Thursday, May 22, 2025

Keagungan Allah dalam Al-Isra’ Ayat 111.

Buku Hikmah dan Tafsir: Keagungan Allah dalam Al-Isra’ Ayat 111

1. Teks Arab Al-Qur’an (Al-Isra’: 111)

وَقُلِ ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ ٱلَّذِى لَمْ يَتَّخِذْ وَلَدًۭا وَلَمْ يَكُن لَّهُۥ شَرِيكٌۭ فِى ٱلْمُلْكِ وَلَمْ يَكُن لَّهُۥ وَلِىٌّۭ مِّنَ ٱلذُّلِّ ۖ وَكَبِّرْهُ تَكْبِيرًۭا

2. Bacaan Latin

Wa qulil-ḥamdu lillāhillażī lam yattakhiż waladāw wa lam yakul lahū syarīkun fil-mulki wa lam yakul lahū waliyyum minaż-żulli wa kabbir-hu takbīrā.

3. Terjemahan

"Dan katakanlah: ‘Segala puji bagi Allah yang tidak mempunyai anak, dan tidak ada sekutu bagi-Nya dalam kerajaan-Nya, dan tidak (pula) Dia memerlukan penolong karena kehinaan-Nya,’ dan agungkanlah Dia dengan pengagungan yang sebesar-besarnya." (QS. Al-Isra': 111)

---

4. Tafsir Ayat (Ringkasan Ulama)

Menurut tafsir Ibnu Katsir:

Tidak mempunyai anak: Menolak klaim kaum musyrik dan Ahlul Kitab bahwa Allah punya anak.

Tidak punya sekutu dalam kerajaan-Nya: Allah adalah satu-satunya penguasa mutlak.

Tidak memerlukan penolong karena kehinaan: Kekuasaan-Nya sempurna, tidak seperti makhluk yang lemah.

Agungkanlah Dia: Perintah untuk mentauhidkan dan mengagungkan Allah seagung-agungnya.

---

5. Hadis yang Berkaitan (HR. Ahmad)

مِنْ آيَاتِ عَظَمَةِ اللَّهِ: قُلِ الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي لَمْ يَتَّخِذْ وَلَدًا، وَلَمْ يَكُنْ لَهُ شَرِيكٌ فِي الْمُلْكِ، وَلَمْ يَكُنْ لَهُ وَلِيٌّ مِنَ الذُّلِّ، وَكَبِّرْهُ تَكْبِيرًا

"Di antara tanda-tanda keagungan Allah adalah (ayat): 'Segala puji bagi Allah yang tidak mempunyai anak... dan agungkanlah Dia dengan pengagungan yang sebesar-besarnya.'"

(HR. Ahmad, sanad hasan)

---

6. Ayat Al-Qur’an Lain yang Berkaitan

Al-Ikhlas: 1–4

"Katakanlah: Dialah Allah Yang Maha Esa... tidak beranak dan tidak diperanakkan..."

Az-Zumar: 67

"Mereka tidak mengagungkan Allah dengan pengagungan yang semestinya..."

Al-Kahfi: 4–5"...bahwasanya Allah tidak mempunyai anak..."

---

7. Hikmah dari Ayat dan Hadis

Tauhid murni: menolak segala bentuk syirik.

Menanamkan keyakinan bahwa Allah tidak butuh siapa pun.

Menjadikan pujian kepada Allah sebagai lisan dan hati.

Perintah untuk takbir, mengagungkan Allah dalam segala kondisi.

---

8. Relevansi dengan Keadaan di Indonesia Saat Ini

Masih marak praktik klenik, perdukunan, dan pengagungan makhluk.

Sebagian orang masih menjadikan tokoh atau benda sebagai perantara mutlak dalam ibadah.

Ayat ini mengingatkan umat untuk kembali ke tauhid yang lurus.

Dalam suasana banyak cobaan bangsa, hanya kebergantungan total kepada Allah yang memberi jalan keluar.

---

9. Nasihat Syekh Abdul Qadir Al-Jailani

"Barang siapa yang menisbatkan anak kepada Allah, maka ia telah buta dari cahaya tauhid. Peganglah keagungan-Nya, dan jangan kau samakan Dia dengan ciptaan."

(al-Futuhat ar-Rabbaniyah)

---

10. Nasihat Ibnu ‘Athaillah as-Sakandari

"Engkau terlalu sibuk mencari pertolongan makhluk, padahal Tuhanmu tak pernah membutuhkan mereka untuk menolong-Nya. Maka agungkanlah Allah dalam kesendirian-Nya dan jangan tergelincir dalam syirik tersembunyi."

(al-Hikam)

---

11. Lampiran Cerita Hikmah

"Anak Kecil dan Raksasa"

Di sebuah desa, seorang anak kecil selalu berkata "Allahu Akbar" setiap kali takut. Suatu hari, desa itu diganggu oleh seorang pemuda bertopeng yang mengaku bisa menyelamatkan mereka, tetapi meminta mereka menyembahnya.

Anak kecil itu berkata: “Aku hanya percaya pada Allah yang tidak punya anak, tidak butuh sekutu, dan sangat besar kekuasaannya. ALLAHU AKBAR!”

Pemuda itu pun terkejut dan jatuh pingsan. Penduduk desa pun sadar bahwa kekuatan sejati bukan pada manusia, melainkan hanya milik Allah semata.

---




No comments: