Friday, October 3, 2025

5 TANDA KEHANCURAN SEBUAH NEGARA.

 



📖 LIMA TANDA KEHANCURAN SEBUAH NEGARA


Ada banyak pendapat dari ulama, sejarawan, dan pemikir tentang tanda-tanda kehancuran sebuah negara. Secara umum, ada lima tanda besar yang sering disebutkan dalam literatur sejarah dan hikmah:


1. Hilangnya Keadilan

  • Hukum hanya tajam ke bawah, tumpul ke atas.
  • Penguasa lebih melindungi golongan tertentu daripada rakyat kecil.
  • Nabi ﷺ bersabda:

    “Sesungguhnya yang membinasakan orang-orang sebelum kalian adalah apabila orang terpandang mencuri, mereka biarkan. Tetapi jika orang lemah mencuri, mereka tegakkan hukum atasnya.” (HR. Bukhari-Muslim).


2. Rusaknya Moral dan Akhlak

  • Masyarakat tenggelam dalam maksiat, zina, minuman keras, judi, riba, dan korupsi dianggap biasa.
  • Budaya malu hilang, kebaikan dianggap aneh.
  • Rasulullah ﷺ bersabda:

    “Apabila perbuatan keji telah terang-terangan dilakukan di suatu kaum, maka akan tersebarlah wabah dan penyakit yang belum pernah menimpa orang-orang sebelum mereka.” (HR. Ibnu Majah).


3. Kesenjangan Sosial yang Tajam

  • Orang kaya semakin kaya dengan menindas, sementara orang miskin semakin melarat tanpa perlindungan.
  • Rakyat lapar, sementara pejabat hidup berfoya-foya.
  • Al-Qur’an memperingatkan:

    “Dan janganlah harta itu hanya beredar di antara orang-orang kaya saja di antara kamu.” (QS. Al-Hasyr: 7).


4. Pemimpin yang Lemah dan Khianat

  • Pemimpin lebih mementingkan diri sendiri daripada rakyat.
  • Jabatan dijadikan alat untuk memperkaya keluarga/kelompok.
  • Rasulullah ﷺ bersabda:

    *“Apabila amanah disia-siakan, maka tunggulah kehancuran.” Para sahabat bertanya: “Bagaimana maksudnya, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab: “Apabila urusan diserahkan kepada orang yang bukan ahlinya, maka tunggulah kehancurannya.” (HR. Bukhari).


5. Hilangnya Persatuan dan Munculnya Perpecahan

  • Rakyat terpecah karena fanatisme suku, golongan, atau partai.
  • Konflik horizontal dan fitnah merajalela.
  • Allah mengingatkan:

    “Dan taatilah Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu.” (QS. Al-Anfal: 46).



Sebuah negara akan hancur jika hukum tidak adil, akhlak rusak, kesenjangan sosial melebar, pemimpin berkhianat, dan rakyatnya terpecah belah. Maka jalan selamatnya adalah menegakkan keadilan, menjaga akhlak, meratakan kesejahteraan, memilih pemimpin yang amanah, dan menjaga persatuan.



1. PENDAHULUAN

Ringkasan Redaksi

Buku ini membahas lima tanda utama yang menjadi isyarat kehancuran sebuah negara: hilangnya keadilan, rusaknya moral, kesenjangan sosial, lemahnya kepemimpinan, dan perpecahan rakyat. Semua tanda ini tidak muncul tiba-tiba, melainkan melalui proses panjang akibat kelalaian manusia terhadap petunjuk Allah.

Maksud

Tujuan utama penulisan buku ini adalah memberikan peringatan dan kesadaran, bahwa suatu bangsa akan kuat bila berpegang pada iman, keadilan, dan persatuan.

Makna

“Negara” tidak hanya sekadar wilayah administratif, melainkan rumah bersama yang harus dijaga agar tidak runtuh karena kelalaian kolektif.

Tafsir dan Hakikat Judul

Kehancuran sebuah negara bukan semata-mata bencana alam atau serangan luar, melainkan akibat kerusakan internal: korupsi, ketidakadilan, perpecahan, dan hilangnya moralitas.


A. Latar Belakang Masalah

  • Dalam sejarah, banyak peradaban besar runtuh bukan karena musuh dari luar, tetapi karena kerusakan dari dalam.
  • Negara menjadi lemah ketika hukum tidak adil, masyarakat bermaksiat, pemimpin khianat, rakyat tercerai-berai, dan kesenjangan sosial melebar.

Sebab terjadinya masalah:

  1. Kelalaian pada syariat Allah.
  2. Ketamakan manusia terhadap dunia.
  3. Hilangnya kepemimpinan yang amanah.
  4. Hilangnya persatuan karena fanatisme golongan.

Intisari masalah:
Kehancuran negara terjadi bila nilai agama ditinggalkan, hukum diperdagangkan, dan persaudaraan terpecah.


B. Tujuan dan Manfaat

  • Tujuan:
    1. Menjadi bahan renungan bagi umat Islam dan bangsa secara umum.
    2. Memberi dasar ilmiah dari Qur’an, hadis, dan sejarah tentang tanda-tanda kehancuran sebuah negara.
  • Manfaat:
    1. Menjadi pedoman memperbaiki diri, keluarga, dan bangsa.
    2. Menjadi bahan dakwah untuk memperkuat moral, keadilan, dan persatuan.

2. INTISARI KAJIAN

A. Dalil: Al-Qur’an dan Hadis

  1. QS. An-Nahl: 90 – Allah memerintahkan berlaku adil dan melarang perbuatan zalim.
  2. QS. Al-Anfal: 46 – Larangan berselisih yang menyebabkan hilangnya kekuatan umat.
  3. QS. Al-Hasyr: 7 – Larangan harta beredar hanya di kalangan orang kaya.
  4. Hadis Bukhari – “Apabila amanah disia-siakan, tunggulah kehancuran.”
  5. Hadis Ibnu Majah – Perbuatan keji yang terang-terangan akan mendatangkan penyakit dan bencana.

B. Relevansi Saat Ini

  • Banyak negara modern yang mengalami krisis politik, moral, dan sosial akibat tanda-tanda ini.
  • Indonesia pun berpotensi terancam jika hukum tidak ditegakkan adil, kesenjangan melebar, dan perpecahan dibiarkan.
  • Umat Islam perlu mengambil pelajaran dari sejarah, agar tidak mengulangi kesalahan peradaban yang lalu.

C. Analisis dan Argumentasi

  • Kehancuran tidak datang mendadak, melainkan akumulasi dosa sosial-politik.
  • Negara dengan hukum adil dan pemimpin amanah akan tetap bertahan meski miskin sumber daya.
  • Sebaliknya, negara kaya sekalipun akan runtuh bila dipimpin oleh penguasa zalim dan masyarakatnya berpecah.

3. PENUTUPAN

A. Hikmah

  • Negara akan kokoh jika adil, bermoral, bersatu, dan dipimpin orang yang amanah.
  • Runtuhnya negara adalah cermin runtuhnya iman masyarakatnya.

B. Muhasabah dan Caranya

  1. Mengoreksi diri dari keserakahan dan ketidakjujuran.
  2. Memperbaiki keluarga sebagai unit terkecil negara.
  3. Menegakkan amar ma’ruf nahi munkar dalam lingkup masyarakat.
  4. Berdoa agar Allah menjaga negeri dari kehancuran.

C. Do’a

اللَّهُمَّ اجْعَلْ بَلَدَنَا بَلَدًا آمِنًا مُطْمَئِنًّا، سَخَاءً رَخَاءً، وَاحْفَظْهُ مِنْ كُلِّ فِتْنَةٍ وَبَلَاءٍ، وَوَلِّ عَلَيْنَا خِيَارَنَا وَلَا تُوَلِّ عَلَيْنَا شِرَارَنَا.

(Ya Allah, jadikan negeri kami negeri yang aman, tenteram, penuh rezeki, dan jauhkan dari fitnah serta bala. Pimpinlah kami dengan pemimpin yang baik, jangan Engkau serahkan kepada pemimpin yang jahat).


D. Nasehat-Nasehat Ulama

  • Hasan al-Bashri: “Kebinasaan suatu umat adalah ketika mereka lebih mencintai dunia daripada akhirat.”
  • Rabi‘ah al-Adawiyah: “Jangan engkau ikat hatimu pada dunia, sebab dunia hanyalah tempat lewat, bukan tempat tinggal.”
  • Abu Yazid al-Bistami: “Negeri akan selamat bila penghuninya tawadhu’, bukan sombong.”
  • Junaid al-Baghdadi: “Persatuan adalah tali yang menguatkan umat, perpecahan adalah pedang yang memutus mereka.”
  • Al-Hallaj: “Kerusakan bangsa terjadi ketika cinta pada Allah diganti cinta pada harta.”
  • Imam al-Ghazali: “Keruntuhan negara bermula dari keruntuhan akhlak pemimpin dan rakyatnya.”
  • Syekh Abdul Qadir al-Jailani: “Apabila engkau ingin negeri ini selamat, mulailah dari dirimu: luruskan niat, sucikan hati.”
  • Jalaluddin Rumi: “Bangsa tanpa cinta dan persaudaraan hanyalah jasad tanpa ruh.”
  • Ibnu ‘Arabi: “Negara akan hidup selama ruh iman hidup di dalam dada rakyatnya.”
  • Ahmad al-Tijani: “Sebuah negeri akan dimuliakan jika penduduknya dekat dengan Allah dan menjauhi maksiat.”

E. Referensi Pustaka

  • Al-Qur’an al-Karim.
  • Shahih Bukhari & Muslim.
  • Sunan Ibnu Majah.
  • Ihya Ulumuddin – Imam al-Ghazali.
  • Futuh al-Ghaib – Syekh Abdul Qadir al-Jailani.
  • Al-Risalah al-Qusyairiyah – Imam al-Qusyairi.
  • Matsnawi – Jalaluddin Rumi.
  • Tarikh al-Umam wa al-Muluk – Ibnu Jarir al-Tabari.

F. Ucapan Terima Kasih

Segala puji hanya bagi Allah. Shalawat dan salam tercurah kepada Nabi Muhammad ﷺ, keluarga, sahabat, dan para ulama pewaris ilmu. Terima kasih kepada seluruh pembaca, guru, dan sahabat yang memberikan semangat dalam penyusunan karya ini. Semoga buku ini menjadi amal jariyah.