Judul Buku: “Doa: Jalan Menuju Cahaya”
Bab 1: Asal Kata dan Makna Doa
Asal Kata:
Kata “doa” berasal dari bahasa Arab: الدُّعَاءُ (ad-du‘ā’), yang berasal dari akar kata دَعَا - يَدْعُو yang berarti “memanggil”, “memohon”, atau “meminta”.
Makna Istilah:
Doa secara istilah berarti permohonan hamba kepada Tuhannya, sebagai wujud penghambaan dan pengakuan atas kelemahan diri, serta keyakinan bahwa Allah adalah Dzat Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu.
---
Bab 2: Keutamaan Doa
Ayat Al-Qur'an:
“Dan Tuhanmu berfirman: Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu.” (QS. Ghafir: 60)
“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), sesungguhnya Aku dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku.” (QS. Al-Baqarah: 186)
Hadis:
“Doa adalah senjata orang mukmin, tiang agama, dan cahaya langit dan bumi.” (HR. Al-Hakim)
“Tidak ada sesuatu yang lebih mulia di sisi Allah daripada doa.” (HR. Tirmidzi)
---
Bab 3: Hukum Berdoa
Hukum:
Berdoa adalah wajib dalam arti umum, terutama dalam keadaan sangat membutuhkan, dan sunnah dalam banyak kondisi.
Dalil Al-Qur’an:
“Dan janganlah kamu menyembah selain Allah, yang tidak memberi manfaat dan tidak (pula) mendatangkan mudarat kepadamu, sebab jika kamu berbuat (yang demikian itu), maka sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang zalim.” (QS. Yunus: 106)
Hadis:
“Barang siapa tidak berdoa kepada Allah, maka Allah akan murka kepadanya.” (HR. Tirmidzi)
---
Bab 4: Adab Berdoa
Adab Doa:
1. Menghadap kiblat
2. Mengangkat tangan
3. Memulai dengan pujian dan shalawat
4. Berdoa dengan khusyuk dan suara lembut
5. Yakin dikabulkan
6. Tidak tergesa-gesa
Dalil:
“Berdoalah kepada Tuhanmu dengan rendah hati dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.” (QS. Al-A'raf: 55)
Hadis:
“Sesungguhnya Allah Maha Baik, Dia tidak menerima kecuali yang baik.” (HR. Muslim) — ini menunjukkan pentingnya keikhlasan dan kesucian hati saat berdoa.
---
Bab 5: Doa yang Diterima
Syarat Doa Diterima:
Yakin dikabulkan
Tidak tergesa-gesa
Makanan dan pakaian halal
Hati khusyuk
Hadis:
“Berdoalah kepada Allah dalam keadaan yakin akan dikabulkan, dan ketahuilah bahwa Allah tidak mengabulkan doa dari hati yang lalai dan tidak sungguh-sungguh.” (HR. Tirmidzi)
---
Bab 6: Doa yang Ditolak
Penyebab Doa Ditolak:
Makanan haram
Tidak ikhlas
Melanggar etika berdoa
Tidak bersungguh-sungguh
Hadis:
“Seorang laki-laki yang rambutnya kusut masai dan berdebu karena perjalanan panjang, mengangkat tangan ke langit dan berkata: ‘Ya Rabb, ya Rabb,’ padahal makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram, dan diberi makan dari yang haram, maka bagaimana mungkin doanya dikabulkan?” (HR. Muslim)
---
Bab 7: Relevansi Doa dengan Kondisi Indonesia
Di tengah krisis moral, ekonomi, dan sosial, doa menjadi bentuk ketundukan kepada Allah dan perwujudan harapan. Masyarakat Indonesia yang religius secara budaya memiliki peluang besar untuk menjadikan doa sebagai kekuatan kolektif dalam menjemput solusi dari Allah.
---
Bab 8: Nasihat dari Syekh Abdul Qadir al-Jailani
> “Jangan putus asa dalam berdoa, meski pintu-pintu langit belum terbuka. Doa yang tertunda itu seperti benih yang ditanam, ia butuh waktu untuk tumbuh.”
---
Bab 9: Nasihat dari Ibnu ‘Athaillah as-Sakandari
> “Jangan karena lambatnya pemberian dari Allah dalam doamu, lalu kamu putus asa. Allah akan memberi pada waktunya, tidak menurut keinginanmu, tapi menurut hikmah-Nya.”
---
Lampiran Cerita Hikmah: “Doa dari Hati yang Terluka”
Seorang ibu miskin yang setiap malam memanjatkan doa untuk anaknya agar tidak ikut geng motor. Ia hanya berdoa, menangis dalam sujud. Beberapa bulan kemudian, sang anak mengalami kecelakaan kecil, membuatnya sadar dan bertobat. Ia berkata, “Waktu aku sadar, aku teringat wajah ibu saat berdoa.”
> Hikmah: Doa yang ikhlas bisa menembus kerasnya hati manusia.
---
No comments:
Post a Comment