Apakah Berat Badan Anda Normal?
Standar internasional yang saat ini dipakai untuk menilai ideal tidaknya berat badan adalah BMI (Body Mass Index), yang menggunakan perbandingan berat dan tinggi badan. Untuk menghitung BMI, caranya sangat sederhana. BMI sama dengan berat badan Anda dibagi dengan tinggi badan kuadrat.
BMI = Berat (kg) / tinggi² (m)
Misalnya, bila berat Anda 60 kg dan tinggi Anda 1,60 m maka BMI Anda 23,43 kg/m². Hal itu karena 1,60 x 1,60 = 2,56, sehingga 60 ÷ 2,56 = 23,43.
Nah, sekarang Anda telah menemukan BMI Anda, lihatlah tabel klasifikasi di bawah ini untuk mengetahui apakah Anda memiliki berat badan normal atau tidak.
Tabel Klasifikasi BMI menurut WHO
Klasifikasi BMI(kg/m2)
Nilai batas dasar Nilai batas tambahan
Kurus <18.50>=25.00 >=25.00
Pra-obesitas 25.00 – 29.99 25.00 – 27.49
27.50 – 29.99
Obesitas >=30.00 >=30.00
Obesitas kelas I 30.00 – 34.99 30.00 – 32.49
32.50 – 34.99
Obesitas kelas II 35.00 – 39.99 35.00 – 37.49
37.50 – 39.99
Obesitas kelas III >=40.00 >=40.00
Beberapa catatan mengenai BMI:
* Nilai BMI berlaku sama untuk semua umur dan jenis kelamin. Namun, interpretasi BMI tidak selalu sama untuk semua populasi. Risiko kesehatan yang berhubungan dengan meningkatnya BMI mungkin berbeda untuk populasi yang berbeda. Penelitian menunjukkan bahwa orang Asia cenderung sudah memiliki risiko lebih tinggi terkena diabetes tipe-2 dan penyakit kardiovaskuler pada BMI kurang dari 25.
* Perlu dicatat bahwa BMI tidak mempertimbangkan komposisi tubuh Anda (antara lain massa otot, massa lemak dan tingkat hidrasi). Oleh karena itu, Anda bisa saja memiliki BMI di atas 25 namun tidak termasuk kegemukan bila memiliki massa otot yang besar (misalnya bila Anda olahragawan).
* Pria biasanya puas dengan BMI 23 s.d.25 dan wanita cenderung lebih percaya diri bila memiliki nilai BMI antara 20 s.d. 22. Jika BMI Anda antara 23 s.d.25, kebanyakan orang belum menganggap Anda kelebihan berat badan.
* Untuk remaja atau anak-anak, patokan yang digunakan berbeda-beda menurut usia dan jenis kelamin. Penafsiran hasil BMI anak menggunakan statistik dalam hitungan persentil populasi anak lain seusianya. Bila anak Anda memiliki BMI di atas persentil ke-85 untuk usianya, dia termasuk kategori kegemukan (artinya, 85% anak lain memiliki BMI di bawah nilai BMI-nya).
image: source
Sebarkan ke teman-teman:
* FacebookFacebook
* TwitterTwitter
* Google BuzzGoogle Buzz
* Yahoo! BuzzYahoo! Buzz
Artikel Terkait:
1. 5 Penyebab Bau Badan Tidak Sedap
2. Menghilangkan Jerawat di Belakang Badan
3. Tiga Tahap Persalinan Normal
4. Minuman Energi, Apakah Bermanfaat?
5. Apakah Probiotik?
Thursday, November 11, 2010
Olahraga Aerobik Untuk Masa Prakonsepsi
Olahraga Aerobik Untuk Masa Prakonsepsi
Termasuk didalamnya jenis olahraga jalan kaki, jogging, bersepeda dan berenang. Agar tidak bosan, lakukan kombinasi dari keempatnya. Bila dilakukan dengan baik, benar, terukur dan teratur, akan dapat:- Memelihara dan meningkatkan ketahanan jantung-paru, yakni dengan meningkatkan transportasi oksigen dan nutrisi ke sleuruh tubuh, termasuk ke sel telur dan sperma.
- Membuat mood Anda dan pasangan lebih baik, membantu tidur lelap, membuat tubuh lebih relaks yang berguna melancarkan persalinan Anda kelak.
- Membantu mengurangi lemak berlebihan. Lemak di dalam tubuh yang berlebihan dapat meningkatkan jumlah hormon estrogen karena sekitar 30% hormon estrogen berasal dari sel-sel lemak. Hormon estrogen justru mempersulit ovulasi.
Lakukan 1 kali seminggu, selama sekitar 1 jam.
Baca: Rajin Berolahraga Meningkatkan Kesuburan
2 Latihan Pendukung Seksualitas
2 Latihan Pendukung Seksualitas
- Sit up. Latihan untuk menguatkan otot perut. Latihan teratur dapat mengecilkan sel lemak di sekitar perut.
- Senam kegel. Bermanfaat untuk:
- Menguatkan otot pubococcygeus, yaitu otot organ seksual utama pendukung vagina, penis, uterus dan rektum sehingga membantu orgasme dan ejakulasi baik pada wanita dan pria.
- Untuk suami, senam kegel meningkatkan kemampuan mengontrol dan mengatasi ejakulasi dini.
- Untuk isteri, senam kegel dapat membantu melakukan orgasme dengan lebih baik karena otot yang dilatih adalah otot yang digunakan selama orgasme.
- Ketahui di mana letak otot pubococcygeus. Ini adalah otot yang sama seperti saat Anda menahan buang air kecil. Saat Anda buang air kecil, cobalah menahan aliran air seni kemudian lanjutkan lagi. Otot untuk menghentikan dan meneruskan kembali aliran air seni inilah yang dilatih.
- Mulailah berlatih. Lakukan kontraksi pada otot ini, tahan selama hitungan 10 detik, kemudian kendurkan, ulangi gerakan otot ini 10 kali pada kesempatan pertama, kemudian tingkatkan intensitasnya pada kesempatan berikut. Latihan ini dapat dilakukan kapan pun dan di mana pun Anda berada.
Baca juga:
Senam Kegel, Pulihkan Daerah Vagina
Rajin Berolahraga Meningkatkan Kesuburan
Perjalanan Ovum Pada Organ Reproduksi Perempuan
Perjalanan Ovum Pada Organ Reproduksi Perempuan
Berawal dari ovarium. Ovum berasal dari ovarium atau indung telur. Ada dua ovarium dalam tubuh wanita, yakni di kanan dan kiri. Dalam ovarium yang hanya sebesar ibu jari ini terdapat puluhan ribu ovum. Saat lahir saja, wanita sudah memiliki 750.000 ovum yang terus berkurang seiring bertambahnya usia ovarium hingga akhirnya punah saat menopause.
“Ditangkap” Fimbria. Setiap bulan, Ooganium atau sel telur muda berebut menuju ke saluran tuba falopi. Jika behasil masuk, akan ditangkap oleh fimbria, organ di ujung tuba falopi yang berbentuk seperti tangan dan diarahkan ke tuba falopi.
Santai di tuba falopi. Dalam saluran tuba falopi sepanjang 7,5-10 cm ini, terdapat silla atau sel yang ujungnya berbentuk seperti rambut yang bergerak mendorong ovum menuju rahim. Ovum akan bertahan selama satu hari di tuba falopi. Jika bertemu dengan sperma akan bersatu membentuk zigot.
Menempel terus di rahim. Zigot akan turun ke rongga rahim, lalu menempel di lapisan dindingnya dan berkembang menjadi janin. Dinding rahim terdiri dari miometrium-jaringan otot di bagian luar berupa otot polos berlapis tiga yang dapat berkontraksi dan berelaksasi dan endometrium-selaput lendir di bagian dalam. Bentuk rahim tidak selalu normal seperti buah pir atau avokad gepeng. Rahim juga bisa berbentuk:
- Uterus Septus, dri luar terlihat normal, tapi di dalamnya ternyata ada sekat, baik sebagian atau menyeluruh yang membagi rahim jadi dua bagian.
- Uterus Bikornis, menyerupai bentuk hati. Ada sekat di bagian dalamnya dan terlihat terbagi dua dari luar.
- Uterus Dildefis, bisa dikatakan ada dua rahim atau rahim ganda. Terkadang hingga ke bagian vaginanya ada sekatnya juga yang memisahkan vagina menjadi dua bagian.
Pintu perbatasan serviks. Antara rahim dan vagina, terdapat serviks atau leher rahim yang sempit sekali. Serviks ini seperti pintu yang bisa terkunci selama kehamilan sehingga janin tidak dapat melewatinya dan baru akan terbuka dan meregang saat proses persalinan. Serviks akan menghalangi bakteri dan virus dari luar masuk lebih dalam ke bagian organ reproduksi.
Lorong panjang vagina. Setelah melalui serviks, ovum akan sampai di lorong vagina. Panjang dinding depan dan belakang vagina tidak sama. Dengan posisi rahim ke arah depan, panjang dinding sekitar 7,5 cm dan dinding belakang sekitar 11,5 cm. Lorong berkerut-kerut ini juga bisa memanjang dan melebar bila ada rangsangan. Di ujung vagina, terdapat lubang atau liang vagina yang merupakan tempat keluarnya darah haid. Bila darah haid sudah keluar, beakhirlah perjalanan ovum. Perjalanan serupa akan terjadi setiap bulan.
Baca:
Proses Pembuahan Sel Telur oleh Sel Sperma
Hambatan Seks Pasca Nifas
Hambatan Seks Pasca Nifas
1. Kelelahan mengurus bayi. Terlihat dari: istri kelelahan (fatig) mengurus bayi, wajahnya lelah dan kuyu, sikapnya tidak antusias, penampilannya kurang terurus, emosinya mudah meledak dan selalu tidur lebih cepat.
Cara mengatasi:
- Hindari mengawali pembicaraan pada istri dengan nada menuduh, mengejek atau protes. Mulai dengan empati dan pengertian. "
- Bantu istri mengurus bayi. Anda pun akan ikut merasakan kelelahannya sehingga lebih berempati. Bila memang mendesak, usahakan pekerjakan pengasuh bayi untuk membantunya
- Berhubungan seksual bukan penetrasi belaka, namun merupakan ekspresi cinta terdalam. Tunjukkan kasih sayang Anda misalnya dengan perhatian, pelukan, kata-kata cinta, hadiah-hadiah kecil, sehingga kelelahannya terhibur dan romantismenya tumbuh lagi.
Cara mengatasi:
- Bicarakan dengan istri meski Anda harus perhatian, jangan lampiaskan dengan marah, mencari gara-gara atau menunjukkan "persaingan" dengan bayi.
- Ikut terlibat mengurus bayi, agar Anda memahami mengapa istri begitu menyukainya
- MInta bantuan orang ketiga untuk mengingatkan istri bahwa bukan hanya bayi baru yang perlu perhatian dan cinta, tapi suami pun membutuhkan atensinya.
Cara mengatasi:
- Bicarakan pad aistri mengenai perasaan tersebut.
- Untuk meyakinkan Anda tidak menyakitinya, tanyakan apakah ia kesakitan saat penetrasi, apakah pemanasan sudah cukup dan apakah posisi tertentu membuatnya tidak nyaman
- Kosultasikan dengan ahli bila masalah ini berlarut-larut atau temui psikolog untuk mengatasi trauma Anda
- Pemanasan yang cukup
- Memakai lubrikasi. Ini karena, trauma rasa nyeri saat bersalin dapat membuat istri cemas berlebihan. Rasa cemas menghambat pelumasan (lubrikasi). Akibatnya vagina kering, nyeri bahkan lecet akibat gesekan penis
- Bila ada sebab lain, misalnya infeksi pada dinding vagina (vaginitis) dan mulut rahim (servicitis) maka penanganannya adalah dengan mengonsumsi obat dari dokter
Sindroma Ovarium Polikistik
Sindroma Ovarium Polikistik
Polycystic Ovarian Syndrome atau Sindroma Ovarium Polikistik (SPOK) merupakan salah satu penyebab infertilitas karena kegagalan proses ovulasi, keluarnya sel telur dari indung telur.
Penyebabnya belum diketahui pasti, namun berhubungan dengan hiperandrogen (tingginya hormon androgen) pada wanita sehingga timbul gejala seperti berkumis, betis dan lengan berambut, rambut di kuduk dan bagian perut. Selain itu, diketahui juga berkaitan dengan kelainan metabolik, yaitu adanya resistensi hormon insulin (kondisi di mana sensitivitas insulin menurun sehingga tidak mampu menurunkan kadar glukosa darah). Biasanya akibat kelebihan berat badan sehingga terjadi penumpukan lemak yang berujung pada resistensi insulin.
Peluang Anda hamil lagi sangat tergantung diagnosis dan penanganan SPOK. Penanganan memerlukan pemeriksaan menyeluruh agar dapat diberikan terapi yang tepat. Pada prinsipnya, penanganannya adalah dengan perangsangan ovulasi melalui obat, pemberian metformin untuk mengatasi resistensi insulin, dan melakukan perubahan gaya hidup pada pasien obesitas. Pada kasus berat, di mana sudah terdapat penebalan dinding ovarium, akan dilakukan tindakan bedah berupa ovarian drilling lewat laparoskopi (teknik bedah yang dilakukan dengan membuat 2-3 lubang kecil berdiameter 5-10 mm di sekitar perut pasien) untuk membantu terjadinya ovulasi.
Polycystic Ovarian Syndrome atau Sindroma Ovarium Polikistik (SPOK) merupakan salah satu penyebab infertilitas karena kegagalan proses ovulasi, keluarnya sel telur dari indung telur.
Penyebabnya belum diketahui pasti, namun berhubungan dengan hiperandrogen (tingginya hormon androgen) pada wanita sehingga timbul gejala seperti berkumis, betis dan lengan berambut, rambut di kuduk dan bagian perut. Selain itu, diketahui juga berkaitan dengan kelainan metabolik, yaitu adanya resistensi hormon insulin (kondisi di mana sensitivitas insulin menurun sehingga tidak mampu menurunkan kadar glukosa darah). Biasanya akibat kelebihan berat badan sehingga terjadi penumpukan lemak yang berujung pada resistensi insulin.
Peluang Anda hamil lagi sangat tergantung diagnosis dan penanganan SPOK. Penanganan memerlukan pemeriksaan menyeluruh agar dapat diberikan terapi yang tepat. Pada prinsipnya, penanganannya adalah dengan perangsangan ovulasi melalui obat, pemberian metformin untuk mengatasi resistensi insulin, dan melakukan perubahan gaya hidup pada pasien obesitas. Pada kasus berat, di mana sudah terdapat penebalan dinding ovarium, akan dilakukan tindakan bedah berupa ovarian drilling lewat laparoskopi (teknik bedah yang dilakukan dengan membuat 2-3 lubang kecil berdiameter 5-10 mm di sekitar perut pasien) untuk membantu terjadinya ovulasi.
Faktor Penentu Kesuburan Pria
Faktor Penentu Kesuburan Pria
Kuantitas dan kualitas sperma berhubungan erat dengan kesuburan atau fertilitas pria. Jika sperma baik, maka peluangnya untuk bisa membuahi sel telur dan menghasilkan kehamilan, semakin besar. Yuk, cari tahu kriteria sperma yang baik dan cara mendapatkannya.
Mayoritas ketidaksuburan atau infetilitas pria disebabkan oleh gangguan fungsi organ reproduksi, sehingga sperma tidak memenuhi kriteria kesuburan pria menurut WHO (World Health Organization).
Jumlah, gerak dan bentuk. Sperma dihasilkan oleh buah zakar atau testis. Ketika seorang pria mengalami ejakulasi, maka sperma akan terdorong keluar. Dalam perjalanannya, sperma diberi cairan (semen) yang dihasilkan oleh kelenjar prostat dan kantung mani (vesika seminalis). Selain sebagai penghantar sperma, cairan ini juga berfungsi mempertahankan kondisi asam basa agar sperma bisa melawan keasaman vagina, serta sebagai sumber energi bagi pergerakan dan kehidupan sperma.
Testis sendiri dikelilingi oleh kantung testis (scrotum) yang berfungsi sebagai pelindung testis, sekaligus sebagai tempat mengatur suhu testis. Suhu testis, idealnya harus lebih rendah daripada suhu tubuh, yakni sekitar 34 ºC, agar bisa menghasilkan sperma-sperma yang baik. Itu sebabnya, kantung testis longgar agar testis bisa tergantung atau tidak melekat pada tubuh, berlekuk sehingga bisa membuang panas dengan mudah, serta tipis.
Untuk mengetahui kesuburan pria yang dikaitkan dengan kuantitas dan kualitas spermanya, maka pria yang bersangkutan akan diminta untuk menjalani serangkaian tes di laboratorium klinik kesuburan. Hasil tes tersebut, biasanya dibandingkan dengan kriteria kesuburan pria menurut WHO berikut:
* Volume. Ada 2 hingga 5 mililiter (ml) semen yang keluar dalam sekali ejakulasi. Warnanya putih keruh (putih mutiara) dengan kekentalan biasa atau normal, serta berbau khas, bukan busuk.
* Jumlah. Dalam setiap mililiter semen, terdapat lebih dari 15 juta ekor sperma. Kalau ada minimal 2 ml per ejakulasi, maka ada 30 juta ekor sperma yang berenang menuju sel telur agar terjadi pembuahan.
* Gerak (motilitas). Sperma yang dibutuhkan untuk pembuahan adalah yang memiliki gerak lurus minimal 30% dari keseluruhan sperma yang keluar.
* Bentuk. Untuk bisa masuk ke rahim dan mencapai sel telur, sperma juga harus memiliki bentuk normal minimal 15%. Sisanya, yang bentuknya tidak normal dan tidak punya gerak bagus, akan keluar lagi bersama semen.
Jika kriteria sperma sesuai dengan kriteria WHO tersebut, maka kesuburan pria yang bersangkutan dikatakan baik. Sebaliknya, jika ada kelainan jumlah, gerak, dan/atau bentuk, itu berarti sperma tidak normal dan pria yang bersangkutan dikatakan mengalami gangguan kesuburan.
Kuantitas dan kualitas sperma berhubungan erat dengan kesuburan atau fertilitas pria. Jika sperma baik, maka peluangnya untuk bisa membuahi sel telur dan menghasilkan kehamilan, semakin besar. Yuk, cari tahu kriteria sperma yang baik dan cara mendapatkannya.
Mayoritas ketidaksuburan atau infetilitas pria disebabkan oleh gangguan fungsi organ reproduksi, sehingga sperma tidak memenuhi kriteria kesuburan pria menurut WHO (World Health Organization).
Jumlah, gerak dan bentuk. Sperma dihasilkan oleh buah zakar atau testis. Ketika seorang pria mengalami ejakulasi, maka sperma akan terdorong keluar. Dalam perjalanannya, sperma diberi cairan (semen) yang dihasilkan oleh kelenjar prostat dan kantung mani (vesika seminalis). Selain sebagai penghantar sperma, cairan ini juga berfungsi mempertahankan kondisi asam basa agar sperma bisa melawan keasaman vagina, serta sebagai sumber energi bagi pergerakan dan kehidupan sperma.
Testis sendiri dikelilingi oleh kantung testis (scrotum) yang berfungsi sebagai pelindung testis, sekaligus sebagai tempat mengatur suhu testis. Suhu testis, idealnya harus lebih rendah daripada suhu tubuh, yakni sekitar 34 ºC, agar bisa menghasilkan sperma-sperma yang baik. Itu sebabnya, kantung testis longgar agar testis bisa tergantung atau tidak melekat pada tubuh, berlekuk sehingga bisa membuang panas dengan mudah, serta tipis.
Untuk mengetahui kesuburan pria yang dikaitkan dengan kuantitas dan kualitas spermanya, maka pria yang bersangkutan akan diminta untuk menjalani serangkaian tes di laboratorium klinik kesuburan. Hasil tes tersebut, biasanya dibandingkan dengan kriteria kesuburan pria menurut WHO berikut:
* Volume. Ada 2 hingga 5 mililiter (ml) semen yang keluar dalam sekali ejakulasi. Warnanya putih keruh (putih mutiara) dengan kekentalan biasa atau normal, serta berbau khas, bukan busuk.
* Jumlah. Dalam setiap mililiter semen, terdapat lebih dari 15 juta ekor sperma. Kalau ada minimal 2 ml per ejakulasi, maka ada 30 juta ekor sperma yang berenang menuju sel telur agar terjadi pembuahan.
* Gerak (motilitas). Sperma yang dibutuhkan untuk pembuahan adalah yang memiliki gerak lurus minimal 30% dari keseluruhan sperma yang keluar.
* Bentuk. Untuk bisa masuk ke rahim dan mencapai sel telur, sperma juga harus memiliki bentuk normal minimal 15%. Sisanya, yang bentuknya tidak normal dan tidak punya gerak bagus, akan keluar lagi bersama semen.
Jika kriteria sperma sesuai dengan kriteria WHO tersebut, maka kesuburan pria yang bersangkutan dikatakan baik. Sebaliknya, jika ada kelainan jumlah, gerak, dan/atau bentuk, itu berarti sperma tidak normal dan pria yang bersangkutan dikatakan mengalami gangguan kesuburan.
4 Risiko Kegagalan KB
4 Risiko Kegagalan KB
Pengalaman para pemakai alat kontrasepsi atau peserta program Keluarga Berencana (KB) sangat bervariasi: ada yang kaget, bingung, mulus-mulus saja tanpa masalah sedikit pun! Apa yang mungkin terjadi setelah Anda memakai alat kontrasepsi? Siapa yang saja berisiko mengalami masalah, cara mencegah atau meminimalkan risiko? Anda perlu tahu sehingga Anda bisa menemukan metode kontrasepsi yang tepat, yang sesuai dengan riwayat kesehatan, perencanaan keluarga, dan gaya hidup Anda.
1. Hamil alias gagal KB. Tiga alasan memilih memakai kontrasepsi, yakni menunda kehamilan, menjarangkan kehamilan, dan mencegah kehamilan atau tidak ingin hamil lagi karena merasa keluarga sudah lengkap. Jadi, bila terjadi kehamilan pada pengguna kontrasepsi maka, mungkin saja, cara pemakaiannya salah. Misalnya pil KB tidak diminum setiap hari. Anda sebaiknya tak perlu segan berkonsultasi pada dokter atau bidan saat memilih metode kontrasepsi.
Atau, metode kontrasepsi yang dipakai tidak efektif untuk orang yang bersangkutan. Misalnya ibu yang menggunakan metode LAM (Lactational Amenorrhoe Methode) sudah mendapat haid. Ada 3 syarat yang harus dipenuhi bila ingin menggunakan metoda LAM, yaitu menyusui secara penuh siang dan malam, belum mendapat haid, dan bayinya belum berumur 6 bulan.Jika salah satu syarat tidak bisa dipenuhi, maka ibu yang bersangkutan sebaiknya sudah merencanakan penggunaan metode kontrasepsi lain.
2. Perdarahan. Perdarahan di luar masa haid mungkin saja dialami oleh pemakai metode kontrasepsi hormon, seperti pil atau suntik KB pada bulan-bulan pertama pemakaian. Selain itu, perdarahan dan nyeri bisa juga terjadi setelah pemasangan spiral. Bila perdarahan hanya berupa vlek-vlek atau sedikit, maka gejala ini tidak berbahaya. Namuh, bila perdarahan banyak atau hebat, apalagi bila disertai gejala lain seperti sakit kepala, mata berkunang-kunang, dan mual atau sakit perut, maka Anda sebaiknya segera berkonsultasi pada dokter.
3. Perubahan pola haid. Biasanya dialami oleh pengguna kontrasepsi yang mengandung hormon-hormon, baik pil, suntikan, atau spiral yang mengandung hormon. Gangguan haid ini karena hormon yang dipakai bisa mengganggu atau mengubah pola-pola haid yang biasanya. Pemakaian suntikan hormon biasanya semakin lama membuat haid cenderung sedikit atau tidak haid sama sekali. Namun pemakaian pil KB yang teratur justru bisa membuat haid yang tadinya tidak beraturan menjadi lebih teratur karena susunan hormon-hormon dalam pil KB dibuat mirip dengan naik turunnya atau komposisi hormon sesuai pola haid. Sementara pada pemakai spiral, masa haid dapat menjadi lebih panjang dan darahnya banyak, terutama pada bulan-bulan pertama pemakaiannya. Kondisi ini normal. Namun bila Anda ragu, Anda dapat berkonsultasi pada dokter
4. Alergi atau iritasi. Rasa panas dan gatal timbul di daerah sekitar kemaluan? Bisa jadi ini gejala Anda alergi terhadap alat kontrasepsi yang Anda gunakan. Meski jarang, reaksi alergi bisa terjadi terutama pada orang yang sensitif terhadap bahan-bahan yang terkandung dalam obat atau pun alat kontrasepsi yang digunakan. Misalnya, alergi kondom lateks yang menimbulkan iritasi pada dinding vagina, atau alergi terhadap zat aktif dalam tisu KB. Karena pemakaian kontrasepsi sifatnya jangka panjang dan dipakai terus menerus maka, bila memang alergi, Anda sebaiknya memilih cara kontrasepsi lain. Tergantung bahan alat kontrasepsi apa yang membuat Anda alergi.
Pengalaman para pemakai alat kontrasepsi atau peserta program Keluarga Berencana (KB) sangat bervariasi: ada yang kaget, bingung, mulus-mulus saja tanpa masalah sedikit pun! Apa yang mungkin terjadi setelah Anda memakai alat kontrasepsi? Siapa yang saja berisiko mengalami masalah, cara mencegah atau meminimalkan risiko? Anda perlu tahu sehingga Anda bisa menemukan metode kontrasepsi yang tepat, yang sesuai dengan riwayat kesehatan, perencanaan keluarga, dan gaya hidup Anda.
1. Hamil alias gagal KB. Tiga alasan memilih memakai kontrasepsi, yakni menunda kehamilan, menjarangkan kehamilan, dan mencegah kehamilan atau tidak ingin hamil lagi karena merasa keluarga sudah lengkap. Jadi, bila terjadi kehamilan pada pengguna kontrasepsi maka, mungkin saja, cara pemakaiannya salah. Misalnya pil KB tidak diminum setiap hari. Anda sebaiknya tak perlu segan berkonsultasi pada dokter atau bidan saat memilih metode kontrasepsi.
Atau, metode kontrasepsi yang dipakai tidak efektif untuk orang yang bersangkutan. Misalnya ibu yang menggunakan metode LAM (Lactational Amenorrhoe Methode) sudah mendapat haid. Ada 3 syarat yang harus dipenuhi bila ingin menggunakan metoda LAM, yaitu menyusui secara penuh siang dan malam, belum mendapat haid, dan bayinya belum berumur 6 bulan.Jika salah satu syarat tidak bisa dipenuhi, maka ibu yang bersangkutan sebaiknya sudah merencanakan penggunaan metode kontrasepsi lain.
2. Perdarahan. Perdarahan di luar masa haid mungkin saja dialami oleh pemakai metode kontrasepsi hormon, seperti pil atau suntik KB pada bulan-bulan pertama pemakaian. Selain itu, perdarahan dan nyeri bisa juga terjadi setelah pemasangan spiral. Bila perdarahan hanya berupa vlek-vlek atau sedikit, maka gejala ini tidak berbahaya. Namuh, bila perdarahan banyak atau hebat, apalagi bila disertai gejala lain seperti sakit kepala, mata berkunang-kunang, dan mual atau sakit perut, maka Anda sebaiknya segera berkonsultasi pada dokter.
3. Perubahan pola haid. Biasanya dialami oleh pengguna kontrasepsi yang mengandung hormon-hormon, baik pil, suntikan, atau spiral yang mengandung hormon. Gangguan haid ini karena hormon yang dipakai bisa mengganggu atau mengubah pola-pola haid yang biasanya. Pemakaian suntikan hormon biasanya semakin lama membuat haid cenderung sedikit atau tidak haid sama sekali. Namun pemakaian pil KB yang teratur justru bisa membuat haid yang tadinya tidak beraturan menjadi lebih teratur karena susunan hormon-hormon dalam pil KB dibuat mirip dengan naik turunnya atau komposisi hormon sesuai pola haid. Sementara pada pemakai spiral, masa haid dapat menjadi lebih panjang dan darahnya banyak, terutama pada bulan-bulan pertama pemakaiannya. Kondisi ini normal. Namun bila Anda ragu, Anda dapat berkonsultasi pada dokter
4. Alergi atau iritasi. Rasa panas dan gatal timbul di daerah sekitar kemaluan? Bisa jadi ini gejala Anda alergi terhadap alat kontrasepsi yang Anda gunakan. Meski jarang, reaksi alergi bisa terjadi terutama pada orang yang sensitif terhadap bahan-bahan yang terkandung dalam obat atau pun alat kontrasepsi yang digunakan. Misalnya, alergi kondom lateks yang menimbulkan iritasi pada dinding vagina, atau alergi terhadap zat aktif dalam tisu KB. Karena pemakaian kontrasepsi sifatnya jangka panjang dan dipakai terus menerus maka, bila memang alergi, Anda sebaiknya memilih cara kontrasepsi lain. Tergantung bahan alat kontrasepsi apa yang membuat Anda alergi.
Saat Dinding Rahim Menebal Tidak Normal
Saat Dinding Rahim Menebal Tidak Normal
Penebalan dinding rahim di luar kebiasaan, harus diwaspadai! Bisa-bisa ini adalah gejala adanya kanker.
Dinding rahim (endometrium) bagian dalam termasuk sensitif. Begitu kadar hormon tubuh berubah (biasanya berkaitan dengan kacaunya siklus haid dan kehamilan), maka dia akan bereaksi, yakni menebal. Agar tak kecolongan jadi penyakit gawat, sebaiknya kita kenali cara kerjanya.
Persiapan pembuahan. Setiap siklus haid (21-35 hari), dinding bagian dalam akan menebal sampai ukuran tertentu. Ini adalah respons dari meningkatnya hormon progesterone dan estrogen pada saat ovulasi (keluarnya sel telur dari indung telur) dan sesudahnya. Penebalan dinding ini ibarat tubuh sedang mempersiapkan “lahan subur” untuk siap ditanami. Jadi, jika sampai terjadi pembuahan, maka dinding rahim sudah siap menjadi tempat tertanamnya bakal janin di sana dengan aman. Jika tidak ada pembuahan, dinding rahim itu akan luruh, dan keluar sebagai darah haid. Selanjutnya, dinding rahim menipis lagi. Nah, proses siklus haid ini merupakan sesuatu yang alami dan tak perlu dikhawatirkan.
Kondisi tidak normal. Sesuai dengan sifatnya yang peka, jika terjadi kondisi yang tidak normal seperti perubahan hormon, dinding rahim bagian dalam akan “berunjuk rasa.” Perubahan hormon tubuh bisa terjadi karena:
* Ada gangguan kesehatan, seperti mengidap diabetes, obesitas, atau gangguan yang mempengaruhi kelenjar pituitary (kelenjar di otak yang mempengaruhi hormon).
* Pemakaian obat-obatan yang mengandung estrogen dan progesteron.
* Stres yang berat dan berkesinambungan.
* Bentuk “unjuk rasa’ dinding rahim bisa beragam. Dari sekedar penebalan dinding rahim (endometrium hyperplasia), pembentukan polip dalam rahim, pembentukan sel-sel jaringan di luar rahim, sampai kanker rahim.
Lalu, bagaimana bunda yang bersangkutan menyadari adanya “unjuk rasa,” khususnya penebalan dinding rahim ini? Berikut tanda-tandanya:
* Berhentinya haid untuk beberapa bulan.
* Atau sebaliknya, keluarnya darah haid dari vagina bukan saatnya haid, dan jumlahnya lebih banyak dari biasanya.
* Keluarnya darah dari vagina pada wanita yang telah mengalami menopause.
Segera ke dokter! Jika Anda mengalami hal itu, sebaiknya segera ke dokter, pengobatannya tergantung tingkat penebalannya. Jika tidak berbahaya, bisa saja dilakukan kuretase, atau dengan pengobatan hormon. Namun, jika ditemukan sel-sel berbahaya (sel-sel kanker), maka mungkin perlu dilakukan histerektomi (pengangkatan rahim). Tapi, Anda jangan panik dulu. Lebih baik, konsultasikan segalanya pada dokter, lalu berpikir dan bertindaklah rasional.
Baca:
Endometriosis, Darah Haid Tidak Keluar Dan Mengendap.
Penebalan dinding rahim di luar kebiasaan, harus diwaspadai! Bisa-bisa ini adalah gejala adanya kanker.
Dinding rahim (endometrium) bagian dalam termasuk sensitif. Begitu kadar hormon tubuh berubah (biasanya berkaitan dengan kacaunya siklus haid dan kehamilan), maka dia akan bereaksi, yakni menebal. Agar tak kecolongan jadi penyakit gawat, sebaiknya kita kenali cara kerjanya.
Persiapan pembuahan. Setiap siklus haid (21-35 hari), dinding bagian dalam akan menebal sampai ukuran tertentu. Ini adalah respons dari meningkatnya hormon progesterone dan estrogen pada saat ovulasi (keluarnya sel telur dari indung telur) dan sesudahnya. Penebalan dinding ini ibarat tubuh sedang mempersiapkan “lahan subur” untuk siap ditanami. Jadi, jika sampai terjadi pembuahan, maka dinding rahim sudah siap menjadi tempat tertanamnya bakal janin di sana dengan aman. Jika tidak ada pembuahan, dinding rahim itu akan luruh, dan keluar sebagai darah haid. Selanjutnya, dinding rahim menipis lagi. Nah, proses siklus haid ini merupakan sesuatu yang alami dan tak perlu dikhawatirkan.
Kondisi tidak normal. Sesuai dengan sifatnya yang peka, jika terjadi kondisi yang tidak normal seperti perubahan hormon, dinding rahim bagian dalam akan “berunjuk rasa.” Perubahan hormon tubuh bisa terjadi karena:
* Ada gangguan kesehatan, seperti mengidap diabetes, obesitas, atau gangguan yang mempengaruhi kelenjar pituitary (kelenjar di otak yang mempengaruhi hormon).
* Pemakaian obat-obatan yang mengandung estrogen dan progesteron.
* Stres yang berat dan berkesinambungan.
* Bentuk “unjuk rasa’ dinding rahim bisa beragam. Dari sekedar penebalan dinding rahim (endometrium hyperplasia), pembentukan polip dalam rahim, pembentukan sel-sel jaringan di luar rahim, sampai kanker rahim.
Lalu, bagaimana bunda yang bersangkutan menyadari adanya “unjuk rasa,” khususnya penebalan dinding rahim ini? Berikut tanda-tandanya:
* Berhentinya haid untuk beberapa bulan.
* Atau sebaliknya, keluarnya darah haid dari vagina bukan saatnya haid, dan jumlahnya lebih banyak dari biasanya.
* Keluarnya darah dari vagina pada wanita yang telah mengalami menopause.
Segera ke dokter! Jika Anda mengalami hal itu, sebaiknya segera ke dokter, pengobatannya tergantung tingkat penebalannya. Jika tidak berbahaya, bisa saja dilakukan kuretase, atau dengan pengobatan hormon. Namun, jika ditemukan sel-sel berbahaya (sel-sel kanker), maka mungkin perlu dilakukan histerektomi (pengangkatan rahim). Tapi, Anda jangan panik dulu. Lebih baik, konsultasikan segalanya pada dokter, lalu berpikir dan bertindaklah rasional.
Baca:
Endometriosis, Darah Haid Tidak Keluar Dan Mengendap.
Apa Itu Inseminasi Buatan?
Apa Itu Inseminasi Buatan?
Inseminasi buatan adalah proses pembuahan dengan cara memasukkan sperma ke dalam rahim.
Bagaimana prosesnya?
* Empat sampai enam minggu sebelum jadwal inseminasi, calon ibu diminta minum pil hormonal untuk merangsang terjadinya ovulasi, yakni proses matang dan keluarnya sel telur.
* Pada hari-H, calon ayah diminta mengeluarkan sperma dengan cara masturbasi. Kemudian, sperma dicuci dan dipilih yang terbaik. Cairan yang berada di dalam sperma dibuang atau disisakan hanya sekitar 0,25 mililiter sebelum dimasukkan ke dalam rahim istri dengan bantuan kateter. Teknik ini disebut IUI (Intrauterine Insemination). Cara ini cukup mudah, tidak sakit dan tidak begitu mahal dibanding program bayi tabung.
* Setelah selesai, pasien dianjurkan tidur telentang selama 10–15 menit untuk memberi kesempatan sperma mencapai sel telur.
* Setelah 17 hari, dilihat apakah terjadi pembuahan atau tidak. Kalau gagal, pasangan dianjurkan mengulang lagi sampai empat kali. Kalau tetap gagal, pasangan dianjurkan mengikuti program bayi tabung.
Bagaimana tingkat keberhasilannya? Tergantung usia calon ibu. Semakin tua usia wanita, kualitas sel telur juga semakin kurang bagus. Selain itu, faktor-faktor seperti kualitas sel sperma, endometriosis yang parah dan adanya kerusakan pada saluran tuba di rahim, juga amat memengaruhi keberhasilan inseminasi buatan. Kesempatan hamil dengan program ini rata-rata berkisar 5-25%.
Inseminasi buatan adalah proses pembuahan dengan cara memasukkan sperma ke dalam rahim.
Bagaimana prosesnya?
* Empat sampai enam minggu sebelum jadwal inseminasi, calon ibu diminta minum pil hormonal untuk merangsang terjadinya ovulasi, yakni proses matang dan keluarnya sel telur.
* Pada hari-H, calon ayah diminta mengeluarkan sperma dengan cara masturbasi. Kemudian, sperma dicuci dan dipilih yang terbaik. Cairan yang berada di dalam sperma dibuang atau disisakan hanya sekitar 0,25 mililiter sebelum dimasukkan ke dalam rahim istri dengan bantuan kateter. Teknik ini disebut IUI (Intrauterine Insemination). Cara ini cukup mudah, tidak sakit dan tidak begitu mahal dibanding program bayi tabung.
* Setelah selesai, pasien dianjurkan tidur telentang selama 10–15 menit untuk memberi kesempatan sperma mencapai sel telur.
* Setelah 17 hari, dilihat apakah terjadi pembuahan atau tidak. Kalau gagal, pasangan dianjurkan mengulang lagi sampai empat kali. Kalau tetap gagal, pasangan dianjurkan mengikuti program bayi tabung.
Bagaimana tingkat keberhasilannya? Tergantung usia calon ibu. Semakin tua usia wanita, kualitas sel telur juga semakin kurang bagus. Selain itu, faktor-faktor seperti kualitas sel sperma, endometriosis yang parah dan adanya kerusakan pada saluran tuba di rahim, juga amat memengaruhi keberhasilan inseminasi buatan. Kesempatan hamil dengan program ini rata-rata berkisar 5-25%.
Subscribe to:
Posts (Atom)