Judul Buku: “Mati: Perjalanan Menuju Kekekalan”
Bab 1: Asal Kata dan Makna Mati
Asal Kata:
Kata "mati" berasal dari bahasa Arab: مَاتَ – يَمُوتُ – مَوْتًا yang berarti "wafat" atau "berhenti hidup".
Makna istilahnya: berpindah dari alam dunia menuju alam barzakh sebagai bagian dari siklus kehidupan makhluk ciptaan Allah.
---
Bab 2: Keutamaan Mengingat Kematian
Ayat Al-Qur’an:
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati...” (QS. Ali Imran: 185)
“Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, walaupun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh...” (QS. An-Nisa: 78)
Hadis:
“Perbanyaklah mengingat pemutus segala kenikmatan, yaitu kematian.” (HR. Tirmidzi)
Hikmah:
Mengingat mati membuat hati lembut, menumbuhkan taubat, menyadarkan akan kefanaan dunia, dan memotivasi amal saleh.
---
Bab 3: Hukum Mengingat dan Mempersiapkan Kematian
Hukum:
Mengingat kematian adalah sunnah muakkadah (sangat dianjurkan), dan mempersiapkan diri untuknya adalah wajib secara moral dan syar’i.
Dalil:
“Dan hendaklah setiap jiwa memperhatikan apa yang telah dipersiapkan untuk hari esok (akhirat).” (QS. Al-Hasyr: 18)
Hadis:
“Orang cerdas adalah orang yang menghisab dirinya dan beramal untuk kehidupan setelah mati.” (HR. Tirmidzi)
---
Bab 4: Adab dalam Menghadapi dan Mengurus Kematian
Adab Sebelum Mati:
Berwasiat
Bertobat
Meminta maaf kepada orang lain
Meninggalkan urusan dunia secara baik
Adab Saat Sakaratul Maut:
Membimbing mengucapkan kalimat syahadat
Membacakan Yasin (HR. Abu Dawud)
Adab Setelah Mati:
Menutup mata
Mendoakan
Menyegerakan pemakaman
Tidak meratapi berlebihan
---
Bab 5: Kematian Husnul Khatimah
Ciri-ciri:
Meninggal dengan kalimat syahadat
Dalam keadaan beribadah
Dalam keadaan tobat
Meninggal pada hari Jumat
Ayat:
“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: Rabb kami adalah Allah, kemudian mereka tetap istiqamah, maka malaikat akan turun kepada mereka (seraya berkata): Janganlah kamu takut dan jangan bersedih hati.” (QS. Fussilat: 30)
Hadis:
“Barang siapa akhir ucapannya ‘La ilaha illallah’, maka ia masuk surga.” (HR. Abu Dawud)
---
Bab 6: Kematian Su’ul Khatimah
Ciri-ciri:
Mati dalam keadaan maksiat
Menolak kalimat syahadat
Hati berpaling dari Allah
Ayat:
“Dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan Muslim.” (QS. Ali Imran: 102)
Hadis:
“Sungguh, ada seseorang yang beramal dengan amalan ahli surga... namun akhirnya ia melakukan amalan ahli neraka dan ia masuk neraka.” (HR. Bukhari dan Muslim)
---
Bab 7: Relevansi dengan Kondisi Indonesia Saat Ini
Budaya konsumtif, hedonisme, dan kemaksiatan yang terbuka membuat umat terlena.
Banyak kematian mendadak dan tanpa persiapan ruhani.
Perlu gerakan dakwah kematian dan kesadaran akhirat agar hidup lebih bermakna.
---
Bab 8: Nasihat Syekh Abdul Qadir al-Jailani
> “Bersiaplah untuk mati sebelum maut mendatangimu. Jadilah seperti orang yang merantau: ia tak membawa banyak barang, tapi semua yang dibawa adalah bekal untuk pulang.”
---
Bab 9: Nasihat Ibnu ‘Athaillah as-Sakandari
> “Bagaimana engkau bisa merasa tenang dengan dunia, sedangkan kematian mengintaimu setiap waktu? Setiap tarikan nafas adalah langkah menuju kubur.”
---
Lampiran Cerita Hikmah: “Dosa Terhapus Saat Menyusul Azan”
Seorang pemuda yang biasa meninggalkan salat, tiba-tiba satu hari ia berkata pada ibunya, “Bu, aku ingin salat di masjid.” Ia wudhu, berangkat ke masjid, namun ajalnya datang di tengah perjalanan. Ia ditemukan wafat dalam posisi berlutut, wajah bersinar.
Kata imam masjid: “Mungkin inilah husnul khatimah. Allah menutup hidupnya dengan niat baik dan amal terakhirnya adalah menuju salat.”
---
No comments:
Post a Comment