🕊️ Pengertian Ruh: Hakikat Kehidupan dan Misteri Ketuhanan
Penulis: M. Djoko Ekasanu
Pengertian Ruh
Ada yang mengatakan: Sesungguhnya ruh adalah jisim yang halus. Oleh karena itu, tidak boleh dikatakan: “Bahwa Allah Ta’ala itu mempunyai ruh, karena sesungguhnya Allah Ta’ala itu mustahil apabila bertempat, sebagaimana beberapa jisim.” Dan ada yang mengatakan: “Bahwa ruh itu adalah sifat.” Ada yang mengatakan: “Adalah pecahan dari udara.” Dua pendapat ini adalah ucapannya orang yang mengingkari (adanya) siksa kubur.
📰 Ringkasan Redaksi Asli
Para ulama berbeda pendapat tentang hakikat ruh.
Sebagian berpendapat bahwa ruh adalah jisim halus — sesuatu yang memiliki bentuk namun sangat lembut, yang menghidupkan jasad.
Karena itu, tidak boleh dikatakan bahwa Allah Ta‘ala memiliki ruh, sebab Allah tidak serupa dengan makhluk dan tidak bertempat sebagaimana jisim lainnya.
Sebagian lain mengatakan ruh adalah sifat atau pecahan dari udara. Namun pendapat ini ditolak oleh para ulama Ahlussunnah karena muncul dari golongan yang mengingkari siksa kubur.
📖 Maksud dan Hakikat
Ruh adalah rahasia kehidupan yang ditiupkan Allah kepada jasad manusia agar hidup dan berakal.
Hakikatnya tidak diketahui secara pasti, karena Allah sendiri berfirman bahwa ilmu tentang ruh adalah bagian dari rahasia ketuhanan.
قُلِ الرُّوحُ مِنْ أَمْرِ رَبِّي وَمَا أُوتِيتُم مِّنَ الْعِلْمِ إِلَّا قَلِيلًا
“Katakanlah (Muhammad), ruh itu termasuk urusan Tuhanku, dan kalian tidak diberi pengetahuan tentangnya melainkan sedikit.”
(QS. Al-Isrā’: 85)
🌿 Tafsir dan Makna Judul
Judul “Pengertian Ruh” bermakna menggali pemahaman tentang asal kehidupan manusia.
“Ruh” bukan sekadar nyawa, tetapi pancaran perintah Allah yang menjadi penyebab kehidupan, kesadaran, dan spiritualitas manusia.
🎯 Tujuan dan Manfaat
Tulisan ini bertujuan:
- Menjelaskan perbedaan pendapat ulama tentang hakikat ruh.
- Menegaskan keagungan ciptaan Allah yang tidak dapat diselami akal.
- Menumbuhkan kesadaran ruhani bahwa hidup bukan semata jasad, tetapi amanah ilahi.
Manfaatnya: membimbing pembaca menuju pemahaman spiritual, meningkatkan keimanan, dan menjauhkan dari pemikiran materialistik yang menolak kehidupan setelah mati.
🕰️ Latar Belakang Masalah di Jamannya
Pada masa-masa awal Islam, muncul perdebatan filsafat Yunani yang mempengaruhi sebagian pemikir Muslim.
Mereka berusaha menjelaskan ruh secara rasional, sehingga muncul pandangan bahwa ruh adalah udara atau sifat jasmani.
Para ulama Ahlussunnah seperti Imam al-Ghazali, al-Qusyairi, dan para sufi menolak pemahaman ini, karena ruh adalah makhluk nonmateri — bukan udara, bukan sifat fisik.
🌸 Intisari Masalah
Ruh adalah ciptaan Allah yang halus, tidak dapat diukur dengan pancaindra.
Ia menjadi penghubung antara dunia fisik dan dunia spiritual.
Kesalahan memahami ruh menyebabkan kekeliruan dalam memahami kehidupan, kematian, dan akhirat.
⚖️ Sebab Terjadinya Masalah
Masalah muncul karena:
- Masuknya pemikiran filsafat Yunani dan Persia ke dalam dunia Islam.
- Keterbatasan manusia memahami hal ghaib dengan logika.
- Kecenderungan sebagian kelompok untuk menolak hal-hal metafisik seperti azab kubur.
📚 Dalil Al-Qur’an dan Hadis
-
Al-Qur’an:
“Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya.”
(QS. Az-Zumar: 42) -
Hadis:
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Sesungguhnya ketika ruh seorang mukmin dicabut, ia disambut oleh para malaikat dengan wewangian surga.”
(HR. Muslim)
🧭 Analisis dan Argumentasi
- Ruh bukan bagian dari jasad. Ia tetap ada setelah kematian, terbukti dari keberadaan alam barzakh.
- Ruh bukan sifat fisik. Karena jika ruh adalah sifat, maka kematian tidak akan terjadi, sebab sifat tidak mati.
- Ruh adalah makhluk yang halus. Ia ciptaan yang menerima perintah langsung dari Allah untuk menghidupkan jasad.
🌍 Relevansi Saat Ini
Di zaman modern, manusia sibuk mempelajari tubuh dan otak, tetapi lupa pada ruh.
Fenomena stres, kehampaan spiritual, dan kehilangan makna hidup adalah tanda bahwa manusia mengabaikan ruhnya.
Memahami ruh berarti menghidupkan kembali hati yang mati dan menyeimbangkan sains dengan iman.
💫 Hikmah
- Ruh adalah amanah Allah dalam diri manusia.
- Dengan mengenali ruh, manusia mengenali Tuhannya.
- Kehidupan dunia hanyalah tempat ujian bagi ruh untuk kembali suci kepada Sang Pencipta.
🧎 Muhasabah dan Caranya
- Luangkan waktu untuk tahajjud dan dzikir mendalam, menyebut nama Allah dengan kesadaran penuh.
- Renungkan bahwa setiap napas adalah karunia yang tidak abadi.
- Bersihkan hati dari cinta dunia, karena ruh tidak dapat tenang bila terikat materi.
🤲 Doa
اللهم اجعل أرواحنا مطمئنة بذكرك، ووفقنا للرجوع إليك بقلب سليم.
“Ya Allah, jadikan ruh kami tenang dengan mengingat-Mu, dan bimbing kami kembali kepada-Mu dengan hati yang bersih.”
💬 Nasehat Para Sufi
-
Hasan al-Bashri:
“Ruhmu adalah tamu dari akhirat, jangan kau biarkan ia terpenjara oleh dunia.” -
Rabi‘ah al-Adawiyah:
“Ruh yang mengenal Allah tak lagi takut kehilangan dunia.” -
Abu Yazid al-Bistami:
“Ketika ruh mengenal Tuhannya, ia tak lagi menatap selain Dia.” -
Junaid al-Baghdadi:
“Ruh adalah rahasia cinta yang tidak tersentuh oleh selain Allah.” -
Al-Hallaj:
“Ruhku dari Ruh-Nya, dan ruhku menuju kepada-Nya.” -
Imam al-Ghazali:
“Ruh adalah cermin Ilahi yang dengannya manusia mengenal hakikat dirinya.” -
Syekh Abdul Qadir al-Jailani:
“Jagalah ruhmu dengan taubat dan dzikir, karena ia mudah ternoda oleh dosa.” -
Jalaluddin Rumi:
“Engkau bukan tubuh ini. Engkau adalah ruh — cahaya dari cahaya Ilahi.” -
Ibnu ‘Arabi:
“Ruh adalah nafas Allah yang menampakkan wujud makhluk.” -
Ahmad al-Tijani:
“Ruh yang suci tidak mengenal batas waktu, karena ia senantiasa dalam hadirat Allah.”
📚 Daftar Pustaka
- Ihya’ ‘Ulumuddin — Imam al-Ghazali
- Futuhat al-Makkiyyah — Ibnu ‘Arabi
- Al-Fath ar-Rabbani — Syekh Abdul Qadir al-Jailani
- Risalah al-Qusyairiyyah — Imam al-Qusyairi
- Tanbihul Ghafilin — Abu Laits as-Samarqandi
- Mathnawi — Jalaluddin Rumi
- Siyar A‘lam an-Nubala’ — Adz-Dzahabi
- Al-Isra’: 85 dan Az-Zumar: 42
🙏 Ucapan Terima Kasih
Terima kasih kepada para pembaca yang terus mencari kebenaran hakiki,
kepada para ulama pewaris Nabi yang menuntun jalan ruhani,
dan kepada setiap hati yang masih bergetar ketika nama Allah disebut.
Apakah Anda ingin saya lanjutkan versi layout koran (dua kolom, gaya editorial dengan kutipan dan bingkai hadits/ayat di tengah halaman) agar siap cetak dalam format PDF?