Monday, December 27, 2010

Radioterapi untuk Kanker Payudara

Radioterapi untuk Kanker Payudara

Radioterapi adalah pengobatan dengan sinar berenergi tinggi (seperti sinar-X) untuk membunuh sel-sel kanker ataupun menyusutkan tumornya. Perawatan ini dapat digunakan untuk membunuh sel-sel kanker apapun yang berada di payudara, dinding dada, atau area ketiak setelah operasi konservasi payudara dilakukan. Terapi radiasi dapat diberikan dalam 2 cara utama.

Radiasi Eksternal

Seringkali, radiasi eksternal digunakan untuk mengobati kanker payudara. Terapi ini bentuknya seperti radiasi sinarX biasa tapi untuk periode yang lebih lama. Terapi radiasi dapat digunakan untuk membunuh sel-sel kanker yang tersisa di payudara, dinding dada, atau area ketiak setelah operasi atau, lebih jarang, untuk mengecilkan tumor sebelum operasi.

Pengobatan biasanya diberikan 5 kali dalam seminggu (Senin-Jumat) di pusat rawat jalan. Ini dimulai sekitar satu bulan setelah operasi dan berlangsung sekitar 6 minggu. Setiap perawatan berlangsung beberapa menit. Terapi ini sendiri tidak menimbulkan rasa sakit. Kulit Anda akan ditandai sebagai panduan untuk fokus radiasi pada area yang dituju. Anda mungkin ingin berbicara dengan tim perawatan kesehatan Anda untuk mengetahui apakahtanda tersebut akan permanen. Jika digunakan bersama dengan kemoterapi, radiasi biasanya diberikan setelah kemoterapi selesai.

Accelerated breast irradiation: Metode yang lebih baru sekarang ini sedang dipelajari yang melibatkan penerapan radiasi selama periode yang jauh lebih singkat. Ini disebut radiasi dipercepat. Dalam satu pendekatan, dosis radiasi yang lebih besar diberikan setiap hari, tetapi tentu saja radiasi disingkat menjadi hanya 5 hari. Dalam pendekatan lain, satu dosis besar radiasi diberikan di ruang operasi tepat setelah lumpektomi (sebelum kulit payudara ditutup). Sebagian besar dokter masih menganggap percepatan radiasi masih eksperimental saat ini.

Efek Samping yang mungkin dari Radiasi Eksternal: Efek samping utama dari radiasi adalah pembengkakan dan sumbatan di payudara, perubahan warna kulit seperti habis tersengat matahari di daerah paparan, dan perasaan sangat lelah. Perubahan jaringan payudara dan kulit biasanya menghilang dalam kurun waktu 6 sampai 12 bulan. Pada beberapa perempuan, payudara akan lebih kecil dan lebih kencang setelah terapi radiasi. Radiasi padakelenjar getah bening aksila juga dapat menyebabkan pembengkakan lengan dalam jangka panjang (lymphedema).

radioterapi kanker payudara

Brachytherapy

Cara lain untuk memberikan radiasi adalah menanam biji radioaktif ke dalam jaringan payudara di samping kanker. Mungkin diberikan bersamaan dengan radiasi eksternal untuk menambah power radiasi yang ditujukan ke tumor. Hal ini juga sedang dipelajari untuk menjadi satu-satunya sumber radiasi. Sejauh ini hasilnya baik, tetapi studi lebih lanjut diperlukan sebelum brachytherapy sendiri dapat digunakan sebagai perawatan standar.

Salah satu metode brachytherapy yang digunakan disebut Mammosite®. Menggunakan sebuah balon yang melekat ke ke tabung tipis. Balon dimasukkan ke dalam ruang lumpektomi dan diisi dengan air garam. Radioaktivitas ditambahkan melalui selang. Bahan radioaktif ditambahkan dan diganti dua kali sehari (atas dasar rawat jalan) selama 5 hari. Kemudian balon dikempiskan dan diangkat.

Jenis brachytherapy juga dapat dianggap sebagai accelerated breast irradiation. Saat ini tidak ada studi yang membandingkan hasilnya secara langsung dengan radiasi eksternal standar. Tidak diketahui apakah hasil jangka panjangnya sama baik atau tidak.

Kemoterapi

Kemoterapi

Kemoterapi (sering disebut hanya "kemo") adalah penggunaan obat pembunuh kanker. Obat ini bisa dimasukkan melalui infuse vena, suntikan, dalam bentuk pil atau cairan. Mereka dimasukkan ke aliran darah dan mengalir ke seluruh tubuh, membuat perawatan ini berguna untuk kanker yang sudah menyebar ke organ yang jauh. Meskipun obat ini membunuh sel-sel kanker, mereka juga merusak beberapa sel normal, yang dapat menyebabkan efek samping.

Kemo kanker payudara

Kapan kemoterapi digunakan?

Ada beberapa kasus dimana kemoterapi dapat digunakan.

Kemoterapi ajuvan: Pengobatan yang diberikan kepada pasien pasca operasi yang tampaknya tidak memiliki penyebaran kanker disebut terapi ajuvan. Kemoterapi jenis ini ditujukan untuk mengurangi risiko timbulnya kembali kanker payudara.

Bahkan pada tahap awal penyakit ini, sel-sel kanker dapat melepaskan diri dari tumor payudara asal dan menyebar melalui aliran darah. Sel-sel ini tidak menyebabkan gejala, mereka tidak muncul pada sinar-X, dan mereka tidak dapat dirasakan pada saat pemeriksaan fisik. Tetapi jika mereka memiliki peluang untuk tumbuh, mereka bisa membentuk tumor baru di tempat lain dalam tubuh. Kemoterapi ajuvan dapat diberikan untuk mencari dan membunuh sel-sel ini.

Neoadjuvant kemoterapi: Kemo yang diberikan sebelum operasi disebut terapi neo-ajuvan. Manfaat utama dari pendekatan ini adalah bahwa hal itu dapat mengecilkan kanker yang berukuran besar sehingga mereka cukup kecil untuk diangkat oleh lumpektomi, bukan mastektomi. Keuntungan lain yang mungkin adalah bahwa dokter dapat melihat bagaimana kanker merespon kemoterapi. Jika tumor tidak menyusut, maka obat yang berbeda mungkin diperlukan. Sejauh ini, tidak jelas bahwa kemoterapi neo-ajuvan meningkatkan kelangsungan hidup, tetapi setidaknya bekerja juga sebagai terapi ajuvan paska operasi.

Kemoterapi untuk kanker payudara stadium lanjut: Kemo juga dapat digunakan sebagai pengobatan utama untuk wanita dengan kanker yang telah menyebar di luar payudara dan daerah ketiak pada waktu ditemukan, atau jika kankernya menyebar setelah pengobatan pertama.

Bagaimana kemoterapi diberikan?

Dalam banyak kasus kemoterapi bekerja baik jika lebih dari satu obat digunakan. Dokter memberikan kemoterapi dalam siklus/putaran, diikuti masa jedah/istirahat. Intervalnya sekitar 2 atau 3 minggu dan bervariasi sesuai dengan obat atau kombinasi obat yang digunakan. Periode pengobatan total biasanya berlangsung selama 3 sampai 6 bulan. Pengobatan mungkin lebih lama lagi untuk kanker payudara stadium lanjut.

Densitas dosis kemoterapi: Dokter telah menemukan bahwa memberikan siklus kemoterapi lebih dekat bersama-sama dapat menurunkan kemungkinan kanker kembali dan meningkatkan kelangsungan hidup pada beberapa perempuan. Hal ini biasanya berarti memberikan kemoterapi sama yang biasa diberikan setiap 3 minggu, menjadi setiap 2 minggu. Obat yang bernama faktor pertumbuhan (growth factor) juga diberikan untuk membantu meningkatkan jumlah sel darah putih. Pendekatan ini dapat mengakibatkan efek samping lebih banyak dan lebih sulit untuk diambil, sehingga hanya digunakan untuk pengobatan ajuvan pada wanita beresiko tinggi kankernya kambuh kembali.

Kemungkinan efek samping

Efek samping kemoterapi tergantung pada jenis obat yang digunakan, jumlah yang diberikan, dan lama pengobatan. Anda dapat mengalami beberapa efek samping jangka pendek, seperti:
  • rambut rontok
  • sariawan
  • hilangnya nafsu makan
  • mual dan muntah
  • risiko tinggi infeksi (dari rendah jumlah sel darah putih)
  • perubahan dalam siklus haid (ini bisa menjadi permanen)
  • mudah memar atau pendarahan (dari jumlah trombosit darah rendah)
  • menjadi mudah lelah (karena rendahnya jumlah sel darah merah atau alasan lain)
Sebagian besar efek samping ini hilang pada saat pengobatan selesai. Misalnya, rambut anda akan tumbuh kembali dan jumlah darah akan kembali normal. Jika Anda memiliki masalah dengan efek samping, beritahukan dokter Anda.

Perubahan siklus menstruasi: Bagi wanita muda, perubahan pada periode menstruasi adalah efek samping lain yang mungkin dari kemoterapi. Efek samping permanen dapat mencakup perubahan menopause lebih awal dan tidak dapat hamil (infertilitas). Tapi berada dalam kemoterapi tidak selalu dapat mencegah kehamilan dan hamil pada saat kemoterapi dapat menjurus ke arah cacat lahir. Jika Anda ingin berhubungan seks, Anda harus mendiskusikan perihal pengendalian kelahiran dengan dokter kanker Anda. Jika Anda sedang hamil ketika Anda terkena kanker payudara, Anda masih dapat diobati. Kemo dapat secara aman diberikan selama 2 trimester terakhir kehamilan.

Neuropati: Beberapa obat yang dipakai untuk mengobati kanker payudara dapat merusak saraf. Hal ini kadang-kadang dapat menyebabkan gejala (terutama di tangan dan kaki) seperti nyeri, terbakar atau kesemutan, sensitive terhadap dingin atau panas, atau kelemahan. Dalam kebanyakan kasus ini akan hilang setelah pengobatan dihentikan, tapi mungkin bisa bertahan lama pada beberapa wanita.

Kerusakan Hati: Beberapa obat dapat menyebabkan kerusakan hati jika digunakan dalam periode yang panjang atau dalam dosis tinggi. Dokter berhati-hati untuk mengontrol dosis obat-obatan dan memberi perhatian atas tanda-tanda masalah.

Kemo otak: Banyak wanita yang pernah dikemo mengamati perubahan konsentrasi dan memori. Hal ini sering disebut "kemo otak." Ini mungkin bertahan lama. Namun, kebanyakan wanita berfungsi dengan baik setelah kemo. Dalam studi yang telah menemukan kemo otak sebagai efek samping pengobatan, kebanyakan gejala ini berlalu dalam beberapa tahun.

Peningkatan resiko leukemia: Sangat jarang, tahun-tahun setelah pengobatan kanker payudara, obat kemoterapi tertentu dapat menyebabkan kanker lain yang disebut leukemia myeloid akut (AML). Tetapi bagi sebagian besar wanita, manfaat dari melawan kanker ini jauh lebih besar daripada resiko ini.

Merasa kurang fit atau lelah: Banyak wanita tidak merasa sehat setelah kemo seperti sebelumnya. Kelelahan ekstrim dapat menjadi masalah yang muncul dalam periode lama bagi para wanita yang menjalani kemo. Ini dapat berlangsung selama bertahun-tahun, namun dapat dibantu. Bicaralah dengan dokter Anda jika hal ini terjadi.

Pengobatan Kanker Payudara Pada Masa Kehamilan

Pengobatan Kanker Payudara Pada Masa Kehamilan

Pengobatan untuk wanita hamil dengan kanker payudara tergantung pada usia kehamilan wanita tersebut.

Terapi radiasi selama kehamilan diketahui meningkatkan resiko cacat lahir, sehingga tidak dianjurkan untuk wanita hamil dengan kanker payudara. Akibatnya, operasi konservasi payudara (lumpektomi dan terapi radiasi) hanyalah sebuah opsi yang diberikan bilamana pengobatan masih dapat menunggu hingga bayinya lahir dengan selamat. Sebuah biopsi payudara dan bahkan mastektomi radikal termodifikasi, cukup aman bagi ibu dan bayi.

Untuk waktu lama banyak orang berpikir bahwa kemoterapi berbahaya bagi bayi. Tapi beberapa penelitian baru-baru ini telah menemukan bahwa penggunaan obat kemoterapi tertentu mulai usia 4-9 bulan tidak meningkatkan resiko cacat lahir. Keamanan kemoterapi selama triwulan pertama kehamilan belum diteliti.

Terapi hormon mungkin mempengaruhi bayinya sehingga tidak boleh dimulai hingga pasien melahirkan anaknya.

Banyak obat kemoterapi dan terapi hormon dapat memasuki ASI dan dapat diteruskan kepada bayinya. Jadi menyusui biasanya tidak disarankan jika wanita tersebut memiliki pengobatan jenis ini.

Kanker Payudara Kambuhan

Kanker Payudara Kambuhan

Ketika kanker kembali kambuh setelah perawatan, itu disebut rekuren. Kanker dapat kembali pada payudara yang sama atau dekat bekas luka mastektomi (ini disebut kekambuhan lokal), atau lebih jauh (kambuh jauh). Kanker yang ditemukan pada payudara sebelahnya tidak disebut sebagai kekambuhan - itu adalah kanker baru yang memerlukan pengobatan sendiri.

Kambuhan Lokal: Pengobatan untuk wanita yang kanker payudaranya sering berulang di area lokal tergantung pada jenis pengobatan yang digunakan sebelumnya. Jika sebelumnya wanita hanya menjalani operasi konservasi payudara, maka pilihan berikutnya adalah mastektomi. Jika pengobatan pertama berbentuk mastektomi, maka kekambuhan local dekat area mastektomi dapat diobati dengan cara mengangkat tumor tersebut sebisa mungkin dan kemudian dilanjutkan dengan readioterapi (hanya jika pada terapi pertama tidak diberikan radioterapi). Radioterapi tidak bisa diberikan 2x di area yang sama. Pada kasus ini, maka terapi hormone: trastuzumab, kemo atau beberapa kombinasi lainnya bisa dilakukan setelah pembedahan dan/atau radioterapi.

Kekambuhan Jauh: Sebagai aturan, wanita yang memiliki kekambuhan dimana kanker telah menyebar ke luar payudara dan kelenjar getah bening ke bagian tubuh lainnya (seperti tulang, paru-paru, otak, dll), diperlakukan dengan terapi sistemik. Pembedahan dan/atau radiasi mungkin berguna dalam beberapa kasus, tetapi mereka agaknya tidak digunakan untuk menyembuhkan kankernya, sehingga pengobatan utama tetap terapi sistemik. Tergantung pada banyaknya faktor, pada tahap ini mungkin digunakan terapi hormon, kemoterapi, Target Terapi seperti trastuzumab (Herceptin) atau bevacizumab (Avastin), atau beberapa kombinasi dari perawatan ini.

Pembedahan untuk Kanker Payudara

Pembedahan untuk Kanker Payudara

Kebanyakan wanita dengan kanker payudara menjalani beberapa jenis pembedahan untuk mengobati tumor primer-nya. Tujuan pembedahan adalah untuk mengangkat sebanyak mungkin sel-sel kankernya. Pembedahan juga dapat dilakukan untuk:
  • mengetahui apakah sel-sel kanker telah menyebar ke kelenjar getah bening di bawah lengan,
  • untuk mengembalikan bentuk payudara setelah mastektomi,
  • atau untuk meringankan gejala pada kanker stadium lanjut.
Di bawah ini adalah Jenis-Jenis Operasi Pembedahan kanker payudara yang paling umum.

Operasi Konservasi Payudara

Pada tipe pembedahan ini, hanya sebagian dari payudara yang akan diangkat. Besarnya bagian yang akan diangkat amat tergantung pada ukuran dan tempat tumor serta faktor lainnya.

Lumpektomi: operasi ini hanya menghilangkan benjolan payudara dan beberapa jaringan normal di sekitarnya. Pengobatan radiasi biasanya diberikan setelah operasi jenis ini. Jika kemoterapi juga akan digunakan, radiasi dapat dinunda sampai kemoterapi selesai. Jika ada kanker di batas tepi dari potongan jaringan yang telah diangkat, ahli bedah mungkin perlu kembali dan mengambil lebih banyak jaringan.

Mastektomi Parsial (segmental) atau quadrantectomy: operasi/pembedahan ini menghapus lebih dari jaringan payudara yang dilakukan pada lumpektomi. Hal ini biasanya diikuti dengan terapi radiasi. Tapi radiasi mungkin tertunda jika kemoterapi juga akan diberikan.

Efek samping dari operasi ini dapat berupa rasa sakit, pembengkakan dalam jangka pendek, tekstur payudara lembek dan keras karena jaringan parut yang terbentuk akibat pembedahan.

Semakin banyak bagian payudara yang diangkat, maka semakin besar kemungkinan adanya perubahan bentuk payudara setelah itu. Jika payudara terlihat sangat berbeda setelah operasi, Anda mungkin dapat menjalani beberapa jenis operasi rekonstruksi payudara diatas atau membuat payudara pada sisi lainnya lebih kecil agar kedua payudara terlihat sama. Hal ini bahkan mungkin dilakukan selama operasi pertama. Jadi sebaiknya diskusikan dengan dokter bedah Anda untuk mendapatkan gambaran tentang bentuk payudara Anda setelah operasi dan opsi/ pilihan yang ada bagi Anda.

Mastektomi

Mastektomi melibatkan mengangkat semua jaringan payudara, kadang-kadang jaringan terdekat lainnya juga ikut diangkat.

Mastektomi Total atau Sederhana: Dalam operasi ini seluruh payudara diangkat, tetapi tidak termasuk kelenjar getah bening di bawah lengan atau jaringan otot di bawah payudara. Kadang-kadang kedua buah payudara diangkat, terutama bila dilakukan mastektomi untuk mencegah terjadinya kanker. Jika diperlukan, pasien dapat tinggal di RS dan pulang keesokan harinya.

Bagi wanita yang berencana melakukan rekonstruksi, skin-sparing mastektomi dapat dilakukan. Untuk itu, sebagian besar kulit payudara (selain dari puting dan areola) tersisa utuh. Ini juga dapat dilakukan untuk mastektomi sederhana. Jumlah jaringan payudara diangkat adalah sama dengan mastektomi sederhana. Meskipun pendekatan ini tidak digunakan melebihi standar mastektomi, metode ini lebih disukai karena hanya ada sedikit jaringan parut bekas luka dan payudara yang direkonstruksi akan tampak lebih alami.

Mastektomi radikal termodifikasi: Operasi ini melibatkan pengangkatan seluruh payudara serta beberapa kelenjar getah bening di bawah lengan. Ini adalah operasi yang paling umum untuk wanita dengan kanker payudara yang seluruh payudaranya diangkat.

Mastektomi radikal: Ini adalah operasi besar di mana ahli bedah menghapus seluruh payudara, kelenjar getah bening di bawah ketiak (aksila) , dan otot dinding dada di bawah payudara. operasi ini dulu sangat umum, tetapi jarang dilakukan sekarang karena mastektomi radikal termodifikasi telah terbukti bekerja sama baiknya. Namun operasi ini masih dapat dilakukan untuk tumor besar yang tumbuh ke dalam otot di bawah payudara.

mastektomi kanker payudara

Efek Samping Yang Mungkin

Selain rasa sakit setelah operasi dan perubahan bentuk payudara (s), efek samping yang mungkin dari mastektomi dan operasi konservasi payudara, adalah termasuk diantaranya: luka karena infeksi, terbentuknya darah pada luka, terbentuknya cairan bening dalam luka. Jika kelenjar getah bening aksila juga dihapus, efek samping lain yang mungkin terjadi adalah pembengkakan pada lengan dan dada (lymphedema).

Memilih antara Lumpektomi dan Mastektomi

Banyak wanita dengan kanker stadium awal dapat memilih antara Operasi Konservasi Payudara dan Mastektomi. Satu keuntungan dari lumpektomi adalah bahwa ia akan menyelamatkan cara payudara terlihat. Kelemahannya adalah dibutuhkan waktu berminggu-minggu untuk radiasi setelah operasi pembedahan dilakukan. Di sisi lain, beberapa wanita yang menjalani mastektomi masih memerlukan radiasi.

Ketika memilih antara lumpektomi dan mastektomi, pastikan Anda mendapatkan semua faktanya. Tetapi kenyataannya adalah bahwa untuk sebagian besar wanita dengan stadium I atau II kanker payudara, lumpektomi (plus radiasi) dapat menjadi sebaik mastektomi. Tidak ada perbedaan dalam tingkat kelangsungan hidup wanita yang diperlakukan dengan 2 metode tersebut. Lumpektomi tidak menjadi pilihan untuk semua wanita dengan kanker payudara. Dokter Anda akan memberitahu Anda jika ada alasan-alasan mengapa lumpektomi tidak disarankan untuk Anda.

Operasi Kanker Payudara Lainnya

Pemotongan kelenjar getah bening di daerah aksila: Operasi ini dilakukan untuk mengetahui apakah kanker payudara telah menyebar ke kelenjar getah bening di bawah lengan. Beberapa node dihapus dan diperiksa di bawah mikroskop. Tes ini dilakukan untuk menentukan jenis pengobatan kanker selanjutnya yang diperlukan Anda.

Sebuah efek samping yang mungkin timbul dari pemindahan ini adalah pembengkakan kelenjar getah bening pada lengan, disebut lymphedema. Hal ini terjadi pada sekitar 3 dari 10 perempuan yang menjalani prosedur tersebut. Kadang-kadang pembengkakan hanya berlangsung selama beberapa minggu dan kemudian mereda. Kali lain, pembengkakan berlangsung lama. Cara untuk membantu mencegah atau mengurangi efek lymphedema dibahas dalam bagian, "Apa yang terjadi setelah perawatan untuk kanker payudara?" Jika tangan Anda bengkak, tegang, atau sakit setelah prosedur ini, pastikan Anda segera menginform paramedis Anda.

Biopsi Nodul Getah Bening Sentinel: sebuah biopsi kelenjar getah bening sentinel adalah cara untuk melihat kelenjar getah bening tanpa harus mengangkat semuanya. Untuk tes ini, suatu zat radioaktif dan/atau pewarna disuntikkan di dekat tumor. Ini akan dibawa oleh sistem getah bening ke nodul (sentinel) pertama yang mendapatkan getah bening dari tumor. Nodul inilah yang paling mungkin berisi sel-sel kanker jika kanker telah menyebar. Nodul ini (seringkali 2 atau 3 nodul) kemudian diperiksa oleh ahli patologi. Jika nodul sentinel mengandung kanker, maka kelenjar getah bening selanjutnya akan dihapus. Jenis biopsy ini memerlukan keahlian sangat tinggi, karena itu pastikan dilakukan oleh tim yang sudah berpengalaman.

Rekonstruktif atau operasi implantasi payudara: Setelah mastektomi (atau beberapa breast-conserving surgery), seorang wanita mungkin ingin berpikir tentang memiliki bentuk payudaranya kembali. Operasi ini tidak dimaksudkan untuk mengobati kanker. Mereka dilakukan untuk mengembalikan cara payudara terlihat. Jika Anda mengalami operasi payudara dan berpikir tentang memiliki rekonstruksi payudara, Anda harus berbicara dengan seorang ahli bedah plastik sebelum operasi Anda. .

Anda dapat memperoleh informasi lebih rinci tentang berbagai jenis operasi dan efek samping yang mungkin mereka dalam dokumen kami, Rekonstruksi Payudara Setelah Mastektomi. Anda juga mungkin akan membantu untuk berbicara dengan seorang wanita yang memiliki jenis rekonstruksi yang Anda pikirkan. Reach kami untuk relawan Pemulihan dapat membantu Anda dengan ini. Hubungi kami jika Anda ingin berbicara dengan salah satu relawan.

Apa yang diharapkan dengan Pembedahan ?

Bagi banyak orang, berpikir tentang operasi pembedahan dapat menakutkan. Tetapi mengetahui apa yang akan terjadi sebelum, selama, dan setelah itu dapat membantu mengurangi rasa takut Anda.

Sebelum pembedahan: Beberapa hari setelah biopsi, Anda akan tahu apakah Anda memiliki kanker, namun sejauh mana perkembangannya tidak akan diketahui sampai setelah operasi. Kemungkinan besar Anda akan bertemu dengan dokter bedah Anda beberapa hari sebelum operasi untuk berbicara tentang apa yang akan terjadi. Anda akan diminta untuk mengisi sebuah formulir persetujuan yang memberikan izin dokter untuk melakukan operasi. Ini adalah saat yang tepat untuk menanyakan pertanyaan apapun yang mungkin Anda miliki.

Anda mungkin diminta untuk menyumbangkan darah menjelang waktu, jika anda memerlukannya selama operasi. Dokter Anda juga akan bertanya kepadamu tentang obat-obatan, vitamin, atau suplemen yang kita pakai. Anda mungkin harus berhenti memakai beberapa jenis vitamin/supplemen seminggu atau 2 minggu sebelum operasi.

Anda juga akan bertemu dengan paramedis profesional yang akan memberikan Anda anestesi (obat untuk membuat Anda tidur dan tidak merasakan sakit) selama operasi Anda. Jenis anestesi yang digunakan tergantung pada jenis operasi yang dilakukan dan riwayat kesehatan Anda.

Pembedahan: Untuk operasi Anda, Anda mungkin memiliki opsi untuk rawat jalan atau dirawat di rumah sakit. Anestesi umum, biasanya diberikan untuk mastektomi atau pengangkatan kelenjar getah bening, dan yang paling sering digunakan juga untuk operasi konservasi payudara. Anda juga harus diinfus untuk memberikan obat-obatan yang mungkin diperlukan selama operasi. Anda akan terhubung ke sebuah elektrokardiogram (EKG) dan mesin memiliki tekanan darah pada manset lengan Anda, sehingga Anda irama jantung dan tekanan darah dapat diperiksa selama operasi.

Berapa lama operasi akan tergantung pada jenis operasi yang dilakukan. Sebagai contoh, mastektomi dengan pemindahan kelenjar getah bening akan mengambil waktu sekitar 2-3 jam. Setelah operasi, Anda akan dibawa ke ruang pemulihan, di mana Anda akan tinggal sampai Anda terjaga dan tanda-tanda vital anda (tekanan darah, denyut nadi, dan pernapasan) yang stabil.

Sesudah Pembedahan: Berapa lama Anda tinggal di rumah sakit tergantung pada jenis operasi Anda jalani, keadaan kesehatan Anda secara keseluruhan, apakah Anda mempunyai masalah medis lainnya, seberapa baik Anda lakukan selama operasi, dan bagaimana Anda rasakan setelah operasi. Anda dan dokter Anda harus memutuskan berapa lama Anda harus tinggal di rumah sakit - bukan perusahaan asuransi Anda. Namun, penting untuk memeriksa pertanggungan asuransi Anda sebelum operasi.

Sebagai panduan, perempuan yang menjalani mastektomi biasanya tinggal di rumah sakit selama 1 atau 2 malam dan kemudian pulang. Tetapi beberapa perempuan mungkin ditempatkan dalam unit tinggal cepat (23 jam) sebelum pulang.

Operasi seperti lumpektomi dan biopsi kelenjar getah bening sentinel biasanya dilakukan secara rawat jalan tidak perlu menginap.

Setelah operasi, anda mungkin memiliki sebuah perban di atas lokasi operasi yang ketat membungkus sekitar dada Anda. Anda mungkin memiliki satu atau lebih tabung (mengalir) dari payudara atau daerah ketiak untuk mengangkat cairan yang terkumpul selama proses pemulihan. Prosesnya sekitar 1 atau 2 minggu. Setelah aliran tersebut menyusut hingga tinggal 1 ons perhari, tabung akan diangkat.

Kebanyakan dokter ingin Anda mulai menggerakkan tangan Anda segera setelah operasi sehingga tidak kaku. Banyak wanita yang menjalani lumpektomi atau mastektomi terkejut dengan minimnya rasa sakit yang mereka rasakan mdi daerah payudara. Tapi mereka kurang senang dengan rasa aneh (mati rasa, tertarik/tercubit) di daerah ketiak mereka.

Bicarakan dengan dokter Anda tentang apa yang harus Anda lakukan setelah pembedahan untuk merawat diri sendiri. Anda harus mendapatkan instruksi tertulis yang akan memberitahu Anda hal-hal berikut:
  • Cara merawat dan menutup luka
  • Cara merawat saluran/tabung
  • Bagaimana mengetahui jika Anda memiliki infeksi
  • Kapan harus memanggil dokter atau perawat
  • Kapan saat mulai menggunakan lengan dan bagaimana latihan menggerakkan lengan untuk mencegah kekakuan
  • Kapan mulai memakai bra lagi
  • Kapan dan bagaimana memakai busa/penyangga payudara (disebut prosthesis)
  • Apa yang harus makan dan makanan yang tidak boleh
  • Obat-obatan yang diperlukan (termasuk obat nyeri dan mungkin antibiotik)
  • Apa kegiatan yang boleh dan tidak boleh dilakukan
  • Perasaan Anda tentang bagaimana Anda melihatnya (payudara Anda)
  • Kapan harus menghubungi dokter Anda untuk pertemuan tindak lanjut

Kebanyakan pasien menemui dokter mereka sekitar 7 hingga 14 hari setelah operasi. Dokter Anda harus menjelaskan hasil laporan patologi Anda dan berbicara kepada Anda tentang apakah Anda akan memerlukan perawatan lebih.

Nyeri Pasca Mastektomi

Nyeri saraf setelah mastektomi atau lumpektomi disebut sindrom nyeri pasca mastektomi atau PMPs. Tanda-tanda PMPs adalah dinding dada nyeri dan kesemutan bawah lengan. Nyeri juga bisa dirasakan di bahu, bekas luka, lengan, atau ketiak. Keluhan umum lainnya termasuk mati rasa, nyeri tertusuk/tajam, atau rasa gatal tak tertahankan.

Adalah penting untuk berbicara dengan dokter tentang sakit yang Anda alami. PMPs dapat menyebabkan Anda tidak menggunakan lengan Anda seharusnya dan dari waktu ke waktu Anda mungkin tidak dapat menggunakannya secara normal.

PMPs dapat diobati. Obat yang biasanya digunakan untuk mengobati nyeri mungkin tidak bekerja dengan baik untuk nyeri saraf. Tapi ada obat-obatan dan perawatan lain yang bekerja untuk jenis nyeri ini. Bicarakan dengan dokter Anda untuk mendapatkan penanganan nyeri yang Anda butuhkan.

Pembedahan untuk Kanker Payudara

Pembedahan untuk Kanker Payudara

Kebanyakan wanita dengan kanker payudara menjalani beberapa jenis pembedahan untuk mengobati tumor primer-nya. Tujuan pembedahan adalah untuk mengangkat sebanyak mungkin sel-sel kankernya. Pembedahan juga dapat dilakukan untuk:
  • mengetahui apakah sel-sel kanker telah menyebar ke kelenjar getah bening di bawah lengan,
  • untuk mengembalikan bentuk payudara setelah mastektomi,
  • atau untuk meringankan gejala pada kanker stadium lanjut.
Di bawah ini adalah Jenis-Jenis Operasi Pembedahan kanker payudara yang paling umum.

Operasi Konservasi Payudara

Pada tipe pembedahan ini, hanya sebagian dari payudara yang akan diangkat. Besarnya bagian yang akan diangkat amat tergantung pada ukuran dan tempat tumor serta faktor lainnya.

Lumpektomi: operasi ini hanya menghilangkan benjolan payudara dan beberapa jaringan normal di sekitarnya. Pengobatan radiasi biasanya diberikan setelah operasi jenis ini. Jika kemoterapi juga akan digunakan, radiasi dapat dinunda sampai kemoterapi selesai. Jika ada kanker di batas tepi dari potongan jaringan yang telah diangkat, ahli bedah mungkin perlu kembali dan mengambil lebih banyak jaringan.

Mastektomi Parsial (segmental) atau quadrantectomy: operasi/pembedahan ini menghapus lebih dari jaringan payudara yang dilakukan pada lumpektomi. Hal ini biasanya diikuti dengan terapi radiasi. Tapi radiasi mungkin tertunda jika kemoterapi juga akan diberikan.

Efek samping dari operasi ini dapat berupa rasa sakit, pembengkakan dalam jangka pendek, tekstur payudara lembek dan keras karena jaringan parut yang terbentuk akibat pembedahan.

Semakin banyak bagian payudara yang diangkat, maka semakin besar kemungkinan adanya perubahan bentuk payudara setelah itu. Jika payudara terlihat sangat berbeda setelah operasi, Anda mungkin dapat menjalani beberapa jenis operasi rekonstruksi payudara diatas atau membuat payudara pada sisi lainnya lebih kecil agar kedua payudara terlihat sama. Hal ini bahkan mungkin dilakukan selama operasi pertama. Jadi sebaiknya diskusikan dengan dokter bedah Anda untuk mendapatkan gambaran tentang bentuk payudara Anda setelah operasi dan opsi/ pilihan yang ada bagi Anda.

Mastektomi

Mastektomi melibatkan mengangkat semua jaringan payudara, kadang-kadang jaringan terdekat lainnya juga ikut diangkat.

Mastektomi Total atau Sederhana: Dalam operasi ini seluruh payudara diangkat, tetapi tidak termasuk kelenjar getah bening di bawah lengan atau jaringan otot di bawah payudara. Kadang-kadang kedua buah payudara diangkat, terutama bila dilakukan mastektomi untuk mencegah terjadinya kanker. Jika diperlukan, pasien dapat tinggal di RS dan pulang keesokan harinya.

Bagi wanita yang berencana melakukan rekonstruksi, skin-sparing mastektomi dapat dilakukan. Untuk itu, sebagian besar kulit payudara (selain dari puting dan areola) tersisa utuh. Ini juga dapat dilakukan untuk mastektomi sederhana. Jumlah jaringan payudara diangkat adalah sama dengan mastektomi sederhana. Meskipun pendekatan ini tidak digunakan melebihi standar mastektomi, metode ini lebih disukai karena hanya ada sedikit jaringan parut bekas luka dan payudara yang direkonstruksi akan tampak lebih alami.

Mastektomi radikal termodifikasi: Operasi ini melibatkan pengangkatan seluruh payudara serta beberapa kelenjar getah bening di bawah lengan. Ini adalah operasi yang paling umum untuk wanita dengan kanker payudara yang seluruh payudaranya diangkat.

Mastektomi radikal: Ini adalah operasi besar di mana ahli bedah menghapus seluruh payudara, kelenjar getah bening di bawah ketiak (aksila) , dan otot dinding dada di bawah payudara. operasi ini dulu sangat umum, tetapi jarang dilakukan sekarang karena mastektomi radikal termodifikasi telah terbukti bekerja sama baiknya. Namun operasi ini masih dapat dilakukan untuk tumor besar yang tumbuh ke dalam otot di bawah payudara.

mastektomi kanker payudara

Efek Samping Yang Mungkin

Selain rasa sakit setelah operasi dan perubahan bentuk payudara (s), efek samping yang mungkin dari mastektomi dan operasi konservasi payudara, adalah termasuk diantaranya: luka karena infeksi, terbentuknya darah pada luka, terbentuknya cairan bening dalam luka. Jika kelenjar getah bening aksila juga dihapus, efek samping lain yang mungkin terjadi adalah pembengkakan pada lengan dan dada (lymphedema).

Memilih antara Lumpektomi dan Mastektomi

Banyak wanita dengan kanker stadium awal dapat memilih antara Operasi Konservasi Payudara dan Mastektomi. Satu keuntungan dari lumpektomi adalah bahwa ia akan menyelamatkan cara payudara terlihat. Kelemahannya adalah dibutuhkan waktu berminggu-minggu untuk radiasi setelah operasi pembedahan dilakukan. Di sisi lain, beberapa wanita yang menjalani mastektomi masih memerlukan radiasi.

Ketika memilih antara lumpektomi dan mastektomi, pastikan Anda mendapatkan semua faktanya. Tetapi kenyataannya adalah bahwa untuk sebagian besar wanita dengan stadium I atau II kanker payudara, lumpektomi (plus radiasi) dapat menjadi sebaik mastektomi. Tidak ada perbedaan dalam tingkat kelangsungan hidup wanita yang diperlakukan dengan 2 metode tersebut. Lumpektomi tidak menjadi pilihan untuk semua wanita dengan kanker payudara. Dokter Anda akan memberitahu Anda jika ada alasan-alasan mengapa lumpektomi tidak disarankan untuk Anda.

Operasi Kanker Payudara Lainnya

Pemotongan kelenjar getah bening di daerah aksila: Operasi ini dilakukan untuk mengetahui apakah kanker payudara telah menyebar ke kelenjar getah bening di bawah lengan. Beberapa node dihapus dan diperiksa di bawah mikroskop. Tes ini dilakukan untuk menentukan jenis pengobatan kanker selanjutnya yang diperlukan Anda.

Sebuah efek samping yang mungkin timbul dari pemindahan ini adalah pembengkakan kelenjar getah bening pada lengan, disebut lymphedema. Hal ini terjadi pada sekitar 3 dari 10 perempuan yang menjalani prosedur tersebut. Kadang-kadang pembengkakan hanya berlangsung selama beberapa minggu dan kemudian mereda. Kali lain, pembengkakan berlangsung lama. Cara untuk membantu mencegah atau mengurangi efek lymphedema dibahas dalam bagian, "Apa yang terjadi setelah perawatan untuk kanker payudara?" Jika tangan Anda bengkak, tegang, atau sakit setelah prosedur ini, pastikan Anda segera menginform paramedis Anda.

Biopsi Nodul Getah Bening Sentinel: sebuah biopsi kelenjar getah bening sentinel adalah cara untuk melihat kelenjar getah bening tanpa harus mengangkat semuanya. Untuk tes ini, suatu zat radioaktif dan/atau pewarna disuntikkan di dekat tumor. Ini akan dibawa oleh sistem getah bening ke nodul (sentinel) pertama yang mendapatkan getah bening dari tumor. Nodul inilah yang paling mungkin berisi sel-sel kanker jika kanker telah menyebar. Nodul ini (seringkali 2 atau 3 nodul) kemudian diperiksa oleh ahli patologi. Jika nodul sentinel mengandung kanker, maka kelenjar getah bening selanjutnya akan dihapus. Jenis biopsy ini memerlukan keahlian sangat tinggi, karena itu pastikan dilakukan oleh tim yang sudah berpengalaman.

Rekonstruktif atau operasi implantasi payudara: Setelah mastektomi (atau beberapa breast-conserving surgery), seorang wanita mungkin ingin berpikir tentang memiliki bentuk payudaranya kembali. Operasi ini tidak dimaksudkan untuk mengobati kanker. Mereka dilakukan untuk mengembalikan cara payudara terlihat. Jika Anda mengalami operasi payudara dan berpikir tentang memiliki rekonstruksi payudara, Anda harus berbicara dengan seorang ahli bedah plastik sebelum operasi Anda. .

Anda dapat memperoleh informasi lebih rinci tentang berbagai jenis operasi dan efek samping yang mungkin mereka dalam dokumen kami, Rekonstruksi Payudara Setelah Mastektomi. Anda juga mungkin akan membantu untuk berbicara dengan seorang wanita yang memiliki jenis rekonstruksi yang Anda pikirkan. Reach kami untuk relawan Pemulihan dapat membantu Anda dengan ini. Hubungi kami jika Anda ingin berbicara dengan salah satu relawan.

Apa yang diharapkan dengan Pembedahan ?

Bagi banyak orang, berpikir tentang operasi pembedahan dapat menakutkan. Tetapi mengetahui apa yang akan terjadi sebelum, selama, dan setelah itu dapat membantu mengurangi rasa takut Anda.

Sebelum pembedahan: Beberapa hari setelah biopsi, Anda akan tahu apakah Anda memiliki kanker, namun sejauh mana perkembangannya tidak akan diketahui sampai setelah operasi. Kemungkinan besar Anda akan bertemu dengan dokter bedah Anda beberapa hari sebelum operasi untuk berbicara tentang apa yang akan terjadi. Anda akan diminta untuk mengisi sebuah formulir persetujuan yang memberikan izin dokter untuk melakukan operasi. Ini adalah saat yang tepat untuk menanyakan pertanyaan apapun yang mungkin Anda miliki.

Anda mungkin diminta untuk menyumbangkan darah menjelang waktu, jika anda memerlukannya selama operasi. Dokter Anda juga akan bertanya kepadamu tentang obat-obatan, vitamin, atau suplemen yang kita pakai. Anda mungkin harus berhenti memakai beberapa jenis vitamin/supplemen seminggu atau 2 minggu sebelum operasi.

Anda juga akan bertemu dengan paramedis profesional yang akan memberikan Anda anestesi (obat untuk membuat Anda tidur dan tidak merasakan sakit) selama operasi Anda. Jenis anestesi yang digunakan tergantung pada jenis operasi yang dilakukan dan riwayat kesehatan Anda.

Pembedahan: Untuk operasi Anda, Anda mungkin memiliki opsi untuk rawat jalan atau dirawat di rumah sakit. Anestesi umum, biasanya diberikan untuk mastektomi atau pengangkatan kelenjar getah bening, dan yang paling sering digunakan juga untuk operasi konservasi payudara. Anda juga harus diinfus untuk memberikan obat-obatan yang mungkin diperlukan selama operasi. Anda akan terhubung ke sebuah elektrokardiogram (EKG) dan mesin memiliki tekanan darah pada manset lengan Anda, sehingga Anda irama jantung dan tekanan darah dapat diperiksa selama operasi.

Berapa lama operasi akan tergantung pada jenis operasi yang dilakukan. Sebagai contoh, mastektomi dengan pemindahan kelenjar getah bening akan mengambil waktu sekitar 2-3 jam. Setelah operasi, Anda akan dibawa ke ruang pemulihan, di mana Anda akan tinggal sampai Anda terjaga dan tanda-tanda vital anda (tekanan darah, denyut nadi, dan pernapasan) yang stabil.

Sesudah Pembedahan: Berapa lama Anda tinggal di rumah sakit tergantung pada jenis operasi Anda jalani, keadaan kesehatan Anda secara keseluruhan, apakah Anda mempunyai masalah medis lainnya, seberapa baik Anda lakukan selama operasi, dan bagaimana Anda rasakan setelah operasi. Anda dan dokter Anda harus memutuskan berapa lama Anda harus tinggal di rumah sakit - bukan perusahaan asuransi Anda. Namun, penting untuk memeriksa pertanggungan asuransi Anda sebelum operasi.

Sebagai panduan, perempuan yang menjalani mastektomi biasanya tinggal di rumah sakit selama 1 atau 2 malam dan kemudian pulang. Tetapi beberapa perempuan mungkin ditempatkan dalam unit tinggal cepat (23 jam) sebelum pulang.

Operasi seperti lumpektomi dan biopsi kelenjar getah bening sentinel biasanya dilakukan secara rawat jalan tidak perlu menginap.

Setelah operasi, anda mungkin memiliki sebuah perban di atas lokasi operasi yang ketat membungkus sekitar dada Anda. Anda mungkin memiliki satu atau lebih tabung (mengalir) dari payudara atau daerah ketiak untuk mengangkat cairan yang terkumpul selama proses pemulihan. Prosesnya sekitar 1 atau 2 minggu. Setelah aliran tersebut menyusut hingga tinggal 1 ons perhari, tabung akan diangkat.

Kebanyakan dokter ingin Anda mulai menggerakkan tangan Anda segera setelah operasi sehingga tidak kaku. Banyak wanita yang menjalani lumpektomi atau mastektomi terkejut dengan minimnya rasa sakit yang mereka rasakan mdi daerah payudara. Tapi mereka kurang senang dengan rasa aneh (mati rasa, tertarik/tercubit) di daerah ketiak mereka.

Bicarakan dengan dokter Anda tentang apa yang harus Anda lakukan setelah pembedahan untuk merawat diri sendiri. Anda harus mendapatkan instruksi tertulis yang akan memberitahu Anda hal-hal berikut:
  • Cara merawat dan menutup luka
  • Cara merawat saluran/tabung
  • Bagaimana mengetahui jika Anda memiliki infeksi
  • Kapan harus memanggil dokter atau perawat
  • Kapan saat mulai menggunakan lengan dan bagaimana latihan menggerakkan lengan untuk mencegah kekakuan
  • Kapan mulai memakai bra lagi
  • Kapan dan bagaimana memakai busa/penyangga payudara (disebut prosthesis)
  • Apa yang harus makan dan makanan yang tidak boleh
  • Obat-obatan yang diperlukan (termasuk obat nyeri dan mungkin antibiotik)
  • Apa kegiatan yang boleh dan tidak boleh dilakukan
  • Perasaan Anda tentang bagaimana Anda melihatnya (payudara Anda)
  • Kapan harus menghubungi dokter Anda untuk pertemuan tindak lanjut

Kebanyakan pasien menemui dokter mereka sekitar 7 hingga 14 hari setelah operasi. Dokter Anda harus menjelaskan hasil laporan patologi Anda dan berbicara kepada Anda tentang apakah Anda akan memerlukan perawatan lebih.

Nyeri Pasca Mastektomi

Nyeri saraf setelah mastektomi atau lumpektomi disebut sindrom nyeri pasca mastektomi atau PMPs. Tanda-tanda PMPs adalah dinding dada nyeri dan kesemutan bawah lengan. Nyeri juga bisa dirasakan di bahu, bekas luka, lengan, atau ketiak. Keluhan umum lainnya termasuk mati rasa, nyeri tertusuk/tajam, atau rasa gatal tak tertahankan.

Adalah penting untuk berbicara dengan dokter tentang sakit yang Anda alami. PMPs dapat menyebabkan Anda tidak menggunakan lengan Anda seharusnya dan dari waktu ke waktu Anda mungkin tidak dapat menggunakannya secara normal.

PMPs dapat diobati. Obat yang biasanya digunakan untuk mengobati nyeri mungkin tidak bekerja dengan baik untuk nyeri saraf. Tapi ada obat-obatan dan perawatan lain yang bekerja untuk jenis nyeri ini. Bicarakan dengan dokter Anda untuk mendapatkan penanganan nyeri yang Anda butuhkan.

Pengobatan Kanker Payudara

Jenis Pengobatan Umum

Pengobatan kanker payudara dapat digolongkan ke dalam kelompok besar berdasarkan bagaimana mereka bekerja dan kapan mereka digunakan.

Pengobatan Lokal atau Sistemik Pengobatan lokal digunakan untuk mengobati tumor tanpa mempengaruhi bagian tubuh lainnya. Pembedahan dan radioterapi adalah contoh-contoh pengobatan lokal.

Pengobatan sistemik diberikan ke dalam aliran darah atau melalui mulut dan bergerak ke seluruh tubuh untuk mencapai sel-sel kanker yang mungkin telah menyebar ke luar payudara. Kemoterapi, terapi hormon, dan target terapi perawatan sistemik.

Terapi Ajuvan & Neo-ajuvan

Ketika orang-orang tampaknya tidak memiliki kanker yang tersisa setelah pembedahan, namun masih diberikan pengobatan lebih, itu disebut terapi ajuvan. Pada saat ini dokter mungkin berpikir bahwa sel-sel kanker telah melepaskan diri dari tumor utama dan mulai menyebar melalui aliran darah. Sangat sulit untuk mengetahui apakah hal ini terjadi. Tapi jika hal ini terjadi, sel-sel kanker dapat mulai membentuk tumor baru di organ lain atau di tulang. Tujuan dari terapi ajuvan adalah untuk membunuh sel-sel tersembunyi. Tapi tidak setiap pasien membutuhkan terapi ini.

Beberapa orang diberikan pengobatan sistemik (paling mungkin kemoterapi) sebelum dilakukan operasi untuk mengecilkan tumornya. Hal ini disebut terapi neo-ajuvan.

Penyebab Kanker Payudara

Penyebab Kanker Payudara

Kanker payudara terjadi karena adanya perubahan/mutasi tertentu pada DNA sel payudara. DNA adalah komponen kimia yang membentuk gen kita. Ada mutasi gen yang bersifat diwariskan (genetic), tetapi ada juga yang tampaknya terjadi dengan sendirinya tanpa diketahui penyebab pasti.

Faktor Terkait Gaya Hidup & Resiko Kanker Payudara

Tidak memiliki anak atau hamil di usia tua

Wanita yang tidak memiliki anak atau memiliki anak pertama diatas usia 30 tahun memiliki resiko terkena kanker payudara sedikit lebih tinggi daripada yang bukan. Sering hamil pada usia muda, menurunkan resiko terkena kanker payudara. Mengapa ? Karena kehamilan menurunkan jumlah total siklus menstruasi wanita dalam hidupnya, inilah alasannya.

Menggunakan Pil KB

Studi menemukan bahwa wanita yang menggunakan pil KB dalam jangka panjang memiliki resiko agak lebih besar terkena kanker payudara daripada yang bukan. Resiko ini kelihatannya menurun ke normal ketika penggunaan Pil KB tersebut dihentikan.

Menggunakan Terapi Hormon pasca Menopause

Terapi hormon pasca menopause (PHT) atau dikenal sebagai terapi pengganti hormone (HRT) dan terapi hormone menopause(MHT), telah banyak digunakan dalam kurun waktu lama untuk membantu meringankan gejala menopause dan mencegah timbulnya osteoporosis.

Pada dasarnya ada 2 jenis utama terapi hormone. Untuk wanita yang masih memiliki rahim, biasanya dokter meresepkan hormone estrogen dan progresteron (PHT). Untuk yang sudah diangkat rahimnya, dokter meresepkan hanya estrogen (ERT).

Penggunaan kombinasi hormone (PHT) diatas dapat meningkatkan resiko terkena kanker payudara maupun resiko kematian akibat kanker payudara tersebut. Peningkatan resiko ini dapat terjadi secepat 2 tahun sesudah penggunaan terapi hormone tersebut. Selain itu, biasanya kanker payudara ini juga cenderung ditemukan pada stadium lanjut.

Penggunaan terapi estrogen sendiri agaknya tidak meningkatkan resiko terkena kanker payudara secara signifikan (bila digunakan dalam jangka pendek), tetapi penggunaan dalam jangka panjang (diatas 10 tahun), ditemukan dapat meningkatkan resiko terkena kanker ovarium dan payudara. replacement therapy is the same for "bioidentical" and "natural" hormones as it is for synthetic hormones.

Tidak Menyusui Anak

Beberapa studi menemukan bahwa menyusui anak dalam jangka panjang (1.5-2 tahun), terutama dapat agak menurunkan resiko terkena kanker payudara. Penjelasan yang mungkin adalah karena menyusui menurunkan jumlah total siklus menstruasi wanita.

Alkohol

Penggunaan minuman berallohol amat jelas terkait dengan meningkatnya resiko terkena kanker payudara. Resiko semakin meningkat dengan jumlah allohol yang dikonsumsi. Wanita yang minum 2 hingga 5 gelas minuman beralkohol setiap harinya memiliki resiko 1.5 kali lipat lebih tinggi daripada yang bukan. Penggunaan alkohol secara berlebihan juga dapat meningkatkan resiko terkena kanker mulut, kerongkongan, esophagus dan liver. Minuman beralkohol yang disarankan hanya 1 gelas saja sehari.

Obesitas atau Kelebihan Berat Badan

Kelebihan berat badan atau obesitas ditemukan dapat meningkatkan resiko terkena kanker payudara, terutama bagi perempuan paska menopause. Sebelum menopause, ovarium Anda menghasilkan sebagian besar estrogen. Setelah menopause, sebagian besar estrogen wanita berasal dari jaringan lemak. Memiliki jaringan lemak berlebihan setelah menopause dapat meningkatkan probabilitas Anda terkena kanker payudara akibat tingkat estrogen.

Kurangnya Aktivitas Fisik

Berolahraga dapat mengurangi resiko kanker payudara. Pertanyaannya adalah berapa banyak latihan yang diperlukan ? Dalam sebuah penelitian dari Women's Health Initiative (WHI), sedikitnya jalan cepat 1.25 -2.5 jam per minggu dapat mengurangi 18% resiko terkena kanker payudara. Berjalan 10 jam seminggu dapat mengurangi lebih sedikit lagi resiko tersebut. Olahraga fisik yang disarankan adalah selama 45-60 menit, minimum 5 hari dalam seminggu

Deteksi Dini Kanker Payudara



Istilah ini mengacu pada serangkaian test dan pemeriksaan yang digunakan untuk menemukan penyakit kanker payudara. Tujuan skrining adalah untuk mendeksi sedini mungkin kanker payudara sebelum mereka mulai menimbulkan gejala. Semakin dini kanker payudara ditemukan, maka semakin besar peluang keberhasilan pengobatan.

Ikutilah Panduan berikut ini untuk deteksi dini kanker payudara pada wanita :

Mamografi: Wanita berusia 40 dan lebih tua harus menjalani pemeriksaan mamografi setiap tahun dan harus tetap melakukannya selama kesehatan mereka baik.

Uji Payudara Klinis (UPK): Perempuan berusia 20 hingga 30-an tahun harus menjalani uji payudara klinis (UPK) sebagai bagian dari general check up regular oleh ahli kesehatan, setidaknya setiap 3 tahun sekali. Setelah usia 40 tahun, CBE disarankan dilakukan setiap tahun. Sebaiknya dilakukan sesaat sebelum mamografi dilakukan.

UPK ini merupakan pelengkap mamografi dan merupakan kesempatan untuk berdiskusi dengan dokternya tentang perubahan pada dada mereka, uji deteksi dini, dan faktor-faktor lain dalam sejarah wanita yang mungkin bisa meningkatkan resiko kanker payudara.

Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI): SADARI sangat dianjurkan bagi para wanita, mulai usia 20-an. Segera periksa ke dokter jika Anda melihat perubahan ini pada payudara: sebuah benjolan/pembengkakan, iritasi kulit, nyeri pada puting susu atau puting melesek ke dalam, puting susu atau kulit payudara berwarna kemerahan atau bersisik, atau pengeluaran cairan/darah (bukan ASI) dari payudara.

Wanita berisiko tinggi (lebih dari 20% resiko seumur hidup) harus mendapatkan pemeriksaan MRI dan mamografi setiap tahun. Wanita dengan tingkat resiko moderat (15-20% resiko seumur hidup) harus mendiskusikan dengan dokternya tentang tambahan pemeriksaan MRI pada mamografi tahunan mereka. Pemeriksaan MRI tahunan tidak disarankan bagi wanita dengan resiko kanker kurang dari 15%.

Wanita beresiko tinggi adalah mereka yang:
  • diketahui memiliki mutasi gen BRCA1 atau BRCA2
  • memiliki kerabat dekat (orang tua, saudara, adik atau anak) dengan mutasi gen BRCA1 atau BRCA2, namun belum melakukan uji genetik sendiri
  • pernah menjalani terapi radiasi di dada ketika mereka berusia antara 10-30 tahun
  • memiliki sindrom Li-Fraumeni, sindrom Cowden, atau sindrom Bannayan-Riley-Ruvalcaba, atau memiliki kerabat tingkat pertama dengan salah satu sindrom diatas
Wanita dengan resiko moderat termasuk mereka yang:
  • memiliki riwayat pribadi kanker payudara, duktal karsinoma in situ (DCIS), lobular karsinoma in situ (LCIS), atipikal duktus hiperplasia (ADH), atau atipikal lobular hiperplasia (ALH)
  • memiliki payudara yang sangat padat atau tidak merata payudara padat ketika dilihat oleh mammogram
Mamografi

Suatu mamografi adalah pemeriksaan payudara dengan X-ray. Pada mamografi, payudara ditekan diantara 2 piring untuk meratakan dan menyebar jaringan. Prosedur ini sesaat mungkin kurang nyaman. Payudara kemudian dikompres ditekan selama beberapa detik. Seluruh prosedur untuk proses mamografi memakan waktu 20 menit. Hasilnya berupa gambar hitam putih pada film yang akan dibaca dan ditafsirkan oleh seorang ahli radiologi.

Apa yang diperhatikan dokter dari hasil mamografi:
  • Kalsifikasi yaitu penumpukan kecil mineral dalam jaringan payudara, yang terlihat seperti bintik-bintik putih kecil di film. Mereka mungkin atau mungkin tidak disebabkan oleh kanker. Ada 2 jenis kalsifikasi:
    • Makrokalsifikasi: deposit kalsium yang kasar (lebih besar), kemungkinan besar disebabkan oleh penuaan pada arteri payudara, luka lama, atau peradangan. Deposito tersebut terkait dengan kondisi non-kanker dan tidak memerlukan biopsi. Ditemukan pada sekitar separuh wanita di atas 50, dan sekitar 1 dari 10 perempuan di bawah 50.
    • Mikrokalsifikasi adalah bintik kecil kalsium di payudara. Mereka mungkin muncul sendiri atau dalam kelompok. Microcalcifications dilihat pada mamografi menjadi perhatian lebih, tetapi masih biasanya tidak berarti bahwa kanker hadir. Bentuk dan tata letak microcalcifications membantu ahli radiologi mendeteksi kemungkinan besar hadirnya kanker. Jika kalsifikasi tampak mencurigakan, biasanya pasien disarankan untuk biopsi.
  • Massa/daging, yang mungkin terjadi dengan atau tanpa kalsifikasi, merupakan perubahan penting yang terlihat pada mamografi. Massa dapat banyak hal, termasuk kista dan tumor padat non-kanker (seperti fibroadenoma), tetapi mereka juga bisa kanker. Massa yang bukan kista biasanya perlu dibiopsi. Ukuran, bentuk, dan batas tepi massa membantu ahli radiologi untuk menentukan apakah kanker hadir.
Adalah penting memberikan hasil mamografi tahun tahun sebelumnya kepada ahli radiologi Anda. Ini dapat membantu untuk menunjukkan bahwa massa atau kalsifikasi tidak berubah selama bertahun-tahun. Hal ini membantu justifikasi perlu tidaknya dilakukan biopsi.

Keterbatasan Mamografi

Suatu mamografi tidak bisa membuktikan bahwa suatu daerah abnormal adalah kanker. Untuk mengkonfirmasi apakah kanker hadir, sejumlah kecil jaringan harus diambil dan diperiksa di bawah mikroskop. Prosedur ini disebut biopsi.

Mammografi juga tidak bekerja dengan baik pada wanita muda, biasanya karena payudara mereka padat sehingga dapat menyembunyikan tumor. Ini juga mungkin benar bagi wanita hamil dan wanita yang menyusui.

Uji Payudara Klinis (UPK)

Dalam pemeriksaan ini, seorang dokter/ perawat profesional akan melihat payudara Anda untuk mengidentifikasi adanya abnormalitas dalam ukuran atau bentuk, atau perubahan kulit atau puting payudara. Kemudian, dengan menggunakan bantalan jari-jari, dilakukan pemeriksaan/rabaan secara mendetail pada payudara Anda. Perhatian khusus akan diberikan pada bentuk dan tekstur dari payudara, benjolan apapun, dan apakah benjolan tersebut melekat pada kulit atau jaringan yang lebih dalam. Daerah di bawah kedua lengan juga akan diperiksa.

Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)

Pada wanita normal, wanita yang berusia diatas umur 20 tahun amat disarankan untuk melakukan SADARI setiap tiga bulan. Berikut ini adalah langkah-langkah dalam melakukan SADARI:

Langkah 1: Mulai dengan melihat payudara anda di cermin dengan posisi pundak tegap dan kedua tangan di pinggang.

Anda harus melihat:
  • payudara, dari ukuran, bentuk, dan warna yang biasa anda ketahui.
  • payudara denganbentuk sempurna tanpa perubahan bentuk dan pembengkakan.
Jika anda melihat perubahan berikut ini, segera anda ke dokter untuk berkonsultasi :
  • kulit mengkerut, terjadi lipatan, ada tonjolan.
  • puting berubah posisi biasanya seperti tertarik ke dalam.
  • Kemerahan, nyeri, ruam-ruam, atau bengkak.
Langkah 2: Sekarang, angkat tangan anda dan amati jika ada perubahan-perubahan yang telah disebut pada langkah pertama.

Langkah 3: Saat anda bercermin, anda cermati apakah ada cairan yang keluar dari kedua putting (baik itu cairan bening, seperti susu, berwarna kuning, atau bercampur darah).



Langkah 4: Berikutnya, rasakan payudara anda dengan cara berbaring. Gunakan pijatan pelan namun mantap (tapi bukan keras) dengan tiga ujung anda (telunjuk, tengah, dan manis). Jaga posisi ujung jari datar terhadap permukaan payudara. Gunakan gerakan memutar, Pijat seluruh payudara anda dari atas sampai bawah, kiri kanan, dari tulang pundak sampai bagian atas perut dan dari ketiak sampai belahan payudara. Anda juga dapat membuat gerak naik turun. Gunakan pijatan ringan untuk kulit dan jaringan tepat dibawah kulit, pijatan sedang untuk bagian tengah payudara, dan pijatan kuat untuk jaringan bagian dalam. Saat anda mencapai jaringan bagian dalam, anda harus dapat merasakan tulang iga anda.

Penyebab Kanker Payudara



Kanker payudara terjadi karena adanya perubahan/mutasi tertentu pada DNA sel payudara. DNA adalah komponen kimia yang membentuk gen kita. Ada mutasi gen yang bersifat diwariskan (genetic), tetapi ada juga yang tampaknya terjadi dengan sendirinya tanpa diketahui penyebab pasti.

Faktor Terkait Gaya Hidup & Resiko Kanker Payudara

Tidak memiliki anak atau hamil di usia tua

Wanita yang tidak memiliki anak atau memiliki anak pertama diatas usia 30 tahun memiliki resiko terkena kanker payudara sedikit lebih tinggi daripada yang bukan. Sering hamil pada usia muda, menurunkan resiko terkena kanker payudara. Mengapa ? Karena kehamilan menurunkan jumlah total siklus menstruasi wanita dalam hidupnya, inilah alasannya.

Menggunakan Pil KB

Studi menemukan bahwa wanita yang menggunakan pil KB dalam jangka panjang memiliki resiko agak lebih besar terkena kanker payudara daripada yang bukan. Resiko ini kelihatannya menurun ke normal ketika penggunaan Pil KB tersebut dihentikan.

Menggunakan Terapi Hormon pasca Menopause

Terapi hormon pasca menopause (PHT) atau dikenal sebagai terapi pengganti hormone (HRT) dan terapi hormone menopause(MHT), telah banyak digunakan dalam kurun waktu lama untuk membantu meringankan gejala menopause dan mencegah timbulnya osteoporosis.

Pada dasarnya ada 2 jenis utama terapi hormone. Untuk wanita yang masih memiliki rahim, biasanya dokter meresepkan hormone estrogen dan progresteron (PHT). Untuk yang sudah diangkat rahimnya, dokter meresepkan hanya estrogen (ERT).

Penggunaan kombinasi hormone (PHT) diatas dapat meningkatkan resiko terkena kanker payudara maupun resiko kematian akibat kanker payudara tersebut. Peningkatan resiko ini dapat terjadi secepat 2 tahun sesudah penggunaan terapi hormone tersebut. Selain itu, biasanya kanker payudara ini juga cenderung ditemukan pada stadium lanjut.

Penggunaan terapi estrogen sendiri agaknya tidak meningkatkan resiko terkena kanker payudara secara signifikan (bila digunakan dalam jangka pendek), tetapi penggunaan dalam jangka panjang (diatas 10 tahun), ditemukan dapat meningkatkan resiko terkena kanker ovarium dan payudara. replacement therapy is the same for "bioidentical" and "natural" hormones as it is for synthetic hormones.

Tidak Menyusui Anak

Beberapa studi menemukan bahwa menyusui anak dalam jangka panjang (1.5-2 tahun), terutama dapat agak menurunkan resiko terkena kanker payudara. Penjelasan yang mungkin adalah karena menyusui menurunkan jumlah total siklus menstruasi wanita.

Alkohol

Penggunaan minuman berallohol amat jelas terkait dengan meningkatnya resiko terkena kanker payudara. Resiko semakin meningkat dengan jumlah allohol yang dikonsumsi. Wanita yang minum 2 hingga 5 gelas minuman beralkohol setiap harinya memiliki resiko 1.5 kali lipat lebih tinggi daripada yang bukan. Penggunaan alkohol secara berlebihan juga dapat meningkatkan resiko terkena kanker mulut, kerongkongan, esophagus dan liver. Minuman beralkohol yang disarankan hanya 1 gelas saja sehari.

Obesitas atau Kelebihan Berat Badan

Kelebihan berat badan atau obesitas ditemukan dapat meningkatkan resiko terkena kanker payudara, terutama bagi perempuan paska menopause. Sebelum menopause, ovarium Anda menghasilkan sebagian besar estrogen. Setelah menopause, sebagian besar estrogen wanita berasal dari jaringan lemak. Memiliki jaringan lemak berlebihan setelah menopause dapat meningkatkan probabilitas Anda terkena kanker payudara akibat tingkat estrogen.

Kurangnya Aktivitas Fisik

Berolahraga dapat mengurangi resiko kanker payudara. Pertanyaannya adalah berapa banyak latihan yang diperlukan ? Dalam sebuah penelitian dari Women's Health Initiative (WHI), sedikitnya jalan cepat 1.25 -2.5 jam per minggu dapat mengurangi 18% resiko terkena kanker payudara. Berjalan 10 jam seminggu dapat mengurangi lebih sedikit lagi resiko tersebut. Olahraga fisik yang disarankan adalah selama 45-60 menit, minimum 5 hari dalam seminggu

Kanker Payudara

* Apa itu Kanker Payudara
* Penyebab Kanker Payudara
* Deteksi Dini Kanker Payudara
* Gejala Kanker Payudara & Diagnosa Kanker Payudara
* Pengobatan Kanker Payudara
* Fase Pemulihan Kanker Payudara

Apa itu kanker payudara ?

Kanker payudara adalah keganasan yang bermula dari sel-sel di payudara. Hal ini terutama menyerang wanita, tetapi tidak menutup kemungkinan terjadi juga pada pria.

Anatomi Payudara Wanita

Kanker payudara adalah suatu penyakit dimana sel-sel ganas terbentuk pada jaringan payudara. Mari kita pelajari struktur anatomi payudara normal.


Gambar Anatomi Payudara
Payudara wanita terdiri dari kelenjar yang membuat air susu ibu (disebut lobulus), saluran kecil yang membawa susu dari lobulus ke puting (disebut duktus), lemak dan jaringan ikatnya, pembuluh darah, dan kelenjar getah bening. Sebagian besar kanker payudara bermula pada sel-sel yang melapisi duktus (kanker duktal), beberapa bermula di lobulus (kanker lobular), dan sebagian kecil bermula di jaringan lain.

Sistem Getah Bening

Sistem getah bening adalah salah satu cara utama kanker payudara menyebar. Sel-sel kanker payudara dapat memasuki pembuluh limfe dan mulai tumbuh di kelenjar getah bening. Jika sel-sel kanker payudara telah mencapai pembuluh getah bening di ketiak (node axilaris), tandanya adalah pembengkakan kelenjar getah bening di ketiak. Bila ini terjadi maka kemungkinan besar sel-sel kanker juga masuk ke aliran darah dan menyebar ke organ tubuh lainnya. Hal ini dapat mempengaruhi opsi pengobatan kanker dari dokter Anda.

Benjolan Payudara Bukan Kanker

Kebanyakan benjolan yang terjadi pada payudara adalah bukan kanker. Namun demikian, beberapa perlu diteliti dibawah mikroskop untuk memastikan mereka bukan kanker.

Perubahan Fibrokistik

Kebanyakan benjolan di payudara ternyata hanyalah perubahan fibrokistik. Istilah fibrokistik mengacu pada fibro dan kista. Fibrosis adalah pembentukan jaringan parut, sedangkan kista adalah kantung berisi cairan. Perubahan fibrokistik dapat menyebabkan payudara bengkak dan nyeri. Seringkali terjadi sebelum periode menstruasi dimulai. Payudara dapat terasa kenyal dan kadang keluar cairan bening/susu dari puting.

Jenis-jenis Kanker Payudara

Ada banyak jenis kanker payudara, namun beberapa di antaranya sangat langka. Kadang suatu tumor payudara tunggal dapat merupakan perpaduan dari jenis dibawah ini atau campuran antara kanker invasif dan in situ.

Duktal Karsinoma in situ (DCIS): ini adalah tipe kanker payudara non-invasif paling umum. DCIS berarti sel-sel kanker berada di dalam duktus dan belum menyebar keluar dinding duktus ke jaringan payudara disekitarnya.

Sekitar 1 dari 5 kasus baru kanker payudara adalah DCIS. Hampir semua wanita dengan kanker pada tahap awal ini dapat disembuhkan. Sebuah mamografi seringkali adalah cara terbaik untuk deteksi dini DCIS.

Ketika terdiagnosa DCIS, ahli patologi biasanya akan mencari area dari sel-sel kanker yang telah mati, disebut nekrosis tumor dalam sample jaringan. Bila nekrosis ditemukan, maka tumor agaknya lebih bersifat agresif. Istilah comedocarsinoma kadang digunakan untuk menjelaskan DCIS dengan nekrosis.

Lobular karsinoma in situ (LCIS): Meskipun sebenarnya ini bukan kanker, tetapi LCIS kadang digolongkan sebagai tipe kanker payudara non-invasif. Bermula dari kelenjar yang memproduksi air susu, tetapi tidak berkembang melewati dinding lobulus.

Kebanyakan ahli kanker berpendapat bahwa LCIS sendiri sering tidak menjadi kanker invasive, tetapi wanita dengan kondisi ini memiliki resiko lebih tinggi untuk berkembang menjadi kanker payudara invasive pada payudara yang sama atau berbeda. Untuk itu, mamografi rutin sangat disarankan. Invasif (atau infiltrating) Duktal Karsinoma (IDC): Ini adalah kanker payudara paling umum dijumpai. Bermula dari duktus, menerobos dinding duktus, dan berkembang ke dalam jaringan lemak payudara. Pada titik ini, itu mungkin menyebar (bermetastasis) ke organ tubuh lainnya melalui sistem getah bening dan aliran darah. Sekitar 8 dari 10 kanker payudara invasive adalah jenis ini. Invasif (infiltrating) Lobular Karsinoma (ILC): kanker ini dimulai dalam lobulus. Seperti IDC, ia dapat menyebar (bermetastasis) ke bagian lain dari tubuh. Sekitar 1 dari 10 kanker payudara invasif adalah dari jenis ini. ILC lebih sulit terdeteksi melalui mammogram daripada IDC.

Jenis-jenis Kanker Payudara yang Jarang Terjadi

Kanker Payudara Terinflamasi (IBC): Jenis kanker payudara invasif yang jarang terjadi ini, statistiknya adalah sekitar 1-3% dari semua kasus kanker payudara. Biasanya tidak terjadi benjolan tunggal atau tumor. Sebaliknya, IBC membuat kulit payudara terlihat merah dan terasa hangat. Hal ini juga membuat kulit payudara tampak tebal dan mengerut, seperti kulit jeruk. Dokter biasanya baru mengetahui bahwa perubahan ini bukan disebabkan oleh inflamasi/peradangan atau infeksi, tetapi karena sel-sel kanker telah memblokir pembuluh getah bening di kulit. Payudara yang terkena biasanya lebih besar, kenyal, lembek atau gatal. Pada tahap awal, jenis kanker ini kadang salah diartikan sebagai infeksi payudara (mastitis) dan diobati dengan antibiotic. Bila tidak juga membaik, biasanya dokter akan menyarankan biopsy. Karena tidak terjadi benjolan, jenis ini biasanya tidak terdeteksi saat mammogram. Jenis kanker ini biasanya cenderung menyebar dan kelihatannya lebih buruk daripada tipe IBC ataupun ILC.

Penyakit Paget pada Puting: Jenis kanker payudara ini dimulai pada duktus dan menyebar ke kulit puting dan kemudian ke areola (lingkaran gelap di sekeliling putting). Jenis ini jarang terjadi (hanya sekitar 1% dari semua kasus kanker payudara). Tandanya adalah kulit puting dan areola pecah-pecah, bersisik, dan merah, dengan adanya area berdarah. Pasien biasanya melihat adanya area yang seperti terbakar atau gatal.

Penyakit Paget seringkali diasosiasikan dengan DCIS, atau lebih sering IDC. Pengobatannya seringkali memerlukan mastektomi. Jika DCIS hanya ditemukan (tanpa kanker invasif), ketika payudara diangkat, harapan sembuhnya sangat baik.