Tuesday, November 24, 2009

Tak Haid Lagi = Menopause Dini?

Tak Haid Lagi = Menopause Dini?

Saya (23) belum menikah dengan BB 44 kg dan tinggi 155 cm. Saya punya masalah yang lama-lama mengganggu pikiran dan perasaan karena siklus haid saya terhenti sejak 3 tahun lalu. Tadinya, sih, saya pikir biasa-biasa saja, tapi, kok, ditunggu-tunggu sekian lama tak datang juga. Saya ngeri bakal tak memiliki keturunan kelak jika sudah menikah. Ke mana saya harus memeriksakan diri?

Adapun keluhan yang saya rasakan hanya kadang-kadang merasa pegal-pegal dan tiap awal bulan saya merasa sedikit nyeri perut seperti mau haid tapi ternyata tidak. Itupun paling-paling saya rasakan maksimal sehari hingga sama sekali tidak mengganggu aktivitas saya. Saya sangat menunggu saran dari Dokter. Sebelumnya siklus haid saya normal setiap bulan rata-rata berlangsung 7 hari. Yang ingin saya tanyakan, apa yang dimaksud dengan menopause dini? Mungkinkah saya mengalami hal yang dimaksud?

Rini - Wonogiri

Nona Rini di Wonogiri. Dari data yang Anda berikan, tampaknya Anda mengalami kelainan haid yang disebut amenorea sekunder, artinya haidnya berhenti setelah pernah mengalami haid.

Penyebabnya bisa karena gangguan pusat pengendali hormon yang ada di otak, kerusakan indung telur, atau ada kelainan pada rahim. Sebaiknya Anda berkonsultasi dengan spesialis kandungan yang bekerja di Subbagian Endokrinologi Reproduksi FK UNDIP/RS Dr. Kariadi, Semarang.

Pemeriksaan yang akan dilakukan antara lain berupa tanya jawab (anamnesis) tentang riwayat haid, penyakit, pekerjaan dan stres yang pernah dialami. Kemudian dokter akan memeriksa fisik, misalnya apakah ada cairan susu yang keluar (galaktorea), atau tidak berkembangnya tanda seks sekunder, atau mungkin ada benjolan di perut bawah. Selanjutnya dilakukan pemeriksaan diagnostik penunjang, misalnya USG kandungan, analisa hormon, atau bahkan foto kepala (Rontgen, CT-sac atau MRI). Kelainan ini tidak boleh dibiarkan, karena bisa berdampak buruk bagi kesehatan selanjutnya. Jangan lupa, berkonsultasi/memeriksakan diri, ya.

ASI Sangat Sedikit

ASI Sangat Sedikit

Dok, saya (23) BB 55 kg TB 155 cm, 2 bulan lalu menjalani operasi sesar. Hal ini dilakukan karena tidak ada pembukaan padahal saya sudah diinduksi selama 11 jam. Ditambah usia kandungan sudah masuk 42 minggu. Karena takut terjadi hal yang membahayakan, akhirnya saya menerima usulan dokter untuk dioperasi sesar. Padahal, saya dan suami sangat menginginkan kelahiran secara normal. Mungkin karena operasi sesar maka ASI saya yang keluar sangat sedikit. Beberapa teman saya juga mengalami hal sama. Benarkah pendapat ini, kenapa demikian?

Apa yang harus saya lakukan agar ASI dapat keluar dengan baik? Katanya kalau anak tidak atau kurang diberi ASI kecerdasan dan imun tubuhnya akan berkurang, benarkah? Bila saya hamil lagi saya ingin melahirkan secara normal, apa yang harus saya lakukan, apakah perlu melakukan pemeriksaan dalam, seperti rontgen? Atas jawabannya saya ucapkan banyak terima kasih.

Yuli - Jakarta

Sukses memberikan ASI memerlukan 10 langkah nyata dari ibu, suami, dan rumah sakit dimana Ibu melahirkan. Misalnya, harus segera melakukan proses menyusui dalam 30 menit pertama sejak bayi lahir, tidak memberikan cairan apa pun selain ASI, melakukan rawat gabung 24 jam (bayi selalu berada di sisi ibunya), suami berperan aktif dalam proses menyusui, tidak memberikan dot, rumah sakit membuat surat keputusan bahwa di rumah sakit ini tidak ada program pemberian susu botol kecuali pada bayi sakit (dengan alasan), dan lainnya.

Operasi sesar menimbulkan masalah dalam menyusui, misalnya bayi tidak segera dapat mengisap puting susu ibunya, mobilisasi ibu terbatas karena rasa nyeri pascaoperasi dan tidak semua rumah sakit siap menghadapi masalah tersebut. Ibu masih bisa menyusui dengan baik, tetapi memerlukan kerja keras untuk menghadapi kendala yang ada. Lakukan cara menyusui dengan baik dan benar, misalnya buat suasana menyusui terasa nyaman, jangan menjepit daerah areola mammae dengan jari Ibu pada saat menyusui, mulut bayi harus tegak lurus dengan puting susu, kulit perut bayi harus bertemu dengan perut Ibu (leher bayi berada dalam posisi yang nyaman saat menyusui), menyusui tanpa jadwal (setiap bayi inginkan Ibu siap memberikan ASI), tidak memberikan cairan selain ASI, dan Ibu memenuhi kebutuhan makanan dan minuman yang baik dan sehat.

Ibu dapat mengunjungi klinik laktasi yang ada di Jakarta untuk mendapat bimbingan cara menyusui yang baik dan benar. Ibu masih ada kesempatan untuk dapat melahirkan normal, misalnya jarak kehamilan berikutnya lebih dari satu tahun, dan perbandingan berat janin dengan ukuran rongga panggul normal. Semua itu dapat dinilai pada kehamilan mendatang. Ibu jangan terlalu khawatir, dan lakukan pemeriksaan teratur pada dokter spesialis kebidanan dan kandungan. Terima kasih atas pertanyaannya.

Gatal & Asma Kambuh Saat Hamil

Gatal & Asma Kambuh Saat Hamil

Saya sedang hamil anak kedua dengan usia kehamilan 8 bulan. Pada dasarnya sejak lama saya menderita asma yang selama kehamilan kok jadi makin parah. Selain itu saya pun jadi sensitif sekali. Udara panas sedikit saja seluruh badan rasanya jadi gatal-gatal. Kata dokter kulit yang memeriksa sih, saya alergi yodium. Saya tak bisa percaya sepenuhnya, apalagi ia tak melakukan tes apa pun. Apa benar kondisi ini muncul semata-mata karena hormon kehamilan? Ataukah karena pengaruh makanan yang saya konsumsi? Oh ya, Dok, berat saya sebelum hamil sekitar 43 kg dan sekarang naik jadi 50 kg untuk tinggi 160 cm. Mohon penjelasan Dokter dan terima kasih sebelumnya.

Heni - Pondok Gede

Dari data berat dan tinggi badan sebelum hamil, maka dapat dikategorikan Anda mengalami kekurangan gizi dengan indeks massa tubuh sebesar 16,8 (normalnya 18,5­25). Kenaikan BB sebesar 7 kg untuk usia kehamilan 8 bulan tentunya belum mencukupi. Untuk keadaan Anda, sebaiknya minimal kenaikan berat badan mencapai 11 kg. Mungkin sering kambuhnya asma Anda selama hamil yang menyebabkan kurangnya kenaikan berat badan ini.

Sebenarnya, karena telah mengetahui mengidap asma, sejak awal kehamilan Anda perlu berkonsultasi dengan dokter untuk tetap mengonsumsi obat asma yang biasa diminum dengan dosis di bawah pengawasan dokter sehingga tidak membahayakan janin dalam kandungan. Kenapa demikian? Karena asma biasanya akan kambuh saat seseorang tengah mengalami stres. Kehamilan sendiri merupakan salah satu bentuk stres bagi badan Anda.

Dengan mengonsumsi obat asma secara teratur, diharapkan asma Anda tidak akan kambuh secara berulang. Kambuhnya asma menyebabkan kalori tubuh Anda terutama digunakan untuk mengatasi keadaan tersebut, hingga tidak bisa menaikkan berat badan.

Sedangkan alergi pada kulit yang juga Anda keluhkan tentunya dapat dikaitkan dengan kondisi tubuh Anda yang kurang prima selama kehamilan. Pada dasarnya penyebab asma dan alergi sama, yaitu sensitif secara berlebihan terhadap benda asing berupa makanan, cuaca ataupun stres. Selain tetap harus berkonsultasi dengan dokter, diharapkan dengan mengonsumsi makanan yang tinggi kalori (nasi ataupun penggantinya) dan tinggi protein (daging dan susu serta lainnya yang tidak menimbulkan alergi), keadaan Anda tentunya akan membaik.

ASI Tak Keluar Gara-gara Stres

ASI Tak Keluar Gara-gara Stres

Dokter , saya (29) ibu seorang anak perempuan usia 2 tahun yang beberapa minggu lalu melahirkan anak kedua, juga perempuan. Saat mengandung anak pertama saya benar-benar merasa fit, bahkan rasanya lebih sehat dibanding sewaktu belum hamil. Saya nyaris tak mengalami keluhan apa pun sepanjang kehamilan.

Hanya saja pada kehamilan kedua justru sebaliknya. Selera makan saya payah: makan sedikit meski sudah saya paksa-paksa. Minum susu pun rasanya ogah karena selalu malah pengen muntah. Mungkin ini, ya, Dok yang menyebabkan bayi pertama saya lahir sehat dengan berat 3,5 kg dengan panjang 52 cm. Sedangkan anak kedua cuma 3,2 kg dengan panjang 50 cm yang 3 hari setelah lahir terpaksa dirawat karena terkena sakit kuning.

Saya sedih tak bisa membawanya pulang. Ia dirawat selama 16 hari karena kadar bilirubinnya dari hari ke hari makin meninggi dan sempat mencapai angka 19,6. Dok, saya juga jadi stres karena gara-gara lelah fisik harus bolak-balik RS dan rumah menggunakan kendaraan umum, serta dibayangi rasa sedih tadi, ASI saya malah tak keluar sama sekali.

Masih memungkinkankah bagi saya untuk mengupayakan ASI membanjir seperti ketika menyusui anak pertama dulu? Makanan apa saja yang bisa membantu keinginan saya untuk memberikan ASI pada si kecil? O ya, Dok BB saya sebelum hamil 48 kg dan menjelang persalinan 55 kg untuk tinggi 157 cm. Apakah kenaikan BB yang sedikit ini yang ikut berpengaruh anak saya terkena kuning? Atas jawaban/penjelasan Dokter saya ucapkan banyak terima kasih.

Anastasia - Jakarta

Ibu Anastasia di Jatinegara, jangan terlalu menyalahkan diri sendiri karena kondisi di awal-awal persalinan tak memungkinkan Anda untuk selalu dekat dengan putri kedua. Menurut data berat dan tinggi badan sebelum hamil, sebetulnya keadaan gizi Ibu baik/normal, lo. Indeks massa tubuh berada di antara 18,5­25.

Walaupun kenaikan berat badan Ibu selama hamil tidak mencapai 10 kg, namun bayi Ibu mempunyai berat dan panjang lahir yang normal. Sementara meningginya kadar bilirubin bayi Ibu sehingga memerlukan perawatan di rumah sakit disebabkan karena belum berfungsinya sel-sel hati secara normal.

Saya bisa merasakan kecemasan dan kerepotan Ibu harus bolak-balik ke rumah sakit, hingga tidak menghiraukan kondisi badan Ibu yang masih lemah setelah proses melahirkan. Akibatnya, ASI tidak keluar sama sekali. Jangan kelewat khawatir, Bu. Sebaiknya rangsang kembali produksi ASI Anda dengan cara memompa payudara Ibu untuk menggantikan rangsang isap dari mulut bayi. Rangsangan tersebut dapat mengaktifkan kembali produksi ASI. Jangan lupa untuk mengonsumsi makanan yang kaya kalori dan protein serta sayur dan buah sebagai bahan produksi ASI.

Pentingnya Asam Folat Bagi Kehamilan

Pentingnya Asam Folat Bagi Kehamilan (1)

Foto: Eng Naftali

Sebagai salah satu zat gizi, asam folat dikenal sebagai bahan tambahan penting dalam suplemen bagi ibu hamil. Mengapa ia diperlukan?

Seringkali kita mendengar, dalam produk susu ibu hamil ditambahkan asam folat yang penting bagi pertumbuhan janin. Begitu pula ketika berkonsultasi dengan dokter kandungan maupun bidan, diberikan suplementasi multivitamin yang juga mengandung asam folat.

Jamaknya pemberian asam folat bagi ibu hamil tentu saja bukan tanpa alasan. Sebagaimana suplementasi zat gizi yang lain, asam folat diberikan dalam jumlah yang dibutuhkan oleh ibu hamil.

Bukan hanya sebagai zat gizi yang dibutuhkan oleh janin, karena pada dasarnya asam folat juga dibutuhkan dalam kondisi tidak hamil atau sehari-hari. Namun pada kondisi kehamilan maupun persiapan kehamilan, wanita sebaiknya memenuhi kebutuhan asam folatnya.

“Prinsipnya, ibu hamil bertanggung jawab untuk mencukupkan kebutuhan dirinya sendiri akan asam folat sebagai persiapan melahirkan dan menyusui, berikut kebutuhan bayinya,” demikian ditegaskan kembali oleh Pritasari S.KM., M.Sc , konsultan gizi dari Politeknik Kesehatan Departemen Kesehatan Jakarta II.

Mengapa asam folat dibutuhkan, berapa jumlah yang dibutuhkan dan darimana sumbernya? Berikut yang perlu diketahui mengenai asam folat.

Mengurangi Risiko Anemia dan Kecacatan

Asam folat sebenarnya adalah bagian dari vitamin B kompleks. Ya, dari bermacam komposisi vitamin B kompleks, salah satunya ada yang dikenal sebagai vitamin B9 atau folacin , dan asam folat merupakan bentuk alaminya.
Namun dalam perkembangannya, asam folat lebih dikenal sebagai unsur tersendiri karena fungsi utamanya yang cukup dominan. Artinya, meski termasuk kelompok vitamin B kompleks, ia lebih dikenal sebagai asam folat karena merupakan zat gizi yang vital.

Vitamin larut air yang banyak dibutuhkan tubuh manusia ini, sangat berperan dalam berbagai proses metabolisme. Pada sel tubuh manusia, asam folat dibutuhkan sebagai co-enzim dalam metabolisme asam amino. Bahan penting yang dibutuhkan sel-sel dalam pembentukan struktur tubuh janin.

Pada kondisi umum, anak-anak dan orang dewasa membutuhkan asam folat untuk memroduksi sel darah merah sehingga meningkatkan kadar Hb dan mencegah anemia.

Sedangkan pada kondisi kehamilan, asam folat bertambah penting karena perannya dalam pembentukan sel-sel DNA dan RNA sebagai cikal bakal pertumbuhan seorang anak. Sebagai co-enzim , asam folat memiliki andil dalam pemindahan atom dan seterusnya, bertanggung jawab membuat metabolisme asam amino dalam sel berjalan baik. Sel-sel yang berbahan dasar protein tersebut, bisa bertumbuh seperti seharusnya.

Asam folat juga sangat penting karena sifatnya menghambat secara signifikan zat teratogenik (bersifat pengganggu pembentukan sel jaringan janin), ini dapat menekan kelainan pada janin terutama di periode pembentukan janin pada masa kehamilan.

Meski tak bisa dikatakan sebagai satu-satunya pencegah kecacatan janin, namun paling tidak asam folat mampu mereduksi efek zat-zat yang merusak atau menghambat pertumbuhan janin seperti radikal bebas, zat artifisial yang tidak aman, racun dan polutan. Tanpa adanya asam folat, zat-zat teratogenik semakin tak terbendung merusak dan mengganggu proses dalam inti sel-sel yang sedang bertumbuh. Logikanya kalau zat yang mereduksi efek teratogenik kurang, maka kerusakan yang ditimbulkan akan semakin buruk.

Makanan Sumber Asam Folat

Memang selama ini asam folat lebih dikenal sebagai tambahan atau suplementasi dalam susu. Namun sebenarnya asam folat sendiri secara alami terkandung dalam makanan sehari-hari kita, seperti sayuran hijau, hati, daging, kacang, biji, dan sebagainya.

Dan, menurut tabel nutrisi makanan Indonesia, kandungan asam folat yang tinggi terkandung dalam hati ayam, rumput laut, kacang merah, dan kacang kedelai.

Berapa yang harus dikonsumsi? Menurut jurnal medis, ibu hamil sebaiknya mengonsumsi asam folat setidaknya 300 m gram perhari. Ini juga merupakan cara untuk menekan risiko kelainan tabung syaraf NTDs (neural tube defects ) hingga 70 persen kelahiran. Kelainan sejak lahir ini termasuk ketidaksempurnaan perkembangan otak (anencephaly ) dan tulang belakang (spina bifida ).

Untuk memenuhi angka ini, tidak harus dengan suplementasi (tablet). Namun dari makanan sehari-hari juga bisa memenuhi kebutuhan asam folat, hanya tinggal mengganti beberapa lauk atau pilihan bahan makanan yang kaya asam folat. Misal, lauk pilih yang tinggi folat seperti hati atau daging merah. Atau, bila dahulu terbiasa memakan tempe/tahu, kini bisa ditambahkan pula snack bubur kacang hijau ataupun susu kedelai serta sayuran.

Prinsipnya sama dengan gizi seimbang namun ditekankan memilih bahan makanan yang tinggi folat.

Pentingnya Asam Folat Bagi Kehamilan (2)

Foto: Eng Naftali

Konsumsi Kombinasi

Nah, karena vitamin B termasuk vitamin yang larut air, mengolah makanan mengandung asam folat juga sebaiknya memperhatikan banyaknya kuah yang dipergunakan. Jangan membuat sayur atau makanan dengan kuah yang terlalu banyak. Kalau kuahnya terlalu banyak, asam folatnya akan terbuang percuma. Bila perlu, cukup tumis saja dengan kuah yang sangat sedikit, sehingga air dan makanannya terkonsumsi semua.

Dan, sebaiknya, konsumsi juga kuahnya, karena akan lebih banyak kandungan asam folat di dalam kuah tersebut.

Memaksimalkan asupan asam folat juga bisa dilakukan dengan mengombinasi konsumsi makanan dengan sumber asam folat lain. Misalnya, mengonsumsi sayuran hijau dengan snack kacang-kacangan, lauk hati ayam dengan sayuran hijau, mengombinasikan makanan berbahan aneka kacang-kacangan, dan sebagainya.

Bila makanan alami ini dikonsumsi dengan takaran dan pengolahan makanan yang tepat, ke­butuhan asam folat tak harus ditambah dengan mengonsumsi susu yang difortifikasi asam folat.

Mengingat pentingnya fungsi dari asam folat di trimester pertama kehamilan, sebaiknya wanita memenuhi kebutuhan asam folatnya setiap hari meski tidak sedang merencanakan untuk mengandung. Begitu pula setelah mengandung dan menyusui.

“Sebenarnya asam folat dibutuhkan sedari hamil hingga menyusui. Karena sejak dalam proses trimester pertama itulah dasar dibentuknya sel-sel janin dan itu tidak berhenti hingga masa menyusui, sehingga bisa dikatakan hamil-menyusui itu satu paket,” ungkap Pritasari.

Apalagi bagi wanita hamil yang pada beberapa kasus rentan mengalami anemia, makanan sumber asam folat seperti hati ayam yang mengandung protein dan zat besi (Fe), juga dapat mencegah anemia.

Konsumsi Tepat Asam Folat

Mengupayakan konsumsi makanan mengandung asam folat penting bagi ibu hamil dan menyusui. Berikut tips dari Pritasari agar tepat mengonsumsi makanan penyuplai asam folat!

Konsumsi kombinasi kacang-kacangan setiap hari, setidaknya 3 kali menu kacang-kacangan dalam sehari.

Upayakan asupan 3 kali lauk hewani dalam sehari. Bila dirasa mahal, pilih yang terjangkau harganya, tambahkan menu kacang-kacangan (wajib).

Lauk hati bisa digantikan daging merah bila merasa bosan.

Masukkan sumber kacang-kacangan dalam pola makan sehari-hari.

Sayuran bukan hanya baik sebagai sumber asam folat namun seratnya juga bermanfaat memperlancar BAB. Jadi konsumsi sayuran setiap hari, khususnya ketika memasuki trimester kedua dan ketiga kehamilan dimana sering terjadi masalah saluran cerna.

Laili Damayanti


Makanan Untuk Percepat Kehamilan

Makanan Untuk Percepat Kehamilan

Saya (34) baru saja menikah dan ingin segera hamil. Menurut pemeriksaan dokter, kondisi kesehatan suami dan saya baik-baik saja. Yang diperlukan cuma memerhatikan makanan dan jangan stres. Sayangnya saya lupa tanya makanan
apa saja yang bisa mempercepat kehamilan. Mohon jawaban Dokter. Oh ya, TB
saya 166 cm dan BB 54 kg.

Winny - Surabaya

Ibu Winny di Surabaya,
selamat menempuh hidup baru! Saya dapat mengerti mengapa Ibu begitu ingin segera hamil. Syukurlah bila dokter mengatakan bahwa kesehatan Ibu dan suami baik-baik saja. Data yang Ibu berikan juga menunjukkan bahwa BB Ibu
saat ini cukup ideal terhadap TB Ibu.

Untuk makanan yang bisa mempercepat kehamilan, sepengetahuan saya belum ada makanan khusus yang bisa mempunyai manfaat seperti itu. Yang ada adalah makanan yang dapat mempersiapkan kondisi tubuh Ibu untuk siap hamil, yaitu makanan dengan pola gizi seimbang.

Usahakan Ibu dapat teratur makan setiap hari yang terbagi dalam 3 kali makan besar dan 2 kali selingan. Setiap kali makan diusahakan dapat mengandung zat gizi yang lengkap (karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral serta air) yang dapat diperoleh dari beraneka ragam bahan makanan. Selain itu, usahakan untuk tidak mengonsumsi bahan-bahan yang tidak sehat seperti minuman beralkohol, rokok, dan sejenisnya.

Glukolin Tidak Bisa Gantikan ASI / PASI

Glukolin Tidak Bisa Gantikan ASI / PASI

Putra saya berumur 4,5 bulan dengan BB 7 kg dan tinggi 67 cm. Sewaktu lahir BB 2,75 kgdan tinggi 48 cm. Sekarang ia gemar sekali minum air putihdalam botol dotukuran 60 ml dengan campuran glucolin 1/2 sendok teh. Walaupun gemar minum air putih, tapi susu formula tetap diminumnya dengan ukuran 110 ml. Yang ingin saya tanyakan apakah benar bahwa bayi tidak perlu diberi minum air putih? Karena saya pernah menjumpai salah seorang dokter anak yang mengatakan bayi tidak perlu diberi minum air putih, karena susu sudah mengandung air putih. Namun karena khawatir putra saya akan mengalami panas dalam dan susah BAB, jadi saya tetap memberinya minum air putih.

Sampai saat ini putra saya belum bisa tengkurap. Apakah hal tersebut normal, Dok? Meski saya melatihnya dengan menengkurapkannya setiap hari kira-kira 5-10 menit. Sebagai informasi, putra saya sudah diberi makanan tepung satu hari 1x. Bolehkah diberi 2x sehari? Terima kasih atas perhatian Dokter dan saya tunggu jawabannya.

Riesna ­- Banten

Yth Ibu Riesna, berdasarkan data BB serta PB-nya, tampak pertumbuhan putra Ibu cukup baik. Perkembangan motorik anak usia 4 bulan antara lain sudah dapat menegakkan kepala jika didudukkan. Ini adalah salah satu petanda si kecil sudah siap menerima makanan pendamping ASI (MP-ASI).

Jika putra Ibu saat ini hanya mendapatkan ASI, sebaiknya diteruskan sampai usia 6 bulan. Akan tetapi jika sudah mendapat PASI (susu formula), boleh mulai diberi MP-ASI (bubur tepung yang frekuensinya bertahap ditingkatkan menjadi 3x sehari).

Mengenai pemberian air putih, dapat dibiasakan sejak bayi, terutama jika mengalami sembelit (susah buang air besar). Namun jangan ditambahkan glukolin karena rasa manis tersebut akan membuat bayi merasa kenyang dan dikhawatirkan akan mengurangi asupan ASI/PASI atau MP-ASInya. Selain itu air dan glukolin tidak dapat menggantikan ASI/PASI yang mengandung zat nutrisi dalam komposisi yang lengkap dan seimbang.

Tak Kunjung Haid

Tak Kunjung Haid

Dokter, saya (31) dengan TB 150 cm dan BB 48 kg, melahirkan secara normal pada Desember 2005. Kemudian, saya memakai KB pil cerazette yang katanya cocok untuk saya yang sedang menyusui. Setelah berhenti menyusui, saya tetap menggunakan pil cerazette hingga sekarang. Tapi dari pertama minum pil hingga sekarang saya belum haid. Apakah ini normal? Kapan saya bisa menstruasi? Apakah harus ganti pil KB? Kondisi saya hingga sekarang biasa-biasa saja. Demikian Dok, saya ucapkan terima kasih atas jawabannya.

Linawati ­ Bandung

Pil KB cerazette hanya untuk ibu menyusui karena mengandung satu jenis hormon saja, yaitu progesteron. Setelah berhenti menyusui sebaiknya pakai pil KB kombinasi yang mengandung estrogen dan progesteron agar siklus haid Ibu menjadi normal. Bila hanya mengandung progesteron, mungkin saja haid Ibu akan berhenti sementara dan Ibu sulit hamil. Sebaiknya Ibu beralih ke pil kombinasi dan merencanakan hamil kembali pada Januari 2008 karena interval terbaik untuk hamil adalah 2­4 tahun dan sebaiknya terjadi pada umur 20­30. Saat ini usia Ibu sudah 31, jadi jangan terlalu lama memakai KB. Semakin tua, semakin tinggi risiko untuk mendapat anak dengan cacat bawaan dan juga semakin banyak risiko penyulit kehamilan dan persalinan. Terima kasih atas pertanyaannya.

Cairan Vagina Bau Amis

Cairan Vagina Bau Amis

Saya (26) ibu seorang bayi berusia 9 bulan. Setelah melahirkan anak pertama, cairan yang keluar dari vagina saat berhubungan intim terkadang berbau amis. Apa penyebabnya, Dok? Padahal setelah buang air kecil saya selalu keringkan vagina dengan tisu agar tak lembap. Selain itu, kadang muncul bintik seperti jerawat dan terasa gatal. Saya pernah menggaruknya sehingga lecet. Tapi kadang bintik itu hilang sendiri. apakah ini pertanda penyakit? Bagaimana mengatasinya? Atas penjelasan Dokter, saya ucapkan terima kasih.

Ayu ­- Klaten

Dari cerita Ibu, tampaknya telah terjadi infeksi di daerah vagina dan mulut rahim. Sebaiknya Ibu berkonsultasi pada dokter kandungan untuk memeriksa organ kandungan. Beberapa pemeriksaan yang dapat dilakukan antara lain biakan kuman dari vagina dan uji Pap's smear pada mulut rahim. Dari biakan kuman akan diketahui jenis kuman yang ada dan obat apa yang cocok. Sedangkan dari Pap's smear akan diketahui perubahan abnormal dari sel-sel permukaan dan saluran mulut rahim. Cairan yang berbau amis itu abnormal, apalagi bila warnanya kehijauan atau mengandung darah.

Pencegahan juga merupakan hal penting yang harus diperhatikan, misalnya jangan sembarangan memakai air untuk membersihkan kelamin pascaberkemih, buang air besar, atau pascahubungan intim. Biasakan sebelum berintim-intim mandi dulu dan setelahnya cuci bersih dengan air mengalir. Kertas tisu mengandung zat pemutih yang mungkin saja menimbulkan efek negatif bagi kulit.

Mengenai bintik-bintik kecil seperti jerawat biasanya disebabkan infeksi bakteri pada kelenjar rambut atau kelenjar keringat. Bila seperti melepuh, mungkin Ibu terkena infeksi virus herpes. Sebaiknya Ibu berobat ke dokter kandungan, melakukan biakan kuman dari vagina, dan mungkin memeriksa darah untuk melihat apakah Ibu sudah terkena virus herpes. Terima kasih banyak atas pertanyaannya.

Perlukah USG Setiap Bulan?

Perlukah USG Setiap Bulan?

Dok, saya (35) sedang hamil tiga bulan. Saya rutin memeriksakan kondisi kandungan untuk mengetahui apakah kondisi janin saya baik-baik saja. Setiap konsultasi dengan dokter kandungan, saya pasti menjalani pemeriksaan USG. Yang ingin saya tanyakan, seberapa penting dan seberapa perlukah pemeriksaan USG? Apakah memang setiap periksa kehamilan harus menjalani USG? Apakah ada efeknya bila selalu menjalani USG? Kalau tanpa USG, apakah kita bisa mengetahui kondisi janin dalam keadaan baik atau tidak? Satu hal lagi, dari segi biaya pemeriksaan USG juga relatif mahal. Adakah alternatif lain selain menjalani pemeriksaan USG agar biaya yang kita keluarkan tidak terlalu membengkak? Mohon saran-sarannya.

Siti -­ Tangerang, Banten

Pemeriksaan USG dilakukan hanya atas indikasi medis. Di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta, sebagai rumah sakit pendidikan, kami melakukan pemeriksaan USG minimal 3 kali, yaitu bila pasien pertama kali datang belum pernah dapat USG, pada kehamilan 10­14 minggu, dan pada kehamilan 18­20 minggu. Pemeriksaan selanjutnya hanya dilakukan atas indikasi medis. Pada praktik pribadi, saya sendiri melakukan pemeriksaan USG setiap pasien kontrol kehamilan, tanpa menarik biaya tambahan, kecuali ada indikasi medis seperti di RSPAD. Hal ini saya lakukan terutama untuk memantau pertumbuhan janin dan volume cairan ketuban.

Bila Ibu keberatan soal biaya, katakan langsung pada dokter Ibu agar dokter bisa memilih pemeriksaan USG yang sangat esensial untuk dilakukan (pada kehamilan 18­22 minggu). Cara lain untuk memantau kesejahteraan janin adalah pertambahan tinggi rahim yang sesuai umur kehamilan, gerak janin harian (mulai dipantau setelah kehamilan 28 minggu), denyut jantung janin, dan kesehatan Ibu. Terima kasih atas pertanyaannya.