Berikut adalah penjelasan lengkap mengenai Q.S. Al-Mā'idah ayat 52: tafsir, asbāb an-nuzūl (sebab turunnya), perintah dan larangan, serta hadis yang
Berikut adalah penjelasan lengkap mengenai Q.S. Al-Mā'idah ayat 52: tafsir, asbāb an-nuzūl (sebab turunnya), perintah dan larangan, serta hadis yangberkaitan.
---
Teks Q.S. Al-Mā'idah ayat 52:
آ۞ يَـٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ لَا تَتَّخِذُوا۟ ٱلَّذِينَ ٱتَّخَذُوا۟ دِينَكُمْ هُزُوًۭا وَلَعِبًۭا مِّنَ ٱلَّذِينَ أُوتُوا۟ ٱلۡكِتَـٰبَ مِن قَبۡلِكُمۡ وَٱلۡكُفَّارَ أَوۡلِيَآءَۚ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ إِن كُنتُم مُّؤۡمِنِينَ ٥٧
(Namun, ayat 52 yang dimaksud adalah ini):
الَّذِينَ يَتَرَبَّصُونَ بِكُمْ فَإِنْ كَانَ لَكُمْ فَتْحٌ مِنَ اللَّهِ قَالُوا أَلَمْ نَكُنْ مَعَكُمْ وَإِنْ كَانَ لِلْكَافِرِينَ نَصِيبٌ قَالُوا أَلَمْ نَسْتَحْوِذْ عَلَيْكُمْ وَنَمْنَعْكُمْ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ فَاللَّهُ يَحْكُمُ بَيْنَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَلَنْ يَجْعَلَ اللَّهُ لِلْكَافِرِينَ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ سَبِيلًا
Artinya: "Yaitu orang-orang yang menunggu-nunggu (peristiwa) yang akan terjadi padamu. Jika kamu mendapat kemenangan dari Allah mereka berkata: 'Bukankah kami (turut berperang) bersama kamu?' Dan jika orang-orang kafir mendapat bagian mereka berkata: 'Bukankah kami turut memenangkan kamu, dan membela kamu dari orang-orang mukmin?' Maka Allah akan memberi keputusan di antara kamu pada hari Kiamat. Dan Allah sekali-kali tidak akan memberi jalan kepada orang-orang kafir untuk mengalahkan orang-orang mukmin."
---
Asbāb an-Nuzūl (Sebab Turunnya)
Menurut riwayat dari Ibnu Abbas dan Mujahid, ayat ini turun berkenaan dengan ‘Abdullah bin Ubay bin Salul dan orang-orang munafik. Mereka bersikap oportunis; ketika kaum Muslim menang, mereka ikut bergembira dan berpura-pura setia. Tapi ketika orang kafir menang, mereka mengaku sebagai pendukung kafir agar tetap mendapat perlindungan dan manfaat.
---
Tafsir Ringkas
1. "Orang-orang yang menunggu-nunggu peristiwa": Maksudnya adalah orang munafik yang tidak berkomitmen, menunggu siapa yang menang antara Muslim dan kafir.
2. "Jika kalian menang, mereka berkata...": Mereka ingin ikut bagian dari kemenangan tanpa ikut berjuang.
3. "Jika kafir menang...": Mereka membela diri agar tetap aman dan dianggap sekutu oleh orang kafir.
4. "Allah akan memberi keputusan...": Allah akan mengadili mereka pada hari kiamat.
5. "Allah tidak akan memberi jalan kepada kafir atas mukmin": Yakni tidak akan membiarkan orang kafir menguasai dan mengalahkan orang beriman dalam arti yang hakiki dan abadi.
---
Perintah dan Larangan dalam Ayat Ini
Perintah:
Bertawakal kepada keputusan Allah.
Berhati-hati terhadap orang munafik yang bermain dua kaki.
Larangan:
Larangan mempercayai dan menjadikan orang munafik sebagai sekutu atau pemimpin.
Larangan tertipu dengan mereka yang hanya mencari keuntungan tanpa iman yang tulus.
---
Hadis Terkait Ayat Ini
1. Hadis Riwayat Muslim: "Tanda orang munafik ada tiga: jika berbicara dia berdusta, jika berjanji dia ingkari, jika dipercaya dia khianat."
(HR. Muslim, No. 59)
Hadis ini menguatkan ciri-ciri orang munafik seperti disebutkan dalam ayat: oportunis, tidak tulus dalam iman, dan suka berkhianat demi keuntungan pribadi.
---
Kesimpulan
Q.S. Al-Mā'idah ayat 52 adalah peringatan tegas terhadap kaum Muslim agar tidak tertipu oleh orang munafik dan tidak menjadikan mereka sebagai sekutu. Ayat ini juga menunjukkan keadilan Allah yang akan membalas segala bentuk kemunafikan di akhirat.
-------
Ayat ini mengkritik orang-orang munafik yang lebih loyal kepada orang-orang Yahudi dan Nasrani, daripada kepada kaum Muslimin. Mereka merasa takut jika Islam kalah, maka mereka tidak akan mendapat perlindungan atau keuntungan duniawi, sehingga mereka mencari dukungan kepada pihak luar yang dianggap lebih kuat.
Relevansi dengan Zaman Sekarang
Ayat ini bisa dikaitkan dengan fenomena umat Islam yang kehilangan kepercayaan pada agamanya sendiri dan lebih mengandalkan atau bergantung pada sistem, ideologi, atau negara-negara non-Muslim karena dianggap lebih kuat atau maju.
Contoh Kontemporer:
1. Ketundukan Politik dan Ekonomi:
Beberapa pemimpin negara Muslim lebih condong kepada kekuatan Barat (misalnya AS atau negara Eropa) dalam membuat keputusan politik atau ekonomi, meskipun bertentangan dengan nilai Islam atau merugikan umat Islam.
2. Budaya Takut dan Minder:
Banyak umat Islam merasa malu atau tidak percaya diri dengan ajaran Islam, lalu meniru total budaya Barat, bahkan dalam hal yang bertentangan dengan nilai Islam (gaya hidup bebas, konsumsi alkohol, seks bebas, dll).
3. Ketergantungan pada Sistem Hukum Non-Islami:
Dalam beberapa kasus, umat Islam sendiri menolak hukum Islam (syariat) dan lebih memilih hukum buatan manusia dari luar Islam karena dianggap lebih modern atau adil, padahal tidak selalu demikian.
4. Media dan Pendidikan:
Banyak lembaga pendidikan dan media di negeri-negeri Muslim lebih mengagungkan pemikiran filsuf Barat daripada ulama dan cendekiawan Muslim, sehingga generasi muda lebih mengenal Plato, Nietzsche, atau Freud daripada Al-Ghazali atau Ibnu Sina.
Pelajaran dari Ayat Ini
Umat Islam harus percaya dan bangga dengan agamanya, tidak merasa rendah diri.
Loyalitas (wala’) dan permusuhan (bara’) dalam Islam memiliki batas dan prinsip, tidak boleh menggadaikan keimanan demi dunia.
Allah bisa memberi kemenangan kapan saja, dan orang-orang yang bergantung pada selain Allah akan menyesal.
No comments:
Post a Comment