Judul Buku: Memuliakan Masjid dan Larangan Menjadikan Kubur sebagai Tempat Ibadah
Bab 1: Hadis Pertama - Perintah Membersihkan dan Memberi Wewangian pada Masjid
Teks Hadis: Dari Aisyah radhiyallahu 'anha, ia berkata: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkan untuk membangun masjid di perkampungan, dan agar dibersihkan serta diberi wewangian." (HR. Abu Dawud no. 455. Dinilai shahih oleh Al-Albani)
Penjelasan Hadis: Hadis ini menunjukkan perhatian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam terhadap kesucian dan kenyamanan masjid sebagai rumah Allah. Beliau tidak hanya memerintahkan pembangunannya, tetapi juga menekankan perawatan, kebersihan, dan penyemprotan wewangian sebagai bentuk penghormatan terhadap tempat ibadah.
Ayat Al-Qur'an yang Berkaitan: "Sesungguhnya yang memakmurkan masjid-masjid Allah hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian..." (At-Taubah: 18)
Tafsir Singkat: Ibnu Katsir menafsirkan bahwa yang dimaksud "memakmurkan" masjid meliputi membangunnya, merawatnya, membersihkannya, mengisinya dengan shalat, dzikir, dan majelis ilmu.
Hikmah:
1. Masjid adalah pusat spiritual dan sosial umat Islam.
2. Kebersihan masjid mencerminkan kebersihan jiwa jamaahnya.
3. Wewangian menambah kenyamanan dan kekhusyukan ibadah.
Relevansi Saat Ini: Di zaman modern, banyak masjid dibangun megah namun perawatannya minim. Hadis ini menjadi pengingat pentingnya perawatan dan kebersihan masjid, terlebih di masa wabah dan penyakit menular.
Nasihat Syekh Abdul Qadir al-Jailani: "Siapa yang menjaga rumah Allah, maka Allah akan menjaga hatinya dari kegelapan dunia."
Nasihat Ibnu 'Athaillah as-Sakandari: "Perbaikilah rumah Tuhan di bumi (masjid), maka Dia akan memperbaiki rumahmu di akhirat (surga)."
---
Bab 2: Hadis Kedua - Larangan Menjadikan Kubur sebagai Masjid
Teks Hadis: Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Semoga Allah membinasakan orang-orang Yahudi, mereka menjadikan kuburan nabi-nabi mereka sebagai masjid." (HR. Bukhari no. 435, Muslim no. 531)
Penjelasan Hadis: Hadis ini adalah bentuk larangan tegas agar umat Islam tidak meniru kebiasaan kaum Yahudi yang menyembah dan berdoa di kuburan nabi mereka. Islam menjaga tauhid dari penyimpangan seperti menyekutukan Allah melalui bentuk penghormatan yang berlebihan.
Ayat Al-Qur'an yang Berkaitan: "Dan sesungguhnya masjid-masjid itu adalah milik Allah, maka janganlah kamu menyembah seorang pun di dalamnya selain Allah." (Al-Jin: 18)
Tafsir Singkat: Masjid hanya digunakan untuk menyembah Allah semata. Menjadikan kubur sebagai tempat ibadah rawan mengarah pada syirik.
Hikmah:
1. Menjaga kemurnian tauhid.
2. Membedakan antara penghormatan dan pengkultusan.
3. Menutup jalan menuju syirik kecil (syirik khafi).
Relevansi Saat Ini: Fenomena pembangunan kubah dan mihrab di atas makam wali atau tokoh agama masih sering ditemukan. Meski niatnya baik, praktik ini bisa melenceng jika disertai keyakinan berlebihan.
Nasihat Syekh Abdul Qadir al-Jailani: "Hormatilah wali Allah dengan mengikuti ilmunya, bukan dengan menyembah jasadnya."
Nasihat Ibnu 'Athaillah as-Sakandari: "Kubur adalah tempat istirahat, bukan tempat berhala. Siapa yang menuhankan batu nisan, hilanglah cahaya tauhid dari hatinya."
---
Lampiran Cerita Hikmah:
Judul: Kebersihan yang Mengundang Malaikat Di sebuah desa, masjid tua sering sepi dan kotor. Seorang pemuda tergerak membersihkannya setiap hari, menabur wewangian, dan menyapu lantainya. Tanpa diduga, jamaah mulai berdatangan, anak-anak belajar mengaji, dan masjid menjadi hidup. Suatu malam, ia bermimpi didatangi seorang tua berjubah putih yang berkata, "Karena engkau menjaga rumah Kami, Kami jaga rumah dan keluargamu."
Judul: Kubur yang Dituankan Di kota lain, sebuah kuburan ulama besar dijadikan tempat meminta rezeki. Orang-orang datang dengan membawa sesajen dan berdoa di atas pusara. Suatu hari, seorang ulama datang dan berkata, "Beliau tidak pernah mengajarkan menyembah selain Allah. Jangan rusak warisannya dengan perbuatan syirik." Setelah itu, tempat tersebut dikembalikan menjadi tempat ziarah yang murni, bukan tempat ibadah.
---
Penutup: Dua hadis ini mengajarkan keseimbangan antara penghormatan dan tauhid, antara perawatan rumah Allah dan penjagaan dari kesesatan. Semoga menjadi pengingat bagi umat Islam agar tetap lurus di atas ajaran Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam.