Tuesday, December 7, 2010

Nyeri Punggung dan Tendon

Nyeri Punggung dan Tendon

0diggsdigg

leher sinar XOtot-otot kerangka memberi kita kemampuan gerak yang didukung oleh postur tubuh. Otot-otot kita akan memendek, menegang, berkontraksi, dan mendorong pergerakan. Otot-otot bergabung dengan tulang yang melekat pada tendon. Setelah otot mulai berkontraksi, otot-otot dirangsang dan bergabung dengan serat melalui sel-sel neuron motorik kita. Syaraf terdiri atas akson, badan sel, dendrit, dsb. Elemen-elemen ini meneruskan impuls ke syaraf, mengirimkan impuls ke komponen utama sistem tubuh kita seperti sistem syaraf pusat. Jaringan tersebut bergabung dengan sel, serat, otot, dsb. sambil membawa pesan, mengantarnya lewat sensasi yang berhenti di otak. Otak meneruskan sinyal yang dikirim dari impuls motorik dan membawanya ke organ-organ dan otot. Kolagen diproduksi dari serat otot yang seratnya dikelilingi oleh tendon melalui jaringan lunak (paratenon).



Cedera di daerah ini terjadi ketika seseorang tiba-tiba meregangkan diri atau menggunakan tendon secara berlebihan. Otot di bagian belakang kaki terdiri atas gluteus medius, (paha belakang) bisep femoris, (paha belakang), gluteus maximus, saluran iliotibial, sartorius, adduktor magnus, gastrosnemius, semitendinosus, dan soleus. Di daerah ini, otot bisa benar-benar putus atau setengah putus. Soleus, tibia, fibula, achilles, dll adalah daerah yang biasanya tegang atau putus. Rasa sakit yang disebabkan cedera juga bisa mempengaruhi punggung. Karena kemampuan gerak kaki, termasuk tendon, otot, dll terbatas, maka pergerakan otot juga dibatasi. Ini berarti otot tersebut tidak digunakan setiap hari pada tingkat yang diperlukan supaya berfungsi dengan baik. Cara kerja tendon mirip dengan ligamen.

Ligamen adalah ikatan kuat yang berbaur dengan benang serat kolagen. Serat ini terhubung ke tulang. Ikatan serat dan tulang bergabung mengelilingi sendi. Kita mendapatkan kekuatan dari sendi-sendi tersebut. Tendon merupakan ligamen dan otot karena tendon bergabung dengan otot yang menyusun protein konektif dan/atau kolagen. Tendon menyusun protein serat. Serat protein dibuat di tulang rawan (kartilago), tulang, kulit, tendon, dan jaringan ikat yang saling terkait. Tendon ikut terpengaruh jika ada berbagai kondisi yang mengganggu fungsinya, antara lain tendinitis sederhana dan peritendinitis.

Tendon juga terganggu jika terjadi cedera leher atau tulang belakang. Yang termasuk cedera leher antara lain salah urat leher yang dipercaya banyak orang sebagai cedera kepala. Bertentangan dengan kepercayaan mereka, salah urat leher adalah cedera leher yang biasanya disebabkan oleh tumbukan motorik ujung belakang. Salah urat leher adalah cedera leher yang dapat menyebabkan sendi bergeser, patah tulang, patah tulang belakang, dan lain-lain. Salah urat leher dapat memicu timbulnya edema, perdarahan, dan sebagainya. Masalah ini menyebabkan rasa sakit di seputar leher dan bahu, tapi bisa meluas sampai ke punggung. Salah urat leher juga dapat menekan syaraf yang menyebabkan kesulitan linear dan/atau tumbukan. Kesulitan tumbukan timbul dari kerusakan tulang.

Cedera tulang belakang seringkali terjadi karena terjatuh, terpeleset, salah gerak, memacu tenaga otot, kecelakaan kendaraan bermotor, trauma, dan sebagainya. Faktanya, tulang ekor terletak di landasan ruas kedua tulang belakang. Kecacatan pada bayi dapat menyebabkan masalah yang serius di mana tulang ekor tidak didukung. Tulang ekor membentuk tulang menyatu yang ada di ujung ruas tulang belakang. Tulang tersebut adalah tulang selangka.

Tulang ekor memiliki risiko yang lebih besar daripada unsur lain yang ada di struktur rangka manusia. Tulang ekor dengan mudah bisa patah karena terjatuh yang menyebabkan koksidinia. Koksidinia adalah kondisi tulang belakang yang bisa menyebabkan nyeri luar biasa. Cedera leher dan tulang belakang dapat mempengaruhi jalan napas, pernapasan, dan sirkulasi darah. Beberapa cedera memerlukan resusitasi atau pernapasan buatan.
Pernapasan buatan adalah proses pembukaan jalan napas. Tindakan ini dilakukan dengan memiringkan kepala ke belakang dan mengangkat dagu secara perlahan. Lidah dijulurkan keluar sehingga udara bisa masuk ke paru-paru. Jika pasien mengalami cedera leher, Anda harus ekstra hati-hati jika pernapasan buatan diperlukan. Setelah Anda membuka jalan napas, dekatkan telinga Anda ke mulut pasien lalu dengarkan napasnya. Bisa juga dengan meletakkan tangan di atas mulut untuk merasakan embusan napas. Jika Anda tidak mendapatkan hasil setelah melakukan uji pernapasan, Anda perlu menguji denyut nadi di leher untuk mengecek ada tidaknya sirkulasi darah.

No comments: