Tinja Cair Tak Selalu Berarti Diare (1)
Aduh,Dok, bayi saya, kok, mencret terus, sih. Setiap kali saya kasih ASI,selalu keluar lagi. Apakah ini berbahaya? Lalu, apa yang harus sayalakukan?" keluh seorang ibu di ruang konsultasi dokter.
BAB(buang air besar) pada bayi memang kadang membuat cemas orang tua.Warna, bentuk, dan pola BAB yang berbeda dengan orang dewasa inilahyang kadang menimbulkan kekhawatiran. Jadi, kala si bayi BABnya cair,tak teratur keluarnya, atau warnanya berubah, paniklah kita. Padahalmenurut dr. Waldi Nurhamzah, Sp.A, BAB bayi yang cair adalahwajar dan tak berbahaya.
TERGANTUNG SUSU
BAB bayi, terang Waldi, sangatdipengaruhi oleh susu yang dikonsumsinya. "Bayi yang diberikan ASIeksklusif dengan yang disusui memakai susu formula akan berbedaBABnya." Pada bayi yang diberikan ASI ekslusif, tinjanya akan berbentukpasta yang kadang disertai biji-bijian kecil dan warnanya biasanyakuning. Kadang bentuknya bisa lebih cair, sedikit berbusa, dan bisadisertai banyak kentut. Jadi, jangan buru-buru mengasumsikan hal inisebagai diare, ya, Bu. Sebab, terang Waldi lebih lanjut, "selama tumbuhkembangnya bagus, berat badannya naik, berarti bayi itu sehat-sehatsaja."
Pada bayi yang mengkonsumsi susu formula, tinjanya dapat lebihkeras, bentuknya agak liat dan merongkol-merongkol bulat, serta warnanya coklat tua. "Jadi, yang mengkonsumsi susu formula lah yang terkadang bisa menimbulkan bebelan (susahbuang air besar, Red.)," tukas Waldi. "Sedangkan ASI, tidak. Itulahhebatnya ASI," tambahnya.
HATI-HATI BILA BERWARNA MERAH
Jika pun tinjabayi tak berwarna kuning tapi hijau, misalnya, jangan buru-buru panik.Menurut Waldi, warna tersebut masih dianggap wajar, "karena warna BABbayi juga dipengaruhi oleh jumlah zat empedu yang dikeluarkannya" Lainhalnya bila tinja bayi berwarna merah atau malah putih, ibu patutwaspada. Sebab, terang Waldi, tinja warna merah menandakan sudahbercampur darah. "Ini berarti ada masalah serius di dalam usus bayi."Sedangkan tinja warna putih, biasanya berhubungan dengan masalah yangterjadi di pipa penyaluran empedu; karena cairan di pipa inilah yangmewarnai tinja. "Nah, kalau ada masalah dengan pipa ini, bisa panjangceritanya," ujar Waldi.
Tapi sepanjang tinja bayi tak berwarna putihdan tak ada merah-merahnya, berarti aman-aman saja. Begitupun bilaBABnya cair, tak perlu keburu panik, Bu. Sebab, tutur Waldi, bilaterdapat masalah pencernaan pada bayi, biasanya keluhannya jarangberdiri sendiri. "Jadi, kalau bayi Anda seakan mencret karena minumASI, itu normal-normal saja. Tapi bila mencretnya disertai keluhandemam, muntah, atau keluhan lain, dan mencretnya dalam jumlah sangatbanyak dan mancur, berarti memang ada masalah dengan bayi. Bayi segeraperlu dibawa ke dokter."
PENTINGNYA BAB PERTAMA
Bagaimana denganfrekuensi BAB pada bayi? Menurut Waldi, frekuensi BAB tak bisadijadikan patokan. "Ada bayi yang BAB setiap kali minum susu, tapi adajuga yang tidak BAB selama empat hari misalnya," tuturnya. Biasanyakalau bayi tidak BAB sampai dua atau tiga hari atau bahkan lebih dan iakelihatan normal-normal saja dan tak ada keluhan, seperti tidur tetapbagus, minumnya bagus, semuanya bagus, berarti bayi enggak apa-apa.
Justru yang kerap kali terlewatkan oleh para ibu adalah sejarah BABpertama bayinya: sewaktu 24 jam pertama kelahirannya, apakah bayinyaBAB atau tidak? Bayi yang normal, terang Waldi, akan BAB pada 24 jampertama setelah kelahirannya. "Sayangnya, ya, itu tadi. Banyak ibu yangtak tahu, bahkan para suster/bidan yang merawat bayi di rumah sakit punbanyak yang lupa mencatat kapan BAB bayi waktu pertama kalinya, ataumenceritakannya kepada ibunya."
Padahal saat BAB pertama ini sangatpenting, lo, karena akan dijadikan patokan oleh dokter kalau bayimengalami permasalahan pencernaan di kemudian hari. Misalnya, padabulan-bulan berikutnya BAB bayi tidak lancar. Nah, kalau ibu tak tahuapakah bayinya BAB atau tidak pada hari pertama, tentu sulit bagidokter untuk mengetahui apakah tidak lancarnya BAB itu sebagai polanormal bayi atau memang si bayi mengalami masalah pencernaan. Namun,kalau ibu yakin bayinya tidak BAB dalam 24 jam pertama dan bulanberikutnya dia mengalami kesulitan BAB, itu lampu kuning buat dokteruntuk bertindak lebih lanjut; karena, bisa saja ada gangguan pergerakanusus yang mengakibatkan gangguan BAB.
Jadi, Bu, kalau Anda yakin sikecil BAB pada hari pertama, dijamin pergerakannya pembuangan tinja diususnya normal. "Mengenai bayi tak bisa BAB di bulan selanjutnya,merupakan masalah kedua. Ini biasanya normal karena bayi hanya minumsusu. Bukankah susu tak mengandung serat, sehingga residu atau ampasnyaamat sedikit? Jadi, wajar kalau tinjanya sedikit," tutur Waldi. Juga,kalau bayi tidak BAB selama 3-4 hari, bahkan bisa-bisa tujuh hari,selama ia hanya minum ASI dan riwayat BABnya normal ketika lahir, makamasih boleh dikatakan bayi tak ada gangguan apa-apa.
Tinja Cair Tak Selalu Berarti Diare (2)
BUANG AIR KECIL
Tak berbeda dengan BAB, BAK (buang air kecil) pun menutut perhatiandari ibu sejak awal. Pada hari pertama kelahiran, lanjut Waldi, bayibiasanya sudah BAK. "Jadi kalau sampai hari kedua bayi tidak BAK, ibupatut melaporkannya pada dokter karena kemungkinan bayi mengalamimasalah." Masalah yang berkaitan dengan BAK biasanya ada dua. Yangpertama, ada air seni, tapi tak dapat keluar karena ada penyumbatan.Masalah kedua, air seni memang sama sekali tak keluar karena bayimengalami kekurangan cairan.
Pada saat pertama lahir, terang Waldi,sebetulnya bayi memiliki cadangan air cukup banyak. Jadi, tak perlukhawatir bayi akan dehidrasi jika ibu belum bisa menyusui bayinya."Banyak ibu (bahkan bidan pun) yang takut kalau anaknya tak minum padahari pertama sehingga diberi susu formula agar tak kehausan. Inisebenarnya enggak perlu, karena pada hari pertama bayi tak butuh minum.
Yang bisa dilakukan ibu adalah menyiapkan ASI agar dapat diberikan padabayi di hari berikutnya. "Caranya? Dengan membiarkan bayi menetekibunya pada hari pertama itu. Biarpun ASI tak keluar, tindakan tadimerupakan pemicu terjadinya produksi ASI". "Tuhan sudah mengatur denganbaik sekali, kok. Hari pertama saat ASI belum keluar, bayi belummembutuhkan minum.Pada hari kedua, saat ASI keluar sedikit, stok airpada bayi pun mulai menurun. Sedangkan pada hari ketiga, saat stokibunya penuh, stok anaknya berkurang. Jadi, alam sudah mengatur semua,"tutur Waldi lebih lanjut.
Jadi, kalau pada hari pertama kelahirannyabayi minumnya kurang, tak jadi masalah karena bayi sudah punya stokpenyimpanan air. "Karena dia sudah punya cadangan inilah, maka dia akankencing. Nah, kalau ia tidak kencing, maka mungkin ada masalah lain."
Air seni bayi, terang Waldi, biasanya berwarna kuning tua atau kuningmuda. Namun bila bayi banyak minum air putih, maka warna air seninyapun menjadi putih jernih alias tak berwarna. "Semua ini masih normal.Yang tidak wajar justru bila air seni bayi berwarna cokelat seperti tehatau kopi; bisa jadi bayi mengalami gangguan pada fungsi hati atauginjalnya." Kadang, air seni bayi pun berwarna pink. "Umumnya ibu-ibulangsung panik melihat air seni anaknya berwarna pink, karena warnapink diidentikkan dengan darah. Padahal, tak selamanya air seni yangberwarna pink itu bercampur darah. Bisa saja karena air seninyabercampur dengan zat kimia dari diaper bayi."
Namun untuk lebihamannya, anjur Waldi, tak ada salahnya jika membawa air seni itu kelaboratorium untuk pemeriksaan lebih lanjut. "Cara ini paling gampanguntuk memastikan apakah warna pink itu berasal dari darah atau bukan,karena seharusnya dalam kencing tak boleh ada darah. Jadi, boleh warnamerah, tapi bukan darah; dan ini hanya bisa diperiksa di laboratorium,bukan dengan mata kasat."
BOLEH MENGEJAN
Tak jarang bayi BAK denganmengejan. Menurut Waldi, itu hal biasa, asalkan pancarannya normal.Artinya, tak tersendat. Tapi bila air seninya keluar sedikit-sedikit,ini yang perlu mendapat perhatian. Tersendatnya air yang keluar,khususnya yang terjadi pada bayi lelaki, mengindikasikan pintu keluarpada ujung penisnya sempit. Jadi, bila ia BAK, ujung kulupnya akanmengembung sehingga air seni tak bisa memancar keluar dengan baikkarena tertahan oleh lubang yang sangat kecil.
Kalau sudah demikian,orang tua patut mempertimbangkan untuk menyunat bayinya, walaupun adabeberapa dokter yang mencoba meregangkannya dengan alat agar lubangnyalebih lebar. "Tapi cara ini tak menjamin BAK akan lancar, lain dengansunat yang akan menyelesaikan masalah," ujar Waldi. Frekuensi BAK puntak bisa dijadikan patokan sebagai sesuatu yang normal atau tidak.
Menurut Waldi, selama BAK bayi lancar, ya, enggak ada masalah. "Bilabayi hanya BAK sehari, tapi sewaktu BAK air seninya banyak sekali, iniberarti pola BAK bayi normal." Jadi, kalau ada bayi berumur tiga bulan,misalnya, hanya BAK satu kali sehari, cobalah timbang berat badannya.Jika turun beratnya, berarti ia kekurangan cairan. Kalau sudah begitu,pasti bayi memiliki keluhan lain. Kehausan, misalnya. "Kalau enggakkehausan, tapi kencingnya sedikit, ya, enggak apa-apa." Dengan katalain, bayi yang mengalami masalah pada BAK kebanyakan akan memilikikeluhan lain, seperti halnya BAB. Entah itu demam atau panas ataugangguan pertumbuhan. Biasanya juga disertai dengan rewel atau sulittidur. Nah, sudah enggak panik lagi, kan!
BOLEHKAH DITATUR?
Banyakibu yang "melatih" bayinya BAK maupun BAB sejak usia dini, istilahnyaditatur dalam bahasa daerah (Jawa). Tujuannya agar kelak si kecil takmengompol dan BAB di celana lagi setelah usia bayi, di samping agar takrepot karena harus sering mencuci popok bekas ompol maupun BABnya.
Tapi terus terang sangat tak lazim melatih bayi BAB atau BAK. Biasanya toilet training mulaidilakukan saat anak berusia sekitar 2 tahun, dan ini bukan disebut bayilagi. Menurut Waldi dalam kepustakaan disebutkan bahwa latihan kebelakang sebelum usia 18 bulan dapat mengakibatkan pemanjangan latihanhingga mencapai usia 4 tahun!
Jadi latihan yang kepagian akanmemperpanjang proses latihan itu sendiri. Juga suasana yang mendukunglatihan perlu diperhatikan. Sangat perlu diperhatikan agar anak yangingin ditatur sebaiknya juga mempunyai keinginan demikian di dirinya.Dan ini biasanya timbul pada usia antara 18 bulan-2 tahun. Kalau tidak,"bisa-bisa latihan pergi ke toilet ini menjadi suatu pengalaman yang traumatik sehingga malah susah dijalankan," kata Waldi.
Untuk mempermudah pelatihan di toilet sebaiknyaanak mula-mula dipersilakan melihat bagaimana caranya orang dewasa BABdi toilet. Duduk di kursi berpispot dengan menggunakan pakaian lengkapuntuk pelajaran awal juga dianjurkan. "Jangan menggunakan contoh lawanjenis seks ya, nanti bikin bingung. Juga penting diperhatikan," kataWaldi,"bila mau melatih anak BAB di WC, jangan sampai kakinyamenggantung." Sebab, ketika BAB, ia akan menggunakan otot badan untukmenekan perut agar bisa keluar. "Bila kakinya dibiarkan menggantung,pasti anak susah mengejan, dong. Jadi, untuk latihan, pispot lebihdianjurkan karena lebih gampang."
Jadi, kalau mau menggunakanWC, posisi duduk anak harus enak. "Kita harus memberinya tempat pijakandi kaki kiri dan kanan. Biasanya, sih, dengan memberi dua bangku kecilyang rendah sehingga ia bisa duduk dengan menjejakkan kakinya. Janganlupa, suasananya harus senang dan santai."
Faras Handayani/nakita