dr Harun Riyanto
Faktor-faktor lain yang kurang kuat berkaitan dengan sakit lambung antara lain adalah riwayat keluarga yang menderita sakit maag, kurangnya daya mengatasi atau adaptasi yang buruk terhadap stres. Di Indonesia sendiri di tahun 1994 , pada pemeriksaan endoskopi pada penderita sakit maag di RSTM Jakarta didapatkan dari pemeriksaan endoskopi tahun 1994 didapatkan : 28,43 % dalam keadaan normal, dan hanya 48,91% penderita yang benar-benar sakit lambung.
Beberapa gejala sakit maag yang merupakan dasar diagnosa adalah riwayat rasa tidak enak berulang di ulu hati 1/2 hingga 1 jam setelah makan (pencernaan) dan timbul terutama pada dini hari, merupakan gejala khas. Rasa nyeri akan menghilang dengan diberi makanan atau antasida, sekurang-kurangnya untuk sementara. Rasa mual dan muntah sering sekali menyertai rasa nyeri di ulu hati. Selain itu ditemukan nafsu makan yang berkurang, kembung dan bersendawa/bertahak , berat badan biasa menurun, sering
tak cocok makanan tertentu misalnya lemak, makanan yg pedas dan makanan yang membuat gas.
Untuk mengatasinya, strategi penatalaksanaan meliputi upaya menghilangkan dan mengurangi gejala-gejala sakit maag, upaya mempercepat penyembuhan dan bagaimana mencegah timbulnya komplikasi. Untuk mencegah kekambuhan perlu dilaksanakan pengurangan faktor-faktor risiko yang meliputi menghentikan kebiasaan merokok, mengurangi atau menghentikan penggunaan obat anti radang sendi yang dijual bebas. Tujuan terapi antara lain adalah menghilangkan rasa nyeri dan menyembuhkan lecet-lecet di lambung, memperkecil kekambuhan, pencegahan komplikasi, dan penggunaan terapi yang efektif dari segi biaya.
No comments:
Post a Comment