Bersandar sepenuhnya kepada rahmat Allah adalah sikap yang menunjukkan keimanan dan ketundukan kepada-Nya. Namun, bersandar kepada rahmat Allah bukan berarti meninggalkan usaha dan amal shalih. Berikut beberapa nasehat tentang hal ini:
-
Jangan Putus Asa dari Rahmat Allah
Allah berfirman:
“Katakanlah: Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Az-Zumar: 53)
Apapun dosa yang telah diperbuat, jangan pernah merasa tidak layak mendapatkan ampunan-Nya. Selalu ada jalan kembali selama masih hidup. -
Rahmat Allah Tidak Berarti Meninggalkan Usaha
Bersandar kepada rahmat Allah bukan berarti meninggalkan amal shalih. Rasulullah ﷺ bersabda:
“Bekerjalah, karena setiap orang dimudahkan kepada apa yang telah ditakdirkan baginya.” (HR. Bukhari & Muslim)
Kita harus tetap berusaha, beribadah, dan memperbaiki diri, bukan hanya berharap tanpa beramal. -
Rahmat Allah Lebih Besar dari Amal Kita
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Tidak ada seorang pun yang akan masuk surga karena amalannya.”
Para sahabat bertanya, “Termasuk engkau juga, wahai Rasulullah?”
Beliau menjawab, “Termasuk aku juga, kecuali jika Allah melimpahkan rahmat-Nya kepadaku.” (HR. Bukhari & Muslim)
Ini menunjukkan bahwa meskipun kita beramal, kita tetap membutuhkan rahmat Allah untuk selamat di dunia dan akhirat. -
Berdoa dan Memohon Rahmat-Nya
Rasulullah ﷺ sering berdoa:
اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ رَحْمَةً مِنْ عِنْدِكَ تَهْدِي بِهَا قَلْبِي، وَتَجْمَعُ بِهَا أَمْرِي...
“Ya Allah, aku memohon kepada-Mu rahmat dari sisi-Mu yang dengan itu Engkau beri petunjuk hatiku, Engkau perbaiki urusanku...” (HR. Ibnu Hibban)
Maka jangan pernah lelah meminta rahmat-Nya dalam setiap doa kita. -
Menyeimbangkan Antara Rasa Takut dan Harapan
Ibnu Qayyim rahimahullah berkata, “Hati seorang mukmin harus seperti burung yang terbang dengan dua sayap: sayap takut kepada siksa Allah dan sayap berharap kepada rahmat-Nya.”
Jangan hanya takut kepada Allah hingga berputus asa, dan jangan hanya berharap rahmat-Nya hingga lalai dalam beribadah.
Kesimpulannya, bersandar sepenuhnya kepada rahmat Allah adalah sikap yang benar, tetapi harus dibarengi dengan amal shalih dan usaha yang sungguh-sungguh. Semoga Allah melimpahkan rahmat-Nya kepada kita semua.
No comments:
Post a Comment