Adakah antibiotik yang benar-benar efektif untuk sinus?
Antibiotik umum digunakan untuk pasien yang menderita infeksi seperti yang ada pada sinus. Antibiotik membunuh bakteri penyebab infeksi yang ada didalam tubuh. Dokter tidak meresepkan antibiotik untuk penyakit influensa disertai demam karena tidak akan efektif untuk melawan virus.
Tubuh yang sehat dapat dengan mudah melawan infeksi bakteri namun ini tidak selalu terjadi. Seseorang bisa saja tidak cukup sehat yang berarti sistem kekebalan miliknya tidak dalam kondisi yang terbaik. Singkatnya, sistem kekebalannya dalam keadaan lemah. Sel darah putih dan antibodi di tubuh seseorang yang kurang sehat tidak cukup kuat untuk melawan penyakitnya. Antibiotik yang saat ini banyak digunakan adalah penisilin, makrolide, sefalosporin, dan flouroquinolone.
Antibiotik ada yang berspektrum luas dan berspektrum sempit. Dalam kebanyakan kasus, umumnya dokter meresepkan antibiotik jenis lama karena lebih murah dan sangat efektif dalam melawan infeksi bakteri. Di sisi lain, antibiotik jenis baru seringkali menyebabkan resistensi bakteri terhadap antibiotik sehingga diberikan jika benar-benar memerlukannya.
Penisilin dan makrolide adalah antibiotik berspektrum sempit, sedangkan sefalosporin dan flouroquinolone adalah antibiotik berspektrum luas.
Penisilin
Bakteri mudah bereproduksi, sehingga dapat bertambah berkali-kali lipat jumlahnya dengan lajur pertumbuhan yang cepat, terutama setelah masuk ke dalam tubuh manusia. Penisilin dapat menghambat fungsi organel bakteri sehingga dapat menghentikan laju infeksi. Amoksisilin adalah contoh yang baik dalam melawan infeksi sinus.
Makrolide
Antibiotik ini menghambat atau memperlambat proses pembentukan protein bakteri. Antibiotik ini tidak membunuh bakteri karena fungsinya adalah untuk menahan multiplikasi bakteri. Dengan menggunakan antibiotik ini, maka hanya sistem kekebalan tubuh yang diharapkan dapat membunuh bakteri. Jika antibiotik ini diberikan dalam dosis besar, akan dapat membunuh bakteri jenis tertentu. Klaritromisin dan eritromisin adalah contoh dari antibiotik jenis ini. Spesialis THT sering meresepkan klaritromisin untuk infeksi sinus.
Sefalosporin
Ini adalah antibiotik berspektrum luas dan bekerja dengan cara menghambat sintetis pada dinding sel bakteri. Individu yang memiliki alergi terhadap penisilin seringkali diberi Ceftibuten dehidrate yang merupakan sefalosporin generasi ketiga. Kebanyakan ahli THT meresepkan antibiotik ini bagi mereka yang alergi terhadap penisilin.
Fluoroquinolone
Seperti sefalosporin, ini adalah antibiotik berspektrum luas dan termasuk ke dalam kelas antibiotik yang baru. Antibiotik ini menghambat proses pembentukan DNA bakteri. Untuk infeksi sinus, Moxifloxacin seringkali diberikan kepada pasien.
Dokter tidak dapat begitu saja meresepkan sembarang antibiotik bagi pasien dengan infeksi sinus. Ada beberapa faktor tertentu yang perlu dipertimbangkan seperti biaya pengobatan, alergi pasien, kemungkinan efek samping atau reaksi serius terhadap obat-obat, sumber dan parahnya penyakit, dan waktu paruh obat di dalam tubuh pasien.
Infeksi ringan dapat diberikan antibiotik berspektrum sempit seperti amoksisilin. Antibiotik berspektrum luas dapat diberikan pada pasien dengan infeksi sinus kronis.
Seringkali, praktisi medis tidak dapat meresepkan antibiotik yang sama karena efeknya berbeda pada setiap individu. Oleh sebab itu memiliki dokter pribadi dapat menjadi suatu keuntungan karena ia telah faham dengan riwayat pengobatan anda.
Anda tidak dapat menggunakan antibiotik tertentu tanpa adanya resep dari dokter anda karena ini hanya akan menambah buruk keadaan anda. Konsultasikanlah secepatnya dengan dokter anda bila anda merasa memiliki infeksi sinus, dengan demikian kondisi anda dapat diperiksa secara menyeluruh dan diberikan resep pengobatan terbaik untuk anda.
No comments:
Post a Comment