Tuesday, July 22, 2025

Keadaan Orang Mukmin Ketika Akan Meninggal.

 


Judul: Keadaan Orang Mukmin Ketika Akan Meninggal

Pengantar: Kematian adalah pintu menuju kehidupan abadi. Dalam Islam, keadaan orang mukmin saat menjelang kematiannya merupakan momen istimewa yang sarat dengan kasih sayang Allah dan kedatangan para malaikat pembawa kabar gembira. Rasulullah saw. menjelaskan keadaan ini dalam hadis yang diriwayatkan secara turun-temurun.


Isi Hadis: Nabi Muhammad saw. bersabda:

"Sesungguhnya orang mukmin ketika akan meninggal dunia dan menghadap ke akhirat, maka dia didatangi beberapa malaikat dari langit yang putih wajahnya, seakan-akan wajah para malaikat itu (bagaikan) matahari, dan malaikat itu membawa kain kafan dari kain kafannya surga dan membawa kayu cendana dari kayu cendananya surga..." (HR. Ahmad dan lainnya)


Sebab Turunnya Hadis: Hadis ini tidak secara langsung memiliki asbabul wurud seperti ayat Al-Qur'an, namun diriwayatkan oleh banyak sahabat yang menceritakan tentang bagaimana Rasulullah saw. memberikan penjelasan kepada para sahabat mengenai keadaan sakaratul maut, terutama bagi orang beriman.


Penjelasan dan Hakekatnya: Hadis ini menggambarkan penghormatan luar biasa Allah terhadap hamba-Nya yang mukmin ketika ajalnya tiba. Malaikat dengan wajah bercahaya, membawa kain surga dan wewangian cendana, datang menyambut dengan lembut. Ruh orang mukmin keluar dengan tenang, seperti air dari bejana. Ini menunjukkan ketenangan dan kasih sayang Allah kepada hamba yang beriman.


Ayat Al-Qur'an yang Menjadi Landasan:

  1. QS. Al-Fajr: 27-28

"Yaa ayyatuha an-nafsul muthma'innah. Irji'ii ilaa rabbiki raadhiyatan mardhiyyah."

"Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya."

Tafsir: Menurut tafsir Ibnu Katsir, ayat ini turun sebagai penghibur bagi jiwa yang sepanjang hidupnya tunduk kepada Allah. Jiwa itu diseru oleh Allah secara langsung sebagai bentuk penghormatan dan kabar bahagia.

  1. QS. Thaha: 55

"Minha khalaqnaakum wa fiihaa nu'iidukum wa minha nukhrijukum taaratan ukhraa."

"Dari bumi (tanah) itu Kami menjadikan kamu dan kepadanya Kami akan mengembalikan kamu, dan daripadanya Kami akan mengeluarkan kamu pada kali yang lain."

Tafsir: Ayat ini menegaskan siklus penciptaan manusia dan menunjukkan bahwa kematian bukanlah akhir, tapi awal kehidupan baru menuju akhirat.


Relevansi di Zaman Sekarang: Di era modern, banyak orang yang diliputi ketakutan akan kematian. Hadis ini memberi pengharapan bahwa kematian bagi orang mukmin bukanlah sesuatu yang menakutkan, tapi saat bertemu Allah dengan sambutan penuh cinta. Ini menjadi motivasi untuk senantiasa beramal saleh.


Nasihat Para Ulama dan Sufi Besar:

  1. Hasan al-Bashri:

"Wahai anak Adam, engkau hanyalah kumpulan hari. Setiap hari yang berlalu, maka berkuranglah dirimu. Maka siapkan bekalmu."

  1. Rabi‘ah al-Adawiyah:

"Aku tidak menyembah Allah karena takut neraka atau ingin surga. Aku menyembah-Nya karena cinta."

  1. Abu Yazid al-Bistami:

"Kematian itu manis bagi orang yang mengenal Tuhan. Seperti tidurnya seorang pecinta di pangkuan yang dicintai."

  1. Junaid al-Baghdadi:

"Orang arif itu tidak takut mati, karena dia telah mati sebelum mati, dan hidup dalam kehidupan yang hakiki."

  1. Al-Hallaj:

"Aku adalah kebenaran, dan kematianku adalah kehidupan bagi ruhku yang merindukan pertemuan."

  1. Imam al-Ghazali:

"Jangan takut pada kematian, tapi takutlah jika engkau mati dalam keadaan lupa pada Tuhan."

  1. Syekh Abdul Qadir al-Jailani:

"Kematian adalah jembatan yang mengantar kekasih bertemu Kekasih."

  1. Jalaluddin Rumi:

"Kematian bukanlah perpisahan, tapi kembalinya jiwa kepada asalnya, seperti ombak kembali ke laut."

  1. Ibnu ‘Arabi:

"Kematian adalah awal penyaksian hakikat. Siapa yang mengenal Allah, maka dia akan merindukan maut."

  1. Ahmad al-Tijani:

"Orang yang paling tenang menghadapi kematian adalah mereka yang hidupnya penuh dzikir dan shalawat."


Penutup: Kematian bukan untuk ditakuti, melainkan disiapkan. Kisah dalam hadis ini menjadi pelipur lara bagi hati yang beriman dan petunjuk bagi kita agar senantiasa mempersiapkan bekal amal saleh, memperbaiki akhlak, dan menghidupkan hati dengan dzikir.

Semoga kita tergolong orang-orang yang ketika ajal datang, disambut dengan wajah berseri, ruh yang harum, dan mendapat sapaan: "Hai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan ridha dan diridhai."

Dokumen berjudul "Keadaan Orang Mukmin Ketika Akan Meninggal" telah selesai dibuat dan mencakup:

  • Hadis lengkap dan isi ceritanya
  • Penjelasan dan hakekat kematian orang mukmin
  • Ayat-ayat Al-Qur’an terkait (dalam Arab, latin, arti, dan tafsir)
  • Relevansi di zaman sekarang
  • Nasihat dari 10 tokoh sufi besar

-----

Berikut ini adalah versi santai dari buku Keadaan Orang Mukmin Ketika Akan Meninggal:


📘 KEADAAN ORANG MUKMIN KETIKA MAU MENINGGAL

Versi Ngobrol Santai Gaul Kekinian


Bro, Sis...
Pernah kepikiran nggak, gimana rasanya pas kita meninggal? Serem? Gelap? Sepi? ðŸ˜Ļ
Tunggu dulu, kalau kamu orang mukmin—yang hidupnya berusaha baik, jujur, rajin ibadah, dan suka nolong orang—ternyata cerita kematianmu tuh indah banget. Gak percaya? Nih, dengerin cerita Rasulullah SAW.


ðŸ’Ŧ Ceritanya Gini...

Pas orang mukmin mau meninggal dunia, tiba-tiba dia kayak kedatangan “rombongan VIP dari langit.” Malaikat-malaikat turun, wajahnya putih glowing, kayak mentari pagi yang cerah banget. Bukan cuma wajahnya yang sejuk, mereka juga bawa kain kafan dari surga, plus wewangian kayu cendana khas surga. Bayangin betapa wangi dan damainya situasi itu. ðŸŒļ

Trus, malaikat duduk di dekat dia. Lalu datang malaikat maut, bukan serem, tapi duduk di sisi kepala dan bilang:

“Hai jiwa yang tenang, baliklah ke Tuhanmu, Dia ridha sama kamu, dan kamu juga ridha sama Dia.”
(QS. Al-Fajr: 27–28)

Dan ruh itu keluar, gak sakit, gak nyiksa, tapi kayak setetes air tumpah dari gelas. Lembut banget. 😌


💌 Dan Lanjutannya...

Begitu ruh itu keluar, para malaikat langsung bungkus dengan kafan surga itu, dan semerbak harum misik tercium. Malaikat lain heran:

“Eh, wangi banget, ruh siapa tuh?”
Jawabnya: “Itu ruhnya si Fulan, yang dulu baik banget di dunia.”

Lalu, ruh itu naik ke langit, disambut sampai ke langit ketujuh. Di sana ada pengumuman dari Allah:

“Catat ruh ini di tempat yang tinggi!”

Dan setelah itu, ruh dikembalikan ke bumi. Karena, kayak Allah bilang:

“Dari tanah Kami ciptakan kamu, ke tanah Kami kembalikan kamu, dan dari tanah pula Kami bangkitkan kamu lagi.”
(QS. Thaha: 55)


🕊️ Di Alam Kubur...

Begitu dikembalikan, datang dua malaikat tanya-tanya:

“Siapa Tuhanmu?”
“Siapa Nabimu?”
“Apa agamamu?”

Dan dia jawab dengan tenang, karena udah latihan seumur hidup lewat iman dan amal. Maka Allah bilang:

“Benar hamba-Ku ini! Bukakan untuknya pintu surga!”

Kuburnya dilapangkan, dikasih cahaya, dan bau surga mulai terasa. 😍


😇 Ada Tamu Spesial Datang...

Tiba-tiba datang sosok cowok tampan, wajahnya adem, bajunya wangi banget.
Si mayit heran:

“Siapa kamu? Kok ganteng dan wangi banget?”
Jawabnya:
“Aku adalah amalmu yang shalih, bro.”

Wih... Bayangin amalmu sendiri dateng jadi sosok ganteng dan wangi, terus nemenin kamu di alam kubur. Itu baru happy ending yang sesungguhnya! 😭


🧠 Catatan Buat Kita Hari Ini...

  • Jangan takut mati, takutlah kalau gak siap ketemu Allah.
  • Amal baik itu temen sejati. Duit, rumah, jabatan? Gak ada yang ikut.
  • Latih iman dan jawabanmu dari sekarang, kayak kamu latihan ujian.

🧙‍♂️ Nasehat Gaul dari Para Ahli Hati:

🌀 Hasan al-Bashri

“Bro, hidupmu cuma kumpulan hari. Setiap hari lewat, hidupmu berkurang. Gak sadar juga?”

ðŸŒđ Rabi‘ah al-Adawiyah

“Aku cinta Allah bukan karena takut neraka atau pengin surga. Tapi karena Dia emang pantas dicintai.”

ðŸ”Ĩ Abu Yazid al-Bistami

“Mati itu indah, bro. Kalau udah kenal Allah, mati tuh kayak ketemu orang yang lo cintai.”

🌟 Jalaluddin Rumi

“Mati bukan perpisahan, tapi momen kembali ke asal. Kayak ombak balik ke laut.”


ðŸĪē Penutup: Yuk Siap-Siap!

Gak usah nunggu tua buat siap mati.
Mati gak ngeri buat yang hatinya hidup.

Kalau kamu pengin disambut malaikat glowing, kain kafan surga, dan temenan sama amal baik yang tampan…
Mulai sekarang yuk:

✅ Perbaiki salat
✅ Sering sedekah
✅ Rajin dzikir
✅ Jaga hati
✅ Bikin hidup bermanfaat buat orang lain


Berikut ini adalah versi muhasabah diri sendiri—seperti dialog batin yang ditulis untuk menasehati hati sendiri—dari isi buku Keadaan Orang Mukmin Ketika Akan Meninggal:


📓 Catatan Hati:

Keadaan Orang Mukmin Ketika Akan Meninggal

Versi Muhasabah Diri Sendiri


🌙 “Wahai diriku…”

Sudahkah engkau memikirkan bagaimana akhir hidupmu?

Engkau hidup dari hari ke hari…
Tapi pernahkah kau bertanya:
“Apa kabar akhirku nanti?”
Apakah aku akan meninggal dalam keadaan baik?
Ataukah aku masih sibuk dengan dunia yang fana?


🕊️ “Wahai jiwaku yang lalai…”

Rasulullah ï·š pernah bersabda,
Saat orang mukmin meninggal dunia,
Ia disambut malaikat dari langit,
Wajah mereka bersinar seperti matahari,
Mereka membawa kafan dari surga, dan wewangian dari tempat yang paling suci…

Apakah aku sudah pantas disambut seperti itu?

Atau justru malaikat akan datang dengan wajah murka,
karena hidupku dipenuhi maksiat dan kelalaian?


💔 “Wahai hatiku yang keras…”

Kematian itu nyata…
Bukan cerita…
Bukan dongeng…
Bukan hanya buat orang tua…

Ia bisa datang kapan saja.
Tanpa undangan. Tanpa aba-aba.

Apakah aku sudah siap jika ruhku dicabut hari ini?
Apakah lisanku akan mengucap “La ilaha illallah”?
Ataukah masih sibuk dengan urusan dunia saat ajal tiba?


🧠 “Wahai pikiranku yang sibuk…”

Setelah ruh itu keluar,
Akan datang dua malaikat menanyai:

  • Siapa Tuhanmu?
  • Apa agamamu?
  • Siapa Nabimu?

Apakah aku sudah benar-benar mengenal Allah…
Atau sekadar mengenal nama-Nya tanpa rasa cinta?

Apakah aku sudah mencintai Nabi Muhammad ï·š…
Atau hanya menyebut namanya tanpa meneladani?


ðŸŠĶ “Wahai jasadku…”

Saat tubuh ini dibaringkan di liang lahat,
Semua orang akan pergi meninggalkan…
Hanya aku dan amal-amalku yang akan tinggal…

Lalu akan datang seorang lelaki tampan,
Wajahnya berseri, pakaiannya wangi…

“Siapa kamu?” tanyaku.
“Aku adalah amal salihmu,” jawabnya.

Tapi…
Jika selama ini aku malas salat,
enggan sedekah,
suka membicarakan orang lain…

Apakah mungkin dia akan datang dalam wujud tampan?
Ataukah justru menjijikkan dan menakutkan?


🧕 “Wahai diriku…”

Apa kabar imanmu hari ini?
Apakah engkau masih menjaga shalatmu di awal waktu?
Apakah engkau sudah memaafkan orang-orang yang menyakitimu?
Apakah engkau sudah menahan amarah, menundukkan pandangan, menjaga lisan?

Atau…
Engkau masih sibuk membenarkan kesalahanmu,
dan menyalahkan orang lain?


ðŸŒđ “Wahai ruhku…”

Kalau malaikat maut datang malam ini…
Apa yang kau bawa untuk menghadap Tuhanmu?

Apakah engkau membawa cinta kepada Allah?
Ataukah hanya tumpukan dosa dan kesibukan dunia?


ðŸĪē Ya Allah…

Jika aku mati malam ini…
Aku takut tidak bisa menjawab pertanyaan-Mu…
Aku takut ruhku ditolak…
Aku takut kuburku menjadi lubang neraka…

Tapi Engkau Maha Pengampun…
Ampunilah aku, ya Rabb…
Bangunkan aku dari kelalaianku…
Beri aku umur yang cukup untuk memperbaiki semuanya…


✍️ Penutup: Catatan Pagi untuk Diri

Hari ini…
Aku ingin berubah.
Bukan hanya tahu… tapi mau.

✅ Aku ingin shalat tepat waktu.
✅ Aku ingin sedekah diam-diam.
✅ Aku ingin memaafkan yang menyakiti.
✅ Aku ingin berhenti menunda taubat.

Karena…
Aku tidak tahu,
Apakah besok masih ada nafas untukku…