Berikut penjelasan mengenai Q.S. Ad-Dukhan ayat 16 beserta tafsir lengkap: sebab turunnya, kandungan perintah dan larangan, hadis terkait, serta nasihat dari Syekh Abdul Qodir al-Jailani dan Imam Ibn ‘Athaillah as-Sakandari jika dikaitkan secara maknawi.
Q.S. Ad-Dukhan Ayat 16
الْيَوْمَ نَبْطِشُ الْبَطْشَةَ الْكُبْرَىٰ إِنَّا مُنتَقِمُونَ
Artinya:
"Pada hari ini Kami menghantam mereka dengan hantaman yang dahsyat. Sesungguhnya Kami adalah Dzat Yang Maha Membalas."
(Q.S. Ad-Dukhan: 16)
1. Asbāb al-Nuzūl (Sebab Turunnya Ayat)
Ayat ini merupakan bagian dari respon terhadap penentangan kaum Quraisy terhadap dakwah Nabi Muhammad saw. Dalam sebuah riwayat, kaum Quraisy pernah mengalami musim kekeringan dan kelaparan sebagai azab dari Allah karena mereka menolak dan menyakiti Nabi. Mereka pun meminta kepada Nabi agar mendoakan agar azab itu diangkat. Setelah azab diangkat, mereka kembali kufur. Maka turunlah ayat ini sebagai ancaman bahwa Allah akan memberikan “batshah kubra” (hantaman besar) yang lebih dahsyat, yaitu pembunuhan dalam Perang Badar.
(Riwayat Ibnu Jarir dan Ibnu Abbas)
2. Kandungan Perintah dan Larangan
Perintah:
- Bertakwa dan taat kepada Allah dan Rasul-Nya, karena penentangan hanya akan mendatangkan azab yang besar.
- Mengimani hari pembalasan dan kekuasaan Allah dalam memberi balasan atas kezaliman.
Larangan:
- Jangan menolak kebenaran setelah datang bukti dan peringatan.
- Jangan menganggap enteng ancaman Allah, karena balasan-Nya bisa sangat dahsyat.
3. Hadis Terkait Ayat Ini
Tidak ada hadis yang secara langsung menafsirkan ayat 16 ini, namun terdapat hadis yang mendukung makna ancaman Allah:
“Sesungguhnya Allah memberi tangguh kepada orang zalim, tetapi apabila Allah mengazabnya maka tidak ada jalan baginya untuk lepas.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Dan juga hadis tentang Perang Badar sebagai momen pembalasan Allah atas kaum musyrikin:
"Sesungguhnya hari Badar adalah hari Furqan; hari ketika Allah memisahkan antara yang hak dan yang batil."
(HR. Ahmad)
4. Nasehat Syekh Abdul Qodir al-Jailani
Syekh Abdul Qodir sering memperingatkan murid-muridnya untuk tidak bermain-main dengan kemurkaan Allah. Dalam kitab Futuh al-Ghaib, beliau berkata:
"Jangan tertipu oleh tundaannya Allah dalam menghukum, karena bisa jadi engkau sedang dijerat dengan kelembutan sebelum datang pukulan yang mematikan."
Makna ini sangat relevan dengan ayat 16: bahwa Allah bisa saja menangguhkan balasan, tapi jika sudah datang waktunya, tidak ada yang bisa menolak.
5. Nasehat Ibn ‘Athaillah as-Sakandari
Dalam al-Hikam, beliau mengatakan:
"Jangan merasa aman dari makar Allah walau engkau sedang dalam nikmat, sebab Dia bisa mengubah segalanya dalam sekejap."
"Jika engkau melihat Allah memberi waktu dan tidak langsung menghukum, maka itu bukan karena Allah ridha, tetapi karena Dia sedang menunda hingga saat yang tepat."
Ini mencerminkan batshah kubra, yaitu balasan besar yang datang setelah kesombongan dan pengingkaran manusia melampaui batas.
Kesimpulan Hikmah
- Ayat ini adalah peringatan keras terhadap pembangkangan terhadap wahyu.
- Allah memberi waktu untuk bertobat, tapi jika terus membangkang, datanglah "batshah kubra".
- Kita harus senantiasa introspeksi, jangan tertipu oleh kelonggaran, karena bisa jadi itu istidraj (jebakan lembut dari Allah).
- Ambil pelajaran dari Perang Badar sebagai bukti kekuasaan Allah dalam menolong orang beriman dan membinasakan yang dzalim.
Berikut penjelasan mengenai Q.S. Ad-Dukhan ayat 16 beserta tafsir lengkap: sebab turunnya, kandungan perintah dan larangan, hadis terkait, serta nasihat dari Syekh Abdul Qodir al-Jailani dan Imam Ibn ‘Athaillah as-Sakandari jika dikaitkan secara maknawi.
---
Q.S. Ad-Dukhan Ayat 16
الْيَوْمَ نَبْطِشُ الْبَطْشَةَ الْكُبْرَىٰ إِنَّا مُنتَقِمُونَ
Artinya:
"Pada hari ini Kami menghantam mereka dengan hantaman yang dahsyat. Sesungguhnya Kami adalah Dzat Yang Maha Membalas."
(Q.S. Ad-Dukhan: 16)
---
1. Asbāb al-Nuzūl (Sebab Turunnya Ayat)
Ayat ini merupakan bagian dari respon terhadap penentangan kaum Quraisy terhadap dakwah Nabi Muhammad saw. Dalam sebuah riwayat, kaum Quraisy pernah mengalami musim kekeringan dan kelaparan sebagai azab dari Allah karena mereka menolak dan menyakiti Nabi. Mereka pun meminta kepada Nabi agar mendoakan agar azab itu diangkat. Setelah azab diangkat, mereka kembali kufur. Maka turunlah ayat ini sebagai ancaman bahwa Allah akan memberikan “batshah kubra” (hantaman besar) yang lebih dahsyat, yaitu pembunuhan dalam Perang Badar.
(Riwayat Ibnu Jarir dan Ibnu Abbas)
---
2. Kandungan Perintah dan Larangan
Perintah:
Bertakwa dan taat kepada Allah dan Rasul-Nya, karena penentangan hanya akan mendatangkan azab yang besar.
Mengimani hari pembalasan dan kekuasaan Allah dalam memberi balasan atas kezaliman.
Larangan:
Jangan menolak kebenaran setelah datang bukti dan peringatan.
Jangan menganggap enteng ancaman Allah, karena balasan-Nya bisa sangat dahsyat.
---
3. Hadis Terkait Ayat Ini
Tidak ada hadis yang secara langsung menafsirkan ayat 16 ini, namun terdapat hadis yang mendukung makna ancaman Allah:
> “Sesungguhnya Allah memberi tangguh kepada orang zalim, tetapi apabila Allah mengazabnya maka tidak ada jalan baginya untuk lepas.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Dan juga hadis tentang Perang Badar sebagai momen pembalasan Allah atas kaum musyrikin:
> "Sesungguhnya hari Badar adalah hari Furqan; hari ketika Allah memisahkan antara yang hak dan yang batil."
(HR. Ahmad)
---
4. Nasehat Syekh Abdul Qodir al-Jailani
Syekh Abdul Qodir sering memperingatkan murid-muridnya untuk tidak bermain-main dengan kemurkaan Allah. Dalam kitab Futuh al-Ghaib, beliau berkata
> "Jangan tertipu oleh tundaannya Allah dalam menghukum, karena bisa jadi engkau sedang dijerat dengan kelembutan sebelum datang pukulan yang mematikan."
Makna ini sangat relevan dengan ayat 16: bahwa Allah bisa saja menangguhkan balasan, tapi jika sudah datang waktunya, tidak ada yang bisa menolak.
---
5. Nasehat Ibn ‘Athaillah as-Sakandari
Dalam al-Hikam, beliau mengatakan:
> "Jangan merasa aman dari makar Allah walau engkau sedang dalam nikmat, sebab Dia bisa mengubah segalanya dalam sekejap."
> "Jika engkau melihat Allah memberi waktu dan tidak langsung menghukum, maka itu bukan karena Allah ridha, tetapi karena Dia sedang menunda hingga saat yang tepat."
Ini mencerminkan batshah kubra, yaitu balasan besar yang datang setelah kesombongan dan pengingkaran manusia melampaui batas.
---
Kesimpulan Hikmah
Ayat ini adalah peringatan keras terhadap pembangkangan terhadap wahyu.
Allah memberi waktu untuk bertobat, tapi jika terus membangkang, datanglah "batshah kubra".
Kita harus senantiasa introspeksi, jangan tertipu oleh kelonggaran, karena bisa jadi itu istidraj (jebakan lembut dari Allah).
Ambil pelajaran dari Perang Badar sebagai bukti kekuasaan Allah dalam menolong orang beriman dan membinasakan yang dzalim.
---
No comments:
Post a Comment