Tuesday, July 29, 2025

Misteri Tauhid dan Kekafiran: Menyingkap QS. Al-Ma'idah 116-120.

 




Judul: Misteri Tauhid dan Kekafiran: Menyingkap QS. Al-Ma'idah 116-120 (Versi Bahasa Gaul Kekinian)

Ayat Al-Qur'an QS. Al-Ma'idah: 116–120

(116)

"Dan waktu itu Allah tanya ke Nabi Isa: 'Wahai Isa bin Maryam, kamu bilang ke orang-orang buat nyembah kamu dan ibumu sebagai Tuhan selain Aku?' Lalu Isa jawab: 'Ya Allah, mana mungkin aku ngomong kayak gitu! Kalau aku ngomong, pasti Engkau udah tahu. Engkau tahu semua isi hatiku, tapi aku nggak tahu isi hati-Mu. Engkau itu Yang Maha Tahu segala yang tersembunyi.'"

(117)

"Aku cuma bilang ke mereka apa yang Engkau suruh: 'Sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhan kalian semua.' Selama aku masih bareng mereka, aku jagain dan ngawasin. Tapi setelah Engkau wafatkan aku, hanya Engkau yang ngawasin mereka. Engkau itu saksi atas segalanya."

(118)

"Kalau Engkau mau azab mereka, itu hak-Mu, ya Allah. Mereka hamba-Mu. Tapi kalau Engkau ampuni mereka, Engkau Mahakuasa dan Bijaksana."

(119)

"Allah berkata: 'Ini hari di mana orang-orang jujur (ash-shadiqun) akan dapat manfaat dari kejujuran mereka. Mereka dapat surga yang mengalir sungai di bawahnya, kekal di dalamnya selamanya. Allah ridho kepada mereka dan mereka pun ridho kepada-Nya. Itu kemenangan terbesar.'"

(120)

"Allah itu punya kerajaan langit dan bumi serta semua yang ada di dalamnya. Dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu."


Makna dan Tafsir Ringkas: Ayat ini bagian dari percakapan Ilahi di hari kiamat, khususnya klarifikasi tentang Nabi Isa. Nabi Isa menolak segala tuduhan bahwa dia pernah mengajak umatnya menyembah dirinya atau ibunya. Dia menegaskan bahwa ajarannya murni: sembah Allah. Selanjutnya Allah menutup dengan penghakiman bahwa yang jujur akan menang, dan Allah berkuasa atas semuanya.


Hikmah dan Hakekat:

  1. Tauhid itu harga mati — Gak ada tawar menawar soal menyekutukan Allah.
  2. Nabi bukan Tuhan, mereka utusan dan penjaga wahyu.
  3. Ampunan dan azab semua milik Allah, manusia hanya bisa pasrah dan berharap.
  4. Kejujuran (shidq) jadi pembeda antara selamat dan celaka.
  5. Allah pemilik segalanya — bumi, langit, dan akhirat.

Hadis yang Relevan:

"Barangsiapa bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan-Nya, dan bahwa Isa adalah hamba-Nya dan utusan-Nya... maka dia akan masuk surga." (HR. Muslim)


Konteks Kekafiran Nasrani Sekarang: Masih banyak kaum Nasrani hari ini yang menganggap Isa sebagai Tuhan. Ini bentuk kekeliruan besar. Padahal Isa sendiri dalam ayat ini membantah semua itu. Bahkan, penyebaran ajaran mereka setelah wafatnya Isa sudah tidak lagi dikawal langsung oleh nabinya. Kitab-kitab mereka juga sempat hilang dan direvisi ratusan tahun kemudian. Maka, sangat mungkin ajaran aslinya sudah terdistorsi.


Nasehat Para Arif:

  1. Hasan Al-Bashri: “Agungkan Allah, jangan makhluk. Pengagungan berlebih itu gerbang syirik.”
  2. Rabi‘ah al-Adawiyah: “Cinta Allah bukan karena takut, tapi karena kesadaran ruhani.”
  3. Abu Yazid al-Bistami: “Kalau kau masih melihat dirimu, berarti kau belum kenal Tuhan.”
  4. Junaid al-Baghdadi: “Tauhid itu hilangnya ego dan kekaguman hanya pada Allah.”
  5. Al-Hallaj: “Diriku bukan apa-apa, hanya Allah yang nyata.”
  6. Imam al-Ghazali: “Yang tersesat adalah yang menyimpang dari ajaran tauhid meski mengaku bertuhan.”
  7. Syekh Abdul Qadir al-Jailani: “Nabi pun tidak patut disembah, karena mereka tunduk kepada Yang Maha Tunggal.”
  8. Jalaluddin Rumi: “Ruh para nabi adalah lentera tauhid. Bukan untuk disembah, tapi untuk menerangi jalan.”
  9. Ibnu ‘Arabi: “Wujud yang sejati hanya satu: Allah. Semua selain-Nya fana.”
  10. Ahmad al-Tijani: “Keimanan itu bukan gelar, tapi keadaan ruh yang berserah hanya pada Allah.”

Intisari Bahasan:

  • Tauhid murni adalah fondasi keselamatan.
  • Penyimpangan akidah Nasrani terjadi pasca Nabi Isa.
  • Nabi Isa AS sendiri menolak dipertuhankan.
  • Allah Mahakuasa dan Mahatahu.
  • Kejujuran dan ketulusan beriman menjadi pembeda di akhirat.

Muhasabah:

  • Udah sejauh mana aku paham dan menjaga tauhidku?
  • Ada gak tokoh atau sosok yang aku kagumi secara berlebihan?
  • Apa aku termasuk orang yang jujur dalam iman dan amal?
  • Udah seberapa yakin aku bahwa hanya Allah yang layak disembah?
  • Kalo aku hidup di zaman Isa, apa aku akan ikut penyimpangan itu?

Doa Penutup: Ya Allah, teguhkan hati kami di atas tauhid yang lurus. Jauhkan kami dari pemahaman yang menyimpang. Jadikan kami umat Nabi Muhammad ﷺ yang jujur, ikhlas, dan mendapat syafaat di hari akhir. Aamiin.

-------

SURAT PERMOHONAN IZIN MEMASUKKAN TRUK TANGKI AIR.

 

Berikut contoh Surat Izin Memasukkan Truk Tangki Air ke Perumahan Perumtas 8, yang bisa Anda sesuaikan nama, tanggal, dan keperluannya:


SURAT PERMOHONAN IZIN MEMASUKKAN TRUK TANGKI AIR
Nomor: 01/Izin-Truk/Perumtas8/VII/2025

Kepada Yth.
Pimpinan Developer
PERUMTAS 8
di Tempat

Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama: Djoko Ekasanu
Alamat: Jl. Perumtas 8 A.10-35 
No. KTP: [Nomor KTP Anda]
No. HP: 085837191973

Dengan ini mengajukan permohonan izin untuk memasukkan truk tangki air ke lingkungan Perumtas 8 dengan rincian sebagai berikut:

  • Tujuan: Pengisian tandon air / distribusi air bersih isi ulang / keperluan sedekah air minum.
  • Jenis Kendaraan: Truk Tangki Air
  • Nomor Polisi Kendaraan
  • Nama Sopir
  • Waktu Masuk: Rabu, 30 Juli 2025
  • Estimasi Waktu Keluar

Kegiatan ini bersifat sementara dan akan dilakukan dengan tetap menjaga ketertiban, keamanan, dan kebersihan lingkungan.

Demikian surat ini kami buat. Atas perhatian dan izin yang diberikan, kami ucapkan terima kasih.

Hormat saya,
Yang Mengajukan,

(tanda tangan)

Djoko Ekasanu


Mengetahui dan Menyetujui:

Ketua RT Perumtas 8
(…………………………….)

Ketua RW Perumtas 8
(…………………………….)


Jika Anda ingin surat ini saya buatkan dalam format PDF atau Word (docx) untuk dicetak dan ditandatangani, tinggal beri tahu saja. Saya bisa bantu buatkan.

Tanda Makrifat dan Tanda Hidup: Gerak Taat sebagai Cerminan Pengakuan Hati.




Tanda Makrifat dan Tanda Hidup: Gerak Taat sebagai Cerminan Pengakuan Hati


Maksud dan Hakikat

Ada pepatah ulama: “Gerak seseorang berbuat taat itu menunjukkan adanya makrifat, sebagaimana gerakan organ tubuh menunjukkan adanya hidup.”
Makrifat bukan sekadar tahu, tapi mengenal Allah dengan rasa hati yang dalam. Seperti tubuh tanpa nyawa adalah mayat, begitu pula ilmu tanpa amal adalah kosong. Amal taat adalah tanda bahwa hati hidup dengan makrifat.


Tafsir Makna Judul

  • Tanda Makrifat: Pengenalan seorang hamba terhadap Allah yang nampak dari amal-amalnya.
  • Tanda Hidup: Gerak dan respon organ tubuh adalah bukti kehidupan, sebagaimana amal ibadah adalah bukti hidupnya hati.

Latar Belakang Masalah

Banyak orang mengaku beriman, tapi tidak diikuti amal. Di era modern, kata “iman” sering hanya berhenti di lisan. Akibatnya, nilai makrifat merosot. Maka penting dibahas bagaimana hubungan makrifat (pengenalan Allah) dengan amal nyata.


Tujuan dan Manfaat

  1. Menegaskan bahwa makrifat tidak bisa dipisahkan dari amal.
  2. Memberikan ukuran sederhana: semakin taat, semakin dalam makrifat.
  3. Menjadi cermin bagi masyarakat untuk muhasabah diri.

Intisari Bahasan

  • Makrifat = mengenal Allah.
  • Amal taat = tanda nyata makrifat.
  • Semakin banyak amal taat, semakin hidup hati.
  • Amal lahir adalah bayangan dari kesadaran batin.

Kasus Kejadian Bahasan

Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering jumpai orang yang fasih berbicara tentang agama, tapi malas shalat tepat waktu. Ada pula orang sederhana, tidak banyak bicara, tapi tekun ibadah dan ikhlas membantu orang lain. Kasus ini membuktikan: bukan ucapan, melainkan gerakan taat yang menunjukkan makrifat.


Relevansi Saat Ini

Di era digital, banyak orang sibuk pamer kebaikan di media sosial. Namun hakikat makrifat bukan pada postingan, melainkan pada konsistensi amal ketika tak ada yang melihat. Zaman ini butuh kesadaran: makrifat harus nyata dalam tindakan, bukan sebatas simbol.


Dalil Qur’an dan Hadis

QS. Az-Zumar: 9
“Apakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui? Sesungguhnya hanya orang yang berakal yang dapat menerima pelajaran.”

Hadis Nabi SAW:
“Barangsiapa yang Allah kehendaki menjadi baik, maka Allah memahamkannya dalam agama.” (HR. Bukhari-Muslim)


Analisis dan Argumentasi

  1. Logika hati: Orang yang kenal Allah pasti malu untuk melanggar perintah-Nya.
  2. Logika amal: Semakin kenal, semakin cinta; semakin cinta, semakin taat.
  3. Logika sosial: Orang bermakrifat akan membawa kebaikan pada lingkungannya.

Kesimpulan

Makrifat adalah akar, amal taat adalah buahnya. Tidak ada makrifat tanpa amal, dan tidak ada amal yang bermakna tanpa makrifat. Amal lahiriah adalah bukti hidupnya hati dengan makrifatullah.


Muhasabah dan Caranya

  • Cek amal harian: shalat, dzikir, sedekah.
  • Tanya hati: apakah ini karena cinta Allah atau sekadar rutinitas?
  • Kurangi dosa kecil yang menumpuk.
  • Perbanyak dzikir agar hati hidup.

Doa

“Ya Allah, hidupkanlah hati kami dengan makrifat-Mu, hiasi amal kami dengan ketaatan kepada-Mu, dan matikanlah kami dalam ridha-Mu.”


Nasehat Para Arif Billah

  • Hasan Al-Bashri: “Makrifat tampak dari amal, bukan dari ucapan.”
  • Rabi‘ah al-Adawiyah: “Aku beribadah bukan karena takut neraka, tapi karena cinta Allah.”
  • Abu Yazid al-Bistami: “Makrifat itu ketika engkau hanya melihat Allah di setiap gerak hatimu.”
  • Junaid al-Baghdadi: “Makrifat adalah rasa takut yang mendalam kepada Allah, meski engkau sudah banyak beramal.”
  • Al-Hallaj: “Makrifat itu tenggelam dalam samudera keagungan Allah.”
  • Imam al-Ghazali: “Ilmu tanpa amal adalah kegilaan, amal tanpa makrifat adalah sia-sia.”
  • Syekh Abdul Qadir al-Jailani: “Makrifat menuntut hati yang bersih dari selain Allah.”
  • Jalaluddin Rumi: “Makrifat bukan di lisan, tapi hati yang jadi cermin cahaya Allah.”
  • Ibnu ‘Arabi: “Makrifat itu pandangan hati yang hanya melihat Allah.”
  • Ahmad al-Tijani: “Semua amal tidak bernilai tanpa makrifat, dan makrifat mendorong amal nyata.”

Ucapan Terima Kasih

Terima kasih kepada para pembaca yang terus mau membuka hati. Semoga bacaan ini jadi cermin diri, jadi motivasi untuk taat, dan menghidupkan hati kita dengan makrifatullah.




Tanda Makrifat & Tanda Hidup

Gerak Taat Itu Bukti Hati Lo Masih Nyambung Sama Allah


Maksud & Hakikat

Ada ucapan keren dari ulama:
“Gerak orang buat taat itu nunjukin ada makrifat, kayak tubuh yang bisa gerak nunjukin ada hidup.”

Maksudnya? Makrifat itu kenal Allah dengan hati yang dalam banget. Nah, kalau hati udah kenal Allah, otomatis gerakan hidupnya jadi taat. Amal itu bukti, bukan sekadar omongan.


Tafsir Judul

  • Tanda Makrifat: bukti nyata kalau lo beneran kenal Allah.
  • Tanda Hidup: kayak lo masih bisa gerak tandanya hidup, gitu juga amal jadi tanda hati lo nggak mati.

Latar Belakang Masalah

Banyak yang ngaku kenal Allah, tapi males ibadah. Zaman medsos sekarang, ada yang lebih semangat update story shalat ketimbang beneran shalat tepat waktu. Jadi, kita perlu bahas ulang: bener nggak sih makrifat kita udah hidup?


Tujuan & Manfaat

  1. Biar kita sadar, makrifat nggak bisa dipisahin dari amal.
  2. Jadi motivasi, makin kenal Allah → makin cinta → makin taat.
  3. Jadi bahan instropeksi bareng-bareng.

Intisari Obrolan

  • Makrifat = kenal Allah.
  • Amal taat = bukti makrifat itu nyata.
  • Amal lahir = cermin isi hati.

Kasus Kekinian

Pernah lihat? Ada orang yang jago banget ngomongin agama di grup WA, tapi shalatnya sering bolong. Ada juga yang nggak banyak omong, tapi tiap subuh udah standby di masjid. Nah, itu bedanya: makrifat bukan di lisan, tapi di action.


Relevansi Zaman Now

Sekarang tuh gampang banget pamer ibadah di medsos. Tapi, Allah nggak lihat likes atau viewers, Allah lihat hati & konsistensi. Jadi PR kita: jangan cuma bisa upload quote islami, tapi hidupin isi quote itu dalam keseharian.


Dalil Qur’an

QS Az-Zumar: 9
“Apakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui? Sesungguhnya hanya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran.”


Dalil Hadis

Rasulullah SAW bersabda:
“Barangsiapa yang Allah kehendaki menjadi baik, maka Allah memahamkannya dalam agama.” (HR. Bukhari-Muslim)


Analisis & Argumen

  1. Kalau lo kenal Allah → pasti nggak berani main-main sama dosa.
  2. Cinta itu bukti: makin cinta Allah, makin rajin ibadah.
  3. Orang yang punya makrifat biasanya jadi berkah buat lingkungannya.

Kesimpulan

Makrifat itu akar, amal itu buah. Kalau akar sehat → buahnya manis. Kalau akar busuk → nggak ada yang bisa dipetik. Jadi, ukur makrifat kita lewat amal sehari-hari.


#SelfCheck (Muhasabah)

  • Udah shalat tepat waktu belum?
  • Amal lo ikhlas atau cuma formalitas?
  • Lebih takut kuota habis apa takut iman luntur?

Caranya:

  • Rutin dzikir, biar hati adem.
  • Jaga shalat on time.
  • Kurangi dosa receh yang sering dianggap enteng.

Doa

“Ya Allah, hidupkanlah hati kami dengan makrifat-Mu, hiasi amal kami dengan ketaatan kepada-Mu, dan matikanlah kami dalam ridha-Mu.”


Nasehat Para Ulama & Sufi

  • Hasan Al-Bashri: “Makrifat keliatan dari amal, bukan omongan.”
  • Rabi‘ah: “Gue ibadah bukan karena takut neraka, tapi karena cinta Allah.”
  • Abu Yazid: “Makrifat itu kalau hati lo cuma liat Allah.”
  • Junaid: “Makrifat bikin lo makin takut sama Allah, meski lo udah banyak amal.”
  • Al-Hallaj: “Makrifat itu tenggelam dalam samudera keagungan Allah.”
  • Imam Ghazali: “Ilmu tanpa amal = gila. Amal tanpa makrifat = kosong.”
  • Syekh Abdul Qadir: “Makrifat butuh hati bersih dari selain Allah.”
  • Rumi: “Makrifat bukan di lisan, tapi hati yang jadi cermin cahaya Allah.”
  • Ibnu ‘Arabi: “Makrifat itu saat hati lo cuma ngeliat Allah.”
  • Ahmad Tijani: “Amal tanpa makrifat = sia-sia. Makrifat sejati pasti lahirkan amal nyata.”

Ucapan Terima Kasih

Thanks buat semua pembaca yang udah mau nge-check hati bareng-bareng lewat bacaan ini. Semoga hidup kita nggak cuma “hidup” secara fisik, tapi juga hidup dengan makrifat dan taat sama Allah.




Dekat kepada Allah dan Jauh dari Manusia.

 




📰 DEKAT KEPADA ALLAH DAN JAUH DARI MANUSIA

"Ketika Kesendirian Menjadi Nikmat, dan Dunia Hanya Persinggahan"

✍️ Penulis: M. Djoko Ekasanu


Dekat kepada Allah swt. dan Jauh dari Manusia.

Ada yang mengatakan:
“Barangsiapa karena berbuat taat menjadi dekar kepada Allah, maka dia merasa asing hidup di tengah manusia.”
Orang yang telah mampu merasakan kenikmatan beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah, maka tidak lagi merasa nikmat hidup bergaul di tengah-tengah manusia.

📌 Ringkasan Redaksi Asli

"Barangsiapa karena berbuat taat menjadi dekat kepada Allah, maka dia merasa asing hidup di tengah manusia."
Artinya, semakin seseorang larut dalam ibadah dan kedekatan kepada Allah, semakin ia merasakan asing dengan hiruk pikuk dunia dan pergaulan yang melalaikan.


🎯 Maksud dan Hakekat

Ungkapan ini bukan ajakan untuk membenci manusia atau hidup antisosial, melainkan menekankan bahwa kedekatan dengan Allah akan mengubah rasa, selera, dan arah hidup seseorang. Yang dulunya ramai terasa nikmat, kini kesunyian bersama Allah lebih menenteramkan.


📖 Tafsir & Makna Judul

  • “Dekat kepada Allah” → hidup dengan ibadah, dzikir, cinta Ilahi.
  • “Jauh dari manusia” → tidak lagi larut dalam kesenangan dunia, bukan berarti benci, tapi lebih memilih ridha Allah daripada keramaian tanpa makna.

🎯 Tujuan dan Manfaat

  1. Membimbing manusia agar lebih fokus pada Allah.
  2. Menyadarkan bahwa dunia bukan tujuan akhir.
  3. Melatih jiwa agar kuat menghadapi kesepian dan keterasingan.
  4. Memberi teladan agar tidak hanyut dalam arus pergaulan yang melalaikan.

🕰️ Latar Belakang Masalah di Jamannya

Pada masa salafus shalih, banyak ahli ibadah merasakan ketidakcocokan dengan keramaian. Mereka memilih uzlah (menyendiri) bukan karena benci manusia, tetapi karena ramainya dunia sering membuat lupa pada Allah.


📌 Intisari Masalah

  • Dunia itu fana, Allah itu abadi.
  • Hati yang sibuk dengan Allah tidak bisa tenang dengan hal-hal yang melalaikan.
  • Rasa “asing” adalah tanda iman yang kokoh.

🔎 Sebab Terjadinya Masalah

  • Dunia makin dipenuhi gemerlap.
  • Nafsu manusia mudah tergoda.
  • Kedekatan kepada Allah membuat seorang mukmin tidak lagi cocok dengan gaya hidup duniawi.

📜 Dalil al-Qur’an dan Hadis

  1. Al-Kahfi: 28
    "Dan bersabarlah kamu bersama orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan petang hanya demi wajah-Nya."

  2. Al-Baqarah: 165
    "Orang-orang beriman itu sangat besar cintanya kepada Allah."

  3. Hadis Muslim
    "Islam bermula dalam keadaan asing, dan akan kembali asing. Maka beruntunglah orang-orang yang asing."


📊 Analisis & Argumentasi

  • Secara psikologis, manusia yang hatinya penuh dengan Allah akan kehilangan selera pada dunia.
  • Secara sosial, orang saleh memang berbeda gaya hidupnya, sehingga dianggap asing.
  • Secara spiritual, rasa asing adalah pertanda kedekatan.

🌍 Relevansi Saat Ini

  • Di zaman media sosial, orang bangga viral. Tapi yang dekat kepada Allah justru bangga dikenal malaikat.
  • Pergaulan modern sering penuh riya, pamer, dan hedonisme. Orang yang lebih suka masjid daripada mal dianggap aneh—padahal dialah yang beruntung.

🌟 Hikmah

  1. Sunyi bersama Allah lebih nikmat daripada ramai tanpa makna.
  2. Asing di dunia = dekat di surga.
  3. Cinta sejati hanyalah cinta kepada Allah.

🧭 Muhasabah & Caranya

  1. Tanya hati: aku sibuk dengan Allah atau sibuk dengan manusia?
  2. Luangkan waktu sunyi tiap hari untuk dzikir.
  3. Kurangi kelekatan pada gadget dan dunia maya.
  4. Cari sahabat yang mengingatkan kepada Allah.

🤲 Doa

“Ya Allah, jadikanlah Engkau sebagai penyejuk hatiku, pengusir gundahku, dan pengganti segala yang hilang dariku. Dekatkan aku pada-Mu, meski harus jauh dari dunia.”


📜 Nasehat Para Ulama Sufi

  • Hasan Al-Bashri: “Kalau hati sudah tenang bersama Allah, dunia terasa sempit meski luas.”
  • Rabi‘ah al-Adawiyah: “Aku menyembah Allah bukan karena surga atau neraka, tapi karena cinta-Nya.”
  • Abu Yazid al-Bistami: “Aku tinggalkan makhluk untuk mendekat hanya pada Allah.”
  • Junaid al-Baghdadi: “Tasawuf adalah bersama Allah tanpa penghalang.”
  • Al-Hallaj: “Aku adalah Kebenaran” – tanda melebur dengan Allah.
  • Imam al-Ghazali: “Dekat kepada Allah membuat asing dari dunia.”
  • Syekh Abdul Qadir al-Jailani: “Kalau hatimu menyatu dengan Tuhan, engkau sepi dari makhluk.”
  • Jalaluddin Rumi: “Kesunyian adalah rumah cintaku.”
  • Ibnu ‘Arabi: “Aku melihat Allah di segala sesuatu.”
  • Ahmad al-Tijani: “Siapa tenggelam dalam zikir, dunia jadi hambar baginya.”

📚 Daftar Pustaka

  1. Al-Qur’an al-Karim.
  2. Shahih Muslim.
  3. Ihya’ Ulumuddin – Imam al-Ghazali.
  4. Risalah al-Qusyairiyah – Imam al-Qusyairi.
  5. Futuhat al-Makkiyah – Ibnu ‘Arabi.
  6. Diwan Rumi – Jalaluddin Rumi.
  7. Fath al-Rabbani – Syekh Abdul Qadir al-Jailani.

🙏 Ucapan Terima Kasih

Penulis menyampaikan terima kasih kepada para ulama sufi dan guru-guru ruhani yang telah meninggalkan warisan hikmah. Juga kepada para pembaca yang terus mencari Allah di tengah hiruk pikuk zaman.


✍️ Penulis: M. Djoko Ekasanu