🕊️ LEGA BERJUMPA DENGAN ALLAH
“Siapa yang senang berjumpa dengan Allah, maka Allah pun senang bertemu dengannya.”
✍️ Penulis: M. Djoko Ekasanu
Al-Faqih meriwayatkan dengan sanadnya dari Anas, Rasulullah bersabda:
Artinya:
”Barangsiapa lega hati berjumpa dengan Allah, maka Allahpun senang bertemu dengannya, sebaliknya barangsiapa enggan berjumpa dengan Alah, maka Allahpun enggan bertemu dengannya”.
Berjumpa dengan Allah, maksudnya dikembalikan ke negeri akhirat, melewati mati. Orang mukmin hatinya lega menghadapi datangnya mati, karena di saat itu (sakaratul maut) ia dihibur dengan keridaan Allah dan sorgaNya, sudah tentu ia lebih senang menerimanya daripada hidup terus di dunia. Sebaliknya orang kafir enggan mati, karena di saat itu ia diperlihatkan balasan amal perbuatannya berupa siksa, oleh karena itu ia kecut hatinya, benci padanya, yang mengundang kebencian pula bagi Allah untuk menerimanya.
Sehubungan dengan sabda Rasulullah tersebut, sahabat berkata: “Ya Rasulullah, kami belum senang mati?” Jawab beliau: “Tidak demikian, tetapi di saat itu (sakaratul maut), malaikat pembawa khabar gembira datang kepada orang mukmin, melaksanakan tugasnya memenuhi janji Allah kepadanya”. Sebaliknya kepada orang kafir kedatangan malaikat membuat gentar dan kecut hatinya, sehingga timbul rasa enggan untuk bertemu dengan Tuhannya.
🕊️ LEGA BERJUMPA DENGAN ALLAH
“Siapa yang senang berjumpa dengan Allah, maka Allah pun senang bertemu dengannya.”
✍️ Penulis: M. Djoko Ekasanu
Ringkasan Redaksi Asli
Hadis dari Anas bin Malik meriwayatkan sabda Rasulullah ï·º:
“Barangsiapa lega hati berjumpa dengan Allah, maka Allah pun senang bertemu dengannya. Dan barangsiapa enggan berjumpa dengan Allah, maka Allah pun enggan bertemu dengannya.”
Ketika para sahabat berkata, “Kami belum senang mati, wahai Rasulullah,” beliau menjelaskan bahwa yang dimaksud bukan keinginan untuk mati, melainkan rasa ridha dan ketenangan menghadapi sakaratul maut bagi orang mukmin. Sebab di saat itu, malaikat membawa kabar gembira dari Allah, sementara bagi orang kafir sebaliknya — malaikat membawa ketakutan dan hukuman.
Maksud dan Hakekat
Hadis ini menjelaskan hakikat pertemuan ruhani antara hamba dan Tuhannya. “Berjumpa dengan Allah” bukanlah melihat Allah secara fisik, melainkan kembali ke hadirat-Nya dengan hati yang tenang dan ridha.
Orang mukmin menyambut kematian dengan lega karena ia tahu bahwa kematian hanyalah pintu menuju kasih sayang dan keridaan Allah.
Sebaliknya, orang kafir atau pelaku dosa berat takut dan benci pada kematian karena jiwanya belum berdamai dengan Tuhan; masih terikat dunia dan belum bertobat.
Tafsir dan Makna Judul
Judul “Lega Berjumpa dengan Allah” mengandung makna batiniah: bahwa kelapangan hati di saat ajal menjelang adalah tanda kedekatan spiritual seorang hamba dengan Tuhannya.
Ini bukan keberanian fisik, tapi kejernihan iman dan cinta Ilahi yang membuat ruh siap menanggalkan jasad dengan tenang.
Tujuan dan Manfaat
- Menumbuhkan cinta kepada Allah dan kerinduan untuk kembali kepada-Nya.
- Menghapus ketakutan terhadap kematian dengan pengetahuan bahwa mati bukan akhir, melainkan awal perjalanan abadi.
- Menyiapkan jiwa mukmin agar husnul khatimah, yaitu wafat dalam keadaan diridai oleh Allah.
Latar Belakang di Zamannya
Pada masa Rasulullah ï·º, banyak sahabat yang gugur di medan jihad. Rasa takut terhadap mati sangat manusiawi, maka Rasulullah menjelaskan perbedaan antara takut mati karena cinta dunia dan takut mati karena belum siap berjumpa dengan Allah.
Hadis ini meneguhkan bahwa kematian orang beriman adalah pintu kasih sayang, bukan penderitaan.
Intisari Masalah
- Orang beriman menghadapi kematian dengan gembira karena melihat rahmat Allah.
- Orang kafir atau fasik menghadapi kematian dengan gentar karena melihat azab yang menanti.
- Sakaratul maut menjadi cermin dari amal dan keadaan hati manusia sepanjang hidupnya.
Sebab Terjadinya Masalah
Kecintaan kepada dunia dan kelalaian dari mengingat Allah menyebabkan jiwa menjadi berat ketika dicabut.
Sebaliknya, hati yang sering dzikir dan bertobat menjadi ringan dan tenteram saat kembali kepada-Nya.
Dalil Al-Qur’an dan Hadis
📖 Al-Qur’an:
“Hai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang ridha lagi diridhai.”
(QS. Al-Fajr: 27–28)
📜 Hadis lain:
“Mati adalah jembatan yang menghubungkan kekasih dengan Kekasihnya.”
(HR. Al-Hakim)
Analisis dan Argumentasi
Hadis ini menyingkap dimensi psikologis dan spiritual kematian. Rasa takut mati tidak salah, tetapi rasa takut karena cinta dunia menjadi penyakit hati.
Rasa lega dan ridha muncul dari keimanan yang matang dan keyakinan akan janji Allah.
Kematian bagi orang beriman adalah momen pertemuan dengan yang dirindui, sebagaimana kekasih yang lama berpisah ingin segera pulang ke rumahnya.
Relevansi di Zaman Sekarang
Di era modern, manusia sibuk mengejar dunia — pekerjaan, status, harta — hingga lupa mempersiapkan bekal ruhani.
Banyak yang takut mati karena belum mengenal Allah dengan baik.
Hadis ini menjadi peringatan lembut agar kita menata niat, memperbanyak dzikir, dan memperindah amal agar saat tiba ajal nanti, hati menjadi lega — bukan gelisah.
Hikmah
- Kematian bukan akhir, melainkan awal kehidupan sejati.
- Ketenangan menghadapi mati adalah buah dari cinta dan tawakal kepada Allah.
- Orang yang sering mengingat mati akan lebih berhati-hati dalam hidup.
Muhasabah dan Caranya
- Dzikir setiap hari: “Laa ilaaha illallah.”
- Menjaga hati dari kebencian dan sombong.
- Berbuat baik kepada sesama, terutama kepada fakir miskin dan anak yatim.
- Bertobat setiap malam, karena kita tidak tahu kapan ajal menjemput.
- Membaca Al-Qur’an dan mengingat kematian secara lembut, bukan menakutkan.
Doa
اللَّÙ‡ُÙ…َّ اجْعَÙ„ْ Ø®َÙŠْرَ Ø£َعْÙ…َالِÙ†َا Ø®َÙˆَاتِيمَÙ‡َا، ÙˆَØ®َÙŠْرَ Ø£َÙŠَّامِÙ†َا ÙŠَÙˆْÙ…َ Ù†َÙ„ْÙ‚َاكَ.
Allahumma aj‘al khaira a‘maalinaa khawaatiimaha, wa khaira ayyaamina yauma nalqaaka.“Ya Allah, jadikanlah sebaik-baik amal kami adalah penutupnya, dan sebaik-baik hari kami adalah hari ketika kami bertemu dengan-Mu.”
Nasehat Ulama dan Sufi Besar
🌿 Hasan al-Bashri:
“Orang yang beriman bekerja untuk akhirat seakan ia akan mati esok hari, dan meninggalkan dunia seakan ia hidup selamanya.”
🌸 Rabi‘ah al-Adawiyah:
“Aku tidak menyembah-Mu karena takut neraka atau mengharap surga, tapi karena Engkau layak disembah.”
🔥 Abu Yazid al-Bistami:
“Kematian bagi arifin adalah saat mereka menikah dengan keabadian.”
💧 Junaid al-Baghdadi:
“Sakaratul maut itu berat bagi yang hatinya berat oleh dunia, ringan bagi yang hatinya terbang menuju Allah.”
🌕 Al-Hallaj:
“Kematian bukan berakhirnya hidup, tapi lenyapnya hijab antara hamba dan Kekasih.”
📚 Imam al-Ghazali:
“Jangan takut mati, takutlah hidup tanpa makna menuju Allah.”
🌿 Syekh Abdul Qadir al-Jailani:
“Orang yang mengenal Allah akan tersenyum saat maut menjemputnya.”
🌈 Jalaluddin Rumi:
“Kematian bukan kehilangan, tapi kelahiran menuju cahaya.”
🌌 Ibnu ‘Arabi:
“Mati adalah perjalanan menuju Wujud Sejati, bukan ketiadaan.”
🌺 Ahmad al-Tijani:
“Siapa yang hidup dengan dzikir, mati pun dalam dzikir, dan bangkit dengan dzikir.”
Daftar Pustaka
- Shahih Muslim, Kitab Dzikir dan Doa.
- Ihya’ Ulumuddin – Imam al-Ghazali.
- Al-Fath ar-Rabbani – Syekh Abdul Qadir al-Jailani.
- Risalah al-Qusyairiyyah – Imam al-Qusyairi.
- Matsnawi – Jalaluddin Rumi.
- Fushush al-Hikam – Ibnu ‘Arabi.
- Hilyatul Awliya – Abu Nu’aim al-Isfahani.
- Tanbihul Ghafilin – Abu Laits as-Samarqandi.
Ucapan Terima Kasih
Tulisan ini dipersembahkan untuk para pencinta ilmu dan penempuh jalan ruhani yang selalu mengingat Allah di setiap hembusan napasnya.
Semoga Allah jadikan hati kita tenang saat dipanggil, dan wajah kita bercahaya saat berjumpa dengan-Nya. آمين.
Tentu, ini versi bahasa gaul kekinian yang sopan dan santai untuk redaksi tersebut, dengan tetap mempertahankan arti ayat Al-Qur'an dan hadis dalam bahasa aslinya.
---
Judul Asli: 🕊️ LEGA BERJUMPA DENGAN ALLAH
Judul Versi Kekinian: 🕊️ Goodbye World, Hello Allah? Siap Mental buat "Pulang"
Konten:
Hai, bestie! Pernah dengar hadis ini?
Dari Anas, Rasulullah ï·º bersabda: “Barangsiapa lega hati berjumpa dengan Allah, maka Allah pun senang bertemu dengannya. Sebaliknya barangsiapa enggan berjumpa dengan Allah, maka Allah pun enggan bertemu dengannya.”
Gimana tuh maksudnya?
"Berjumpa dengan Allah" itu maksudnya adalah kita balik ke negeri akhirat, lewat pintu kematian. Bayangin, bagi orang beriman, hati mereka tenang dan lega menghadapi yang namanya farewell party dari dunia. Kenapa? Soalnya pas di detik-detik terakhir (sakaratul maut), mereka dikasih spoiler sama malaikat tentang reward-nya Allah, yaitu ridha-Nya dan surga. Ya udah, pasti lebih milih itu daripada stay di dunia yang penuh drama.
Sebaliknya, bagi yang selama hidupnya ignore perintah Allah, mereka bakal nggak vibe banget sama yang namanya mati. Soalnya pas mau balik, malah dikasih liat trailer azab-Nya. Auto bad mood dan nggak ready, yang bikin Allah juga nggak excited ketemu dia.
Lho, tapi kan kita belum pengen mati?
Nah, ini juga yang ditanyain sahabat. Mereka bilang, "Ya Rasulullah, kami belum senang mati?"
Jawaban Rasulullah ï·º itu wisdom banget: Intinya, bukan berarti kita harus ngidup-in keinginan untuk mati. Tapi, yang dimaksud adalah perasaan tenang dan ridha pas waktu itu datang. Buat orang mukmin, di saat-saat terakhir itu, malaikat dateng bawa kabar gembira, jadi hatinya adem. Sementara buat orang kafir, kedatangan malaikat itu bikin dag-dig-dug serasa nonton film horor, jadi auto enggan buat ketemu Sang Pencipta.
---
BREAKDOWN BUAT GENERASI SEKARANG:
1. Maksud "Lega Berjumpa Allah" itu apa sih? Ini soalinner peace dan state of mind. Bukan berani mati, tapi lebih ke hati yang udah siap dan excited buat balik ke "Homebase"-nya. Ibaratnya, kita udah selesai urusan di perantauan (dunia) dan sekarang ready pulang kampung (akhirat) dengan perasaan happy.
2. Kok bisa ya ada yang excited? Karena orang beriman udah punyaquality time yang intens sama Allah selama di dunia. Hubungannya baik, jadi reunion nanti di akhirat adalah momen yang dinanti-nanti, kayak ketemu pacar setelah LDR.
3. Terus, yang enggan gimana? Ya itu,yang selama hidupnya sibuk ghosting Allah, main hide and seek, atau malah block perintah-Nya. Pas dikasih tau waktunya meet-up, ya panic attack. Dia ngerasa belum siap, malu, dan takut konsekuensinya.
4. Relevansi di Zaman Now? Kita sibuk banget carifollowers, likes, dan career path sampai lupa nyiapin exit strategy yang paling penting: modal buat ketemu Allah. Hadis ini reminder buat kita buat upgrade hubungan sama Allah, biar pas waktunya tiba, kita bisa bilang, "Okay, I'm ready. Let's go."
---
Ayat Pendukung (Tetap Pakai Bahasa Asli):
📖 Al-Qur'an: "Hai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang ridha lagi diridhai."(QS. Al-Fajr: 27–28)
---
Kata-Kata Motivasi ala Para Sufi (Versi Singkat):
· Al-Ghazali: Jangan takut mati, takutlah hidup tanpa makna.
· Rumi: Kematian itu bukan akhir, tapi upgrade ke kehidupan yang lebih high-definition.
· Syekh Abdul Qadir al-Jailani: Orang yang kenal Allah, senyumnya tulus pas diajak pulang.
---
Tips Biar Hati Lega (Life Hack):
1. Jaga Komunikasi: Perbanyak dzikir, curhat lewat doa.
2. Clear Your History: Rajin-rajin bertaubat, jangan numpuk dosa.
3. Good Deeds: Berbuat baik ke sesama, karena itu good record buat bekal.
4. Mindset: Ingat bahwa mati itu pasti, jadi better siapin diri dari sekarang.
---
Doa Penutup (Tetap Bahasa Asli):
Allahumma aj‘al khaira a‘maalinaa khawaatiimaha, wa khaira ayyaamina yauma nalqaaka. "Ya Allah,jadikanlah sebaik-baik amal kami adalah penutupnya, dan sebaik-baik hari kami adalah hari ketika kami bertemu dengan-Mu."
---
Jadi, yuk, kita hidup yang bermanfaat dan penuh cinta sama Allah, biar pas waktunya tiba, kita bisa check-out dengan tenang dan senyuman. Because meeting your Creator should be the best meeting ever. ✨
Semoga bermanfaat! 😊