Thursday, May 22, 2025

Gelisah Duniawi vs Ukhrawi.


Buku Renungan: Gelisah Duniawi vs Ukhrawi


1. Teks Arab


قال عثمان رضي الله عنه:

همّ الدنيا ظلمة في القلب، وهمّ الآخرة نور في القلب.


---


2. Bacaan Latin


Qāla ‘Utsmān raḍiyallāhu ‘anhu:

Hammu ad-dunyā ẓulmatun fī al-qalb, wa hammu al-ākhirah nūrun fī al-qalb.


---


3. Terjemahan


Utsman r.a. berkata: “Bingung memikirkan dunia akan menjadikan hati gelap, sedangkan bingung memikirkan akhirat akan menjadikan hati terang.”


---


4. Hikmah Ungkapan


Kegelisahan karena dunia menggelapkan hati, karena isinya hanya hawa nafsu, persaingan, dan ketamakan.


Kegelisahan karena akhirat justru mencerahkan, sebab mengingatkan kita pada Allah, tanggung jawab, dan keselamatan abadi.


Orang yang fokus pada akhirat akan tetap tenang, sekalipun dunia bergejolak.


---


5. Tafsir Maknawi


"Hammu ad-dunyā ẓulmatun fī al-qalb”: Dunia sering membuat kita lalai. Ketika hati hanya memikirkan uang, status, dan ambisi dunia, maka nurani menjadi sempit dan gelap.


"Hammu al-ākhirah nūrun fī al-qalb”: Memikirkan akhirat membentuk kepekaan, keikhlasan, dan keberanian hidup. Cahaya iman akan muncul dari sana.


---


6. Hadis yang Berkaitan


1. “Barangsiapa yang niat utamanya adalah dunia, maka Allah akan cerai-beraikan urusannya, menjadikan kemiskinan di pelupuk matanya, dan dunia tidak akan mendatanginya kecuali sekadar yang telah ditentukan.”

(HR. Tirmidzi)


2. “Orang cerdas adalah yang menghisab dirinya dan beramal untuk setelah mati. Sedangkan orang lemah adalah yang mengikuti hawa nafsunya dan berharap dari Allah dengan harapan kosong.”

(HR. Tirmidzi)


---


7. Ayat Al-Qur’an yang Berkaitan


QS. Al-Hadid: 20


> “Ketahuilah, bahwa kehidupan dunia hanyalah permainan dan senda gurau, perhiasan dan saling berbangga... dan kehidupan dunia tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.”


QS. Al-A‘la: 16–17


> “Tetapi kamu lebih memilih kehidupan dunia, padahal kehidupan akhirat itu lebih baik dan lebih kekal.”


QS. An-Nur: 35


> “Allah adalah cahaya langit dan bumi...”

(Cahaya ini masuk ke dalam hati orang yang mengingat akhirat dan menjauh dari dunia.)


---


8. Relevansi di Indonesia Saat Ini


Banyak orang tersesat dalam kecemasan finansial, budaya konsumtif, dan media sosial yang memperparah orientasi duniawi.


Ungkapan Sayyidina Utsman ini menjadi reminder spiritual untuk kaum muda dan pengusaha agar tidak terperangkap dalam ambisi dunia.


Dengan kembali ke nilai ukhrawi, hati menjadi lapang, damai, dan tangguh dalam menghadapi krisis.




---


9. Nasihat Syekh Abdul Qadir al-Jailani


"Jika engkau melihat dunia menghampirimu, maka jauhilah ia. Karena ia akan menghitamkan hatimu. Tapi bila engkau melihat akhirat hadir di hatimu, maka bersujudlah dengan penuh syukur. Itulah cahaya yang menuntunmu pulang."


(Futuh al-Ghaib)



---


10. Nasihat Ibnu ‘Athaillah as-Sakandari


"Salah satu tanda matinya hati: engkau resah jika kehilangan dunia, dan engkau tenang-tenang saja jika kehilangan akhirat."

(al-Hikam)



---


11. Lampiran Cerita Hikmah


“Cermin Penjual Es”


Seorang penjual es yang sederhana ditanya:

"Apa yang membuatmu bahagia walau hidup susah?"


Ia menjawab, “Aku menjual sesuatu yang akan mencair dan hilang — seperti dunia. Maka aku tak mau hatiku juga mencair karena dunia. Setiap hari aku ingatkan diriku: jangan simpan hatimu di tempat yang akan mencair.”



---



No comments: