat, mandi-lah dengan cahaya ma'rifat, dan shalat-lah di mihrab ikhlas."
---
2. Nasehat Ibnu Atha’illah as-Sakandari tentang Wudhu
Dalam kitab Al-Hikam, Ibnu Atha’illah tidak menyebut wudhu secara langsung banyak kali, tetapi ia memberi petunjuk maknawi yang dalam:
"Jasadmu bersuci dengan air, maka sucikan juga hatimu dengan cahaya dzikir."
(Makna dari Hikmah beliau secara tersirat)
Wudhu secara lahir adalah awal perjalanan ibadah, tetapi hati juga perlu "wudhu"—penyucian dari sifat buruk seperti riya’, dengki, dan cinta dunia.
Dzikir dan muhasabah adalah sarana menyucikan batin, sebagaimana air menyucikan jasad.
Salah satu makna tersembunyi: jangan masuk shalat hanya dengan tubuh yang suci, tetapi juga dengan hati yang sadar.
---
Kesimpulan Maknawi
Kedua ulama besar ini seakan memberi pesan bersama:
"Wudhu bukan sekadar menyiram air ke tubuh, tapi perjalanan ruh untuk kembali bersih dan sadar akan hadirat Allah."