MasyaAllah… Itu adalah momen muhasabah yang mendalam. Ketika iman berada di puncaknya, hati terasa begitu dekat dengan Allah, lalu tiba-tiba muncul pertanyaan:
"Jika detik ini ajal menjemput, sudahkah aku benar-benar siap menghadap Allah?"
Pertanyaan ini mengguncang, karena jawaban jujurnya sering kali membuat kita terdiam. Dalam perjalanan hidup ini, kita sering sibuk mengejar dunia, tapi saat hati tersentuh oleh kesadaran akan kematian, kita menyadari betapa kecilnya diri kita dan betapa besarnya perjalanan yang menanti di akhirat.
Allah mengingatkan dalam Al-Qur’an:
“Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Dan hanya pada hari Kiamat sajalah diberikan dengan sempurna balasanmu. Maka, barang siapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, sungguh, dia memperoleh kemenangan. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdaya.”
(QS. Ali ‘Imran: 185)
Jika hati bertanya apakah sudah siap, maka jawabannya adalah terus memperbaiki diri. Selama masih ada waktu, selama nafas masih berhembus, selama pintu taubat masih terbuka—kita harus semakin mendekat kepada Allah.
Rasulullah ﷺ bersabda:
"Perbanyaklah mengingat pemutus segala kenikmatan (kematian)."
(HR. Tirmidzi)
Karena mengingat kematian bukan untuk menakut-nakuti, tapi untuk menyadarkan bahwa kita harus pulang dalam keadaan yang terbaik.
Semoga kita selalu dalam keadaan siap, dengan hati yang bersih, amal yang ikhlas, dan iman yang kuat. Jika detik ini benar-benar tiba, semoga Allah menerima kita dengan ridha-Nya. Aamiin.
No comments:
Post a Comment