Judul: Rezeki Haram dan Murka Allah
Pengantar: Dalam kehidupan dunia, banyak orang beranggapan bahwa kekayaan adalah tanda keridhaan Allah. Namun, tidak semua rezeki adalah tanda cinta Allah. Ada kalanya kekayaan justru merupakan bentuk kemurkaan-Nya. Dalam buku ini, kita akan membahas hakikat dari rezeki yang haram dan kemurkaan Allah, disertai dalil dari Al-Qur'an, hadis, serta nasihat para sufi besar.
Bab 1: Hakikat Rezeki Haram dan Murka Allah
"Hai, Ali, jika Allah swt. murka kepada seseorang, maka Dia memberinya rezeki berupa kekayaan yang haram. Apabila kemurkaan-Nya kepada orang tersebut bertambah, maka Allah akan menugaskan setan membantunya mengurusi harta kekayaan dan menemaninya mencari kekayaan, menyibukkannya dengan urusan dunia hingga lupa terhadap urusan agama dan memudahkan orang tersebut dalam hal urusan dunia lalu berkata: tenanglah, Allah adalah Maha Pengampun dan Maha Penyayang."
Ucapan ini menunjukkan bahwa tidak semua kemudahan dunia adalah rahmat. Bisa jadi ia adalah istidraj, peringatan halus dari Allah bagi orang yang bermaksiat.
Bab 2: Ayat Al-Qur’an Terkait
1. Surah Al-An’am (6:44)
Arab: فَلَمَّا نَسُوا مَا ذُكِّرُوا بِهِ فَتَحْنَا عَلَيْهِمْ أَبْوَابَ كُلِّ شَيْءٍ حَتَّىٰ إِذَا فَرِحُوا بِمَا أُوتُوا أَخَذْنَاهُمْ بَغْتَةً فَإِذَا هُم مُّبْلِسُونَ
Latin: Falammā nasū mā dhukkirū bihī fataḥnā 'alaihim abwāba kulli syai`in ḥattā iżā fariḥū bimā ūtu akhadznāhum baghtatan fa iżā hum mublisụn.
Artinya: "Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kami pun membuka semua pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka secara tiba-tiba, maka ketika itu mereka terdiam putus asa."
Tafsir Singkat: Ibn Katsir menjelaskan bahwa ini adalah bentuk istidraj; Allah memberi kesenangan agar orang-orang lalai semakin tenggelam dalam kelalaian hingga datang azab secara tiba-tiba.
Bab 3: Hadis Terkait
Hadis Riwayat Ahmad dan Al-Baihaqi: "Apabila engkau melihat Allah memberi seseorang dunia padahal ia dalam maksiat kepada-Nya, maka itu adalah istidraj."
Penjelasan: Dunia yang melimpah tanpa ketaatan bukanlah anugerah, melainkan jebakan.
Bab 4: Relevansi dengan Keadaan Sekarang
Di zaman ini, banyak orang sukses secara materi namun mengabaikan agama. Mereka merasa aman karena hartanya melimpah. Bahkan ada yang dengan ringan berkata: "Tenang saja, Allah Maha Pengampun." Mereka lupa bahwa pengampunan itu datang setelah tobat, bukan setelah pembangkangan yang berulang.
Bab 5: Nasihat Para Sufi
1. Hasan al-Bashri: "Dunia adalah penjara bagi orang yang mencari akhirat dan surga bagi orang yang mencintai dunia. Bila kamu mendapatkan dunia, periksa dahulu: apakah ia mendekatkanmu pada Allah atau menjauhkanmu."
2. Rabi‘ah al-Adawiyah: "Ya Allah, jika aku menyembah-Mu karena takut neraka, maka bakarlah aku di neraka. Jika aku menyembah-Mu karena mengharap surga, maka haramkanlah surga atasku."
3. Abu Yazid al-Bistami: "Musibah terbesar bukanlah kemiskinan, tetapi sibuk dengan dunia hingga lupa kepada Allah."
4. Junaid al-Baghdadi: "Tasawuf adalah menjauh dari segala sesuatu yang memalingkan hati dari Allah."
5. Al-Hallaj: "Cinta sejati kepada Allah adalah ketika engkau rela kehilangan dunia dan akhirat demi meraih ridha-Nya."
6. Abu Hamid al-Ghazali: "Rezeki yang halal membawa ketenangan, sedangkan yang haram membawa gelisah yang tak selesai."
7. Abdul Qadir al-Jailani: "Jika engkau melihat dunia datang padamu, periksalah hatimu: apakah ia ridha dengan Allah atau sibuk dengan dunia. Jika sibuk, maka itu istidraj."
8. Jalaluddin Rumi: "Jangan tertipu oleh dunia. Ia manis di awal, pahit di akhir. Dunia bukan untuk dicinta, tetapi untuk dilampaui."
9. Ibnu ‘Arabi: "Dunia adalah tirai antara engkau dan Allah. Jika kau robek tirainya, maka kau temui hakikat."
10. Ahmad al-Tijani: "Hati yang terpaut pada dunia akan sulit merasakan manisnya zikir. Bersihkan hatimu dari cinta dunia, niscaya rezeki yang hakiki akan menghampirimu."
Penutup:
Semoga buku ini menjadi pengingat bahwa tidak semua kemudahan adalah rahmat, dan tidak semua kesulitan adalah murka. Rezeki yang hakiki adalah rezeki yang membawa hati kita makin dekat kepada Allah. Kekayaan dunia tanpa iman hanyalah jebakan halus menuju kebinasaan. Semoga kita semua diberi rezeki yang halal, berkah, dan mendekatkan diri kepada Allah.
Doa: "Ya Allah, cukupkanlah kami dengan rezeki yang halal, berkah, dan jauhkanlah kami dari rezeki yang haram meski tampak mudah dan melimpah. Jadikan dunia di tangan kami, bukan di hati kami. Aamiin."
Disusun oleh: Djoko ekasanU
Berikut buku yang telah dibuat berjudul “Rezeki Haram dan Murka Allah”, yang membahas hakikat dari rezeki yang haram sebagai bentuk kemurkaan Allah, disertai dalil Al-Qur'an, hadis, serta nasihat dari 10 tokoh sufi besar.
No comments:
Post a Comment