Berikut beberapa hadis shahih tentang istighfar (memohon ampun kepada Allah) yang menggambarkan keutamaan dan manfaatnya:
---
1. Nabi Banyak Beristighfar Setiap Hari
عَنْ الأَغَرِّ الْمُزَنِيِّ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
"يَا أَيُّهَا النَّاسُ، تُوبُوا إِلَى اللَّهِ وَاسْتَغْفِرُوهُ، فَإِنِّي أَتُوبُ فِي الْيَوْمِ مِائَةَ مَرَّةٍ"
(HR. Muslim, no. 2702)
Artinya:
“Wahai manusia, bertaubatlah kepada Allah dan mintalah ampun kepada-Nya. Sungguh, aku bertaubat kepada Allah dalam sehari sebanyak seratus kali.”
---
2. Istighfar Menghapus Dosa Sekalipun Sebanyak Buih di Laut
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
"مَنْ قَالَ: أَسْتَغْفِرُ اللَّهَ الْعَظِيمَ الَّذِي لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ، الْحَيَّ الْقَيُّومَ، وَأَتُوبُ إِلَيْهِ، غُفِرَ لَهُ، وَإِنْ كَانَ قَدْ فَرَّ مِنَ الزَّحْفِ"
(HR. Abu Dawud no. 1517, dinyatakan shahih oleh al-Albani)
Artinya:
“Barang siapa mengucapkan: Astaghfirullāhal-‘Azhīm alladzī lā ilāha illā huwa, al-Ḥayyal-Qayyūm, wa atūbu ilayh, maka dosanya akan diampuni walaupun ia lari dari medan perang.”
---
3. Allah Senang Kepada Orang yang Beristighfar
عَنْ أَنَسٍ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ:
"لَلَّهُ أَفْرَحُ بِتَوْبَةِ عَبْدِهِ مِنْ أَحَدِكُمْ سَقَطَ عَلَى بَعِيرِهِ وَقَدْ أَضَلَّهُ فِي أَرْضِ فَلَاةٍ"
(HR. Bukhari & Muslim)
Artinya:
“Allah lebih gembira terhadap taubat hamba-Nya daripada kegembiraan salah seorang di antara kalian yang menemukan kembali untanya yang hilang di padang pasir.”
---
4. Istighfar Membuka Jalan Keluar dari Masalah
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبَّاسٍ قَالَ:
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
"مَنْ أَلْزَمَ الِاسْتِغْفَارَ جَعَلَ اللَّهُ لَهُ مِنْ كُلِّ ضِيقٍ مَخْرَجًا، وَمِنْ كُلِّ هَمٍّ فَرَجًا، وَرَزَقَهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ"
(HR. Abu Dawud, Ibnu Majah. Hasan menurut al-Albani)
Artinya:
“Barang siapa membiasakan istighfar, maka Allah akan memberinya jalan keluar dari setiap kesulitan, kelapangan dari setiap kesempitan, dan rezeki dari arah yang tak disangka-sangka.”
---
Berikut adalah hadis-hadis tentang waktu-waktu terbaik untuk beristighfar, yang menunjukkan kapan istighfar sangat dianjurkan dan bernilai besar:
---
1. Sepertiga Malam Terakhir
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
"يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا، حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الآخِرُ، فَيَقُولُ: مَنْ يَدْعُونِي فَأَسْتَجِيبَ لَهُ؟ مَنْ يَسْأَلُنِي فَأُعْطِيَهُ؟ مَنْ يَسْتَغْفِرُنِي فَأَغْفِرَ لَهُ؟"
(HR. Bukhari no. 1145, Muslim no. 758)
Artinya:
“Rabb kita Tabaraka wa Ta’ala turun ke langit dunia setiap malam saat sepertiga malam terakhir, lalu berfirman: Siapa yang berdoa kepada-Ku, akan Aku kabulkan? Siapa yang meminta kepada-Ku, akan Aku beri? Siapa yang memohon ampun kepada-Ku, akan Aku ampuni?”
Catatan:
Ini adalah waktu paling mustajab untuk istighfar. Sebaiknya dilakukan dengan bangun malam (tahajud), dalam keadaan hening dan khusyuk.
---
2. Setelah Shalat Fardhu
عَنْ ثَوْبَانَ قَالَ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا انْصَرَفَ مِنْ صَلَاتِهِ، اسْتَغْفَرَ ثَلَاثًا وَقَالَ:
"اللَّهُمَّ أَنْتَ السَّلَامُ وَمِنْكَ السَّلَامُ..."
(HR. Muslim no. 591)
Artinya:
“Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam setelah selesai shalat, beliau beristighfar tiga kali lalu membaca: ‘Allahumma antas-salaam...’.”
Catatan:
Disunnahkan beristighfar 3x setelah setiap shalat wajib, sebagai bentuk permohonan ampun atas kekurangan dalam shalat.
---
3. Waktu Sahur
Allah berfirman:
وَبِالْأَسْحَارِ هُمْ يَسْتَغْفِرُونَ
(QS. Adz-Dzariyat: 18)
Artinya:
“Dan di waktu sahur mereka memohon ampun kepada Allah.”
Tafsiran:
Para ulama menjelaskan bahwa waktu sahur (sebelum Subuh) adalah saat terbaik untuk beristighfar, karena suasana tenang dan penuh rahmat.
---
4. Ketika Turun Hujan dan Saat Sujud
Walaupun tidak disebutkan secara khusus dalam satu redaksi tentang istighfar, Nabi bersabda:
"اثْنَتَانِ لا تُرَدَّانِ: الدُّعَاءُ عِندَ النِّدَاءِ، وَعِنْدَ الْبَأْسِ حِينَ يُلْحِمُ بَعْضُهُمْ بَعْضًا"
(HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah, hasan)
Artinya:
“Ada dua waktu doa yang tidak tertolak: saat adzan dikumandangkan, dan saat perang berkecamuk.”
Analogi:
Doa—termasuk istighfar—lebih mustajab saat hujan turun, saat sujud dalam shalat, saat adzan, dan ketika sedih, karena hati lebih lembut dan pasrah.
---
5. Saat Merasa Dosa, Gelisah, atau Bersalah
Rasulullah SAW bersabda:
"التَّائِبُ مِنَ الذَّنْبِ كَمَنْ لَا ذَنْبَ لَهُ"
(HR. Ibnu Majah, hasan)
Artinya:
“Orang yang bertaubat dari dosa seperti orang yang tidak berdosa.”
Kesimpulan:
Saat kamu merasa bersalah, itulah waktu paling tepat untuk istighfar. Hati yang sedang sedih atau menyesal adalah ladang subur untuk taubat.
---
No comments:
Post a Comment