Diriwayatkan dari Mu’adz Jabal radhiyallahu ‘anhu bahwa ia berkata, “Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallama bersabda; Allah berfirman: (1) Hai anak cucu Adam! Malulah terhadapku ketika menyiksamu. (2) Hai anak cucu Adam! Bertaubatlah kepada-Ku! Maka Aku akan memuliakanmu seperti kemuliaan yang diberikan kepada para nabi. (3) Hai anak cucu Adam! Jangan memalingkan hatimu jauh dari-Ku karena sesungguhnya apabila kamu memalingkan hatimu jauh dari-Ku maka Aku akan menghinakanmu dan tidak akan menolongmu. (4) Hai anak cucu Adam! Apabila kamu bertemu dengan-Ku sedangkan kamu membawa kebaikan-kebaikan sebanyak penduduk bumi maka Aku tidak akan menerimanya sampai kamu membenarkan janji dan ancaman- Ku. (5) Hai anak cucu Adam! Sesungguhnya Aku adalah Dzat yang memberi rizki. Kamu adalah makhluk yang diberi rizki dan kamu tahu kalau sesungguhnya Aku memenuhimu dengan memberimu rizki. Oleh karena itu, jangan meninggalkan ketaatan kepada-Ku gara-gara rizki karena sesungguhnya apabila kamu meninggalkan ketaatan kepada- Ku gara-gara rizkimu maka akan tetap bagimu siksa-Ku. Hai anak cucu Adam! Jagalah 5 (lima) nasehat ini karena-Ku maka akan tetap bagimu surga … (hingga akhir hadis).”
a. Kalo Sudah Jadi Rizkimu Maka Tidak Akan Kemana.
Hai saudara-saudara muslimku! Janganlah kalian bersedih hati atas rizki dan janganlah rizki kalian mencegahmu dari taat kepada Allah karena ada Firman-Nya: tidaklah dari makhluk hidup di bumi kecuali Allah telah mengatur rizkinya,1 seperti keterangan yang tertera dalam hadis bahwa sesungguhnya Allah menciptakan burung hijau di udara dan menjadikan anak panah berada di punggungnya dan anak panah lain di bawah perutnya.
Dan Allah menciptakan ikan besar di laut yang selalu memakan ikan kecil. Sesaat setelah ikan besar itu memakan ikan kecil, ternyata didapati sedikit daging ikan kecil yang terselit di antara gigi-giginya.
Selitan daging itu membuatnya sakit hingga ia mengeluarkan kepalanya ke permukaan air. Saat kepalanya dikeluarkan ke permukaan air, mulutnya terbuka. Sementara itu, burung hijau datang ke arah mulut ikan besar dan masuk ke dalamnya. Kemudian burung hijau itu memakan daging yang terselit di antara gigi-giginya.
Dua anak panah yang tertancap di punggung dan bawah perut burung hijau menjadi seperti dua tiang di mulut ikan besar sehingga ikan besar tidak bisa melahap dan memakan burung hijau. Setelah selitan daging yang menyelit di antara gigi-gigi ikan besar habis dimakan burung hijau, ia pun keluar dari mulut ikan dan terbang ke udara.
Allah telah menetapkan rizki burung hijau itu berada di antara gigi-gigi ikan besar. Kemudian ikan besar kembali ke tempatnya dan beristirahat. Masing-masing dari burung hijau dan ikan besar saling menjadi sebab satu sama lain. Allah tidak meninggalkan burung hijau tanpa mendapatkan rizki. Lantas apakah Allah akan meninggalkan manusia tanpa memperoleh rizkinya?”
b. Disuapi Roti Oleh Burung Gagak
Diceritakan bahwa sebab Ibrahim bin Adham bertaubat adalah bahwa pada suatu hari, ia keluar berburu. Kemudian ia beristirahat di suatu tempat sambil mengeluarkan nampan piring untuk memakan bekal makanannya.
Saat makanan berada di atas nampan piring, tiba-tiba burung gagak datang dan menyambar rotinya dengan paruh dan langsung terbang ke udara. Ibrahim pun kaget. Kemudian ia bergegas menaiki kuda dan mengejar burung gagak itu hingga menuju ke arah gunung. Ibrahim kehilangan jejak. Ia pun terus mengejar burung gagak itu dengan naik ke arah gunung. Tiba- tiba dari kejauhan, ia melihat burung gagak itu.
Ketika ia telah mendekati, burung gagak itu kaget dan akhirnya terbang. Melihat tempat burung gagak itu mulai terbang, tiba-tiba Ibrahim melihat seorang laki-laki terikat tergeletak miring di gunung. Ia pun turun dari kudanya dan melepaskan ikatan laki-laki itu. Setelah laki- laki itu terbebas, Ibrahim pun menanyakan apa yang telah terjadi padanya. Laki-laki itu menjelaskan;
“Sebenarnya aku adalah seorang pedagang. Aku telah dirampok oleh segerombolan perampok. Semua harta yang aku bawa dirampas oleh mereka. Mereka menganiayaku, mengikatku, dan membuangku di tempat ini. Aku bertahan di sini sudah selama 7 hari. Setiap harinya, burung gagak itu membawakanku roti. Ia berada di atas dadaku dan memotong- motong roti dengan paruhnya. Kemudian ia menyuapkannya ke mulutku. Selama 7 hari itu, Allah tidak meninggalkanku dalam kelaparan.”
Setelah mendengar cerita laki-laki itu, Ibrahim pun menaiki kudanya dan memboncengkan laki-laki itu untuk di antarkan ke tempat dimana ia tinggal. Kemudian Ibrahim pun bertaubat dan kembali kepada Allah. Ia melepas dan meninggalkan pakaian bagusnya dan hanya mengenakan pakaian bulu. Ia juga memerdekakan semua budak- budaknya. Ia juga mewakafkan tanah dan harta miliknya. Kemudian ia mengenakan tongkat dan pergi menuju kota Mekah tanpa membawa bekal dan kendaraan. Ia hanya berpasrah diri kepada Allah dan tidak kuatir dengan bekalnya. Dalam perjalanannya, ia tidak merasa kelaparan hingga ia sampai di kota Mekah. Ia bersyukur dan memuja Allah.
Allah berfirman, “Barang siapa berpasrah diri kepada Allah maka Dia akan mencukupinya. Sesungguhnya Allah berkuasa atas kehendak-Nya. Allah telah menetapkan takdir bagi segala sesuatu.
No comments:
Post a Comment