Mengutip dari Syekh Abdul Mur’thi As Samlawi, diriwayatkan dari Umar r.a., sesungguhnya Nabi saw. bertanya kepada Malaikat Jibril a.s.:
“Kemukakan kepadaku tentang kebaikan Umar, lalu Jibril menjawab: Andaikata lautan menjadi tintanya dan pohon-pohon menjadi penanya, niscaya aku tidak akan mampu menghitungnya. Lalu Nabi bertanya lagi kepadanya: Sekarang, kemukakanlah kebaikan Abu Bakar! Berkata Jibril: Umar adalah salah satu kebaikan dari beberapa kebaikan “Abu Bakar.”
Dalam hal ini dinyatakan sebagai berikut:
“Keluhuran dunia dicapai dengan harta, sedang keluhuran akhirat dicapai dengan amal saleh.”
Urusan dunia tidak akan menjadi kuat dan maslahat melainkan dengan harta, seperti halnya urusan akhirat akan menjadi kuat dan maslahat hanya jika dicapai dengan amal saleh.
------
Dirawayat lain :
Hadis yang Anda maksud adalah hadis tentang keutamaan amal-amal kebaikan, di mana Abu Bakar Ash-Shiddiq radhiyallahu ‘anhu disebut sebagai orang yang paling pertama melakukannya dalam berbagai jenis amal. Berikut teks hadisnya:
Hadis Lengkap (versi ringkas):
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
"Siapa yang hari ini menjenguk orang sakit?"
Abu Bakar berkata, “Saya, ya Rasulullah.”
Beliau bersabda, "Siapa yang hari ini ikut mengantar jenazah?"
Abu Bakar menjawab, “Saya.”
Beliau bersabda, "Siapa yang hari ini memberi makan kepada orang miskin?"
Abu Bakar menjawab, “Saya.”
Beliau bersabda, "Siapa yang hari ini berpuasa?"
Abu Bakar menjawab, “Saya.”
Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
"Tidaklah semua itu berkumpul pada seseorang melainkan dia akan masuk surga."
HR. Muslim no. 1028
---
Hadis ini menunjukkan keluasan amal dan keutamaan Abu Bakar Ash-Shiddiq, yang selalu berlomba dalam kebaikan dan menjadi yang terdepan dalam amal shalih.
____
Doriwayat lain :
Hadis yang dimaksud merujuk pada kisah Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu yang berniat mengalahkan Abu Bakar dalam sedekah, namun ternyata Abu Bakar sudah mendahuluinya dan memberi lebih banyak. Ini bukan berbentuk hadis marfu’ (sabda Nabi langsung), tapi termasuk atsar shahih (riwayat sahabat) yang diriwayatkan oleh para perawi tepercaya.
---
Teks Riwayatnya:
Dari Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata:
"Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memerintahkan kami untuk bersedekah. Saat itu aku punya harta. Aku berkata (dalam hati), 'Hari ini aku akan mengalahkan Abu Bakar, kalau memang ada saatnya aku bisa mengalahkannya.'
Maka aku datang membawa setengah hartaku. Rasulullah bertanya: 'Apa yang engkau sisakan untuk keluargamu?' Aku jawab: 'Sebanyak ini juga, ya Rasulullah.'
Lalu datang Abu Bakar membawa seluruh hartanya. Rasulullah bertanya: 'Apa yang engkau sisakan untuk keluargamu?' Abu Bakar menjawab: 'Aku tinggalkan untuk mereka Allah dan Rasul-Nya.'
Maka aku berkata: 'Demi Allah, aku tidak akan bisa mengalahkannya dalam hal apa pun selama-lamanya.'”
HR. Tirmidzi no. 3675
Dinyatakan hasan oleh Tirmidzi dan shahih oleh Al-Albani.
Ini menunjukkan keikhlasan dan kesungguhan Abu Bakar dalam sedekah, serta pengakuan Umar tentang keutamaan Abu Bakar.
____
Dari catatan itu, ada beberapa pelajaran penting yang bisa kita ambil:
1.
Kebaikan tak selalu bisa dihitung dengan logika manusia – Bahkan Jibril pun bilang nggak sanggup ngitung kebaikan Umar r.a. Ini menunjukkan bahwa amal saleh yang tulus dan konsisten bisa punya nilai yang luar biasa di sisi Allah.
2.
Abu Bakar r.a. punya kedudukan yang sangat agung – Kalau Umar saja luar biasa, dan beliau disebut sebagai "salah satu" dari kebaikan Abu Bakar, artinya Abu Bakar punya level keimanan dan amal yang super istimewa.
3.
Dunia butuh harta, tapi akhirat butuh amal – Nggak salah cari rezeki, tapi jangan sampai lupa investasi akhirat. Keseimbangan antara dua ini yang jadi kunci.
4.
Jangan meremehkan amal kecil – Bisa jadi amal yang sederhana tapi rutin dan ikhlas justru paling berat timbangannya nanti di akhirat.
5.
Jadikan kisah para sahabat sebagai motivasi hidup– Mereka bukan cuma tokoh sejarah, tapi contoh nyata bagaimana seharusnya kita hidup sebagai umat Nabi Muhammad SAW.
No comments:
Post a Comment