Wednesday, November 17, 2010

Gejala dan Pengobatan Batu Empedu

Gejala dan Pengobatan Batu Empedu


Batu empedu adalah timbunan satu atau lebih batu kecil di kandung empedu. Bila batu empedu berada di kandung empedu, kondisinya disebut kolelitiasis, bila di saluran empedu disebut koledokolitiasis.

Kandung empedu adalah kantung kecil di bawah hati, di sisi kanan perut, yang menyimpan empedu, cairan kuning yang diproduksi oleh hati. Selama makan, kandung empedu berkontraksi dan mengeluarkan empedu yang kemudian mengalir ke usus untuk membantu mencerna lemak.

Besar dan jumlah batu empedu berbeda-beda pada setiap pasien, dari yang hanya sebesar pasir sampai sebesar bola golf. Sebagian besar batu empedu terbentuk dari kolesterol yang mengkristal, sebagian lainnya terbuat dari pigmen empedu (bilirubin) atau campuran keduanya.

Proses pembentukan batu empedu umumnya lambat, dan biasanya tidak menimbulkan rasa sakit atau gejala lainnya.

Penyebab dan Faktor Risiko

Penyebab pasti batu empedu tidak diketahui. Kemungkinan penyebabnya adalah:

  • empedu mengandung terlalu banyak kolesterol
  • empedu kurang mengandung garam empedu
  • kandung empedu tidak berkontraksi sempurna
  • infeksi
  • gangguan darah (anemia sel sabit).

Batu empedu dua kali lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan pada laki-laki dan dapat terjadi pada usia berapa pun, tetapi kejadiannya meningkat seiring usia. Penderita diabetes memiliki risiko yang lebih tinggi mengidap batu empedu, dan masalah kandung empedu lainnya. Kelebihan berat badan juga merupakan faktor risiko yang signifikan untuk batu empedu.

Gejala

Pada kebanyakan kasus, batu empedu tidak menimbulkan gejala atau tanda-tanda. Jika batu empedu mengendap di saluran (koledokolitiasis) dan menyebabkan penyumbatan, tanda-tanda dan gejala berikut dapat dirasakan:

  • Nyeri tiba-tiba di bagian kanan atas perut dan dapat menjalar hingga ke bahu dan punggung.
  • Nyeri biasanya dimulai dalam waktu 30 menit setelah makan makanan berlemak atau berminyak.
  • Nyeri biasanya intens, berat dan konstan, dan dapat berlangsung hingga berjam-jam.
  • Serangan nyeri bisa kambuh (berulang) dalam rentang harian, bulanan atau bahkan tahunan.

Gejala umum lain dari batu empedu adalah:

  • Mual dan muntah.
  • Kembung atau sendawa.
  • Penyakit kuning (kulit dan mata menjadi berwarna kuning).

Pengobatan medis

Pengobatan dalam bentuk apa pun biasanya tidak diperlukan bila batu empedu tidak menimbulkan gejala yang mengganggu.

Obat-obatan jarang diberikan untuk mengobati batu empedu. Pada beberapa kasus di mana operasi tidak dapat dilakukan atau berisiko, obat berbasis asam empedu mungkin diberikan untuk mengencerkan batu empedu yang terbuat dari kolesterol. Namun, obat tersebut hanya efektif untuk batu berukuran kecil dan tidak mencegah pembentukan batu empedu bila pengobatan dihentikan.

Kandung empedu bukanlah organ penting dan bisa dibuang dengan aman. Laparoskopi kolekistostomi, yang menggunakan sayatan kecil, adalah metode pembedahan yang kini paling umum dilakukan untuk membuang kandung empedu. Metode ini mengurangi rasa sakit dan mempersingkat waktu pemulihan dibandingkan dengan operasi bedah terbuka.

Pengobatan alami/herbal

Beberapa ahli herbal menyarankan konsumsi 20 ml minyak zaitun yang dicampur jus lemon setengah butir dua kali sehari untuk menghilangkan batu empedu. Untuk efek pembersihan liver dan sistem limfatik yang lebih kuat, bisa ditambahkan black seed oil (minyak habbatussauda) dalam konsumsi harian. Dimulai dengan 5 ml per hari menjadi 10 ml dan lalu 15 ml bila dampaknya tidak terlalu kuat (terutama bagi orang yang sensitif). Hal ini akan menyebabkan tinja encer untuk beberapa hari, yang merupakan bagian dari proses pembersihan. Konsumsi black seed oil beberapa bulan akan meningkatkan fungsi liver dan organ dalam dan mencegah pembentukan batu empedu baru.

Pencegahan

Risiko pembentukan batu empedu dapat dikurangi dengan menjalani gaya hidup sehat, terutama untuk menjaga berat badan. Menerapkan pola makan yang tidak mengandung banyak lemak jenuh tampaknya juga membantu mengurangi risiko batu ginjal. Sebuah studi epidemiologi selama 14 tahun yang dilakukan Harvard Medical School menunjukkan bahwa orang yang memakan lebih banyak makanan lemak tak jenuh beresiko lebih kecil terkena batu empedu.

Faktor-faktor risiko utama lain seperti usia dan berjenis kelamin wanita jelas tidak dapat diubah.

image: source

Artikel Terkait:

  1. Gejala dan Pencegahan Penyakit Jantung
  2. Mengenal Jenis-jenis Pengobatan Kanker
  3. Gejala dan Penanganan Radang Amandel (Tonsilitis)
  4. Vitamin C Mencegah Penyakit Asam Urat
  5. Manfaat Kopi Bagi Kesehatan

Penyebab dan Penanganan Anemia

Penyebab dan Penanganan Anemia


Anemia adalah kondisi di mana darah Anda memiliki jumlah sel darah merah di bawah normal. Kurangnya sel darah merah ini biasanya diindikasikan oleh hitungan hemoglobin yang lebih rendah dari normal (lihat tabel).

Hemoglobin adalah unsur utama penyusun sel darah merah yang merupakan protein kaya zat besi dan berfungsi membantu sel darah merah mengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh.

Bila jumlah hemoglobin Anda sedikit, sel-sel tubuh Anda akan kekurangan oksigen. Anda akan merasa lelah, lemas dan gejala anemia lainnya. Anemia parah dan menahun (kurang dari 5 g/dl) dapat mengakibatkan kerusakan jantung, otak dan organ tubuh lain. Anemia yang sangat parah bahkan dapat menyebabkan kematian.

Gejala

Kadar Hb Normal


Pria dewasa

13.5 – 17 g/dl

Wanita dewasa

12 – 15 g/dl

Ibu hamil

11 – 12 g/dl

Bayi baru lahir

14 – 24 g/dl

Anak-anak

11 – 16 g/dl

Tubuh yang mengalami anemia akan menunjukkan gejala seperti muka pucat, lelah, kurang energi/lemas, mengantuk, dan sakit kepala. Pada kasus yang lebih parah, anemia menyebabkan denyut jantung bertambah cepat, nafas tersengal dan pingsan.

Penyebab

Anemia terutama disebabkan oleh kehilangan darah, kekurangan produksi sel darah merah atau perusakan sel darah merah yang lebih cepat dari normal. Kondisi tersebut dapat disebabkan oleh:

  • Kurang mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi, vitamin B12, asam folat dan vitamin C, unsur-unsur yang diperlukan untuk pembentukan sel darah merah.
    • Kekurangan zat besi adalah penyebab utama anemia. Sekitar 20% wanita, 50% wanita hamil dan 3% pria mengalami kekurangan zat besi.
    • Tidak mengkonsumsi daging (vegetarian) dapat menyebabkan Anda kekurangan vitamin B12, jenis vitamin yang hanya ditemui pada makanan hewani (daging, ikan, telur, susu). Di kalangan non vegetarian, hampir tidak ada yang kekurangan vitamin ini karena cadangannya cukup untuk produksi sel darah sampai lima tahun.
    • Asam folat tersedia pada banyak makanan, namun terutama terdapat di hati dan sayuran hijau mentah.
  • Darah menstruasi berlebihan. Wanita yang sedang menstruasi rawan terkena anemia karena kekurangan zat besi bila darah menstruasinya banyak dan dia tidak memiliki cukup persediaan zat besi.
  • Kehamilan. Wanita yang hamil rawan terkena anemia karena janin menyerap zat besi dan vitamin untuk pertumbuhannya.
  • Penyakit tertentu. Penyakit yang menyebabkan perdarahan terus-menerus di saluran pencernaan seperti gastritis, radang usus buntu,dll dapat menyebabkan anemia.
  • Obat-obatan tertentu. Beberapa jenis obat dapat menyebabkan perdarahan lambung (aspirin, obat anti inflamasi,dll). Obat lainnya dapat menyebabkan masalah dalam penyerapan zat besi dan vitamin (antacid, pil KB, obat anti artritis, dll).
  • Operasi pengambilan sebagian atau seluruh lambung (gastrektomi). Ini bisa menyebabkan anemia karena tubuh kurang menyerap zat besi dan vitamin B12.
  • Penyakit radang kronis seperti lupus, artritis rematik, penyakit ginjal, masalah pada kelenjar tiroid, beberapa jenis kanker, dan penyakit lainnya dapat menyebabkan anemia karena memengaruhi proses pembentukan sel darah merah.

Penanganan

  • Bila Anda merasakan gejala anemia di atas dan orang-orang di sekeliling Anda melihat Anda tampak pucat dan lelah, segeralah berkonsultasi dengan dokter. Dokter akan menanyakan kebiasaan makan Anda dan obat yang sedang Anda minum. Anda lalu akan mendapatkan pemeriksaan fisik, pemeriksaan darah dan pemeriksaan penunjang lainnya untuk menentukan apakah terdapat anemia dan apa penyebabnya.
  • Penanganan anemia tergantung pada penyebabnya. Bila penyebabnya adalah kekurangan zat besi, dokter akan mencari tahu dan mengatasi penyebab kekurangan tersebut. Suplemen zat besi dalam bentuk tablet atau sirup mungkin diberikan. (Bila anemia disebabkan oleh masalah penyerapan pasca- operasi gastrektomi, pemberian suplemen akan diberikan secara intramuskular atau intravenal).
  • Pemulihan biasanya berlangsung enam hingga delapan minggu setelah penanganan. Setelah anemia tertangani, Anda masih akan terus menerima asupan suplemen zat besi hingga beberapa bulan untuk menjaga kondisi. Tinja Anda akan berwarna hitam selama perawatan.
  • Bila anemia disebabkan penyakit tertentu, satu-satunya solusi adalah menyembuhkan penyakitnya.
  • Anemia kronis yang ditandai dengan gejala parah seperti denyut jantung cepat, nafas tersengal dan pingsan mungkin harus segera ditangani dengan transfusi darah.

Tips

  • Mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi disarankan bagi setiap orang, terlebih bagi wanita yang menstruasi atau sedang hamil. Zat besi yang paling mudah diserap bersumber dari daging, ayam dan ikan. Beberapa makanan seperti sayuran, buah-buahan, sereal (yang diperkuat zat besi), telur dan kacang-kacangan juga mengandung zat besi, namun lebih sulit dicerna. Untuk mempermudah penyerapan zat besi, Anda dapat memakannya bersamaan dengan daging, ayam atau ikan atau dengan buah-buahan yang kaya vitamin C.
  • Anda tidak memerlukan suplemen zat besi kecuali direkomendasikan dokter. Suplemen zat besi berdosis tinggi dapat menyebabkan konstipasi dan tinja berwarna hitam. Selain itu, penggunaan suplemen zat besi yang tidak perlu dapat menyembunyikan masalah lain, misalnya perdarahan pada saluran pencernaan.
  • Wanita hamil disarankan mengkonsumsi suplemen makanan sesuai saran dokter, termasuk yang mengandung zat besi dan asam folat untuk mencegah anemia.
  • Mengkonsumsi buah-buahan kaya vitamin C seperti jambu, jeruk, sirsak, pepaya, dan anggur dapat membantu tubuh menyerap zat besi.
  • Menjalani diet vegetarian harus dilakukan dengan bijak karena dapat menyebabkan kekurangan vitamin B12. Vitamin ini sangat penting bagi pembentukan sel-sel tubuh, termasuk sel darah merah. Bila Anda tidak mengkonsumsi makanan hewani, Anda perlu mengambil suplemen vitamin B12.
  • Berhati-hatilah dalam penggunaan aspirin, ibuprofen dan obat anti inflamasi karena dapat menyebabkan iritasi lambung. Bila Anda harus mengkonsumsinya, konsultasikan dengan dokter jika Anda punya riwayat perdarahan lambung. Dokter mungkin akan mengganti dengan obat lain yang sesuai.

image: source

Artikel Terkait:

  1. Waspadai Bahaya Anemia pada Anak
  2. Penyebab dan Penanganan Sembelit atau Konstipasi
  3. 7 Penyebab Pingsan
  4. Gejala dan Penanganan Radang Amandel (Tonsilitis)
  5. Beberapa Penyebab Hipertensi Sekunder

Nonton TV di Kasur Dapat Memicu Kanker!

Nonton TV di Kasur Dapat Memicu Kanker!


Para peneliti Swedia mengklaim telah menemukan hubungan antara kenaikan risiko kanker dengan kebiasaan menonton TV sambil tiduran di kasur. Mereka menjelaskan bahwa kerangka dan pegas kasur berbahan logam berperan memantulkan gelombang siaran televisi yang bersifat karsinogenik (memicu kanker).

Peneliti Örjan Hallberg dan Ollie Johansson menyebutkan adanya kenaikan jumlah penderita kanker payudara dan kanker kulit di Eropa sejak tahun 70-an, yaitu sejak televisi menjangkau lebih banyak orang. Menariknya lagi, payudara sisi kiri 10% lebih banyak terkena kanker daripada sisi kanan. Demikian pula dengan kanker melanoma, yang lebih banyak menimpa sisi kiri tubuh.

Sebuah studi yang dilakukan tahun 1989 dan 1993 menunjukkan hubungan kuat antara insiden melanoma dengan jumlah transmisi dan menara TV yang meliputi area tempat tinggal seseorang. Diduga, gelombang elektromagnetik berdampak menurunkan kekebalan tubuh dan memicu pertumbuhan sel-sel kanker.

Kasur sebagai antena

Gelombang elektromagnetik televisi ditangkap dan diperkuat oleh sebuah antena yang dirancang khusus. Tanpa antena, sinyal frekuensi televisi tidak cukup kuat untuk diproses. Antena adalah benda logam yang panjangnya sama dengan, setengah atau seperempat panjang gelombang elektromagnetik yang diperkuatnya. Gelombang elektromagnetik beresonansi pada antena sehingga menciptakan gelombang lebih kuat yang berpuncak di tengah antena dan bersimpul di setiap ujungnya, seperti senar gitar yang dipetik di tengahnya.

Tempat tidur berkerangka dan berpegas logam buatan Eropa dan AS panjangnya setengah panjang gelombang frekuensi TV. Jadi, saat kita tidur di kasur springbed berpegas besi, kita seperti sedang berbaring di atas “antena” yang memperkuat intensitas radiasi siaran televisi. Bila tubuh kita terpapar radiasi yang kuat itu selama sepertiga waktu hidup kita (saat tidur), maka dampaknya tidak boleh dianggap remeh.

Sisi kiri tubuh akan lebih banyak terpapar jika Anda tidur miring di sisi kanan, seperti kebiasaan tidur orang Barat pada umumnya. Itulah mengapa kanker lebih banyak menyerang sisi kiri tubuh.

Solusi

Jika studi ini benar, solusinya sederhana: ganti kasur springbed berpegas logam Anda atau, yang lebih baik lagi, jangan menonton TV di tempat tidur. Selain meningkatkan risiko kanker, kehadiran televisi di kamar tidur juga dapat mengurangi waktu dan kualitas tidur Anda.

Artikel Terkait:

  1. Mengenal Kanker Prostat
  2. Yang Mungkin Belum Anda Ketahui Mengenai Kanker Payudara
  3. Betulkah Buah dan Sayuran Melindungi dari Kanker?
  4. Kanker Paru: Kankernya Para Perokok
  5. Mengenal Jenis-jenis Pengobatan Kanker

Cara Mengukur Gula Darah Sendiri

Cara Mengukur Gula Darah Sendiri


Sekitar 20 tahun lalu, sedikit sekali orang yang mengukur kadar gula atau glukosa darahnya sendiri. Sebagian besar gula darah mereka hanya diukur sesekali, ketika berkunjung ke dokter untuk memantau diabetes mereka. Saat ini alat pengukur glukosa darah (glucose meter) adalah benda yang tak terpisahkan dari kehidupan kebanyakan penderita diabetes. Mereka perlu tahu dengan tepat kondisi tubuh mereka setiap saat, apakah gula darah mereka naik atau turun.

Tingkat gula darah berfluktuasi dari waktu ke waktu. Selain itu, gejala diabetes berbeda pada setiap orang. Tingkat gula darah yang sudah menimbulkan gejala peringatan yang jelas pada seseorang, misalnya membuatnya jadi sering kencing, pada orang lain mungkin belum menimbulkan tanda apa-apa. Anda tidak bisa hanya menebak tinggi-rendahnya gula darah hanya dari gejala tubuh. Selain itu, kebanyakan tanda diabetes baru muncul ketika gula darah sudah menimbulkan kerusakan pada tubuh.

Dengan mengukur gula darah secara berkala, Anda bisa mengetahui bagaimana tubuh Anda bereaksi terhadap situasi yang berbeda-beda. Anda dapat mengetahui bagaimana makanan dan olah raga memengaruhi gula darah Anda, sehingga dapat melakukan tindakan yang tepat. Bila kadar gula darah sangat tinggi, Anda bisa segera berkonsultasi ke dokter untuk mendapatkan saran medis. Dalam hal ini, Andalah yang mengendalikan diabetes, bukan sebaliknya. Diabetes yang tidak terkendali dapat menimbulkan banyak komplikasi serius dalam jangka panjang.

Bagaimana cara mengukur gula darah?

Pengukuran gula darah sangat mudah, namun ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Tips berikut membantu Anda mendapatkan hasil pengukuran yang terbaik (catatan: tips ini berdasarkan cara kerja GlucoDr, pada alat lain mungkin bisa sedikit berbeda).

  • Siapkan peralatan yang Anda butuhkan, yaitu: glucometer, alkohol, kasa/kapas, jarum penusuk (lancet) dan alat penusuk (lancing device) dan test strip.
  • Cuci dan keringkan kedua tangan Anda sebelum pengambilan sampel untuk menghindari kontaminasi.
  • Masukkan jarum penusuk (lancet) di alatnya (lancing device). Pastikan bahwa jarum yang Anda pakai masih baru dan steril. Jarum penusuk hanya digunakan untuk sekali pakai.
  • Letakkan ujung jari Anda yang akan ditusuk. Sebaiknya menggunakan ujung jari berbeda-beda agar tidak menimbulkan pengerasan kulit. Jempol dan kelingking sebaiknya tidak digunakan untuk pengambilan sampel (gunakan jari tengah, jari manis atau telunjuk).
  • Bersihkan ujung jari yang akan ditusuk dengan kasa atau kapas beralkohol untuk menghindari infeksi.
  • Tusukkan jarum ke ujung jari Anda. Lap darah pertama yang keluar dengan kapas dan biarkan bulatan kecil darah terbentuk di ujung jari. Tekan dengan pelan jari Anda untuk membantu mengeluarkan darah, tapi jangan terlalu kuat agar sampel tidak bercampur dengan cairan otot sehingga mengacaukan hasil pengukuran.
  • Bila darah tidak cukup keluar, tusukkan jarum di jari kedua.
  • Masukkan test strip ke alat pengukur (glucose meter). Pastikan bahwa test strip yang Anda gunakan belum kedaluwarsa. Setiap strip memiliki tanggal kedaluwarsa sendiri yang bila terlewati akan membuat hasil pengukuran tidak akurat.
  • Tempelkan ujung test strip ke bulatan darah sampai terbasahi merata bagian untuk sampelnya. Jangan meneteskan darah ke strip dan jangan terlalu keras menempelkan test strip. Bila sampel darah sudah memadai maka alat akan mulai mengukur (waktu pengukuran terlihat di display dalam hitungan mundur).
  • Tempelkan kasa atau kapas beralkohol ke ujung jari yang tertusuk untuk menghentikan perdarahan.
  • Lihat hasil pengukuran di gluco meter Anda. Bila angka hasil pengukuran sangat tinggi atau rendah, Anda mungkin perlu mengulangi pengukuran untuk memastikan. Tingkat gula darah yang normal adalah:
    • 4 s.d. 7 mmol/l atau 72 s.d. 126 mg/dl (puasa)
    • kurang dari 10 mmol/l atau 180 mg/dl (90 menit setelah makan)
    • sekitar 8 mmol/l atau 144 mg/dl (malam hari)

Artikel Terkait:

  1. 5 Langkah Praktis Memeriksa Payudara Sendiri
  2. Lebih Lanjut Mengenai Tekanan Darah Tinggi
  3. 5 Cara Alami Menghilangkan Ketombe
  4. Sekilas Tentang Tekanan Darah Rendah atau Hipotensi
  5. Cara Agar Mendapat Anak Laki-Laki

Anda Hipertensi? Perbanyaklah Makan Kedelai

Anda Hipertensi? Perbanyaklah Makan Kedelai


Sebuah penelitian di Amerika Serikat (Archives of Internal Medicine, 2005) menunjukkan bahwa diet kaya kedelai menurunkan tekanan darah hingga 10%. Penelitian itu melibatkan 60 wanita berumur antara 48 dan 65 tahun. Para wanita itu melakukan diet 16 minggu. Delapan minggu pertama, makanan sehari-hari mereka diperkaya dengan isoflavon dan 25 gram protein kedelai. Delapan minggu terakhir, mereka melakukan diet yang sama tapi tanpa tambahan kedelai. Setelah setiap periode diet, tekanan darah mereka diukur.

Pengaruh kedelai tertinggi pada perempuan yang di awal penelitian telah memiliki tekanan darah tinggi. Tekanan darah atas mereka (sistolik) menurun sebesar 10% dan bawah (diastolik) sebesar 7%. Pada wanita dengan tekanan darah normal, penurunan terjadi sebesar 5% sistolik dan 3% diastolik. Tidak jelas dari penelitian tersebut, apakah penurunan tekanan darah disebabkan oleh protein atau isoflavon yang terdapat pada kedelai.

Penurunan tekanan darah ini menurut para peneliti setara dengan efek obat antihipertensi.

Penelitian itu menguatkan studi epidemiologi yang menunjukkan bahwa pada masyarakat yang suka mengkonsumsi kedelai, insiden penyakit kardiovaskuler lebih rendah dari rata-rata.

Kesimpulan

Bila Anda menderita hipertensi, mengganti sumber protein hewani dengan makanan berbasis kedelai seperti tahu, tempe dan susu kedelai dapat membantu Anda mengelola tekanan darah.

Artikel Terkait:

  1. Yang Perlu Anda Ketahui Mengenai Hipertensi
  2. Beberapa Penyebab Hipertensi Sekunder
  3. 7 Kebiasaan Makan Yang Memudahkan Pencernaan
  4. Gangguan Pola Makan: Anoreksia dan Bulimia
  5. Yang Perlu Anda Ketahui Mengenai Gangguan Psikosomatik

10 Masalah Kehamilan

10 Masalah Kehamilan


Berikut adalah beberapa masalah kesehatan yang dapat terjadi pada kehamilan:10 masalah kehamilan

  • Mual dan muntah. Mual dan muntah dialami oleh 70-85% wanita pada trimester pertama kehamilan. Namun, pada beberapa wanita terus berlanjut hingga sepanjang masa kehamilan. Dalam 90% kasus, mual dan muntah tersebut tidak memerlukan pengobatan. Calon ibu hanya dianjurkan untuk menghindari makanan yang terlalu merangsang/pedas, minum suplemen vitamin dan istirahat yang cukup.
  • Keguguran. Keguguran adalah penghentian kehamilan karena keluarnya janin sebelum waktunya. Pengeluaran janin sebelum usia 20 minggu atau dengan berat di bawah 500 gram dianggap sebagai keguguran. Keguguran terjadi pada 15% kehamilan dan dapat terjadi baik secara spontan maupun karena tindakan.
  • Infeksi saluran kencing. Infeksi saluran kencing terjadi pada 5-9% wanita hamil. Jenis infeksi yang umum terjadi adalah cystitis (radang kandung kemih) dan pyelonephritis (radang ginjal)
  • Trauma (benturan). Trauma adalah benturan fisik yang berpengaruh terhadap janin dan kandungan. Sekitar 6% kehamilan mengalami komplikasi karena trauma.
  • Diabetes mellitus. Kencing manis terjadi pada 4% ibu hamil dan dapat menyebabkan komplikasi kehamilan, antara lain berupa bilirubin tinggi dan hipokalsemi (kalsium rendah). Wanita dengan riwayat keluarga diabetes, berat badan berlebih, dan berusia di atas 25 tahun berisiko mengidap diabetes selama kehamilan.
  • Infeksi streptokokus. Infeksi bakteri ini menjadi banyak menyerang bayi yang baru lahir sehingga menyebabkan sepsis, pneumonia, dan meningitis. Infeksi streptokokus dapat terjadi saat di dalam kandungan maupun pada proses kelahiran. Koloni bakteri streptokokus pada saat kehamilan dapat mengakibatkan keguguran.
  • Pendarahan. Pendarahan biasa terjadi pada paruh kedua kehamilan dan kebanyakan disebabkan oleh gangguan plasenta atau plasenta previa (plasenta menghalangi jalan lahir).
  • Preeklamsia (Hipertensi ibu hamil). Hipertensi dapat terjadi baik sebagai kelanjutan sebelum hamil atau baru setelah minggu ke-20 kehamilan. Tekanan darah dikatakan tinggi bila tekanan sistolik 140 dan diastolik 90. Selain tekanan darah tinggi, preeklamsia juga ditunjukkan oleh adanya proteinuria (protein dalam air seni) dan edema (pembengkakan) pada muka dan badan. Preeklamsia berisiko menyebabkan kematian ibu dan bayi.
  • TORCH (Toxoplasma, Othera, Rubella, Cytomegalo & Herpes virus). Janin yang terinfeksi toxoplasma, rubella dan cytomegallovirus dapat lahir cacat atau meninggal dunia. Herpes simplex adalah penyakit menular seksual yang ditularkan dari ibu ke bayi pada saat proses persalinan.
  • Kehamilan daluwarsa. Masa normal kehamilan adalah 38-42 minggu. Kehamilan dianggap terlalu lama bila telah melewati usia 294 hari atau 42 minggu dari hari terakhir menstruasi. Risiko bagi ibu dan bayi meningkat bila melewati 42 minggu karena semakin besarnya ukuran bayi dan ketidakcukupan dukungan plasenta.


Photo credit: dommi

Artikel Terkait:

  1. Bagaimana Mencegah Keguguran Kandungan
  2. Obat-obatan dan Ibu Hamil
  3. Tiga Trimester Kehamilan
  4. 4 Indikasi Medis Aborsi
  5. Hubungan Seks Saat Hamil, Amankah?

Tiga Trimester Kehamilan

Tiga Trimester Kehamilan


fase-germ-dan-embrio

Proses kehamilan (gestasi) berlangsung selama 40 minggu atau 280 hari dihitung dari hari pertama menstruasi terakhir. Usia kehamilan sendiri adalah 38 minggu, karena dihitung mulai dari tanggal konsepsi (tanggal bersatunya sperma dengan telur), yang terjadi dua minggu setelahnya.

Dalam dunia kedokteran, proses kehamilan dibagi menjadi tiga fase sesuai dengan pertumbuhan fisik bayi. Masing-masing fase tersebut disebut trimester.
Trimester Pertama (Minggu 0 – 12)

  • Periode Germinal (Minggu 0 – 3)
    • Pembuahan telur oleh sperma terjadi pada minggu ke-2 dari hari pertama menstruasi terakhir.
    • Telur yang sudah dibuahi sperma bergerak dari tuba fallopi dan menempel ke dinding uterus (endometrium).
  • Periode Embrio (Minggu 3 – 8 )
    • Sistem syaraf pusat, organ-organ utama dan struktur anatomi mulai terbentuk.
    • Mata, mulut dan lidah terbentuk. Hati mulai memproduksi sel darah.
    • Janin berubah dari blastosis menjadi embrio berukuran 1,3 cm dengan kepala yang besar
  • Periode Fetus (Minggu 9 – 12)
    • Semua organ penting terus bertumbuh dengan cepat dan saling berkait.
    • Aktivitas otak sangat tinggi.

Trimester kedua (Minggu 12 – 24)periode-fetus

  • Pada minggu ke-18 ultrasongrafi sudah bisa dilakukan untuk mengecek kesempurnaan janin, posisi plasenta dan kemungkinan bayi kembar.
  • Jaringan kuku, kulit dan rambut berkembang dan mengeras pada minggu ke 20 – 21
  • Indera penglihatan dan pendengaran janin mulai berfungsi. Kelopak mata sudah dapat membuka dan menutup.
  • Janin (fetus) mulai tampak sebagai sosok manusia dengan panjang 30 cm.

Trimester ketiga (24 -40)

  • Semua organ tumbuh sempurna
  • Janin menunjukkan aktivitas motorik yang terkoordinasi (‘nendang’, ‘nonjok’) serta periode tidur dan bangun. Masa tidurnya jauh lebih lama dibandingkan masa bangun.
  • Paru-paru berkembang pesat menjadi sempurna.
  • Pada bulan ke-9, janin mengambil posisi kepala di bawah, siap untuk dilahirkan.
  • Berat bayi lahir berkisar antara 3 -3,5 kg dengan panjang 50 cm.


Artikel Terkait:

  1. Obat-obatan dan Ibu Hamil
  2. Tiga Puluh Tahun Bayi Tabung
  3. 10 Masalah Kehamilan
  4. Kesehatan Gigi pada Masa Kehamilan
  5. Bagaimana Mencegah Keguguran Kandungan

Mengapa Sebaiknya Tidak Memilih Operasi Caesar?

Mengapa Sebaiknya Tidak Memilih Operasi Caesar?


Operasi caesar adalah operasi untuk mengeluarkan bayi tanpa melalui liang persalinan (vagina). Dalam operasi tersebut dokter membedah dinding perut dan rahim ibu guna mengeluarkan bayi. Operasi caesar biasanya berlangsung 20-90 menit dan dapat dilakukan baik karena alasan medis maupun non-medis (personal) . Banyak wanita yang tergiur memilih operasi caesar tanpa adanya alasan medis, antara lain karena:

  • Bisa memilih tanggal kelahiran bayi, disesuaikan dengan situasi keluarga atau agar mendapat tanggal lahir “cantik” yang membawa hoki.
  • Berlangsung cepat, berbeda dengan proses persalinan yang bisa memakan waktu lama
  • Tidak menyakitkan dibandingkan persalinan normal (Walaupun kenyataannya seringkali tidak begitu. Hormon endorfin yang banyak dikeluarkan saat persalinan mengurangi rasa sakit karena proses melahirkan. Operasi caesar bisa terasa lebih menyakitkan pasca operasi).
  • Trauma karena proses melahirkan anak pertama yang sulit atau riwayat penganiayaan seksual sebelumnya.
  • Melindungi bagian paling privat dari wanita sehingga tidak tersentuh dan masih seperti belum pernah melahirkan anak.

Namun, dibalik keuntungan tersebut operasi caesar juga memiliki risiko yang perlu dipertimbangkan.

Bagi bayi:jangan sesar

  • Bayi hasil caesar berpeluang lebih tinggi mengalami gangguan pernafasan (neonatal respiratory distress). Risiko mengidap asma juga lebih besar pada bayi hasil caesar.
  • Risiko bayi terkena pisau bedah.
  • Risiko kelahiran prematur. Seringkali, sulit untuk menghitung umur bayi yang sebenarnya. Bila bayi ternyata masih berumur di bawah 36 bulan maka akan ada risiko karena kelahiran prematur, seperti masalah pernafasan, suhu tubuh dan pencernaan.

Bagi ibu:

  • Kematian. Meskipun jarang terjadi, operasi caesar yang gagal dapat meningkatkan risiko kematian ibu. Di AS, tingkat kematian pada caesar atas kemauan sendiri adalah 5,9 per 100.000 kelahiran, dibandingkan 2,1 pada persalinan normal.
  • Masa pemulihan yang lebih lama, bisa sampai 6 minggu atau lebih.
  • Risiko infeksi pasca pembedahan yang berkisar antara 2-15%. Infeksi terutama pada saluran kencing dan lebih sering terjadi pada ibu yang kegemukan.
  • Frekuensi perdarahan yang lebih tinggi.
  • Risiko mengalami masalah pada plasenta, ruptur kandungan dan pertumbuhan janin di luar rahim (ectopic) pada kehamilan berikutnya.
  • Penundaan pemberian ASI dan jalinan hubungan emosi ibu-anak karena adanya luka operasi dan pengaruh obat bius. Bayi hasil operasi caesar biasanya langsung ditempatkan di ruang observasi.

Mengingat besarnya risiko dibandingkan manfaat yang didapat, operasi caesar memang sebaiknya dihindari–bila masih dimungkinkan. Selain itu, tentu saja karena biayanya juga mahal, jauh lebih besar daripada biaya persalinan normal.

Photo credit: Ant

Artikel Terkait:

  1. Kapan Diperlukan Operasi Caesar?
  2. Tiga Tahap Persalinan Normal
  3. 4 Indikasi Medis Aborsi
  4. 10 Masalah Kehamilan
  5. Sekilas Tentang Histerektomi

Kapan Diperlukan Operasi Caesar?

Kapan Diperlukan Operasi Caesar?


bayi bedah sesarOperasi caesar adalah operasi besar yang mengandung risiko bagi ibu dan bayinya, antara lain karena pengaruh obat bius dan pembedahan itu sendiri. Namun, operasi caesar juga dapat menyelamatkan keduanya saat terjadi komplikasi persalinan. Berikut adalah faktor-faktor penyebab yang mungkin menjadi alasan dilakukannya operasi caesar:

  • Presentasi bokong atau kaki, yaitu bokong atau kaki keluar duluan dibandingkan kepala (terjadi pada 3-4% kasus persalinan). Beberapa dokter dapat memutar janin ke posisi normal, atau bahkan mengeluarkan bayi dari rahim dalam posisi tersebut. Namun, karena risikonya cukup tinggi banyak yang lebih menyarankan caesar.
  • Presentasi pundak (sungsang), yaitu pundak keluar duluan.
  • Pernah menjalani operasi caesar pada persalinan sebelumnya yang belum terlalu lama (di bawah dua tahun). Bila jarak antar persalinan cukup lama, persalinan normal masih bisa disarankan.
  • Bayi raksasa (giant baby), yaitu bayi dengan berat mendekati atau di atas 4,5 kg.
  • Ukuran pinggul ibu terlalu kecil/disposisi kepala panggul.
  • Ari-ari lepas duluan (abruptio placenta), biasanya karena plasenta tidak terletak di rahim bagian atas.
  • Tali plasenta bermasalah atau melilit tubuh bayi sehingga menghalangi pernafasan dan asupan nutrisinya.
  • Placenta previa, yaitu ari-ari menutupi sebagian atau seluruh jalan lahir.
  • Bayi kembar banyak (lebih dari 2).
  • Kontraksi terlalu lemah atau berhenti.
  • Terjadi pendarahan yang terlalu banyak dan membahayakan calon ibu.
  • Leher rahim (serviks) tidak sepenuhnya terbuka.
  • Bayi memiliki kelainan atau mengalami stress (fetal distress), misalnya terlihat pada denyut jantung yang lemah.
  • Ibu bayi memiliki masalah kesehatan, antara lain hipertensi dan diabetes, yang membutuhkan penanganan intensif.


Photo credit: Mainetransplant

Artikel Terkait:

  1. Mengapa Sebaiknya Tidak Memilih Operasi Caesar?
  2. Tiga Tahap Persalinan Normal
  3. Sekilas Tentang Histerektomi
  4. Hubungan Seks Saat Hamil, Amankah?
  5. Bagaimana Mencegah Keguguran Kandungan

7 Kebiasaan Makan Yang Memudahkan Pencernaan

7 Kebiasaan Makan Yang Memudahkan Pencernaan


Cara makan yang baik sangat berperan dalam memudahkan pencernaan dan mencegah gangguan pencernaan seperti sembelit, mulas dan kembung.

Berikut adalah 7 tips cara makan yang baik bagi pencernaan:

1. Sebarkan waktu makan

Perut yang kosong menimbulkan nyeri dan kembung. Oleh karena itu, Anda perlu menyebar waktu makan Anda menjadi 3 kali makan besar dan 2 makan ringan per hari.

2. Makan perlahan-lahan

Bila kita makan makanan terlalu cepat, perut bekerja lebih berat karena makanan tidak mendapatkan enzim pencernaan yang cukup dari ludah. Pencernaan sebenarnya dimulai di mulut Anda dan kemudian berlanjut di usus kecil Anda. Saat Anda mengunyah, perut Anda akan dikirimi pesan tentang makanan apa yang sedang dalam perjalanan sehingga dapat menyiapkan enzim yang benar. Jadi, makan perlahan-lahan dan mengunyah dengan benar meringankan proses pencernaan Anda.

3. Jangan minum terlalu banyak selama makan

Minum sambil makan tidaklah dilarang. Namun, minum yang berlebihan membuat cairan lambung mengencer dan kehilangan kekuatannya. Akibatnya, makanan menjadi lebih sulit dicerna.

4. Hindari makanan dan minuman yang dingin

Anda sebaiknya menghindari minuman dan makanan yang sangat dingin atau beku. Makanan dan minuman yang sangat dingin menyebabkan kontraksi pilorus, katup yang memisahkan lambung dengan duodenum, sehingga memperlambat pergerakan makanan yang dicerna. Selain itu, lambung akan bekerja ekstra untuk menghangatkan makanan, sehingga makanan lebih lama tinggal di lambung.

5. Jangan makan terlalu banyak lemak

Makanan yang terlalu banyak lemak dan minyak harus dihindari karena meningkatkan beban kerja pencernaan. Kurangilah goreng-gorengan dan gantilah dengan makanan yang dikukus atau direbus.

6. Jangan makan terlalu manis

Makanan yang sangat manis menyebabkan hipersekresi cairan lambung yang dapat membuat nyeri atau kembung pada perut sensitif.

7. Makanlah buah sebelum makan besar

Para ahli menyarankan agar memakan buah-buahan saat perut masih kosong, setidaknya 20 menit sebelum makan besar. Buah-buahan mengandung gula sederhana yang mudah dicerna dan membutuhkan waktu kurang dari setengah jam untuk dicerna. Makanan lain yang mengandung karbohidrat, protein dan lemak memerlukan waktu lebih lama untuk dicerna dan akan tinggal di lambung untuk jangka waktu yang lama.

Jadi, jika kita makan buah setelah makan besar, buah akan bercampur dengan apa yang kita makan sebelumnya. Hal ini menyebabkan buah terfermentasi, kehilangan nilai gizinya dan bahkan membusuk saat menunggu untuk dicerna bersama-sama makanan lainnya. Selain itu, proses fermentasi juga dapat menghasilkan gas yang membuat perut jadi kembung.

Artikel Terkait:

  1. Emang Ada Makanan Yang Lebih Baik Dari Buah?
  2. Mengatasi “Morning Sickness”
  3. 4 Kebiasaan Berdandan Yang Merugikan Kesehatan
  4. Apakah Probiotik?
  5. Spesies Bakteri Probiotik dan Manfaatnya