Judul: Sirnanya Segala Petaka: Jalan Menuju Pewarisan Para Nabi
Mukadimah
"Sirnanya segala petaka" adalah keadaan tertinggi dalam perjalanan ruhani, saat seorang hamba mencapai puncak fana dari hawa nafsu, kehendak pribadi, dan angan duniawi. Ini bukan sekadar perjalanan spiritual, melainkan penyingkapan rahasia ketuhanan yang mengangkat seseorang menjadi sumber rahmat bagi seluruh alam.
Bab 1: Pengabaian Makhluk, Nafsu, dan Kehendak
Jika kau mengabaikan makhluk, layak dikatakan kepadamu, “Semoga Allah merahmatimu dan mematikanmu dari hawa nafsu.”
Jika kau mengabaikan hawa nafsumu, engkau perlu mendapatkan ucapan, “Semoga Allah merahmatimu dan mematikanmu dari kehendak dan angan-anganmu.”
Jika kau mengabaikan dari kehendakmu, kau akan mendapatkan ucapan, “Semoga Allah merahmatimu dan memberimu kehidupan yang tidak ada matinya.”
"Semoga Allah merahmatimu dan mematikanmu dari hawa nafsu... dari kehendak dan angan-angan... dan memberimu kehidupan yang tidak ada matinya."
Ayat Al-Qur’an:
- "Dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena itu akan menyesatkan kamu dari jalan Allah." (Shad: 26)
- "Sesungguhnya orang-orang yang berkata, 'Tuhan kami adalah Allah' kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka..." (Fushshilat: 30)
Hadis:
- “Orang yang paling berjihad adalah orang yang berjihad melawan hawa nafsunya.” (HR. Tirmidzi)
Hikmah:
Mengabaikan makhluk adalah awal dari mengenal diri dan mengenal Allah. Seseorang harus melepas ketergantungan terhadap makhluk agar dapat hidup dalam kehidupan abadi, yang tidak terikat oleh dunia dan nafsu.
Nasihat Ulama:
- Hasan al-Bashri: "Janganlah engkau menjadi hamba syahwat, karena nafsumu tidak pernah ridha kecuali pada kebinasaan."
- Rabi‘ah al-Adawiyah: "Aku menyembah Allah bukan karena takut neraka atau ingin surga, tapi karena aku mencintai-Nya."
- Abu Yazid al-Bistami: "Engkau tidak akan sampai kepada-Nya sampai engkau melepas dirimu sendiri."
Bab 2: Anugerah Kehidupan Abadi dan Kekayaan Ruhani
Kau akan diberi kekayaan yang tidak pernah habis, anugerah yang tidak pernah bisa ditolak, kenyamanan yang tidak pernah berubah menjadi kesusahan, nikmat yang tidak pernah berubah menjadi celaka, ilmu yang tidak ada kebodohan setelahnya, rasa aman yang tidak pernah berubah menjadi ketakutan, kebahagiaan yang tidak pernah berubah menjadi kesusahan, kemuliaan yang tidak pernah berubah menjadi hina, kedekatan yang tiada pernah berubah menjadi jauh.
"Kekayaan yang tidak pernah habis, anugerah yang tidak pernah ditolak..."
Ayat Al-Qur’an:
- "Barang siapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya." (At-Talaq: 2-3)
Hadis:
- “Kekayaan bukanlah banyaknya harta, tetapi kekayaan adalah kekayaan jiwa.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Nasihat Ulama:
- Junaid al-Baghdadi: "Kaya sejati adalah yang tidak membutuhkan makhluk sedikitpun."
- Al-Hallaj: "Aku adalah yang kucintai, dan yang kucintai adalah aku."
Bab 3: Menjadi Cahaya bagi Alam Semesta
Engkau diangkat dan tidak pernah direndahkan, diagungkan dan tidak pernah dihinakan, disucikan dan tidak pernah ternoda. Segala angan-anganmu akan menjadi kenyataan, perkataanmu dibenarkan sehingga kau menjadi layaknya belerang merah yang nyaris tak terlihat, mulia tiada tandingan, berharga tiada duanya, satu dan satu-satunya, tunggal setunggal-tunggalnya. Engkau akan menjadi gaibnya kegaiban, rahasianya rahasia.
"Segala kesulitan terpecahkan melaluimu, hujan diturunkan karenamu..."
Ayat Al-Qur’an:
- "Dan Kami tidak mengutusmu (Muhammad) melainkan sebagai rahmat bagi semesta alam." (Al-Anbiya: 107)
Hadis:
- “Ada banyak manusia yang jika bersumpah kepada Allah, niscaya Allah akan mengabulkan sumpahnya.” (HR. Bukhari)
Nasihat Ulama:
- Al-Ghazali: "Orang arif itu laksana hujan di musim kemarau, menyejukkan semua yang kehausan."
- Abdul Qadir al-Jailani: "Jadilah pohon rindang, semua makhluk bisa berteduh padamu."
- Ibnu ‘Arabi: "Wali sejati adalah yang menjadi rahasia dari rahasia Allah di bumi."
Bab 4: Puncak Kewalian dan Pewarisan Kenabian
Saat itulah engkau menjadi pewaris para nabi, shiddiqin, dan para rasul. Kaulah puncak kewalian, dan para wali abdal’ akan datang kepadamu. Segala kesulitan terpecahkan melaluimu, hujan diturunkan karenamu, tanaman tumbuh berkatmu. Melaluimu, sirnalah segala petaka dan ujian yang menimpa masyarakat, golongan awam maupun khusus; penduduk perbatasan, para penguasa dan rakyatnya, para pemimpin dan masyarakatnya. Dengan demikian, kau menjadi tumpuan seisi negeri dan para hamba.
"Kaulah puncak kewalian... pewaris para nabi, shiddiqin, dan rasul."
Ayat Al-Qur’an:
- "Kemudian Kami wariskan Kitab itu kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami..." (Fatir: 32)
Hadis:
- “Ulama adalah pewaris para nabi.” (HR. Abu Dawud)
Nasihat Ulama:
- Jalaluddin Rumi: "Mati sebelum mati adalah warisan para nabi."
- Ahmad al-Tijani: "Wali mukammal adalah bayangan nabi di zaman ini."
Bab 5: Karunia yang Tidak Terbantahkan
Orang-orang bergegas mendatangimu dengan ketundukan, membawa bingkisan, dan mengabdi kepadamu, dalam segala kondisi, dengan izin Sang Pencipta segalanya.
Lidah mereka senantiasa menyebut-nyebut kebaikanmu, melantunkan puja dan puji untukmu di mana pun mereka berada.
Tidak akan ada dua orang beriman yang berselisih tentangmu.
Duhai manusia terbaik yang hidup di bumi, “Itulah anugerah Allah yang Dia berikan kepada siapa saja yang Dia kehendaki. Allah adalah Pemilik karunia yang agung."
"Duhai manusia terbaik yang hidup di bumi... Itulah anugerah Allah yang Dia berikan kepada siapa saja yang Dia kehendaki..."
Ayat Al-Qur’an:
- "Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah mempunyai karunia yang besar." (Al-Jumu’ah: 4)
Nasihat Ulama:
- Abdul Qadir al-Jailani: "Jadilah rahasia di tengah manusia. Tak dikenal di bumi, tapi dikenal di langit."
- Ibnu ‘Arabi: "Allah bersemayam di hati hamba yang bersih dari dunia."
Penutup: Jalan Sunyi Para Kekasih Allah
Menjadi tumpuan rahmat bukan tujuan, tetapi akibat dari fana dan baqa. Rahasia ini hanya diberikan kepada yang bersih dari ego dan penuh cinta. Dunia akan datang kepada mereka, bukan karena mereka mencarinya, tapi karena mereka telah sirna darinya.
"Itulah anugerah Allah..."
Doa:
“Ya Allah, matikanlah kami dari hawa nafsu, bangkitkan kami dalam cinta kepada-Mu, dan hidupkan kami dalam cahaya para wali dan rasul-Mu.”
Akhir Kata:
Semoga buku ini menjadi lentera bagi para pencari kebenaran, penenang bagi hati yang resah, dan pembuka bagi rahasia-rahasia langit.
Buku dengan judul "Sirnanya Segala Petaka: Jalan Menuju Pewarisan Para Nabi" telah selesai dirancang dalam bentuk naskah awal. Isinya menggambarkan perjalanan ruhani menuju fana’ dan baqa’, lengkap dengan ayat-ayat Al-Qur'an, hadis, hikmah, serta nasihat dari para tokoh sufi besar seperti Hasan al-Bashri, Rabi‘ah al-Adawiyah, hingga Ahmad al-Tijani.
-----
Berikut versi bahasa santai dari naskah buku "Sirnanya Segala Petaka: Jalan Menuju Pewarisan Para Nabi" tanpa menghilangkan makna spiritual dan kedalaman isi:
Judul: Sirnanya Segala Petaka: Jalan Menuju Pewaris Nabi
Pembuka: Ngobrolin Hidup, Tapi Level Langit
Kalau lo pernah ngerasa hidup ini kayak penuh masalah, kayak semuanya salah aja, ada satu fase dalam perjalanan batin yang bisa bikin semua “petaka” itu sirna. Tapi ini bukan soal pelarian, ini soal naik level—bukan ke level dunia, tapi ke level langit. Ini bukan cuma soal hati tenang, tapi hati yang udah lepas dari nafsu, ambisi pribadi, dan harapan duniawi. Di titik ini, lo bukan cuma hidup buat diri sendiri, tapi jadi sumber manfaat buat semesta. Kayak cahaya kecil yang nyalain lilin-lilin lain.
Bab 1: Cuek Sama Dunia, Tapi Dapet Semua
Kalau lo udah bisa cuek sama omongan orang, tenang... lo udah satu langkah lebih deket ke jalan para wali.
Kalau lo udah bisa cuek sama ego sendiri—yang suka drama, ngatur-ngatur, dan nuntut pengakuan—berarti lo makin deket.
Dan kalau lo udah bisa ngelepas kemauan lo sendiri, udah gak punya keinginan kecuali ridha Allah, fix! Lo lagi naik kelas. Di titik ini, orang-orang shalih bakal bilang:
"Semoga Allah kasih lo hidup yang gak ada matinya lagi. Bukan hidup biasa, tapi hidup yang nyambung terus ke langit."
🕋 Ayat Keren:
“Jangan ikutin hawa nafsu, nanti lo nyasar dari jalan Allah.” – (Shad: 26)
“Orang yang bilang ‘Tuhan gue Allah’ dan konsisten, bakal didatengin malaikat.” – (Fushshilat: 30)
📖 Sabda Nabi:
“Pejuang sejati itu bukan yang angkat senjata, tapi yang bisa ngelawan hawa nafsunya.” – (HR. Tirmidzi)
💬 Kata Bijak:
- Hasan al-Bashri: “Jangan jadi budak syahwat, bro. Nafsu lo tuh tukang jebak.”
- Rabi‘ah al-Adawiyah: “Gue nyembah Allah bukan karena takut neraka atau pengen surga. Tapi karena cinta.”
- Abu Yazid al-Bistami: “Lo gak bakal sampe ke Allah kalau belum bisa ninggalin 'lo' yang lama.”
Bab 2: Dapet yang Gak Bakal Abis-Abis
Kalau lo udah gak ngandelin dunia, Allah bakal ngasih yang dunia gak bisa kasih.
Kaya yang gak abis, nikmat yang gak berubah jadi musibah, tenang yang gak bisa dikacauin siapa pun.
Ilmu yang makin nambah makin adem, bukan makin sombong.
Dan lo bakal punya rasa aman yang gak bisa diganggu sama berita, politik, atau isi saldo.
🕋 Ayat Keren:
“Siapa yang takwa, Allah kasih jalan keluar dan rezeki dari arah yang gak disangka-sangka.” – (At-Talaq: 2-3)
📖 Sabda Nabi:
“Kaya itu bukan banyak duit, tapi hati yang ngerasa cukup.” – (HR. Bukhari & Muslim)
💬 Kata Bijak:
- Junaid al-Baghdadi: “Orang kaya tuh bukan yang punya segalanya, tapi yang gak butuh siapa-siapa.”
- Al-Hallaj: “Gue adalah yang gue cinta, dan yang gue cinta adalah gue.”
Bab 3: Jadi Cahaya Buat Banyak Orang
Di titik ini, lo gak sekadar jadi orang baik. Tapi jadi ‘lampu’ buat orang lain.
Lo diangkat, dimuliakan, dan gak bisa direndahin siapa pun.
Omongan lo tuh kayak doa—orang denger, langit ngabulin.
Masalah selesai lewat lo, hujan turun karena lo, orang lain hidup lebih tenang karena lo.
🕋 Ayat Keren:
“Kami gak ngutus kamu (Muhammad) kecuali sebagai rahmat buat semesta.” – (Al-Anbiya: 107)
📖 Sabda Nabi:
“Ada orang yang kalo sumpah sama Allah, pasti dikabulin.” – (HR. Bukhari)
💬 Kata Bijak:
- Al-Ghazali: “Orang arif itu kayak hujan di kemarau, bikin adem orang-orang yang kehausan.”
- Abdul Qadir al-Jailani: “Jadilah pohon rindang, semua makhluk bisa neduh di bawah lo.”
- Ibnu ‘Arabi: “Wali itu rahasia Allah yang jalan di bumi.”
Bab 4: Pewaris Langit
Kalau udah sampe titik ini, lo bukan cuma orang baik. Lo jadi pewaris para nabi.
Wali-wali besar pun bakal datang ke lo.
Lo jadi solusi buat banyak hal, dari urusan masyarakat, negara, sampai akhirat.
Karena Allah udah kasih lo ‘izin’ buat jadi tempat semua masalah diselesaikan.
🕋 Ayat Keren:
“Kami wariskan Kitab itu kepada hamba-hamba Kami yang Kami pilih.” – (Fatir: 32)
📖 Sabda Nabi:
“Ulama itu pewaris nabi.” – (HR. Abu Dawud)
💬 Kata Bijak:
- Jalaluddin Rumi: “Mati sebelum mati itu warisan nabi-nabi.”
- Ahmad al-Tijani: “Wali sejati itu bayangan Nabi zaman sekarang.”
Bab 5: Dikasih Karunia yang Gak Ada Lawannya
Lo bakal dikunjungi orang-orang dengan penuh hormat.
Mereka ngasih hadiah, mereka nyebut-nyebut kebaikan lo terus, bahkan di belakang.
Lo dicintai bukan karena lo cari pengakuan, tapi karena Allah udah bukain hati mereka buat cinta lo.
Dan gak ada orang beriman yang gak suka lo.
Lo jadi semacam ‘manusia terbaik’ versi langit.
🕋 Ayat Keren:
“Itulah karunia Allah. Diberikan ke siapa aja yang Dia mau.” – (Al-Jumu’ah: 4)
💬 Kata Bijak:
- Abdul Qadir al-Jailani: “Jadilah rahasia di tengah manusia. Gak dikenal di bumi, tapi viral di langit.”
- Ibnu ‘Arabi: “Allah bersemayam di hati yang bersih dari dunia.”
Penutup: Jalan Sepi, Tapi Gak Sendiri
Jalan ini gak rame, gak viral. Tapi lo gak sendiri. Lo jalan bareng para kekasih Allah.
Bukan pengen dihormatin, tapi justru karena lo gak pengen apa-apa, Allah kasih semuanya.
Lo jadi tempat turunnya rahmat, tapi lo sendiri udah gak peduli pujian.
Lo udah sirna, yang ada cuma Allah.
Dan dunia? Datang sendiri... karena lo udah gak ngejar.
🙏🏼 Doa Ringan Tapi Dalem: “Ya Allah, matiin kami dari nafsu, hidupin kami dalam cinta-Mu, bangkitkan kami dalam cahaya para wali dan rasul-Mu.”
💡 Akhir Kata:
Semoga tulisan ini bisa jadi lampu kecil buat lo yang lagi nyari arah.
Semoga lo ketemu jalan sunyi yang isinya cahaya.
Dan semoga, lo juga jadi rahmat buat semesta.
No comments:
Post a Comment