Sunday, November 29, 2009

Penyebab Sindrom Iritasi Usus

Penyebab Sindrom Iritasi Usus

0diggsdigg

ususSindrom Iritasi Usus (Irritable Bowel Syndrome/IBS) adalah suatu kondisi yang relatif umum di kalangan orang berusia 20 tahun ke atas. Ini adalah salah satu gejala yang paling sering didiagnosis namun permasalahannya adalah orang-orang cenderung tidak ingin berbicara tentangnya.

Sindrom Iritasi Usus ditandai dengan sering kram perut, kembung, sakit perut, diare dan sembelit. Hal ini menyebabkan banyak penderitaan dan ketidaknyamanan tetapi tidak pernah akan menyebabkan kondisi yang lebih buruk lagi karena tidak menimbulkan kerusakan permanen pada penderita.

Walaupun ada pola umum untuk kebanyakan pasien, tatap saja gejala dari sindroma iritasi usus bervariasi dari pasien ke pasien.

Beberapa mungkin mengalami gejala tunggal, misalnya sembelit. Meskipun begitu banyak orang mengeluhkan kram atau tekanan tanpa disertai atau sedikit disertai dengan pengeluaran tinja. Orang-orang ini mengalami pengeluaran lendir bersamaan dengan usus mereka juga. Lendir adalah bentuk cairan pelumas yang membantu melembabkan saluran pencernaan untuk memudahkan pengeluaran bahan-bahan yang telah dicerna.

Beberapa pasien, di sisi lain, mengalami diare, yang ditandai dengan pelepasan tinja cair dan sering tak terkendali. Tetapi beberapa mengalami sembelit dan diare.

Namun berhentinya gejala-gejala tidak berarti berhentinya sindrom. Banyak orang merasa lebih sulit untuk mengatasi sindroma iritasi usus setelah beberapa bulan sejak sindrom mereda.

Sementara banyak kasus tentang sindrom ini secara rutin dilaporkan di seluruh dunia, masih saja ada penyebab yang tidak diketahui untuk menentukan perawatan yang tepat. Banyak peneliti setuju bahwa ini mungkin memiliki hubungan dengan usus besar atau usus besar yang sangat reaktif terhadap tekanan dan unsur-unsur makanan tertentu.

Sedangkan yang lainnya menyatakan bahwa ini sebagian besar dipengaruhi oleh efisiensi sistem kekebalan tubuh.

Orang dengan kondisi ini dikenal memiliki motilitas atau pergerakan usus besar yang tidak teratur. Hal ini disebut sebagai spasmodik, namun pasien lain memperlihatkan gerakan usus yang berhenti sementara.

IBS sering dikaitkan dengan infeksi bakteri yang ditemukan pada saluran pencernaan. Para peneliti mengamati bahwa orang-orang yang telah meiliki Gastroenteritis memiliki kemungkinan lebih besar IBS juga akan berkembang.

Selain itu, ditemukan bahwa IBS mempertinggi kerentanan akan kecemasan dan stres yang kembali memperburuk kondisi. Demikian pula, banyak gejala IBS menyebabkan depresi dan kecemasan.

Pasien lain diproyeksikan memiliki hubungan dengan sindrom iritasi usus besar dan penyakit celiac, yaitu ketidakmampuan seseorang untuk mencerna gluten. Gluten adalah zat yang ditemukan dalam gandum, dan tepung yang pada dasarnya membantu dalam koagulasi roti. Pasien dengan penyakit celiac memiliki sistem kekebalan tubuh yang merespon gluten dengan merusak usus kecil. Adanya penyakit celiac bersamaan dengan IBS dapat diperiksa melalui tes darah.

Namun demikian, untuk penderita perempuan, temuan menunjukkan bahwa banyak gejala memburuk selama periode menstruasi mereka. Pada dasarnya ini adalah 'suspek penyebab' umum dari gerakan usus internal. Kelompok ilmiah dan masyarakat medis secara terus-menerus bekerja pada penyelesaian penyebab sehingga membuat pilihan pengobatan yang layak untuk membantu meringankan kondisi pasien.

Namun demikian, orang sudah berlatih tentang beberapa hal untuk membantu memberikan pengobatan sementara bagi sindrom iritasi usus. Banyak melakukannya dengan menghindari makanan yang biasanya menyebabkan gejala muncul kembali. Banyak kegiatan yang juga disarankan untuk dihindari agar dapat membatasi munculnya gejala. Termasuk diantaranya makan besar, kafein dari teh, cola dan coklat, tidak meminum alkohol, dan menghindari produk berbasis gandum.

No comments: