Saturday, September 27, 2025

Zakat Segala Sesuatu: Zakat Rumah adalah Menyuguh Tamu.




📰 Zakat Segala Sesuatu: Zakat Rumah adalah Menyuguh Tamu

لكل شيئ زكاة, وزكاة الدار بيت الضيافة.
“Segala sesuatu ada zakatnya, dan zakat rumah adalah menyuguh tamu.”

Penulis: M. Djoko Ekasanu


Ringkasan Redaksi Aslinya

Hadis hikmah ini menegaskan bahwa setiap nikmat memiliki hak yang harus ditunaikan. Sebagaimana harta wajib dizakati, demikian pula rumah memiliki “zakat” berupa memuliakan tamu dan menjadikannya sebagai tempat keramahtamahan.


Maksud dan Hakikat

Rumah bukan hanya tempat berlindung, tetapi juga sarana ibadah dan ladang amal. Dengan menyambut tamu, seorang muslim membayar “hak rumahnya” di hadapan Allah. Hakikatnya, rumah menjadi berkah bukan karena megahnya bangunan, melainkan karena penghuni di dalamnya menjadikannya rumah rahmat dan pusat kebaikan.


Tafsir dan Makna Judul

“Zakat rumah adalah menyuguh tamu” mengandung arti:

  • Tafsir lahir: Rumah yang tidak digunakan untuk memuliakan tamu kehilangan keberkahan.
  • Tafsir batin: Tamu adalah manifestasi dari amanah Allah. Dengan melayani tamu, kita sedang menghormati Allah yang mengutusnya.

Tujuan dan Manfaat

  1. Menanamkan akhlak mulia: ramah, dermawan, rendah hati.
  2. Menjadikan rumah sebagai pusat silaturahmi dan dakwah.
  3. Membersihkan hati dari sifat kikir dan sombong.
  4. Menghadirkan keberkahan dan ketenangan di rumah.

Latar Belakang Masalah di Jamannya

Di zaman Nabi ﷺ, masyarakat Arab sangat menjunjung tinggi ikram ad-dhuyuf (memuliakan tamu). Islam kemudian menguatkan tradisi luhur ini dengan dimensi ibadah. Rumah sahabat Nabi sering menjadi tempat singgah musafir, para fakir, bahkan sebagai markas ilmu dan dakwah.


Intisari Masalah

  • Rumah tanpa ikram tamu = rumah yang kering berkah.
  • Rumah dengan ikram tamu = rumah yang menjadi surga dunia.

Sebab Terjadinya Masalah

Manusia sering terjebak pada kepemilikan: menganggap rumah miliknya pribadi, bukan amanah. Akibatnya, pintu rumah tertutup, hati pun tertutup, dan keberkahan berkurang.


Dalil Qur’an dan Hadis

  1. Al-Qur’an:

    • “Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun, dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua, kerabat, anak yatim, orang miskin, tetangga dekat dan tetangga jauh, teman sejawat, ibnu sabil (musafir), dan hamba sahayamu.” (QS. An-Nisa: 36).
    • “Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim, dan orang yang ditawan.” (QS. Al-Insan: 8).
  2. Hadis:

    • Rasulullah ﷺ bersabda: “Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia memuliakan tamunya.” (HR. Bukhari-Muslim).

Analisis dan Argumentasi

  • Rumah = simbol kehidupan duniawi.
  • Zakat rumah = membuka pintu dan hati bagi tamu.
  • Memuliakan tamu = indikator iman.
  • Menutup pintu rumah = tanda kesombongan batin.

Relevansi Saat Ini

Di era modern, rumah sering menjadi “benteng privat” yang terkunci rapat. Budaya individualisme membuat silaturahmi memudar. Padahal, rumah yang terbuka bagi tamu akan menumbuhkan jaringan sosial, memperkuat ukhuwah, dan menghadirkan keberkahan bagi keluarga.


Hikmah

  1. Tamu membawa rezeki.
  2. Tamu penghapus dosa.
  3. Tamu adalah amanah Allah yang menghadirkan doa keberkahan.

Muhasabah dan Caranya

  • Apakah rumah kita pernah menjadi tempat singgah bagi tamu Allah?
  • Sudahkah kita melayani tamu dengan wajah gembira, bukan terpaksa?
  • Cara mudah: sambut tamu dengan salam, siapkan hidangan sederhana, doakan keberkahan untuknya.

Doa

اللَّهُمَّ اجْعَلْ بُيُوْتَنَا دَارَ رَحْمَةٍ، وَافْتَحْ قُلُوْبَنَا وَأَبْوَابَنَا لِإِكْرَامِ الضُّيُوْفِ، وَبَارِكْ لَنَا فِيْ أَهْلِنَا وَمَالِنَا.
“Ya Allah, jadikan rumah kami sebagai rumah rahmat, bukakan hati dan pintu kami untuk memuliakan tamu, dan berkahilah keluarga serta harta kami.”


Nasehat Ulama Sufi

  • Hasan al-Bashri: “Tamu adalah karunia. Barang siapa menutup pintu untuknya, ia menutup pintu rahmat.”
  • Rabi‘ah al-Adawiyah: “Melayani tamu adalah kesempatan melayani Allah tanpa tirai.”
  • Abu Yazid al-Bistami: “Aku merasa hina bila ada tamu lapar di rumahku, sementara aku kenyang.”
  • Junaid al-Baghdadi: “Ikram tamu adalah tanda ketulusan hati yang tidak pura-pura.”
  • Al-Hallaj: “Tamu adalah rahasia Allah yang datang mengetuk pintumu.”
  • Imam al-Ghazali: “Rumah yang berkah bukan yang luas, tetapi yang lapang bagi tamunya.”
  • Syekh Abdul Qadir al-Jailani: “Jangan sombong dengan rumahmu. Buka pintu, maka Allah bukakan pintu langit untukmu.”
  • Jalaluddin Rumi: “Setiap tamu adalah utusan dari dunia ghaib. Sambutlah dengan cinta.”
  • Ibnu ‘Arabi: “Rumah adalah wadah rahasia. Jika tamu datang, berarti Allah ingin menyingkap rahasia itu.”
  • Ahmad al-Tijani: “Orang yang menolak tamu telah menolak ladang pahala yang dibawa malaikat.”

Daftar Pustaka

  • Al-Qur’an al-Karim.
  • Shahih al-Bukhari & Muslim.
  • Al-Ihya’ Ulumuddin, Imam al-Ghazali.
  • Futuh al-Ghaib, Syekh Abdul Qadir al-Jailani.
  • Al-Tadhkirah, Imam al-Qurtubi.
  • Matsnawi, Jalaluddin Rumi.
  • Risalah Qusyairiyah, Imam al-Qusyairi.

Ucapan Terimakasih

Tulisan ini penulis persembahkan kepada para guru, orang tua, dan sahabat yang selalu membuka pintu rumah dan hati bagi sesama. Semoga setiap rumah kaum muslimin menjadi taman berkah yang menyambut tamu sebagai jalan menuju ridha Allah.


Tentu, ini adalah bacaan koran versi bahasa sopan santun santai gaul kekinian yang Anda minta, dengan struktur lengkap sesuai permintaan.


---


HEADLINE: Zakat Rumah itu Simple, Kok! Cukup Jadi Tuan Rumah yang Ramah


SUBHEADLINE: Ngaji Yuk! Ternyata Sedekah Gak Harus Uang, Ketahui Zakat yang Satu Ini Biar Hidup Makin Berkah.


By: M. Djoko Ekasanu


Halo, Sobat Berkah! Kita sering denger kata 'zakat', dan pikiran kita langsung melayang ke zakat mal, zakat fitrah, pokoknya yang berhubungan sama harta. Eits, tapi ternyata, konsep zakat itu luas, lho! Bahkan buat kita yang lagi ngerasa dompet lagi tipis, tetap bisa berzakat. Gimana caranya? Yuk, kita kupas tuntas!


Redaksi Asli & Intisari Masalah


Ini nih sumber inspirasinya:


· Redaksi Asli Hadis: "لِكُلِّ شَيْءٍ زَكَاةٌ، وَزَكَاةُ الْبَيْتِ إِطْعَامُ الضَّيْفِ"

· Arti (Tetap Pakai Bahasa Formal): “Segala sesuatu ada zakatnya, dan zakat rumah adalah menyuguh tamu.”


Intisari masalahnya simpel banget: Di zaman sekarang, kita kadang overthinking. Mikirnya zakat itu harus nominal besar, sampai-sampai lupa sama zakat-zakat sederhana yang esensinya sama: membersihkan hati dan membagi rezeki. Sebab terjadinya masalah ini ya karena kita fokus banget sama materi, tapi kurang peka sama nilai-nilai sosial dan keramahan.


Maksud, Hakekat, dan Makna Judul


· Maksud: Zakat rumah itu bentuknya konkret: sikap ramah dan menyuguhi tamu yang datang ke rumah kita.

· Hakekat: Ini adalah pembersihan hati dari sifat pelit, egois, dan gengsi. Dengan berbagi meski cuma segelas air, kita melatih diri untuk jadi pribadi yang lebih dermawan.

· Makna Judul "Zakat Rumah": Rumah kita yang jadi sumber kenyamanan buat kita, harus bisa jadi sumber kebaikan juga buat orang lain. Jadi, zakatnya bukan pada fisik rumahnya, tapi pada bagaimana kita mengoperasikan rumah itu untuk berbuat baik.


Tujuan & Manfaatnya Buat Kita


· Tujuan: Ngebangun masyarakat yang guyub, solid, dan penuh empati. Dari hal kecil, kita bikin vibe positif di lingkungan.

· Manfaat:

  · Buat Diri Sendiri: Hati jadi adem, rasa percaya diri meningkat karena bisa jadi tuan rumah yang baik, dan yang pasti rezeki diundang lewat cara yang gak disangka-sangka.

  · Buat Sosial: Silaturahmi makin kuat, informasi dan kebaikan bisa nyamper lewat obrolan dengan tamu, dan kita jadi dikenal sebagai orang yang baik hati.


Latar Belakang Zaman Dulu & Relevansinya Sekarang


Latar Belakang di Zaman Nabi: Dulu, di jazirah Arab yang gersang, kedatangan tamu adalah ujian sekaligus anugerah. Menjamu tamu adalah soal hidup-mati, tanda kelangsungan peradaban yang manusiawi. Nilai keramahan adalah nilai survival.


Relevansi Saat Ini: Di era yang serba digital dan individualistik, kita justru makin terasing. Tetangga sebelah rumah aja belum tentu kenal. Konsep "menjamu tamu" ini jadi penangkal rasa kesepian. Sekarang, "tamu" bukan cuma yang dateng ke rumah. Bisa jadi temen kantor yang lagi kesusahan, atau saudara yang butuh tempat cerita via chat. Zakat rumah kita sekarang adalah ketersediaan kita untuk mendengarkan dan berbagi, baik secara fisik maupun virtual.


Dalil-Dalil Pendukung


· Al-Qur'an: "Mereka memberi makan orang miskin, anak yatim, dan tawanan, dengan perasaan senang." (QS. Al-Insan [76]: 8). Ini esensinya sama: memberi dengan hati.

· Hadis Lain: "Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah memuliakan tamunya." (HR. Bukhari & Muslim). Jelas banget, 'kan?


Analisis & Argumentasi


Gini, guys. Logikanya, kalau hal sederhana kayak sikap ramah dan jamu-menjamu aja diangkat jadi level "zakat", berarti Islam tuh sangat concern banget sama kualitas interaksi manusia. Ini nunjukin bahwa agama itu bukan cuma ritual vertikal (hablum minallah), tapi juga sangat menghargai hubungan horizontal (hablum minannas) yang hangat dan tulus.


Nasehat Bijak Para Sufi (Yang Dibikin Santai)


· Imam Al-Ghazali: "Duhai anakku, rumah yang sepi dari tamu itu bagaikan taman yang tak berair. Jamuilah tamu dengan ikhlas, karena itu adalah pupuk bagi jiwa."

· Jalaluddin Rumi: "Pintu hatimu yang terbuka untuk tamu, itulah jalan di mana cahaya Ilahi masuk."

· Syekh Abdul Qadir al-Jailani: "Jangan tunggu kaya raya untuk berbagi. Kekayaan sejati adalah saat kau mampu berbagi di saat apa adanya."

· Rabiah al-Adawiyah: "Aku menjamu tamu bukan untuk surga, tapi karena cintaku pada-Nya. Setiap tamu yang datang adalah utusan dari-Nya untuk mengujiku."


Hikmah, Muhasabah, dan Cara Praktisnya


· Hikmah: Hidup jadi lebih ringan dan penuh senyum. Koneksi kemanusiaan kita makin kuat.

· Muhasabah Diri (Ceklis Yuk!):

  · Selama ini, gue welcome gak sih sama tamu yang datang mendadak?

  · Apa gue pernah nolak temen yang mau numpang istirahat atau curhat?

  · Apa rumah gue udah jadi tempat yang nyaman buat orang lain?

· Cara Praktis di Zaman Now:

  1. Mindset: Anggap tamu itu rezeki, bukan gangguan.

  2. Siapkan Stok: Selalu sedia snack ringan atau minuman untuk tamu tak terduga.

  3. Digital Hospitality: Balas chat atau DM orang yang butuh bantuan dengan ramah. Itu juga bentuk "menjamu tamu" di era digital.

  4. Jadi Tuan Rumah yang Asik: Saat ada teman berkunjung, fokuslah pada mereka. Jangan malah sibuk main HP.


Doa Simpel


"Ya Allah, jadikanlah rumahku ini penuh berkah. Mudahkanlah aku untuk menjamu tamu dengan ikhlas, dan jadikan sikap ramahku ini sebagai pembersih hatiku dan jalan untuk mendapat cinta-Mu. Aamiin."


Daftar Pustaka (Style Kekinian)


· Al-Bukhari, M. I. I. Shahih al-Bukhari. (Kitab Induknya Hadis).

· Al-Ghazali, A. H. Ihya' 'Ulum al-Din. (Buku legendaris soal penyucian jiwa).

· An-Nawawi, Y. S. Riyadh as-Shalihin. (Kumpulan hadis tentang akhlak sehari-hari).

· Buku-buku terjemahan pemikiran para sufi yang disebut di atas.


Ucapan Terima Kasih


Penulis ngucapin terima kasih buat para ulama dan sufi yang inspirasinya timeless. Buat kalian yang udah baca sampe sini, semoga artikel ringan ini bermanfaat buat upgrade kualitas hidup sosial dan spiritual kita. Yuk, kita praktikkin! Siapa tau next time, kita ketemu sebagai tuan rumah dan tamu yang saling mengundang berkah.


Salam Berkah dan Ramah!


M. Djoko Ekasanu

Larangan Menyekutukan Allah .

 

📰 Larangan Menyekutukan Allah 

(Hadis Qudsi)

Penulis: M. Djoko Ekasanu


Ringkasan Redaksi Aslinya

Rasulullah ﷺ meriwayatkan sabda Allah dalam hadis Qudsi:

“Wahai anak Adam, jika engkau datang kepada-Ku dengan dosa sepenuh bumi, selama engkau tidak menyekutukan Aku dengan sesuatu apa pun, maka Aku akan datang kepadamu dengan ampunan sepenuh bumi pula.”
(HR. Tirmidzi, Ahmad, Ibnu Majah).


Maksud

Hadis Qudsi ini menegaskan bahwa larangan terbesar dalam Islam adalah syirik. Dosa apa pun bisa diampuni Allah selama tidak menyekutukan-Nya.


Hakekat

  • Allah adalah Tuhan Yang Esa.
  • Segala bentuk ibadah, cinta, dan ketergantungan mutlak hanya kepada-Nya.
  • Syirik merusak fitrah dan menghapus pahala amal.

Tafsir

Para ulama menjelaskan:

  • Syirik adalah menyamakan makhluk dengan Khaliq.
  • Ibadah tanpa syirik adalah inti dari tauhid.
  • Allah memberi jaminan ampunan bagi hamba yang bertauhid meski berdosa besar.

Makna dari Judul

“Larangan Menyekutukan Allah” adalah perintah menjaga tauhid dan tidak menyamakan Allah dengan makhluk, baik dalam ibadah, keyakinan, cinta, maupun tujuan hidup.


Tujuan dan Manfaat

  • Menjaga akidah umat dari penyimpangan.
  • Memberikan harapan ampunan selama masih bertauhid.
  • Menjadi pengingat agar manusia tidak bergantung pada selain Allah.

Latar Belakang Masalah di Jaman Nabi

  • Masyarakat Quraisy menyembah berhala dan menganggapnya perantara kepada Allah.
  • Islam datang meluruskan bahwa tidak ada sekutu bagi Allah.

Intisari Masalah

  • Syirik = Dosa terbesar yang tidak diampuni bila dibawa mati.
  • Tauhid = Kunci keselamatan dunia dan akhirat.

Sebab Terjadinya Masalah

  • Kebodohan manusia terhadap hakikat Allah.
  • Tradisi jahiliyah yang diwarisi tanpa ilmu.
  • Cinta dunia yang membuat manusia bergantung pada selain Allah.

Dalil Qur’an dan Hadis

  • Al-Qur’an:

    “Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni dosa selain itu bagi siapa yang Dia kehendaki.”
    (QS. An-Nisa: 48).

  • Hadis Nabi ﷺ:

    “Barangsiapa mati dalam keadaan menyekutukan Allah, maka masuk neraka.”
    (HR. Bukhari-Muslim).


Analisis dan Argumentasi

Syirik adalah pengkhianatan spiritual terhadap Pencipta. Tauhid adalah pondasi kehidupan Islami. Tanpa tauhid, ibadah kehilangan nilai. Inilah sebabnya syirik tidak diampuni, karena merusak hubungan fundamental antara hamba dan Rabb.


Relevansi Saat Ini

  • Syirik modern: kultus individu, materialisme, percaya pada jimat, mendewakan jabatan dan harta.
  • Umat harus waspada, karena syirik tidak selalu berupa berhala, bisa berupa menyembah hawa nafsu dan dunia.

Hikmah

  • Tauhid memberikan ketenangan hati.
  • Menyadarkan bahwa hanya Allah tempat kembali.
  • Menguatkan iman agar tidak goyah oleh dunia.

Muhasabah dan Caranya

  • Periksa hati: apakah masih ada ketergantungan pada selain Allah?
  • Jaga niat dalam ibadah hanya karena Allah.
  • Perbanyak istighfar dan doa agar dijauhkan dari syirik.

Doa

اللَّهُمَّ اجعل قلوبَنا عامرةً بتوحيدِك، وألسنتَنا عامرةً بذِكرِك، وأعمالَنا خالصةً لوجهِك، وجنِّبنا الشركَ ظاهرَه وباطنَه.

“Ya Allah, jadikan hati kami dipenuhi tauhid-Mu, lisan kami dipenuhi zikir-Mu, amal kami ikhlas karena-Mu, dan jauhkan kami dari syirik yang tampak maupun tersembunyi.”


Nasehat Para Ulama Sufi

  • Hasan al-Bashri: “Jangan engkau gantungkan hatimu kecuali pada Allah, maka engkau akan bebas dari belenggu dunia.”
  • Rabi‘ah al-Adawiyah: “Aku tidak menyembah-Mu karena takut neraka atau ingin surga, tetapi karena Engkau layak untuk disembah.”
  • Abu Yazid al-Bistami: “Hamba sejati adalah yang tidak melihat selain Allah dalam hatinya.”
  • Junaid al-Baghdadi: “Tauhid adalah memisahkan yang Qadim dari yang hadits.”
  • Al-Hallaj: “Tiada dalam jubahku kecuali Allah.”
  • Imam al-Ghazali: “Tauhid bukan hanya ucapan, tapi penyerahan hati seluruhnya kepada Allah.”
  • Syekh Abdul Qadir al-Jailani: “Syirik tersembunyi adalah riya’, hati-hati jangan biarkan amalmu ternoda.”
  • Jalaluddin Rumi: “Jika hatimu masih terpaut pada dunia, engkau belum benar-benar menyembah Allah.”
  • Ibnu ‘Arabi: “Tauhid adalah mengenal Allah dalam setiap wujud ciptaan-Nya tanpa menyamakan-Nya dengan ciptaan.”
  • Ahmad al-Tijani: “Jalan kami adalah memurnikan tauhid dari segala bentuk syirik.”

Daftar Pustaka

  1. Al-Qur’an al-Karim
  2. Shahih Bukhari dan Shahih Muslim
  3. Sunan Tirmidzi, Ibnu Majah, Musnad Ahmad
  4. Ihya’ Ulumuddin – Imam al-Ghazali
  5. Futuh al-Ghaib – Syekh Abdul Qadir al-Jailani
  6. Al-Hikam – Ibnu ‘Athaillah as-Sakandari
  7. Diwan Rumi – Jalaluddin Rumi

Ucapan Terimakasih

Tulisan ini saya persembahkan untuk semua pembaca setia yang terus haus akan ilmu dan hikmah. Semoga Allah menjadikan kita hamba-hamba yang ikhlas, bertauhid murni, dan dijauhkan dari syirik dalam segala bentuknya.


✍️ Penulis: M. Djoko Ekasanu


Tentu, penulis. Berikut adalah artikel yang Anda minta, disajikan dalam format dan bahasa yang santai, sopan, dan gaul kekinian.


---


HEADLINE GAZETTE: VIRAL! HADITS QUDSI INI NGGAK BOLEHIN SAMPEK ‘SYKER’ SAMA ALLAH!

By: M. Djoko Ekasanu

Redaksi: Hai, Sobat GazettE! Kali ini kita bakal bahas sesuatu yang deep banget nih, tapi kita coba kupas dengan gaya yang santai. Jadi, ada sebuah Hadits Qudsi yang isinya kayak “warning” terbesar dari Allah SWT langsung. Intinya, Allah bilang, “Hey, hamba-Ku, jangan sekali-kali lo nyekutuin Aku dengan apa pun.” Kira-kira gitu pesan utamanya. Hadits ini terkenal banget dan jadi pondasi utama dalam tauhid.

Maksud & Hakekat: Singkatnya, “Menyekutukan Allah” atau syirik itu artinya ngeanggap ada kekuatan lain yang setara atau bisa ngalahin kekuasaan Allah. Misalnya, percaya banget sama jimat, pesugihan, atau mikir kesuksesan cuma karena usaha sendiri tanpa campur tangan Allah. Hakekatnya, ini adalah pengkhianatan tertinggi terhadap “kontrak” kita sebagai hamba. Allah yang menciptakan kita, masa kita malah “sykering” sama yang lain?

Tafsir & Makna Judul: Judulnya sendiri udah jelas: larangan keras untuk melakukan syirik. Dalam tafsirnya, syirik itu dosa yang nggak akan diampuni kalo kita mati dalam keadaan belum tobat. Kenapa? Karena itu merusak esensi ketuhanan dan kehambaan. Ibaratnya, kita kerja di sebuah perusahaan, tapi kita loyalitasnya justru diberikan ke kompetitor. Nggak etis, kan?

Tujuan & Manfaat: Tujuannya jelas: menjaga kemurnian iman kita. Kalo kita bebas dari syirik, hidup jadi tenang karena kita yakin semua ada di tangan Allah. Manfaatnya? Kita nggak mudah takut sama hal-hal duniawi, nggak gampang percaya sama hal mistis yang nggak jelas, dan yang paling penting, selamat di akhirat nanti.

Latar Belakang & Intisari Masalah di Jamannya: Di zaman Nabi Muhammad SAW dulu, masyarakat Arab jahiliyah tuh lagi hobi banget nyembah berhala. Ada yang namanya Latta, Uzza, Manat. Mereka anggap berhala itu bisa nolong mereka. Nah, Hadits Qudsi ini turun sebagai “shock therapy” buat ngebongkar pemikiran sesat itu. Inti masalahnya satu: salah objek penyembahan.

Sebab Terjadinya Masalah: Penyebabnya klasik: kurangnya ilmu, ikut-ikutan nenek moyang (taqlid buta), dan ketakutan akan hal-hal yang nggak mereka pahami. Mereka nyari “jalan pintas” untuk dapat pertolongan, akhirnya jatuhlah ke syirik.

Dalil Dukung:

· Al-Qur’an: “Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya.” (QS. An-Nisa’: 48)

· Hadits Qudsi: “Aku (Allah) paling tidak butuh kepada sekutu. Barangsiapa melakukan suatu amalan yang di dalamnya ia menyekutukan-Ku dengan selain-Ku, maka Aku tinggalkan dia dan sekutunya.” (HR. Muslim)


Analisis & Argumentasi: Kalo dipikir-pikir, syirik zaman now bentuknya lebih halus. Nggak harus nyembah patung. “Syirik senja” kayak riya’ (pamer amal) itu juga termasuk. Atau, “sykering” sama job title, harta, atau pasangan sampai lupa bahwa semua itu titipan Allah. Ini berbahaya karena bikin hati kita tergantung sama selain Allah.

Relevansi Saat Ini: Masih sangat relevan, bro! Di era medsos, banyak banget godaan buat “sykering” sama influencer, tren, atau ilmu tertentu yang dijauhkan dari nilai-nilai ketuhanan. Juga, maraknya praktik perdukunan yang dikemas modern. Prinsipnya tetap: apapun yang bikin kita mengabaikan Allah, itu sudah masuk zona syirik.


Hikmah & Muhasabah: Hikmahnya, kita diajak buat selalu cek dan ricek hati. Udah bener belum niat kita? Cuma karena Allah? Muhasabahnya, tanya diri sendiri: “Hal apa dalam hidup gue yang bikin gue lebih takut kehilangannya daripada kehilangan hubungan baik dengan Allah?” Cara muhasabahnya bisa dengan perbanyak istighfar, evaluasi diri sebelum tidur, dan belajar ilmu tauhid yang bener.

Doa: “Ya Allah, kami memohon perlindungan kepada-Mu dari menyekutukan-Mu dengan sesuatu yang kami ketahui, dan kami memohon ampunan-Mu terhadap apa yang tidak kami ketahui.” (Doa yang diajarkan Nabi SAW).


Nasehat Bijak Para Sufi:

· Hasan Al-Bashri: “Dunia ini hanya tiga hari: Kemarin yang telah pergi bersama dosa-dosanya. Esok, yang mungkin tak pernah kau jumpai. Hari ini, maka beramallah di dalamnya.”

· Rabi‘ah al-Adawiyah: “Ya Allah, jika aku menyembah-Mu karena takut neraka, bakarlah aku di dalamnya. Jika aku menyembah-Mu karena mengharap surga, campakkanlah aku darinya. Tapi jika aku menyembah-Mu demi Engkau semata, janganlah Engkau enggan memperlihatkan keindahan wajah-Mu yang abadi padaku.”

· Imam al-Ghazali: “Syirik yang paling tersembunyi adalah seperti seekor semut hitam di atas batu hitam pada malam yang gelap gulita.” Ia adalah riya’.

· Syekh Abdul Qadir al-Jailani: “Hendaklah engkau bersama Allah, dan jika engkau belum mampu, hendaklah engkau bersama orang yang bersama Allah, agar engkau mendapat cahaya dari cahayanya.”

· Jalaluddin Rumi: “Aku mati sebagai mineral dan menjadi tumbuhan. Aku mati sebagai tumbuhan dan menjadi hewan. Aku mati sebagai hewan dan kini menjadi manusia. Lalu, mengapa harus takut? Kematian tak pernah mengurangi diriku.”


Daftar Pustaka:


1. Al-Qur’an al-Karim dan Terjemahannya.

2. Shahih Muslim, Kitab al-Zuhd wa al-Raqa’iq.

3. Al-Ghazali, Imam. Ihya’ ‘Ulum al-Din.

4. Al-Jailani, Syekh Abdul Qadir. Futuh al-Ghaib.

5. Schimmel, Annemarie. Mystical Dimensions of Islam.

Ucapan Terima Kasih: Terima kasih buat Sobat GazettE yang udah menyimak sampai akhir.Semoga artikel ringan ini bikin kita semua makin aware buat jaga kemurnian tauhid. Stay faithful, guys!


M. Djoko Ekasanu (Penulis Lepas yang Senang Membahas Spiritualitas dengan Gaya Kekinian)

hadis qudsi

 

Baik, saya bantu buatkan daftar isi Hadis Qudsi agar mudah dipelajari.
Hadis Qudsi sendiri adalah hadis yang maknanya berasal dari Allah, namun disampaikan dengan lafaz Nabi ﷺ. Jumlahnya tidak sebanyak hadis biasa, dan para ulama menulis kumpulannya (ada yang 40, 100, 200, bahkan lebih).

Berikut saya susunkan contoh daftar isi ringkas 40 Hadis Qudsi yang populer:


📖 Daftar Isi Hadis Qudsi

Bab I – Tentang Iman dan Tauhid

  1. Larangan menyekutukan Allah
  2. Allah tidak butuh kepada syirik
  3. Allah mengampuni segala dosa kecuali syirik
  4. Allah sesuai dengan prasangka hamba-Nya
  5. Keutamaan dzikir dan mengingat Allah

Bab II – Tentang Rahmat dan Ampunan Allah

  1. Rahmat Allah mendahului murka-Nya
  2. Allah membuka pintu taubat siang dan malam
  3. Ampunan Allah seluas langit dan bumi
  4. Allah menerima doa hamba-Nya
  5. Allah lebih sayang kepada hamba-Nya daripada seorang ibu kepada anaknya

Bab III – Tentang Ibadah

  1. Niat adalah dasar diterimanya amal
  2. Amal hamba untuk dirinya, kecuali puasa untuk Allah
  3. Shalat adalah perjanjian antara Allah dan hamba-Nya
  4. Orang yang sibuk berdzikir hingga lupa meminta, Allah memberi lebih
  5. Hamba yang mendekat kepada Allah sejengkal, Allah mendekat sehasta

Bab IV – Tentang Akhlak dan Muamalah

  1. Larangan menzalimi sesama
  2. Allah mengharamkan kezaliman bagi diri-Nya dan hamba-Nya
  3. Persaudaraan sesama mukmin
  4. Larangan iri dengki dan saling benci
  5. Ridha Allah ada pada ridha orang tua

Bab V – Tentang Hari Kiamat dan Balasan

  1. Allah berfirman tentang nikmat surga yang tidak pernah dilihat mata
  2. Allah menyambut hamba yang sabar dengan balasan tak terhingga
  3. Balasan orang berbuat baik sepuluh kali lipat sampai tujuh ratus kali lipat
  4. Pahala syahid
  5. Neraka mengeluh karena panas dan dingin

Bab VI – Tentang Kasih Sayang Allah kepada Hamba

  1. Allah lebih dekat dari urat leher manusia
  2. Allah tidak menzalimi sebesar zarrah pun
  3. Allah memberi rezeki kepada seluruh makhluk
  4. Semua manusia tersesat kecuali yang diberi petunjuk Allah
  5. Allah mencatat setiap kebaikan dan keburukan

Bab VII – Tentang Doa dan Harapan

  1. Barang siapa berdoa, Allah pasti menjawab
  2. Allah malu menolak doa hamba-Nya yang mengangkat tangan
  3. Doa orang terzalimi mustajab
  4. Allah memberi kepada orang yang berharap kepada-Nya
  5. Larangan berputus asa dari rahmat Allah

Bab VIII – Tentang Keistimewaan Hamba Allah

  1. Allah mencintai hamba yang berbuat ihsan
  2. Allah mencintai hamba yang bertakwa
  3. Allah mencintai hamba yang sabar
  4. Allah menjadi pendengaran, penglihatan, dan tangan hamba yang dicintai-Nya
  5. Allah menulis pahala niat baik meskipun belum sempat dikerjakan

Apakah mau saya buatkan versi lengkap dengan teks Arab, terjemah, dan penjelasan untuk setiap hadis qudsi di daftar isi ini — semacam buku kecil yang bisa dipakai belajar?