Sunday, November 14, 2010

Kesehatan Gigi pada Masa Kehamilan

Kesehatan Gigi pada Masa Kehamilan


Anda sedang hamil?

Berhati-hatilah dengan gigi Anda. Selama kehamilan, ada dua hal yang berdampak pada gigi Anda.

Pertama dan terpenting, ada perubahan hormonal yang cenderung melemahkan gigi dan gusi. Radang gusi (gingivitis) sering terjadi dan mengakibatkan rasa sakit, pembengkakan, perdarahan, dan kadang-kadang dalam kasus yang langka, melonggarnya gigi-gigi. Beberapa wanita dapat mengidap “tumor kehamilan” pada gusi mereka yaitu benjolan gusi yang terasa sakit dan berwarna ungu kemerahan.

Perubahan kedua adalah pola makan. Wanita hamil sering mengalami mual dan muntah-muntah serta mengubah kebiasaan makan. Mereka juga seringkali mengidam yang manis-manis sehingga menyebabkan gigi berlubang dan membusuk. Beberapa studi menunjukkan bahwa bakteri yang menyebabkan kerusakan gigi ditularkan dari ibu ke anak. Jadi berhati-hatilah terhadap apa yang Anda makan. Penting sekali untuk mengurangi makanan ringan yang manis-manis dan menyantapnya sesudah makan besar, bukan di antara waktu makan.

Jika terjadi masalah gigi selama kehamilan, beritahu dokter gigi Anda jika Anda sedang hamil. Perawatan gigi selama trimester pertama harus dihindari sebisa mungkin. Itu adalah masa penting pertumbuhan dan perkembangan bayi sehingga sebaiknya menghindari tindakan pada ibu yang bisa berpengaruh pada bayi. Namun, perawatan gigi rutin boleh dilakukan selama trimester kedua. Semua tindakan gigi yang dapat ditunda sebaiknya ditunda sampai setelah melahirkan.

Sebagian besar obat tidak dianjurkan selama kehamilan, termasuk obat-obatan seperti ibuprofen, aspirin, atau piroksikam. Obat-obatan tertentu seperti tetrasiklin dapat memengaruhi perkembangan gigi anak Anda dan tidak boleh diberikan selama kehamilan. Beritahu dokter gigi Anda semua obat yang Anda pakai. Dokter gigi mungkin harus mengubah rencana perawatan gigi Anda berdasarkan informasi tersebut.

Nutrisi sangat penting selama kehamilan karena bayi Anda mendapatkan nutrisi dari tubuh Anda. Dengan makan yang benar, Anda bisa mulai merawat gigi bayi dari sejak awal kehamilan. Gigi bayi Anda mulai berkembang pada sekitar tiga bulan usia kehamilan Anda.

Pastikan untuk memasukkan makanan dengan kalsium dan vitamin D dalam menu Anda. Produk susu, keju dan yogurt merupakan sumber mineral yang penting dan baik untuk perkembagan gigi, gusi dan tulang bayi Anda. Dokter Anda dapat memberi informasi untuk membantu Anda makan dengan baik selama kehamilan.

image: source

Artikel Terkait:

  1. 9 Tips Mencegah Pembusukan Gigi pada Anak-Anak
  2. 6 Alasan Mengapa Gigi Harus Dicabut
  3. Gusiku Berdarah, Apa yang Harus Kulakukan?
  4. Rahasia Senyum Selebiriti: Memutihkan Gigi
  5. Kawat Gigi, Perlukah?

7 Nutrisi Penambah Kesuburan/Fertilitas

7 Nutrisi Penambah Kesuburan/Fertilitas


Banyak mitos yang berkembang di masyarakat bahwa vitamin tertentu dapat menambah kesuburan. Misalnya, pasangan suami-istri dianjurkan banyak makan kecambah karena mengandung vitamin E yang baik untuk kesuburan.

Pendapat itu hanya separuh benar. Meskipun vitamin E diperlukan untuk kesuburan, vitamin tersebut bukanlah satu-satunya yang Anda butuhkan. Anda memerlukan kombinasi sejumlah vitamin lain dan mineral untuk menjaga fertilitas. Mengkonsumsi berlebihan unsur gizi tertentu tapi kurang mengkonsumsi unsur lainnya justru merugikan fertilitas (dan kesehatan) Anda. Dalam kondisi apa pun, pola makan dengan gizi seimbang harus tetap dipertahankan. Berikut adalah tujuh nutrisi yang bila dikonsumsi secara seimbang akan menambah kesuburan Anda:

1. Vitamin E

Vitamin E sangat penting bagi sistem reproduksi pria dan wanita. Bagi wanita, vitamin E menjaga sistem endokrin dan produksi hormon-hormon yang baik. Bagi pria, vitamin E mendukung produksi sperma dan hormon-hormon seks serta mencegah kerusakan DNA sperma.

Sebuah riset menunjukkan bahwa kerusakan yang ekstensif pada DNA sperma dapat menyebabkan infertilitas. Kerusakan DNA tersebut terutama disebabkan oleh radikal bebas. Vitamin E sebagai antioksidan dapat mencegah kerusakan DNA sperma.

Asupan vitamin E yang disarankan adalah 400 UI per hari. Sumber utama vitamin E adalah kecambah, kedelai, hati, dan sayuran berwarna hijau tua.

2. Vitamin C

Vitamin C penting bagi pria dan wanita. Bagi wanita, vitamin C bermanfaat menjaga keseimbangan hormonal, meningkatkan fertilitas, memperkuat sistem imun, dan membantu penyerapan zat besi. Bagi pria, vitamin C mencegah penggumpalan sperma dan meningkatkan mobilitas sperma.

Sumber utama vitamin C adalah buah-buahan seperti jambu, sirsak, pepaya, jeruk, mangga, stroberi dan sayuran seperti cabai dan bayam. Konsumsi harian vitamin C yang disarankan adalah 750-1000 mg.

Meskipun terlalu banyak mengkonsumsi vitamin C tidak berbahaya karena vitamin ini larut dalam air sehingga bila berlebihan akan dibuang lewat air seni, kelebihan vitamin C dapat menurunkan pH tubuh yang kurang menguntungkan bagi sperma dan telur.

3. Vitamin B

Ada dua jenis vitamin B yang bermanfaat menambah kesuburan, satu untuk pria dan satunya untuk wanita. Vitamin B12 dapat menambah dan meningkatkan kualitas sperma sedangkan vitamin B6 dapat meningkatkan kesuburan wanita. Jenis vitamin B lainnya seperti asam folat juga penting untuk proses penyatuan sperma dan sel telur (konsepsi).

Asupan vitamin B6 dan B12 yang disarankan adalah 1,3 dan 2,4 mikrogram per hari. Sumber vitamin B6 adalah wortel, telur, ayam, ikan, pisang, brokoli dan beras merah. Sedangkan sumber vitamin B12 adalah hati, susu dan ikan.

4. Zat besi

Zat besi penting untuk transportasi darah dan oksigen di dalam tubuh. Kaum wanita memerlukannya untuk menjaga keseimbangan proses ovulasi. Sebuah studi menunjukkan bahwa 40% anggota kelompok wanita yang mengalami masalah ovulasi menjadi subur setelah menambah konsumsi zat besi.

Asupan zat besi yang disarankan bagi pria dan wanita dewasa masing-masing adalah 8 mg dan 18 mg per hari. Zat besi paling baik diperoleh dari sumber alami seperti kangkung, bayam, hati dan daging.

5. Selenium

Studi yang dilakukan universitas Padua, Italia, menunjukkan bahwa kekurangan selenium dapat menyebabkan infertilitas pada pria. Seperti halnya vitamin E, sebagai antioksidan selenium berperan mencegah oksidasi sel-sel sperma.

Sumber utama selenium adalah daging merah, hati dan makanan laut. Asupan harian yang direkomendasikan untuk pria dewasa adalah 70 mikrogram.

6. Zinc

Zinc atau seng adalah mineral yang sangat penting bagi kesuburan. Mineral ini terdapat pada lebih dari 200 enzim dan protein dan penting sekali bagi pria untuk membantu menjaga fungsi organ seksual dan produksi sperma. Kekurangan zinc menyebabkan penurunan hormon testosteron, penyusutan testis dan pengurangan produksi sperma yang sehat.

Kerang mengandung paling banyak zinc dibandingkan makanan lainnya. Namun berhati-hatilah bagi Anda yang tinggal di Jakarta dan sekitarnya karena kerang dari teluk Jakarta dicurigai banyak tercemar logam berat seperti timbal dan cadmium. Alih-alih bertambah sehat, Anda justru bisa menjadi sakit karenanya. Zinc juga terdapat pada hati, daging sapi, kepiting,daging kambing, telur dan ayam. Jumlah asupan zinc yang disarankan adalah 15 mikrogram per hari.

7. Kalsium

Untuk mempersiapkan kehamilan, Anda perlu cadangan kalsium yang cukup. Kalsium juga meningkatkan pH tubuh Anda, yang menguntungkan bagi sperma dan telur yang sudah dibuahi serta sejumlah manfaat lain. Sumber kalsium yang terbaik adalah susu segar, sayuran hijau dan daging. Satu gelas susu segar mengandung sekitar 800 mg kalsium.

Kalsium pada makanan lebih mudah diserap tubuh. Namun, suplemen kalsium memberikan alternatif yang lebih praktis. Wanita yang ingin menambah kesuburannya harus mengkonsumsi 1000 mg kalsium sehari.

image: source

Artikel Terkait:

  1. 7 Langkah Agar Cepat Hamil
  2. Nutrisi Ibu Hamil
  3. Beberapa Fakta Penting Mengenai Kalsium
  4. 15 Penyebab Infertilitas Pria
  5. Makanan Ibu Menyusui

Wanita Bergolongan Darah O Kurang Subur di Usia Tigapuluhan

Wanita Bergolongan Darah O Kurang Subur di Usia Tigapuluhan


Kemampuan seorang wanita untuk hamil di usia tiga puluhan mungkin dipengaruhi oleh golongan darahnya, demikian menurut penelitian.

Sebuah studi di AS terhadap 560 perempuan yang menjalani perawatan kesuburan menemukan bahwa mereka yang bergolongan darah O memiliki tanda-tanda kimiawi yang dikaitkan dengan jumlah telur sedikit. Temuan tersebut disampaikan pada awal pekan ini di American Society of Reproductive Medicine Conference di Denver.

Para peneliti dari Albert Einstein College of Medicine di New York dan Yale University tersebut mengukur kadar zat kimia yang disebut follicle-stimulating hormone (FSH) pada para wanita tersebut, yang berusia rata-rata 35 tahun. Analisis sampel darah mereka menunjukkan bahwa perempuan bergolongan darah O cenderung memiliki kadar FSH tinggi sedangkan mereka yang bergolongan darah A memiliki kadar FSH terendah, hanya setengahnya mereka yang bergolongan darah O.

Setiap wanita dewasa memiliki sejumlah cadangan telur di indung telurnya, yang dikeluarkan secara bertahap pada setiap masa ovulasi. Tingginya kadar FSH dapat menjadi indikator bahwa cadangan tersebut berkurang lebih cepat, sehingga dapat mengurangi peluang kehamilan pada wanita yang berusia 30-an dan 40-an.

Itu adalah pertama kalinya ada penelitian yang menunjukkan korelasi antara golongan darah dan potensi kesuburan. Apakah korelasi tersebut juga terdapat pada perempuan di masyarakat umum, tidak jelas. Semua wanita yang berpartisipasi dalam penelitian tersebut adalah mereka yang memiliki masalah fertilitas. Dr Edward Nejat yang memimpin studi itu mengatakan bahwa penelitian lebih lanjut berskala besar diperlukan untuk mengkonfirmasi temuan tersebut dan melihat apakah ada efeknya pada wanita tanpa masalah fertilitas yang berusaha untuk hamil.

Meskipun para peneliti tidak bisa mengidentifikasi penyebab korelasi tersebut, Dr Peter D’Adamo, seorang dokter naturopati dan ahli dalam bidang golongan darah manusia, mengatakan: “Sejumlah besar kasus infertilitas adalah hasil respon imunitas golongan darah seseorang terhadap lingkungannya.”

Dr D’Adamo telah meneliti hubungan antara golongan darah, genetika, dan kerentanan penyakit selama lebih dari 30 tahun dan mendukung temuan-temuannya dengan dokumentasi ilmiah yang ekstensif. Dalam bukunya, Eat Right for Your Baby, yang diterbitkan pada tahun 2003, Dr D’Adamo membahas hubungan yang vital antara golongan darah dan kesuburan dan menunjukkan bahwa “Golongan darah O cenderung menderita gangguan hormon dan metabolisme, yang merupakan hambatan utama untuk kesuburan.”

sumber: BBC, image: source

Artikel Terkait:

  1. Wanita Perlu Bercinta Rata-Rata 104 Kali Agar Hamil
  2. 7 Nutrisi Penambah Kesuburan/Fertilitas
  3. Anda Hipertensi? Perbanyaklah Makan Kedelai
  4. Ada Lebih Banyak Bakteri di Tangan Wanita!
  5. 7 Langkah Agar Cepat Hamil

Makanan Ibu Menyusui

Makanan Ibu Menyusui


Ibu yang menyusui membutuhkan makanan ekstra. Untuk memproduksi 600- 800 ml ASI per hari, diperlukan tambahan kalori sebanyak 500 kkal. Bila tidak diimbangi peningkatan makanan, sumber kalori tersebut diambil dari tubuh ibunya sehingga membahayakan status gizi ibu dan bayinya.
Best Mexican Food in Arizonaphoto © 2008 Alan | more info(via: Wylio)
Tidak ada makanan yang secara khusus disarankan bagi ibu menyusui. Mereka harus makan seperti biasanya, dengan menu beragam sesuai pola makan yang seimbang– empat sehat lima sempurna. Porsinya saja yang perlu ditambah, baik melalui makan besar maupun ‘ngemil’.

Beberapa tips berikut mungkin bermanfaat:

Anjuran:

  • Perbanyak minum. Ibu menyusui cenderung untuk merasa cepat haus karena sebagian air yang diminum dipakai tubuh untuk memproduksi ASI (87% kandungan ASI adalah air). Tambahkan frekuensi minum sebanyak 4- 5 gelas per hari agar tubuh tidak kekurangan cairan. Selain air putih, susu dan buah juga dapat menjadi sumber cairan. Air seni ibu hamil yang cukup minum berwarna kuning muda, kecuali bila sebelumnya mengkonsumsi vitamin B kompleks (menjadi kuning keemasan).
  • Perbanyak frekuensi makan menjadi lima kali: makan pagi, makan siang, snack sore, makan malam dan snack malam.
  • Perbanyak makanan yang kaya protein dan kalsium. Protein dan kalsium sangat diperlukan untuk produksi ASI dan pertumbuhan bayi. Kebutuhan protein minimal adalah 1 gram per kg berat badan. Konsumsi kalsium yang dianjurkan adalah 1.200 mg. Susu, yoghurt, keju, tahu dan tempe adalah sumber protein dan kalsium yang bagus. Konsumsi makanan dan buah-buahan yang mengandung Vitamin D, magnesium dan zinc juga diperlukan untuk memperlancar penyerapan kalsium.
  • Perbanyak makan buah-buahan dan sayuran yang kaya vitamin. Suplemen vitamin A, C, B1, B2, B12, niasin dan asam folat sangat diperlukan pada masa menyusui.
  • Pastikan kecukupan konsumsi zat besi agar ibu menyusui tidak anemia. Zat besi banyak terdapat pada sayuran seperti kangkung, bayam dan katuk. Katuk merupakan sayuran spesial bagi ibu menyusui, karena dalam 100 g daun katuk terdapat sekitar 2.7 mg zat besi dan 204 mg kalsium.

Pantangan:

  • Jauhi makanan yang berkalori rendah agar tidak mengurangi selera makan.
  • Jauhi rokok dan alkohol karena dapat meracuni bayi dan membuat pertumbuhannya terhambat.
  • Kurangi kafein. Bila ibu menyusui sudah terbiasa minum kopi, batasi konsumsinya hingga maksimum 2 cangkir per hari. Selain kopi, kafein juga terdapat pada coklat, teh, beberapa jenis minuman ringan dan obat.
  • Bila bayi mengalami alergi, periksa makanan apa yang telah dikonsumsi ibu. Hentikan konsumsi makanan yang menimbulkan alergi pada bayi.
  • Jangan minum obat selama masa menyusui, kecuali sudah dikonsultasikan dengan dokter.

Artikel Terkait:

  1. 5 Tips Wajib Bagi Ibu Menyusui
  2. Beberapa Fakta Penting Mengenai Kalsium
  3. Kesehatan Gigi pada Masa Kehamilan
  4. Nutrisi Ibu Hamil
  5. 12 Tips Pemberian Makanan Bayi

Alergi pada Bayi



alergi pada bayiAlergi adalah reaksi imunitas tubuh terhadap lingkungan. Ketika kita melakukan kontak dengan zat-zat penimbul alergi (alergen)– baik melalui kulit, saluran nafas, makanan, maupun suntikan– tubuh kita akan melawan zat yang dianggap berbahaya tersebut dengan histamin dan antibodi lainnya. Hal ini membuat tubuh kita kehilangan keseimbangan dan menimbulkan gejala seperti kulit gatal (biduran), mencret, bersin-bersin, hidung “meler”, batuk, dan lainnya. Alergi terjadi hanya bila kontak terhadap alergen tersebut sudah melewati ambang batas toleransi tubuh, yang tingkatnya berbeda-beda pada setiap orang. Makanan dan obat-obatan tertentu, serangga, bulu binatang, ngengat, debu, jamur mikro dan serbuk sari bunga dapat menjadi penimbul alergi.

Deteksi Alergi

Alergi seringkali sulit dideteksi karena menimbulkan gejala yang sama dengan penyakit. Hidung tersumbat, “meler”, batuk dan bersin-bersin adalah juga gejala flu. Kulit biduran dan gatal bisa disebabkan oleh infeksi kuman. Sakit perut dan mencret tidak selalu disebabkan oleh alergi makanan.

Untuk bisa mendeteksi apakah keluhan yang dialami bayi disebabkan oleh alergi atau penyakit, beberapa tips berikut mungkin bermanfaat:

  • Alergi udara biasanya muncul pada musim penghujan, sedangkan alergi debu dan serbuk sari banyak terjadi di musim kemarau. Alergi bulu binatang dan makanan bisa terjadi kapan saja sepanjang tahun.
  • Berbeda dengan penyakit, alergi tidak sembuh dengan obat-obatan. Alergi hanya akan hilang bila sumber alergennya disingkirkan atau dijauhi. Bila bayi Anda memiliki gejala alergi, selidiki apakah ada kontak dengan barang, cuaca, obat atau makanan yang tidak biasa.
  • Konsultasi dengan dokter bila keluhan terus berlanjut dan Anda tidak dapat menemukan sumbernya. Untuk mengetahui apakah penyebabnya memang alergi, dokter Anda mungkin akan menyarankan tes darah atau merujuk ke spesialis yang lebih ahli. Dokter ahli alergi dapat melakukan tes kulit dengan menyuntikkan alergen yang dicurigainya. Bila bayi memberi reaksi alergi maka sumbernya dapat dipastikan.

Mengatasi Alergi

Kecenderungan alergi bersifat menurun (genetik). Bila salah satu atau kedua orang tua memiliki alergi tertentu, maka kemungkinan anaknya juga memiliki alergi yang sama. Sampai saat ini belum ada obat atau vaksin yang efektif untuk menghilangkan alergi, yang bisa kita lakukan adalah mencegah dan meringankan gejalanya. Lakukan hal-hal berikut agar anak Anda sehat dan terlindung dari alergi:

  • Hentikan makanan dan obat-obatan yang menimbulkan alergi. Alergi makanan bisa dipicu oleh ASI maupun makanan di luar ASI. Jaga bayi Anda bila bepergian ke tempat yang berbeda cuaca dan saat terjadi pergantian musim.
  • Lapisi tempat tidur bayi dengan perlak non-kain yang bersih yang tidak dapat menjadi sumber ngengat. Bersihkan sprei, bed cover dan sarung bantal dengan teratur. Sesekali, jemur tempat tidur dan bantal agar jasad renik yang ada di dalamnya terbunuh oleh sinar matahari. Simpan boneka dari kain dan bulu binatang di tempat yang terlindung dari debu dan cuci kering (laundry) bila sudah berdebu.
  • Bersihkan lantai dengan pel yang mengandung antibakteri. Jauhkan bayi saat membersihkan ruangan dengan penyedot debu. Penyedot debu membuat debu beterbangan. Bila perlu, untuk sementara gulung karpet Anda sampai bayi tumbuh besar dan berkurang sensitivitasnya terhadap debu.
  • Pilih penyejuk ruangan dan penyedot debu yang memiliki perangkap partikel mikroskopik berpenyaring “HEPA” (High Efficiency Particulate Arresting filter).
  • Bersihkan jendela dan ventilasi secara teratur agar tidak menjadi sumber pemerangkap debu.
  • Jangan memberikan obat anti alergi kepada bayi Anda tanpa pengawasan dokter. Banyak obat anti alergi yang memiliki efek samping berbahaya dan tidak dianjurkan bagi balita di bawah enam bulan.


Photo credit: temmerling

Artikel Terkait:
Anak Ingusan,
Apa Sebabnya?
12 Tips Pemberian Makanan Bay
iCara Mengurangi Ancaman Asma
Aromaterapi untuk Bayi
10 Pertanda Bayi Anda Sakit

Agar Susu Formula Tidak Tercemar Bakteri

Agar Susu Formula Tidak Tercemar Bakteri


Akhir-akhir ini media massa banyak memberitakan hasil penelitian tim IPB yang berkesimpulan bahwa sekitar 23 persen susu formula mengandung bakteri enterobacter sakazakii. Enterobacter Sakazii adalah bakteri yang terdapat secara luas dan baru dikenal sebagai spesies unik pada tahun 1980. Dia bisa hadir di mana saja, baik di rumah, rumah sakit, tempat bermain maupun pabrik pembuat makanan bayi. E. Sakazii dalam jumlah kecil di susu dan makanan bayi–baik karena bawaan dari pabrik maupun kontaminasi selama penyiapan–biasanya tidak membahayakan.minum-susu-formula

Risiko infeksi tertinggi bakteri tersebut ada pada ruang perawatan intensif bayi baru lahir (neonatal intensive care), karena tubuh bayi baru lahir memang masih sangat rentan oleh berbagai infeksi. E. Sakazii berpotensi menyebabkan wabah enteritis (peradangan saluran pencernaan), sepsismeningitis (infeksi pada lapisan urat saraf tulang belakang dan otak) dan necrotizing enterocolitis (radang saluran perut) bila neonatal intesive care itu tidak tersterilisasi dengan baik.

Risiko tinggi lainnya terjadi pada susu formula yang dibiarkan terlalu lama di suhu ruangan yang hangat. E. Sakazii berkembang biak pada suhu 37-44 derajat celcius. Berbeda dengan air susu ibu yang mengandung zat antibakteri, susu formula tidak bersifat bakteriostatis (menahan perkembangan dan reproduksi bakteri) sehingga mudah menjadi tempat perkembangbiakan bakteri.

Hasil penelitian tersebut harus membuat kita waspada. Selain lebih selektif memilih produk susu bagi anak kita, kehati-hatian juga diperlukan dalam penyiapan dan pemberiannya. Untuk mengurangi risiko kontaminasi susu formula, lakukanlah beberapa tips berikut:

  • Gunakan air masak dari sumber yang baik. Bila menggunakan air minum dalam kemasan, sebaiknya direbus lagi supaya lebih aman. Hindari pemakaian air sumur yang belum teruji kandungan unsur kimiawi maupun jasad reniknya.
  • Sterilkan botol susu sebelum dipakai. Rebus botol dan dotnya dalam air mendidih selama beberapa menit untuk mematikan bakteri dan kuman lainnya.
  • Sebelum menyiapkan susu, cuci tangan Anda dengan sabun dan air hangat, lalu lap sampai kering dengan handuk/tisu bersih. Tangan Anda dapat menjadi sumber kontaminasi. (Ibu-ibu seringkali tanpa sadar setelah mengganti popok lalu menyiapkan susu formula tanpa mencuci tangan dengan baik!).
  • Periksa kondisi kaleng susu. Bila tidak terjadi ?letupan kecil? saat kaleng susu dibuka, mungkin ada kebocoran. Jangan berikan kepada bayi susu formula yang kemasannya telah rusak.
  • Siapkan susu formula secukupnya. Susu yang sudah disiapkan harus segera diberikan kepada bayi. Jangan membiarkan susu formula dalam suhu ruangan terlalu lama. Susu formula yang berada di ruang terbuka lebih dari dua jam harus dibuang. Bila disimpan dalam kulkas, selalu cek kembali kondisinya sebelum diberikan kepada bayi dan harus dibuang setelah melewati 24 jam. Beberapa jenis bakteri dapat hidup dan berkembang biak dalam suhu rendah.
  • Jangan menyimpan sisa susu yang sudah diberikan kepada bayi. Buang sisa susu yang tidak habis diminum bayi. Susu tersebut mungkin telah terkena bakteri dari liur dan mulut bayi.
  • Bila dalam perjalanan, jangan menyimpan botol steril Anda di tempat yang sama dengan popok atau baju kotor. Simpan botol di tempat tersendiri yang terisolasi dengan aman.

Photo credit: jtcuomo

Artikel Terkait:

  1. 5 Keunggulan dan Manfaat Susu Kuda (Liar)
  2. 12 Tips Pemberian Makanan Bayi
  3. 5 Tips Wajib Bagi Ibu Menyusui
  4. 11 Langkah agar Anak Aman di Rumah
  5. Spesies Bakteri Probiotik dan Manfaatnya

10 Pertanda Bayi Anda Sakit

10 Pertanda Bayi Anda Sakit


bayi sakitSalah satu kesulitan dalam perawatan bayi adalah mengetahui apakah bayi Anda sehat atau tidak. Bayi tidak dapat memberi tahu kita apa yang mereka rasakan, jadi kita harus mengandalkan pada reaksi tubuh mereka. Untungnya, bayi selalu memberikan tanda-tanda bila tidak sehat. Tanda-tanda itu dapat sangat nyata atau kurang nyata. Demam/dingin, muntah, dan biduran adalah beberapa di antara tanda yang nyata. Tanda yang kurang nyata antara lain menjadi pasif atau cengeng, tidak tertarik dengan apa yang terjadi di sekelilingnya, kurang selera makan, atau tidak buang air besar dalam beberapa hari.

1. Kulit Kuning (Jaundice)

Bila kulit bayi Anda menguning, segera hubungi dokter. Kondisi ini biasanya muncul pada bayi yang baru lahir dan menandakan liver bayi tidak berfungsi dengan baik. Terkadang, gejala itu tidak muncul sampai bayi di bawa ke rumah.

2. Perubahan Selera Makan

Bila bayi Anda berkali-kali menolak makan atau tidak berselera makan, hubungi dokter.

3. Perubahan Mood

Bila bayi Anda menjadi pasif atau sulit dirangsang, mudah menangis/cengeng dan sulit ditenangkan, segera hubungi dokter.

4. Tubuh Demam atau Dingin

Demam adalah reaksi tubuh terhadap infeksi. Salah satu cara paling baik untuk mengukur suhu tubuh bayi adalah memakai termometer rektal atau oral yang ditempatkan di dubur atau mulut bayi. Termometer strip di kening atau perabaan kurang akurat mendeteksi demam pada bayi. Bila temperatur badannya lebih dari 38 C berarti bayi Anda demam. Bila bayi Anda kurang dari 3 bulan dan demam, apalagi diiringi gejala lain seperti biduran, segera hubungi dokter. Pada bayi yang lebih tua, Anda dapat memberikan anti demam untuk meredakan panas. Hubungi dokter bila panas tidak turun setelah 24 jam.

5. Muntah dan Diare

Muntah berbeda dengan gumoh, yang merupakan hal biasa pada bayi. Muntah lebih kuat, volumenya lebih banyak dan tidak terjadi hanya setelah bayi diberi makan. Muntah dan diare dapat disebabkan oleh infeksi, masalah pencernaan dan penyakit lainnya. Keduanya berpotensi membahayakan bayi karena dehidrasi. Tanda-tanda bayi yang dehidrasi antara lain: tidak mengompol dalam enam jam atau lebih, menangis tanpa air mata dan mulutnya kering tidak berliur. Bayi menjadi lemah, sangat mengantuk dan sulit dibangunkan. Anda harus segera membawanya ke dokter bila kondisinya demikian.

6. Masalah Telinga

Bila bayi Anda demam, cengeng dan menarik atau menekan-nekan telinganya, dia mungkin terkena infeksi telinga. Infeksi telinga adalah hal yang umum dan tidak selalu membahayakan, tapi Anda perlu berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan antibiotik bagi bayi Anda. Infeksi telinga yang tidak ditangani dapat menyebabkan masalah pendengaran yang permanen.

7. Biduran/Ruam

Hubungi dokter bila bayi mengalami biduran atau ruam yang luas, terutama bila diikuti demam.

8. Sulit Buang Air Besar

Setiap bayi memiliki kebiasaan buang air besar sendiri. Ada yang setiap hari buang air, ada yang beberapa hari sekali. Bila bayi tidak buang air besar sesuai pola biasanya, atau ketika tampak kesulitan saat buang air, hubungi dokter.

9. Masalah Mata

Bila salah satu atau kedua mata bayi memerah atau mengeluarkan kotoran (jawa: “ketepan”), periksakan ke dokter.

10. Jatuh atau Terbentur di Kepala

Bagaimana pun Anda berhati-hati menjaganya, bayi Anda pasti sesekali pernah jatuh. Semakin besar, semakin sering mereka jatuh. Bila dia jatuh dari kursi yang tinggi atau terlepas dari timangan Anda, Anda harus mengecek secara menyeluruh kondisi tubuhnya dan mengamati kondisi kesehatannya dalam 24 jam. Bila dia menangis setelah jatuh, itu tandanya dia tidak terlalu serius mengalami luka. Segera bawa ke dokter bila bayi Anda:

  • Tampak lemah atau bingung
  • Sulit menggerakkan sebagian anggota badannya
  • Memiliki darah mengumpul di bagian putih matanya
  • Mengeluarkan darah dari hidung (mimisan) dan telinga
  • Fokus matanya menjadi bersilangan, ukuran pupil tidak sama, atau muntah-muntah
  • Menangis keras bila bagian tubuhnya tertentu digerakkan/disentuh
  • Tidur lebih lama dari biasanya

image source: notashamed

Artikel Terkait:

  1. 10 Sebab Mengapa Bayi Menangis
  2. Penyebab dan Penanganan Sembelit atau Konstipasi
  3. 12 Tips Pemberian Makanan Bayi
  4. Mengatasi Demam pada Anak
  5. Alergi pada Bayi

12 Tips Pemberian Makanan Bayi

12 Tips Pemberian Makanan Bayi


  • makananbayiMulailah setelah bayi berumur 6 bulan. Mengingat besarnya manfaat air susu ibu (ASI), WHO merekomendasikan pemberian ASI ekslusif hingga bayi Anda berumur 6 bulan. Namun demikian, jangan terlambat memberikan makanan padat kepadanya karena bila terlambat justru akan menghambat pertumbuhannya. Selain umur, indikasi lain bahwa bayi Anda sudah siap mendapatkan makanan padat adalah bila berat badannya sudah dua kali lipat berat lahirnya.
  • Mulailah ketika bayi memperlihatkan minatnya dengan melihat reaksinya ketika menyaksikan anggota keluarga lain menyantap makanan. Bila dia meniru apa yang mereka lakukan, misalnya berusaha meraih sendok atau makanan, dia mungkin sudah siap mencoba “kebiasaan baru” tersebut. Anda juga bisa memulainya ketika dia merasa lebih cepat lapar atau tidak cukup kenyang lagi hanya dengan meminum susu.
  • Mulailah dengan yang sederhana. Sampai dengan enam bulan pertama, bayi tidak pernah merasakan rasa lain kecuali cairan manis yang hangat. Mereka tidak mengenal rasa asin, gurih dan lainnya serta variasi suhu makanan. Mulailah dengan bubur susu tanpa tambahan zat padat apa pun.
  • Mulailah dengan porsi kecil. Mulailah perlahan-lahan dengan porsi kecil sekali sehari. Porsi dua atau tiga sendok teh sudah cukup sebagai awalan. Anda perlu perhatikan juga apakah bayi Anda memiliki alergi terhadap jenis makanan tertentu atau apakah perutnya mengalami kesulitan mencerna.
  • Berikanlah ketika bayi merasa lapar tetapi tidak terlalu lapar. Bila diberikan saat bayi terlalu lapar, bayi akan tidak sabar untuk mendapatkan makanan biasanya yang berbentuk ASI/susu formula. Pilihlah waktu yang nyaman di mana bayi tidak sedang kelaparan atau mengantuk.
  • Berhentilah bila bayi sudah kenyang. Bila bayi sudah tidak mau makan lagi, jangan memaksa! Rutinitas makan haruslah dibuat sealamiah dan segembira mungkin. Ketahuilah kebiasaan makannya dan berikan waktu yang cukup baginya untuk menikmati makanan. Bila bayi Anda selalu memuntahkan kembali makanan, cobalah rasa lainnya. Berikan makanan secara bervariasi sesuai seleranya.
  • Boleh memberikan air putih sebagai minuman disela pemberian makanan padat setelah bayi berusia sembilan atau sepuluh bulan.
  • Jangan memberikan garam berlebihan pada makanan bayi di bawah usia satu tahun karena ginjalnya belum cukup berkembang untuk mengolah garam. Pemberian garam berlebihan pada bayi juga dapat meningkatkan risiko diabetes di usia dewasa.
  • Pisang, tahu dan sayuran dapat diberikan sebagai campuran bubur susu, tetapi jangan memberikan daging dan ikan sampai bayi berumur di atas 8 bulan.
  • Kenalkan makanan baru setiap dua atau tiga hari agar dapat diketahui penyebabnya bila ada reaksi alergi.
  • Boleh memberikan jus buah yang diencerkan sesekali untuk mengenalkan rasa, tapi jangan terlalu sering. Terlalu banyak jus buah bisa berbahaya bagi lambung dan gigi bayi, selain mengurangi selera makan.
  • Jangan memberikan madu pada bayi di bawah usia satu tahun. Madu dapat mengandung spora bakteri yang menyebabkan penyakit botulisme, penyakit langka yang hanya menyerang bayi dan menimbulkan gejala: sulit buang air, lemah, mudah menangis, kurang ekspresi dan gerakan kepala.

image source: mightyb

Artikel Terkait:

  1. 9 Tips Mencegah Pembusukan Gigi pada Anak-Anak
  2. 10 Sebab Mengapa Bayi Menangis
  3. 5 Tips Wajib Bagi Ibu Menyusui
  4. 12 Tips Mencegah Keracunan Makanan
  5. Alergi pada Bayi

Kebiasaan Mengompol pada Anak

Kebiasaan Mengompol pada Anak


anak mengompolEnuresis Primer dan Sekunder

Istilah medis untuk mengompol adalah enuresis. Bila mengompol di waktu malam, disebut nocturnal enuresis dan bila di waktu siang, diurnal enuresis. Ada dua jenis enuresis: primer dan sekunder. Seorang anak disebut memiliki nocturnal enuresis primer bila dia mengompol semenjak bayi. Nocturnal enuresis sekunder terjadi bila dia sebelumnya sudah tidak mengompol selama 3 sampai 6 bulan, lalu kembali mengompol. Enuresis sekunder biasanya disebabkan oleh stres, misalnya saat baru masuk sekolah, mendapatkan adik baru atau perceraian orang tua.

Sebab Mengompol

Kandung kemih adalah kantong otot yang menyimpan urine, mengembang saat urine berkumpul dan mengempis bila ditekan saat buang air kecil. Pada anak yang dapat mengendalikan kandung kemih, saraf-saraf di dinding kandung kemih mengirimkan pesan ke otak saat penuh, lalu otak mengirim pesan balik untuk menahannya agar tidak otomatis pipis sampai anak tersebut siap ke kamar mandi. Tetapi anak yang mengompol memiliki masalah dalam proses ini.

Hal penting yang perlu diketahui adalah kebanyakan anak tidak sengaja mengompol. Karena berbagai alasan, anak yang mengompol tidak merasakan penuhnya kandung kemih sehingga mereka tidak bangkit untuk pipis di kamar mandi. Kadang-kadang, sang anak bermimpi sedang pipis di kamar mandi, lalu baru menyadari telah mengompol saat terbangun dalam kondisi basah. Kebanyakan anak yang mengompol adalah mereka yang tidurnya sangat nyenyak. Bahkan gonggongan anjing yang keras sekali pun tidak akan membangunkannya.

Beberapa anak mengompol setiap malam, yang lainnya hanya kadang-kadang. Banyak dari mereka yang tidak mengompol saat tidur di rumah teman atau saudara. Hal itu karena mereka tidur tidak senyenyak biasanya, khawatir akan mengompol. Sepanjang malam, otak mereka sibuk mengirim sinyal kewaspadaan ke kandung kemihnya agar tidak melepaskan urine tanpa kendali.

Hal Biasa

Mengompol adalah hal yang umum. Jangan memarahi anak karena mengompol. Juga jangan biarkan anggota keluarga lain mengolok-oloknya. Hal itu dapat membuat anak stres dan kurang percaya diri.

Anak-anak akan berhenti mengompol dengan beranjaknya usia. Kebanyakan anak sudah tidak mengompol pada usia tiga sampai empat tahun. Sedikit di antaranya yang masih mengompol hingga usia enam tahun dan hanya sekitar 8% yang masih mengompol pada usia delapan tahun. Kebiasaan mengompol lebih banyak terjadi pada anak laki-laki dan anak yang salah satu atau kedua orang tuanya punya riwayat mengompol di waktu kecil.

Tips

Sampai sang anak dapat berhenti mengompol sepenuhnya, hal-hal berikut dapat Anda lakukan:

  • Jangan memberi banyak minuman kepada anak Anda dua jam sebelum tidur.
  • Lapisi tempat tidur anak dengan perlak plastik/karet di antara kasur dan sprei.
  • Pipiskan anak di kamar mandi sebelum beranjak tidur.
  • Pertimbangkan menciptakan kebiasaan bangun tidur untuk pipis, dua atau tiga jam setelah sang anak tertidur. Anda dapat membangunkannya sendiri atau menggunakan alarm.
  • Ajak anak Anda ikut membereskan sprei dan kain lainnya yang basah.
  • Beri pujian dan penghargaan bila tidak mengompol di hari itu.
  • Pertimbangkan mengajari anak Anda dengan latihan mengendalikan otot kandung kemih. Mintalah agar dia menahan kencing di siang hari untuk beberapa menit dan lalu ditingkatkan bertahap waktunya. Latihan ini dapat meningkatkan kapasitas kandung kemihnya dan menguatkan otot yang menahan kencing.

image source: mitikusa

Artikel Terkait:

  1. Buang Air Kecil Terlalu Sering, Apa Sebabnya?
  2. Orang Tua Kok Ngompol?
  3. 9 Tips Mencegah Pembusukan Gigi pada Anak-Anak
  4. Mengatasi Demam pada Anak
  5. Waspadai Bahaya Anemia pada Anak

Manfaat dan Cara Pijat Bayi

Manfaat dan Cara Pijat Bayi


Manfaat Pijat Bayi

Pijat Bayi adalah praktek pengasuhan anak kuno yang masih dipraktekkan di seluruh dunia. Penelitian medis terbaru telah membuktikan banyaknya manfaat pijat bayi. Sebuah studi menunjukkan bahwa bayi prematur yang dipijat tiga kali sehari selama sepuluh hari mendapatkan kenaikan berat badan hampir 50 persen lebih banyak, lebih aktif dan waspada dan dapat meninggalkan rumah sakit enam hari lebih cepat dibandingkan bayi prematur lainnya. Pijat bayi bermanfaat merangsang syaraf motorik, memperbaiki pola tidur, membantu pencernaan dan meningkatkan ketenangan emosional anak, selain menyehatkan tubuh dan otot-otot. Bayi yang dipijat dengan baik dan teratur dapat tumbuh lebih sehat dan berkembang lebih baik. Berikut adalah beberapa tips pijat untuk bayi.

Cara Pijat Bayi

  • Pilih waktu pemijatan saat Anda santai dan tidak tergesa-gesa dan tidak akan terputus di tengah jalan. Jangan memijat bayi sebelum atau setelah makan, atau ketika bayi sakit. Jangan membangunkan bayi untuk dipijat.
  • Siapkan perlengkapan pijat seperti minyak untuk memijat dari baby oil, minyak telon atau minyak nabati lainnya, alas, popok bersih dan pakaian ganti. Minyak aromaterapi untuk orang dewasa mungkin tidak cocok untuk bayi.
  • Lepas gelang, cincin dan potong kuku-kuku jari Anda yang panjang agar tidak menyakiti kulit bayi Anda yang lembut tanpa sengaja.
  • Gelar alas atau handuk lembut di atas permukaan yang datar dan lepaskan pakaian bayi. Anda juga dapat meletakkan bayi di pangkuan Anda. Letakkan bayi dengan posisi telentang saat Anda memijat bagian depan bayi Anda, lalu tengkurap saat memijat bagian belakang.
  • Gosokkan hanya sekitar setengah sendok teh minyak pada telapak tangan Anda untuk memudahkan pijatan tangan Anda meluncur di tubuh bayi. Anda dapat menambahkan lebih banyak minyak di tubuh bayi kemudian sesuai kebutuhan.
  • Pijat bayi dengan lembut namun tegas dengan telapak tangan atau jari. Pijatlah dengan ringan secara melingkar di dada dan perut, pijat kedua bahu, turun ke bawah di lengan dan kaki lalu kembali ke atas pada bagian punggung. Bayi baru lahir dapat menikmati hanya dua sampai lima menit pijatan, sementara bayi berusia lebih dari dua bulan dapat menikmati lebih lama.
  • Jangan terlalu banyak memberikan tekanan pada tubuh bayi yang rapuh dan hindari daerah tulang belakang.
  • Tenangkan bayi agar tidak bergerak saat dipijat dengan berbicara atau bernyanyi.
  • Kontak mata dengan bayi membuatnya merasa mendapatkan perhatian penuh dari Anda.
  • Berhenti memijat secara mendadak dapat membuat bayi waspada. Oleh karena itu, berhati-hatilah dengan pelan-pelan dan lembut saat akan menghentikan pijatan.
  • Jangan menggunakan minyak di kepala atau wajah. Jaga agar minyak tidak terkena jemari bayi karena mereka cenderung menempatkan jari di mulut atau mata, sehingga dapat menyebabkan iritasi.
  • Selubungi bayi dengan handuk bersih dan hangat setelah dipijat dan peluklah dia.
  • Hindari ruam, luka atau daerah di mana bayi mendapat suntikan vaksinasinya atau mungkin karena sakit.
  • Anda dapat terus memijat bayi Anda sampai dia berusia tiga atau empat tahun, karena manfaat pijat yang baik sangat banyak.

image source: pbekesi

Artikel Terkait:

  1. Anda Sulit Tidur? Pijat Aja!
  2. Aromaterapi untuk Bayi
  3. Pijat Bagi Pasien Pasca-Stroke, Bermanfaatkah?
  4. 12 Tips Pemberian Makanan Bayi
  5. 9 Tips Mencegah Pembusukan Gigi pada Anak-Anak