Monday, June 30, 2025

Keliarnya Ruh dari Badan.

Judul Buku: KELUARNYA RUH DARI BADAN


1. Hadis Tentang Keluarnya Ruh : 

Diriwayatkan dalam hadits :

"Ketika seorang hamba dalam keadaan sakaratul maut, maka masuklah empat malaikat kepadanya..."

Di dalam hadits tsb. diceritakan: Ketika seorang hamba dalam (keadaan) naza’, maka lisannya ditahan (tertutup) dan masuklah empat malaikat kepadanya, Malaikat itu mengucapkan: “Semoga keselamatan tetap tercurahan kepadamu, aku ini adalah malaikat yang diserahi (mengurus) rizkimu, aku telah mencarinya di bumi timur dan barat, maka aku tidak menemukan rizkimu satu suapanpun.” Menjelang saat kematian, kemudian masuklah malaikat yang kedua, malaikat itu mengucapkan: “Semoga keselamatan tetap tercurahkan kepadamu, aku ini adalah malaikat yang diserahi (mengurus) minumanmu dari air dan lainnya, aku telah mencarinya di bumi timur dan barat, maka aku tidak menemukanmu buatmu minuman dari air.” Telah dekat saat kematian, kemudian masuklah malaikat yang ketiga, Malaikat itu mengucapkan: “Semoga keselamatan tetap tercurahkan kepadamu, aku ini adalah malaikat yang diserahi (mengurus) nafasmu, aku telah mencari di bumi timur dan barat, maka aku tidak menemukan satu nafas dari nafasmu.” Kemudian masuklah malaikat yang keempat, malaikat itu mengucapkan: “Semoga keselamatan tetap tercurahkan kepadamu, aku ini adalah malaikat yang diserahi (mengurus) ajalmu, aku telah mencari di bumi timur dan barat, maka aku tidak menemukan buatmu (masa) satu jam.” Kemudian “masuklah malaikat Kiraman Katibin (malaikat yang mencatat amal perbuatan manusia) dari sisi kanan dan dari sisi kiri, maka berkatalah malaikat yang ada di sisi kanan: Semoga keselamatan tetap tercurahkan kepadamu, aku ini adalah malaikat yang diserahi (menulisi) dengan kebaikan-kebaikanmu, lalu malaika itu mengeluarkan buku yang putih, kemudian memperlihatkan buku catatannya kepada hamba ini, seraya berkata: “Lihatlah amal perbuatanmu!” Ketika hamba ini melihat catatan amalnya, ia nampak gembira dan senang hatinya. Dan berkatalah malaikat yang ada di sisi kirinya: “Semoga keselamatan tetap tercurahkan kepadamu, aku adalah malaikat yang diserahi (menulisi) atas keburukan-keburukanmu, lalu malaikat itu mengeluarkan buku yang hitam, kemudian memperlihatkan buku catatannya kepada hamba ini, seraya berkata: “Lihatlah catatan amalmu itu.” Maka mengalirlah keringatnya, kemudian hamba ini melihat ke kanan dan kiri, karena rasa takut membaca buku (catatan amalnya), maka malaikat itu memegang buku tersebut lalu dilemparkannya di atas bantal kemudian malaikat tadi berpaling (terus pergi). Maka masuklah malaikat maut, dari arah kanannya hamba ini ada malaikat rahmat, dan dari arah kiri hamba ini ada malaikat adzab.”
Dan diantara manusia itu ada yang ditarik ruhnya dengan penarik, diantara manusia ada juga yang dicabut ruhnya dengan pencabut, dan diantara manusia ada yang diluluskan ruhnya dengan penghulus yang kuat.
Ketika ruh itu sampai di tenggorokkan, baru malaikat maut mengambilnya, kalau orang itu dari golongan ahli yang beruntung (bahagia), maka memanggillah malaikat rahmat. Dan kalau orang itu (termasuk) dari golongan ahli celaka, maka memanggilah malaikat adzab. Lalu malaikat itu mengambil nyawa (ruh) dan membawanya naik ke hadirat Tuhan semesta alam. Jika orang itu (termasuk) golongan dari ahli yang beruntung (bahagia), maka Allah berfirman: “Kembalikan ruh itu ke badannya, sehingga ruh itu melihat apa yang terjadi pada jasadnya.” kemudian Malaikat itu turun bersama-sama ruh (nyawa), kemudian para malaikat meletakkan ruh itu di tengah rumah. Akhirnya ruh itu melihat pada orang yang susah atas kematiannya dan orang yang tidak merasa susah atas kematiannya, akan tetapi ruh itu tidak mampu berbicara.
 
Ketika jenazah itu ke dibawa menuju kuburnya, maka Allah memerintahkan agar ruh itu kembali kepada jasadnya sebagaimana halnya waktu di dunia.
Ada beberapa pendapat tentang riwayat ini: Sebagian ulama berkata: “Ruh itu dikembalikan di dalam jasadnya, sebagaimana yang ada (waktu di dunianya), kemudian ia duduk dan ditanya.”
Sebagian ulama berkata: “Adanya pertanyaan itu kepada ruh, tidak kepada jasadnya.”
Sebagian ulama yang lain berkata: “Ruh itu masuk ke dalam jasadnya sampai ke dadanya.”
Ulama yang lain berkata: “Adanya ruh itu berada antara jasad dan kain kafannya.”
Dalam setiap pendapat itu, ada keterangan dari beberapa Atasar (pendapat/perkataan shahabat) dan hadits shahih, menurut ahli ilmu agar seorang hamba mengakui adanya siksa kubur, dan tidak tersibukkan oleh bagaimana keadaan mayit itu.

2. Penjelasan dan Hakekatnya

Kondisi sakaratul maut adalah waktu paling genting bagi manusia, dimana ruh perlahan-lahan dipisahkan dari jasad. Malaikat pencatat amal, malaikat rahmat dan malaikat azab turut menyaksikan proses tersebut. Ini menjadi penegas bahwa hidup di dunia bukan akhir dari perjalanan.

Ruh manusia tidak langsung hilang, tapi berada dalam fase transisi dan menyaksikan peristiwa-peristiwa sekitar, namun tak mampu bicara.

3. Ayat Al-Qur’an Terkait

Surah Al-Anfal: 50

ولو ترى إذ يتوفى الذين كفروا الملائكة يضربون وجوههم وأدبارهم وذوقوا عذاب الحريق

"Kalau kamu melihat ketika para malaikat mencabut nyawa orang-orang yang kafir seraya memukul muka dan belakang mereka dan berkata: 'Rasakanlah olehmu siksa neraka yang membakar'." (QS. Al-Anfal: 50)

Tafsir Singkat: Ayat ini menjelaskan kerasnya pencabutan ruh bagi orang kafir dan durhaka. Bandingkan dengan lembutnya pencabutan ruh bagi orang mukmin dalam hadis-hadis lain.

4. Relevansi Zaman Sekarang

Banyak orang hari ini lalai terhadap kematian. Mereka mengejar dunia seolah tidak akan mati. Padahal, kematian tidak bisa dihindari dan proses sakaratul maut sangat menggetarkan jiwa. Buku ini menjadi pengingat bahwa hidup bukan hanya tentang dunia, tetapi juga tentang persiapan menuju akhirat.

5. Nasehat Para Ulama dan Sufi Agung

Hasan al-Bashri: "Wahai anak Adam, sesungguhnya kamu hanyalah kumpulan hari. Setiap kali satu hari berlalu, maka berkuranglah dirimu."

Rabi‘ah al-Adawiyah: "Aku tidak menyembah-Mu karena takut neraka atau mengharap surga. Aku menyembah-Mu karena cinta-Mu yang murni."

Abu Yazid al-Bistami: "Kematian bagi pecinta Allah adalah jembatan menuju Kekasihnya."

Junaid al-Baghdadi: "Tasawuf adalah ketika ruh meninggalkan dunia sebelum jasadnya meninggal."

Al-Hallaj: "Ketika ruh meninggalkan dunia, ia bebas bertemu Sang Kekasih yang sejati."

Imam al-Ghazali: "Orang yang mati dalam keadaan membawa iman dan amal, seperti pengantin yang dijemput untuk pesta."

Syekh Abdul Qadir al-Jailani: "Kematian bukan akhir, tetapi awal dari pengenalan yang sejati kepada Allah."

Jalaluddin Rumi: "Jangan tangisi kematianku, karena aku hanya berpindah dari dunia sempit menuju taman keabadian."

Ibnu 'Arabi: "Ketika ruh kembali, ia tak lagi mengenal bentuk-bentuk dunia, hanya kehadiran Sang Haq."

Ahmad al-Tijani: "Jangan takut kematian jika hatimu senantiasa dengan Allah, karena maut hanya panggilan pulang."

6. Penutup

Buku ini mengajak pembaca untuk menyiapkan diri menghadapi kematian. Bukan untuk ditakuti, melainkan sebagai momentum menyempurnakan iman dan amal. Setiap ruh pasti akan keluar, pertanyaannya: dalam keadaan bagaimana?

"Ya Allah, matikanlah kami dalam husnul khatimah dan bangkitkan kami dalam keadaan Engkau ridha."


Lampiran Tambahan (rencana isi lanjutan jika dibutuhkan):

  • Dialog ruh dengan malaikat
  • Pengaruh amal semasa hidup terhadap sakaratul maut
  • Kisah-kisah nyata tentang ruh keluar dari tubuh
  • Ilustrasi tahapan kematian berdasarkan hadits dan atsar

Catatan: Dapat ditambahkan kutipan dari Kitab "Ihya Ulumuddin", "Al-Ruh" karya Ibnu Qayyim, dan "Qashashul Anbiya" terkait kematian para nabi.

Berikut sudah saya susun buku tentang “Keluarnya Ruh dari Badan” berdasarkan hadis, ayat Al-Qur’an, tafsir, serta nasehat dari para sufi besar seperti yang Anda minta. 

-------

Berikut versi bahasa ngobrol santai kekinian untuk generasi tahun 1980-an dari isi buku “Keluarnya Ruh dari Badan”, tanpa mengurangi kedalaman maknanya:


Bismillahirrahmanirrahim…
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh…

Halo, buat njenengan semua para pecinta ilmu dan penikmat kajian malam, ini ada oleh-oleh isya’an dari bedah tipis-tipis kitab Daqoiqul Akhbar bareng santri-santri di pesantren Darul Falah. Biar gak tegang, kita bahas dengan gaya santai, tapi tetap ngena di hati.


📖 Judul Buku: Keluarnya Ruh dari Badan

1. Cerita Hadis tentang Ruh Pas Mau Meninggal

Ceritanya gini… pas seseorang udah waktunya “dipanggil pulang”, atau istilah kerennya sakaratul maut, mulutnya udah gak bisa ngomong. Lalu datang empat malaikat silih berganti.

  • Malaikat pertama bilang: “Assalamu’alaikum… aku yang dulu ngatur rezekimu. Udah muter bumi, gak nemu lagi jatahmu walau sesuap nasi.”
  • Malaikat kedua datang: “Aku yang ngatur minummu, air dan lain-lain. Sama, jatahnya udah habis.”
  • Malaikat ketiga: “Aku ngurus napasmu. Udah keliling bumi, gak ada lagi satu helaan pun buat kamu.”
  • Malaikat keempat: “Aku malaikat pencatat ajal. Waktu kamu hidup tinggal beberapa detik. Udah waktunya…”

Lalu datang malaikat Kiraman Katibin:

  • Yang kanan bawa buku putih, isinya amal baik, lalu diperlihatkan. Wah, si hamba seneng banget.
  • Yang kiri bawa buku hitam, isinya dosa. Langsung keringetan, deg-degan, gak berani baca. Malaikatnya cuma taruh bukunya di bantal, terus pergi.

Baru kemudian datang malaikat maut, ditemani malaikat rahmat di kanan, dan malaikat azab di kiri. Nah, cara ruh keluar beda-beda:

  • Ada yang ditarik kayak ditarik tambang.
  • Ada yang dicabut kayak ditarik paksa.
  • Ada yang dilepas halus, kayak benang ditarik dari kain sutera.

Kalau dia orang baik, ruhnya disambut dan dibawa naik ke hadapan Allah. Tapi kalau hidupnya penuh dosa, yang nyambut justru malaikat adzab. Bahkan ruh itu bisa balik ke badan sebentar, lihat jasadnya sendiri, tapi gak bisa ngomong, cuma bisa nyaksiin orang-orang yang sedih dan gak sedih atas kepergiannya.

Dan waktu mayit dibawa ke kubur, ruhnya dikembalikan lagi ke tubuh.
Ada yang bilang ruhnya duduk dan ditanya.
Ada juga yang bilang pertanyaannya ke ruh, bukan jasad.
Atau ruhnya hanya sampai dada, atau bahkan cuma ada di antara jasad dan kain kafannya.

Yang jelas, semua sepakat, ada proses pertanyaan dan fase alam kubur yang nyata.


2. Ngerti Gak Sih Maknanya?

Momen sakaratul maut itu kayak garis finish dalam lomba maraton hidup.
Bukan akhir, tapi titik transisi. Kita semua bakal sampai ke situ.
Dan yang bakal nemenin cuma amal kita.
Malaikat gak pernah salah catat, semua udah ada file-nya, gak bisa dihapus.


3. Dalilnya dari Al-Qur’an

QS Al-Anfal: 50

“Kalau kamu bisa lihat pas malaikat nyabut nyawa orang-orang kafir, sambil mukulin muka dan punggung mereka, sambil bilang: ‘Rasain siksa neraka yang panas membakar itu!’”

➡️ Ayat ini kasih gambaran ngeri banget soal orang yang hidupnya jauh dari Allah. Beda jauh sama yang meninggal dengan iman.


4. Kenapa Penting Buat Sekarang?

Gini lho...
Sekarang banyak orang sibuk banget ngejar cuan, gaya hidup, lupa kalau ajal gak nunggu sukses. Bahkan kadang orang mati pas lagi update story. 😬

Buku ini bukan buat nakut-nakutin, tapi buat ngingetin:
“Bro, Sis… ayo siapin bekal sebelum dipanggil pulang.”


5. Wejangan dari Para Ulama & Sufi Legendaris

Hasan al-Bashri:

“Hidup itu cuma kumpulan hari. Setiap hari berlalu, berarti kamu makin dekat ke liang kubur.”

Rabi‘ah al-Adawiyah:

“Aku cinta Allah, bukan karena surga atau takut neraka. Tapi karena Allah itu sendiri.”

Abu Yazid al-Bistami:

“Buat pecinta Allah, kematian itu momen paling ditunggu—ketemu Sang Kekasih.”

Junaid al-Baghdadi:

“Sufi sejati itu yang ruhnya udah ninggalin dunia, bahkan sebelum jasadnya mati.”

Al-Hallaj:

“Waktu ruh lepas dari dunia, dia bisa terbang bebas menuju Allah.”

Imam Ghazali:

“Kalau kamu mati bawa iman, kamu kayak pengantin yang dijemput arak-arakan.”

Syekh Abdul Qadir al-Jailani:

“Kematian itu gerbang pengenalan sejati kepada Allah.”

Jalaluddin Rumi:

“Jangan sedih kalau aku mati, karena aku cuma pindah ke taman yang abadi.”

Ibnu ‘Arabi:

“Ruh itu bakal ninggalin bentuk dunia, dan kembali ke cahaya Allah.”

Ahmad at-Tijani:

“Jangan takut mati kalau hatimu bareng Allah. Itu cuma panggilan pulang.”


6. Penutup Santuy Tapi Ngena

Intinya begini:
Kita semua bakal mati. Tapi gaya mati kita bisa kita pilih dari sekarang.
Mau dengan tenang kayak tidur atau dengan susah payah kayak dicekik?
Jawabannya tergantung apa yang kita bawa hari ini. Amal baik atau amal ambyar?

“Ya Allah… matikan kami dalam keadaan husnul khatimah, dan bangkitkan kami dalam ridha-Mu…”


Semoga bermanfaat ya sobat…
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.


Saturday, June 28, 2025

Bidsyatul Hidayah.

 


Nama kitab: Terjemah kitab Bidayatul Hidayah (Bidayah Al-Hidayah)

Judul kitab asal: بداية الهداية للإمام الغزالي

Penulis: Imam Ghazali.

Nama lengkap: Abu Hamid Muhammad bin Muhammad Al-Ghazali Al-Thusi (أبو حامد محمد بن محمد الغزالي الطوسي)

Lahir: 1058 M / 450 H

Asal: Tous, Iran

Wafat: 19 Desember 1111 Masehi (usia 53) atau tahun 505 Hijriah

Bidang studi: Tasawuf, akhlak, sufi, tarekat

Pengasuh : ustadz ...

https://www.alkhoirot.org/2018/01/terjemah-bidayatul-hidayah-al-ghazali.html

Nashaihul Ibad



Nama kitab:  Terjemah Nashaihul Ibad, Nashoihul Ibad, Nasaih al-Ibad (kumpulan nasihat pilihan bagi para hamba)

Judul kitab asal: Nashaih Al-Ibad fi Bayani Munabbihat li Yaumil Ma'ad li Ibn Hajar Al-Asqalani ( نصائح العباد في بيان ألفاظ منبهات على الاستعداد ليوم المعاد لابن حجر العسقلاني)

Ejaan lain:  Nashoih Al-Ibaad

Pengarang: Nawawi bin Umar al-Bantani Al-Jawi Al-Indunisi (محمد نووي بن عمر بن عربي بن علي  الجاوي  البنتني الإندونيسي)

Nama yang dikenal di Arab: محمد نووي بن عمر الجاوي

Kelahiran: 1813 Masehi; 1230 H,   Tanara, Banten, Indonesia

Meninggal: 1897 M;  1316 H, Pemakaman Ma'la Makkah Al-Mukarramah, w. 672 H /22 Februari 1274 M

Penerjemah:

Bidang studi: Tasawuf, Akhlaq

Guru beliau antara lain: Khatib asy-Syambasi, Abdul Ghani Bima, Ahmad Dimyati, Zaini Dahlan, Muhammad Khatib, KH. Sahal al-Bantani, Sayyid Ahmad Nahrawi, Zainuddin Aceh.

Pengasuh : ustadz Mashuri.

https://www.alkhoirot.org/2023/01/terjemah-nashaihul-ibad.html




Iman, Akhlak, dan Persaudaraan dalam Islam.

 


Buku: Iman, Akhlak, dan Persaudaraan dalam Islam


Bab 1: Siapa yang Beriman kepada Allah dan Hari Kiamat, Maka Berbuat Baiklah kepada Tetangganya

Hadis:

"Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berbuat baik kepada tetangganya." (HR. Bukhari dan Muslim)

Ayat Al-Qur'an Terkait:

Arab:

وَاعْبُدُوا اللّٰهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهٖ شَيْـًٔا ۖ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَبِذِي الْقُرْبٰى وَالْيَتٰمٰى وَالْمَسٰكِيْنِ وَالْجَارِ ذِي الْقُرْبٰى وَالْجَارِ الْجُنُبِ

Latin:

Wa’budullāha wa lā tusyrikụ bihi syai`aw wa bil-wālidayni iḥsānaw wa biżil-qurbā wal-yatāmā wal-masākīni wal-jāri żil-qurbā wal-jāril-junubi...

Arti:

"Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu bapak, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh..." (QS. An-Nisa’: 36)

Tafsir Ringkas:

Ayat ini menunjukkan bahwa iman kepada Allah harus dibuktikan dengan akhlak sosial yang luhur. Tetangga, baik yang dekat hubungan kekeluargaannya maupun yang jauh, wajib diperlakukan dengan baik.

Relevansi Saat Ini:

Di tengah masyarakat yang semakin individualis, perhatian terhadap tetangga menjadi langka. Padahal, hubungan yang baik dengan tetangga adalah salah satu bentuk nyata dari keimanan.

Nasihat Ulama Sufi:

  1. Hasan al-Bashri: "Jangan engkau merasa kenyang sementara tetanggamu lapar. Imanmu belum sempurna."
  2. Rabi‘ah al-Adawiyah: "Kasihilah tetanggamu tanpa menanti balasan, karena Allah melihat niat bukan hasil."
  3. Abu Yazid al-Bistami: "Hakikat penghambaan adalah memperhatikan hak tetanggamu sebagaimana kau jaga hak dirimu."
  4. Junaid al-Baghdadi: "Akhlak tertinggi seorang salik adalah ketika tetangganya merasa aman dari lisan dan perbuatannya."
  5. Al-Hallaj: "Kasih kepada makhluk adalah jalan menuju cinta Ilahi. Mulailah dari orang terdekat, yaitu tetanggamu."
  6. Imam al-Ghazali: "Tetangga adalah amanah. Mengganggunya adalah bentuk pengkhianatan iman."
  7. Abdul Qadir al-Jailani: "Jangan engkau merindukan surga, jika hatimu masih sempit terhadap tetanggamu."
  8. Jalaluddin Rumi: "Rumah tak akan menjadi surga jika hubungan antar tetangga seperti api dan bara."
  9. Ibnu ‘Arabi: "Tetanggamu adalah wajah Tuhan yang kau lihat setiap hari. Perlakukan dia sebagaimana engkau ingin diperlakukan Allah."
  10. Ahmad al-Tijani: "Kebaikan kepada tetangga membuka pintu keberkahan rumahmu."

Bab 2: Tidak Halal Seorang Muslim Mendiamkan Saudaranya Lebih dari Tiga Hari

Hadis:

"Tidak halal bagi seorang Muslim mendiamkan (memutus hubungan) dengan saudaranya lebih dari tiga hari." (HR. Bukhari dan Muslim)

Ayat Al-Qur'an Terkait:

Arab:

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ ۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ

Latin:

Innamal-mu`minụna ikhwatun fa-aṣliḥụ baina akhwaikum wattaqullāha la'allakum turḥamụn

Arti:

"Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, maka damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat." (QS. Al-Hujurat: 10)

Tafsir Ringkas:

Allah menyeru agar kaum mukmin memperbaiki hubungan antar mereka. Mendiamkan saudara seiman lebih dari tiga hari menunjukkan lemahnya iman dan membuka pintu dosa.

Relevansi Saat Ini:

Banyak perselisihan antarsesama Muslim yang berlangsung lama, bahkan diwariskan turun-temurun. Padahal, Islam menganjurkan perdamaian dan kasih sayang.

Nasihat Ulama Sufi:

  1. Hasan al-Bashri: "Seutama-utama ibadah setelah shalat adalah memaafkan saudara yang memutusmu."
  2. Rabi‘ah al-Adawiyah: "Cintailah karena Allah, maka kau akan mengerti betapa kecilnya kesalahan saudaramu."
  3. Abu Yazid al-Bistami: "Musuh terbesarmu bukan saudaramu, tapi nafsumu yang enggan memaafkan."
  4. Junaid al-Baghdadi: "Perdamaian adalah jalan utama menuju fana’ dalam cinta Ilahi."
  5. Al-Hallaj: "Siapa yang memutus tali kasih, telah memotong dirinya dari rahmat."
  6. Imam al-Ghazali: "Engkau lebih dekat kepada setan jika engkau menolak damai dengan saudaramu."
  7. Abdul Qadir al-Jailani: "Lembutkan hatimu sebelum Allah melembutkannya dengan ujian."
  8. Jalaluddin Rumi: "Jalan kembali ke Allah selalu terbuka—begitu juga jalan kembali kepada saudaramu."
  9. Ibnu ‘Arabi: "Setiap manusia adalah pantulan dari Cinta-Nya. Maka berdamailah, karena kau sedang mendamaikan Tuhan dalam dirimu."
  10. Ahmad al-Tijani: "Jangan simpan dendam, karena hati yang penuh luka tak layak menampung nur Ilahi."

Penutup:

Iman bukan hanya keyakinan dalam hati, tapi juga diwujudkan dalam tindakan nyata dalam kehidupan sosial. Berbuat baik kepada tetangga dan menjaga hubungan baik dengan sesama saudara Muslim adalah jalan menuju ridha Allah dan surga-Nya.


Sumber: Al-Qur’an al-Karim, Kutub Sittah, dan maqalat para ulama tasawuf

Disusun oleh: Djoko Ekasanu

Untuk: Pembelajaran dan pengamalan umat

Berikut ini buku telah saya buat berjudul "Iman, Akhlak, dan Persaudaraan dalam Islam", yang membahas dua hadis penting tentang tetangga dan persaudaraan sesama Muslim, dilengkapi dengan ayat-ayat Al-Qur'an, tafsir, relevansi kekinian, serta nasihat dari 10 ulama sufi besar.

-----

Buku: Ngobrolin Iman dan Persaudaraan ala Anak 80an


Bab 1: Kalau Kamu Ngerasa Beriman, Yuk Berbuat Baik Sama Tetangga

Hadis:

"Siapa yang percaya sama Allah dan hari kiamat, mendingan deh, baik-baikin tetangganya." (HR. Bukhari dan Muslim)

Ayat Al-Qur'an Terkait:

Arab:

وَاعْبُدُوا اللّٰهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهٖ شَيْـًٔا ۖ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَبِذِي الْقُرْبٰى وَالْيَتٰمٰى وَالْمَسٰكِيْنِ وَالْجَارِ ذِي الْقُرْبٰى وَالْجَارِ الْجُنُبِ

Latin:

Wa’budullāha wa lā tusyrikụ bihi syai`aw wa bil-wālidayni iḥsānaw wa biżil-qurbā wal-yatāmā wal-masākīni wal-jāri żil-qurbā wal-jāril-junubi...

Arti:

"Sembahlah Allah dan jangan nyekutuin Dia sama sekali. Terus berbuat baiklah ke orang tua, saudara, anak yatim, orang susah, tetangga dekat, dan tetangga jauh..." (QS. An-Nisa’: 36)

Ngobrol Santainya:

Jadi gini sob, iman itu nggak cuma soal hati doang. Tapi juga gimana kita hidup bareng orang lain, terutama tetangga. Lo nggak bisa bilang beriman kalau tiap hari ribut sama tetangga cuma gara-gara parkir motor.

Kenapa Penting di Zaman Sekarang?

Sekarang tuh hidup makin sibuk, tetangga sebelah aja kadang nggak kenal. Padahal, kalau lo mau tenang hidupnya, mulai deh dari nyapa tetangga. Minimal senyum, ngasih makanan kalau lagi masak banyak, bantuin kalau dia butuh.

Petuah dari Para Orang Bijak:

  1. Hasan al-Bashri: "Lo nggak keren kalau makan enak, tapi tetanggamu kelaparan."
  2. Rabi‘ah al-Adawiyah: "Sayangi tetanggamu, jangan mikir untung rugi."
  3. Abu Yazid al-Bistami: "Kalau lo ngaku hamba Allah, ya jaga perasaan tetanggamu."
  4. Junaid al-Baghdadi: "Orang yang bener tuh, yang tetangganya adem lihat tingkah lakunya."
  5. Al-Hallaj: "Cinta Allah itu keliatan dari gimana lo memperlakukan orang terdekat, termasuk tetangga."
  6. Imam al-Ghazali: "Ngeribetin tetangga itu tanda iman lo perlu diperiksa lagi."
  7. Abdul Qadir al-Jailani: "Mau surga? Mulai dari gak bikin sebel tetangga lo."
  8. Jalaluddin Rumi: "Rumah lo nggak bakal tentram kalau tetangganya merasa terganggu."
  9. Ibnu ‘Arabi: "Tetanggamu itu cermin Tuhan juga. Perlakukan dia kayak lo mau diperlakukan Tuhan."
  10. Ahmad al-Tijani: "Baik ke tetangga = rumah lo penuh berkah."

Bab 2: Jangan Diam-diaman Sama Teman Lebih dari 3 Hari, Ya

Hadis:

"Gak boleh ya, seorang Muslim nge-diemin temannya lebih dari 3 hari." (HR. Bukhari dan Muslim)

Ayat Al-Qur'an Terkait:

Arab:

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ ۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ

Latin:

Innamal-mu`minụna ikhwatun fa-aṣliḥụ baina akhwaikum wattaqullāha la'allakum turḥamụn

Arti:

"Orang beriman itu saudaraan, jadi damaiin deh kalau ada yang berantem. Takutlah sama Allah biar dapet rahmat." (QS. Al-Hujurat: 10)

Ngobrol Santainya:

Kadang kita kesel, terus ngambek sama temen. Tapi Islam ngajarin: maksimal 3 hari. Lebih dari itu? Lo udah nyimpen dosa. Gengsi sih boleh, tapi jangan sampe iman jadi taruhannya.

Konteks Hari Ini:

Banyak yang musuhan bertahun-tahun cuma gara-gara status WA, utang receh, atau dikatain waktu SD. Padahal hidup nggak panjang, jangan disia-siain buat musuhan.

Petuah dari Para Orang Bijak:

  1. Hasan al-Bashri: "Memaafkan itu keren banget setelah shalat."
  2. Rabi‘ah al-Adawiyah: "Kalau cinta karena Allah, ya maafin juga karena Allah."
  3. Abu Yazid al-Bistami: "Musuh terbesar lo bukan orang lain, tapi ego lo yang keras kepala."
  4. Junaid al-Baghdadi: "Damaiin hati, lo bakal ngerasain kedamaian Ilahi."
  5. Al-Hallaj: "Yang mutusin silaturahmi, udah mutusin jalan rahmat."
  6. Imam al-Ghazali: "Makin jauh dari damai, makin deket lo sama godaan setan."
  7. Abdul Qadir al-Jailani: "Lembutkan hati lo dulu, jangan tunggu Allah lembutin lewat musibah."
  8. Jalaluddin Rumi: "Pulang ke Allah itu gampang, sama juga kayak baikan sama temen."
  9. Ibnu ‘Arabi: "Lo lagi nyembuhin Tuhan di hatimu saat lo berdamai."
  10. Ahmad al-Tijani: "Dendam bikin hati sempit, padahal Allah cuma masuk ke hati yang lapang."

Penutup:

Iman itu bukan cuma di hati, tapi juga di laku. Yuk, mulai sekarang perbaiki hubungan sama tetangga dan temen. Jangan baperan, jangan gengsian. Jadiin hidup kita lebih ringan dan lebih bermakna.


Disusun oleh: Djoko Ekasanu, ala ngobrol santai

Untuk: Teman-teman yang pengen Islam jadi bagian hidup, bukan sekadar identitas.


Miatu hadisy syarifah.



Pengasuh ustadz : Zaenal.

https://alifbraja.wordpress.com/2012/10/02/100-nasehat-hadist-syarif/

Sabtu, 28 juni 2025 : No. 25-26.



Siapa yang ber-iman kepada Allah dan hari qiyamat, maka sebaiknya berbuat baik terhadap tetangganya.

 Tidak lah halal orang muslim mendiamkan saudaranya melebihi tiga hari.

Coba buatkan buku tentang tersebut diatas dengan disertai ayat quran arabnya, latinnya, artinya, tafsirnya, relevansinya dengan keadaan sekarang, jangan lupa berikan nasehat nasehat dari :

  1. Hasan al-Bashri.
  2. Rabi‘ah al-Adawiyah.
  3. Abu Yazid al-Bistami.
  4. Junaid al-Baghdadi.
  5. Al-Hallaj .
  6. Abu Hamid al-Ghazali
  7. Abdul Qadir al-Jailani
  8. Jalaluddin Rumi .
  9. Ibnu ‘Arabi.
  10. Ahmad al-Tijani. 


Membaca Al-Qur'an Tanpa Amalan: Ancaman dan Peringatan.

 


Judul Buku: Membaca Al-Qur'an Tanpa Amalan: Ancaman dan Peringatan

Pengantar Membaca Al-Qur'an adalah amal mulia, tetapi Al-Qur'an bukan hanya untuk dibaca, melainkan juga untuk diyakini, direnungkan, dan diamalkan. Dalam sejarah Islam, banyak peringatan keras bagi mereka yang hanya membaca tanpa mengamalkan isi kandungannya. Buku ini mencoba mengangkat ancaman tersebut melalui dalil-dalil Qur'ani, hadis, serta pandangan ulama dan sufi besar.


Bab 1: Ancaman Bagi Pembaca Al-Qur’an yang Mengabaikan Halal dan Haram

Hadis Peringatan:

"Demi Dzat Yang Menguasai diri Muhammad, sesungguhnya Malaikat Zabaniyyah itu lebih mendahulukan menyambar orang-orang yang hafal Alqur-an daripada para penyembah patung..."

Penjelasan: Hadis ini memperingatkan bahwa hafalan atau bacaan tanpa amal justru bisa menjadi sebab kehancuran spiritual.


Bab 2: Ayat dan Tafsir Terkait

Q.S. Al-Jumu’ah: 5

Arab: مَثَلُ ٱلَّذِينَ حُمِّلُوا۟ ٱلتَّوْرَىٰةَ ثُمَّ لَمْ يَحْمِلُوهَا كَمَثَلِ ٱلْحِمَارِ يَحْمِلُ أَسْفَارًۭا

Latin: Matsalul-ladzīna ḥummilụt-Taurāta summa lam yaḥmilụhā ka-matsalil-ḥimāri yaḥmilu asfārā

Artinya: "Perumpamaan orang-orang yang dipikulkan kepadanya Kitab Taurat, kemudian mereka tiada memikulnya, adalah seperti keledai yang membawa kitab-kitab tebal."

Tafsir Singkat: Imam Al-Qurthubi menjelaskan bahwa orang-orang ini mengetahui isi kitab, tetapi tidak mengamalkannya. Maka mereka diumpamakan seperti binatang yang tidak paham beban yang dipikulnya.


Bab 3: Relevansi di Masa Kini Banyak orang mengkhatamkan Al-Qur’an berkali-kali, tetapi tetap melakukan riba, menipu, atau melanggar hak-hak manusia. Bacaan yang tidak mengubah sikap hanyalah rutinitas kosong. Kita melihat fenomena hafalan Al-Qur’an dijadikan prestise, tapi perilaku tak mencerminkan nilai-nilainya.


Bab 4: Nasehat Para Ulama dan Sufi

  1. Hasan al-Bashri: "Ilmu bukan dengan banyaknya riwayat, tapi siapa yang takut kepada Allah, dialah yang alim."

  2. Rabi’ah al-Adawiyah: "Aku tidak menyembah Allah karena takut neraka atau ingin surga, tapi karena cinta. Yang membaca Al-Qur’an tanpa cinta, hanya akan lelah tanpa buah."

  3. Abu Yazid al-Bistami: "Jangan baca Al-Qur’an dengan lidahmu saja, tapi dengan hatimu. Jika tidak, maka Al-Qur’an akan menjadi hujjah atas dirimu, bukan syafaat."

  4. Junaid al-Baghdadi: "Al-Qur’an itu samudera. Yang berenang dengan ilmu dan amal akan selamat, yang hanya terapung dengan suara akan tenggelam."

  5. Al-Hallaj: "Huruf-huruf Al-Qur’an adalah jasad, ruhnya adalah pengamalan. Siapa yang hanya memeluk jasad tanpa ruh, dia mati."

  6. Imam al-Ghazali: "Ilmu tanpa amal adalah kegilaan, amal tanpa ilmu adalah kesesatan. Bacaan Al-Qur’an tanpa keduanya adalah tipuan nafsu."

  7. Syekh Abdul Qadir al-Jailani: "Orang yang membaca Al-Qur’an tapi menuruti hawa nafsunya adalah seperti orang yang menyalakan lentera lalu menutup matanya sendiri."

  8. Jalaluddin Rumi: "Al-Qur’an itu seperti seruling ilahi. Ia tak akan mengeluarkan nada bagi hati yang tertutup."

  9. Ibnu ‘Arabi: "Al-Qur’an hanya akan membuka rahasia-Nya pada hati yang suci dari dunia dan siap tunduk pada Tuhan."

  10. Ahmad al-Tijani: "Barangsiapa membaca Al-Qur’an tanpa membersihkan hatinya, maka dia telah menjadikan Al-Qur’an sebagai saksi atas kejahatannya sendiri."


Penutup Bacalah Al-Qur’an dengan niat untuk memperbaiki diri. Renungkan dan amalkan. Jangan jadikan bacaanmu hanya sebagai hiasan tanpa penerapan. Karena sebaik-baik bacaan adalah yang mengubah hati dan hidup.

Doa اللَّهُمَّ اجْعَلِ الْقُرْآنَ رَبِيعَ قُلُوبِنَا وَنُورَ صُدُورِنَا

"Ya Allah, jadikanlah Al-Qur’an sebagai penyejuk hati kami dan cahaya dalam dada kami."


Lampiran: Cerita hikmah tentang orang yang rajin membaca Al-Qur’an tetapi jatuh dalam kemaksiatan, serta bagaimana dia tersadar setelah membaca satu ayat dan menangis semalaman hingga tobatnya diterima.

Berikut adalah naskah buku yang membahas tentang pembaca Al-Qur'an yang mengabaikan halal dan haram, lengkap dengan ayat, tafsir, relevansi zaman kini, serta nasihat dari 10 tokoh sufi dan ulama besar. 

-------

Berikut versi dengan gaya bicara santai tapi tetap punya kedalaman makna:


Judul: Ngaji Tapi Nggak Ngalamin: Bahaya Baca Qur'an Tanpa Aksi

Kata Pengantar
Baca Qur’an itu keren, tapi lebih keren lagi kalau isi Qur’an itu nyambung ke hati dan ngaruh ke laku. Banyak orang rajin ngaji, tapi kelakuannya jauh dari isi Qur’an. Nah, buku ini ngajak kita buat ngaca: jangan sampe jadi ‘ahli Qur’an’ yang cuma hafal doang tapi nggak ngejalanin isinya.


Bab 1: Ngaji Tapi Nggak Ngamalin, Emang Bisa Celaka?

“Demi Allah, para Malaikat Zabaniyyah itu lebih cepet nyamber orang yang hafal Qur’an tapi nggak ngamal daripada nyamber penyembah berhala.”

Sangar, ya? Ini bukan cuma peringatan biasa. Buat kita yang udah kenal Qur’an, justru tanggung jawabnya lebih gede. Kalau cuma dibaca, tapi nggak bikin kita takut maksiat, itu namanya bahaya!


Bab 2: Qur’an Itu Bukan Cuma Bacaan

“Perumpamaan orang yang dikasih kitab, tapi nggak ngejalanin, kayak keledai bawa buku berat.”
(Q.S. Al-Jumu’ah: 5)

Gaya doang banyak baca, tapi kelakuan nggak berubah. Ya cuma capek aja. Qur’an itu pegangan hidup, bukan sekadar bahan bacaan atau quotes buat status.


Bab 3: Realita Hari Ini

Zaman sekarang, banyak yang viral karena tilawahnya cakep, suara merdunya dipuji, tapi sayang, pas di kehidupan nyata malah main riba, nyakitin orang, atau hidup hedon tanpa mikir halal-haram. Ini yang bikin Qur’an kayak jadi “hiasan”, bukan “petunjuk jalan”.


Bab 4: Wejangan Para Guru Jiwa

  • Hasan al-Bashri:
    “Yang disebut alim itu bukan yang pinter ngomong, tapi yang takut banget sama Allah.”

  • Rabi‘ah al-Adawiyah:
    “Gue nggak ibadah karena pengen surga atau takut neraka, tapi karena cinta. Kalau baca Qur’an nggak karena cinta, ya cuma capek doang.”

  • Abu Yazid al-Bistami:
    “Jangan cuma nyanyi Qur’an pakai mulut. Pakein juga ke hati. Kalau nggak, Qur’an justru bisa jadi tuntutan buat lo sendiri.”

  • Junaid al-Baghdadi:
    “Qur’an itu kayak samudra. Yang selam pake ilmu dan amal selamat. Yang cuma pamer suara? Bisa tenggelam.”

  • Al-Hallaj:
    “Huruf Qur’an itu jasad, amalnya itu nyawa. Baca doang tanpa amal, itu mayat hidup.”

  • Imam Ghazali:
    “Ilmu tanpa amal itu gila, amal tanpa ilmu itu sesat. Ngaji doang tapi nggak jalanin? Itu kerjaan nafsu.”

  • Syekh Abdul Qadir al-Jailani:
    “Yang baca Qur’an tapi masih ngejar dunia dan hawa nafsu, kayak orang nyalain senter tapi nutup matanya sendiri.”

  • Jalaluddin Rumi:
    “Qur’an itu seruling Tuhan. Tapi kalau hati lo kedap suara, lo nggak bakal denger apa-apa.”

  • Ibnu ‘Arabi:
    “Qur’an bakal buka rahasianya cuma buat hati yang bersih dan nurut.”

  • Ahmad al-Tijani:
    “Yang baca Qur’an tapi hatinya kotor, itu Qur’an bakal jadi bukti yang nyeret dia sendiri.”


Penutup: Saatnya Ngaji, Ngalamin, dan Ngebuktiin

Ngaji Qur’an itu bukan buat gaya, tapi buat jadi kompas hidup. Kita nggak butuh hafalan kalau nggak ada perubahan. Saatnya mulai benerin niat, bersihin hati, dan jadiin Al-Qur’an bukan cuma bahan bacaan, tapi gaya hidup.




Friday, June 27, 2025

Khianat.



 Judul: Bahaya Khianat dalam Timbangan Iman dan Amanah

Pengantar Khianat adalah penyakit batin yang sangat berbahaya. Dalam berbagai ayat Al-Qur'an dan hadis Nabi ﷺ, perbuatan khianat digolongkan sebagai salah satu ciri kemunafikan. Buku ini akan mengkaji bahaya khianat dengan pendekatan Al-Qur'an, hadis, serta pandangan tokoh-tokoh sufi besar.


BAB I: Ayat Al-Qur'an Tentang Khianat

  1. QS. Al-Anfal: 27

Arab:

يَا أَيُهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَخُونُوا اللهَ وَالرَّسُولَ وَتَخُونُوا أَمَانَاتِكُمْ وَأَنتُمْ تَعْلَمُونَ

Latin:

Yā ayyuhā alladzīna āmanū lā takhūnū Allāha wa r-Rasūla wa takhūnū amānātakum wa antum ta‘lamūn

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad), dan (janganlah) kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui.

  1. QS. Yusuf: 52

إِنَّ اللهَ لَا يَهْدِي كَيْدَ الخَائِنِينَ

Latin: Inna Allāha lā yahdī kaid al-khā'inīn

Artinya: Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada tipu daya orang-orang yang berkhianat.

Tafsir Singkat: Kedua ayat ini menegaskan bahwa pengkhianatan bukan hanya pelanggaran sosial, tetapi juga pelanggaran spiritual yang berakibat pada jauhnya hidayah dari Allah. Amanah adalah bagian dari keimanan.


BAB II: Hadis-Hadis Tentang Khianat

  1. "Tidak ada iman bagi orang yang tidak amanah..." (HR. Thabrani)
  2. Tiga tanda munafik: bohong saat bicara, ingkar janji, dan khianat saat diberi amanah. (HR. Bukhari-Muslim)
  3. "Siapa yang khianat terhadap teman yang mempercayainya, maka aku berlepas diri darinya." (HR. Abu Ya’la)

BAB III: Hakekat Khianat dalam Tasawuf

Khianat adalah pengkhianatan terhadap cahaya fitrah yang Allah tanamkan dalam diri. Sufi memandang amanah bukan sekadar benda atau tugas, tapi juga ruh kepercayaan antara manusia dan Allah.


BAB IV: Nasehat Para Sufi

  1. Hasan al-Bashri: "Amanah adalah tiang tegaknya iman. Bila tiang ini roboh, maka seluruh bangunan akan runtuh."

  2. Rabi’ah al-Adawiyah: "Aku tidak takut kepada neraka dan tidak mengharap surga. Yang aku takutkan adalah bila cintaku kepada-Nya ternoda oleh pengkhianatan hati."

  3. Abu Yazid al-Bistami: "Khianat adalah hijab, dan hijab adalah jarak. Maka barang siapa berkhianat, ia semakin jauh dari kekasihnya."

  4. Junaid al-Baghdadi: "Orang yang berkhianat dalam perkara kecil, tidak pantas mengurusi perkara besar."

  5. Al-Hallaj: "Khianat adalah dosa terhadap Nur Allah. Maka, siapa yang mengkhianati sesama, telah memadamkan satu cahaya dari wajahnya sendiri."

  6. Abu Hamid al-Ghazali: "Amanah adalah muamalah hati yang tidak diketahui manusia, tetapi disaksikan oleh Allah."

  7. Abdul Qadir al-Jailani: "Jangan kau rusak kepercayaan yang Allah titipkan padamu, karena itu akan menjadi penghalang turunnya rahmat."

  8. Jalaluddin Rumi: "Setiap pengkhianatan adalah luka pada tali cinta. Semakin banyak luka, semakin rapuh ikatan itu."

  9. Ibnu 'Arabi: "Amanah adalah hakikat ruhani, dan pengkhianatan adalah kehancuran diri. Maka jaga amanah sebagaimana kau menjaga nyawa."

  10. Ahmad al-Tijani: "Orang yang khianat walau dalam perkara duniawi, akan terhijab dari barakah ukhrawi."


BAB V: Relevansi Khianat di Zaman Sekarang

Di era modern, bentuk khianat bisa berupa:

  • Korupsi jabatan
  • Manipulasi data
  • Ingkar janji dalam hubungan
  • Pengkhianatan ideologi

Semua ini menyebabkan rusaknya tatanan sosial dan hilangnya kepercayaan di masyarakat. Bila ingin membangun peradaban, maka mulailah dengan menjaga amanah.


Penutup Semoga kita tergolong orang-orang yang jujur, amanah, dan dijauhkan dari sifat khianat. Aamiin.

Penyusun: Djoko Ekasanu Ukuran Buku: A5 Warna Sampul: Hijau Tua Nuansa Sufi Gaya Bahasa: Santai, menyentuh hati, dan mencerahkan jiwa.

Buku tentang bahaya khianat dalam timbangan iman dan amanah sudah saya buat. Buku ini menggabungkan ayat Al-Qur'an (dengan teks Arab, latin, dan artinya), tafsir ringkas, hadis-hadis, hakikat khianat menurut tasawuf, relevansinya hari ini, serta nasihat dari 10 tokoh sufi besar.

----------

Berikut versi bahasa santai:

✨ “Bahaya Khianat dalam Timbangan Iman dan Amanah” ✨


🔍 Pengantar Santai

Khianat itu kayak racun yang nggak kelihatan. Pelan-pelan ngerusak kepercayaan, ngerusak hubungan, dan ternyata… bisa ngerusak iman juga! Serius lho, di Al-Qur’an dan hadis, khianat ini disebut sebagai ciri-ciri orang munafik. Jadi, jangan anggap remeh. Yuk kita kulik pelan-pelan!


📖 Ayat-Ayat Al-Qur'an Tentang Khianat

  1. QS. Al-Anfal: 27

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul, juga jangan mengkhianati amanat yang dipercayakan kepadamu, padahal kamu tahu.”
(Versi santainya: Jangan main belakang sama Allah, sama Rasul, apalagi sama amanah yang udah dititipin ke kamu. Udah tahu salah, kok masih dilakuin?)

  1. QS. Yusuf: 52

“Sesungguhnya Allah nggak ngasih petunjuk buat orang-orang yang suka ngatur strategi jahat alias berkhianat.”

Tafsiran singkatnya:
Khianat itu bukan cuma masalah dunia, tapi udah masuk ke ranah spiritual. Amanah itu bagian dari iman, bro & sis!


📜 Hadis-Hadis yang Ngena Banget

  1. “Nggak ada iman yang bener kalau orangnya nggak bisa dipercaya.” (HR. Thabrani)
  2. “Tanda orang munafik itu ada tiga: suka bohong, nggak bisa jaga janji, dan kalau dikasih amanah—eh malah dikhianatin.” (HR. Bukhari-Muslim)
  3. “Kalau kamu khianat sama orang yang percaya kamu, aku (Nabi ﷺ) nggak mau urusan!” (HR. Abu Ya’la)

🧠 Makna Khianat Menurut Para Ahli Hati

Khianat itu bukan sekadar salah, tapi juga bikin kamu makin jauh dari cahaya fitrah—alias jati diri mulia yang Allah kasih sejak lahir. Dalam tasawuf, amanah itu kayak kontrak batin antara kamu, manusia, dan Allah. Jadi kalau dikhianatin, sama aja kamu nyoret perjanjian suci itu.


💬 Wejangan dari 10 Tokoh Sufi

  1. Hasan al-Bashri: Iman itu berdiri di atas tiang amanah. Kalau tiangnya roboh, ya bubar semuanya!
  2. Rabi’ah al-Adawiyah: Yang aku takutin bukan neraka atau surga, tapi hati yang berkhianat dalam cinta ke Allah.
  3. Abu Yazid al-Bistami: Khianat itu bikin jarak, makin sering khianat, makin jauh dari Allah.
  4. Junaid al-Baghdadi: Kalau dalam hal kecil aja kamu khianat, gimana bisa dikasih amanah besar?
  5. Al-Hallaj: Khianat itu nyalain lampu terang, terus kamu matiin sendiri.
  6. Imam Ghazali: Amanah itu urusan batin. Nggak semua orang lihat, tapi Allah tahu.
  7. Abdul Qadir al-Jailani: Rusak amanah, sama aja nutup pintu rahmat.
  8. Rumi: Khianat itu luka di tali cinta. Luka makin banyak, tali putus.
  9. Ibnu 'Arabi: Jaga amanah kayak kamu jaga nyawa. Serius.
  10. Ahmad al-Tijani: Bahkan khianat urusan dunia bisa nutup berkah akhirat.

🌍 Relevansi Zaman Sekarang

Zaman sekarang khianat nggak cuma soal titipan barang atau uang, tapi bisa juga kayak:

  • Korupsi jabatan
  • Bohongin data
  • Nggak jaga janji (terutama janji hati 😅)
  • Khianatin prinsip dan nilai hidup

Kalau semua orang nggak bisa dipercaya, dunia ini bakal chaos. Jadi yuk, mulai dari diri sendiri. Latihan jaga amanah, jujur, konsisten.


Penutup

Semoga kita semua jadi pribadi yang bisa dipercaya dan dijauhkan dari sifat khianat. Aamiin.

Terus jaga hati, jaga amanah, dan jaga hubungan dengan Allah & manusia.

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.


📝 Ditulis dengan cinta dan harap dari Musholla An-Nur untuk sahabat-sahabat di mana pun berada...
✍️ Djoko Ekasanu



Thursday, June 26, 2025

Membaca Al-Qur'an Tanpa Mengamalkan.

 


Judul Buku: "Membaca Al-Qur'an Tanpa Mengamalkan: Sebuah Peringatan Ilahi"

Kutipan Utama: "Barangsiapa yang membaca Alqur-an tetapi enggan menghalalkan (mengamalkan) apa yang dihalalkan di dalamnya dan tidak mengharamkan (menjauhi) apa yang diharamkan di dalamnya, maka dia termasuk golongan orang-orang yang melemparkan kitab Allah ke belakang punggung mereka."


Bab 1: Peringatan dari Rasulullah SAW

"Demi Dzat Yang Menguasai diri Muhammad, sesungguhnya Malaikat Zabaniyyah itu lebih mendahulukan menyambar orang-orang yang hafal Alqur-an daripada para penyembah patung..." (Al-Washoya: 153)

Hadis ini menggambarkan bahwa hafalan dan bacaan Al-Qur'an saja tidak cukup. Tanpa pengamalan, maka bacaan itu akan menjadi bumerang.


Bab 2: Dalil Al-Qur'an Terkait Hal Ini

1. Surah Al-Jumu‘ah Ayat 5

Arabic: مَثَلُ ٱلَّذِينَ حُمِّلُوا۟ ٱلتَّوْرَىٰةَ ثُمَّ لَمْ يَحْمِلُوهَا كَمَثَلِ ٱلْحِمَارِ يَحْمِلُ أَسْفَارًۭا ۚ

Latin: Matsalu alladzîna ḥummilû at-taurāta summa lam yaḥmilûhā kamatsalil-ḥimāri yaḥmilu asfārā.

Arti: Perumpamaan orang-orang yang dipikulkan kepadanya Kitab Taurat, kemudian mereka tiada memikulnya adalah seperti keledai yang membawa kitab-kitab tebal.

Tafsir: Orang yang hanya membaca kitab tanpa mengamalkannya disamakan dengan hewan yang membawa beban berat tanpa tahu isinya. Tafsir ini berlaku juga untuk umat Islam yang membaca Al-Qur'an tanpa mengamalkannya.


Bab 3: Relevansi dengan Keadaan Sekarang

Banyak umat Islam yang menghiasi rumah dengan mushaf, tetapi lalai terhadap isi dan ajarannya. Bahkan sebagian penghafal Al-Qur'an terjebak dalam praktik-praktik maksiat karena Al-Qur’an hanya menjadi bacaan lisan, bukan amalan hati dan tindakan nyata.


Bab 4: Nasehat Para Sufi dan Ulama Besar

1. Hasan al-Bashri:

"Ilmu itu bukan dengan banyaknya riwayat, tetapi dengan takut kepada Allah."

2. Rabi‘ah al-Adawiyah:

"Aku menyembah Allah bukan karena takut neraka atau ingin surga, tapi karena cinta kepada-Nya."

3. Abu Yazid al-Bistami:

"Ilmu yang tidak membawamu kepada amal adalah hijab antara dirimu dan Allah."

4. Junaid al-Baghdadi:

"Tasawuf adalah bahwa Allah mematikanmu dari dirimu dan menghidupkanmu dengan-Nya."

5. Al-Hallaj:

"Aku adalah Dia yang aku cintai, dan Dia yang aku cintai adalah aku." — peringatan bahwa cinta hakiki kepada Allah tercermin dalam amal, bukan hanya klaim.

6. Imam al-Ghazali:

"Ilmu tanpa amal adalah kegilaan, dan amal tanpa ilmu adalah kesia-siaan."

7. Syekh Abdul Qadir al-Jailani:

"Janganlah engkau membaca Al-Qur'an hanya dengan lisanmu, tapi bacalah dengan hatimu dan amalkan dengan anggota tubuhmu."

8. Jalaluddin Rumi:

"Jangan hanya membaca Al-Qur'an, jadilah Al-Qur'an itu sendiri."

9. Ibnu ‘Arabi:

"Al-Qur'an itu adalah lautan yang tak bertepi. Renungilah dengan mata batin, bukan hanya dengan mata kepala."

10. Ahmad al-Tijani:

"Zikir dan wirid tanpa pengamalan syariat hanyalah suara kosong. Syariat dan hakikat harus bersatu."


Bab 5: Penutup dan Renungan

Al-Qur’an bukan hanya untuk dilantunkan indah atau dihafal semata, tapi untuk dijalani sebagai petunjuk hidup. Orang yang menjadikan Al-Qur’an sebagai hiasan, tetapi menolak isinya, termasuk golongan yang disebut dalam peringatan keras dari Rasulullah saw.

Mari kita bertanya kepada diri sendiri:

Apakah Al-Qur’an menjadi petunjuk hidupku, atau sekadar pajangan di lemari?


Doa Penutup:

"Ya Allah, jadikanlah Al-Qur’an sebagai cahaya di hatiku, penuntun langkahku, dan amal dalam kehidupanku. Jangan jadikan aku sebagai pembaca yang berpaling dari petunjuk-Mu. Aamiin."

Berikut draf awal buku “Membaca Al-Qur’an Tanpa Mengamalkan: Sebuah Peringatan Ilahi” telah saya buat, memuat:

  • Ayat Al-Qur’an terkait dalam teks Arab, Latin, arti, dan tafsir,
  • Hadis dan keterangan Rasulullah saw.,
  • Relevansi dengan kondisi umat Islam saat ini,
  • Nasehat-nasehat dari 10 tokoh sufi besar.

--------



Wednesday, June 25, 2025

BEBERAPA HAL YANG DULU TERJADI PADA ORANG JAHILIYAH.

HADITS KE-19 : BEBERAPA HAL YANG DULU TERJADI PADA ORANG JAHILIYAH


Berhala    itu    berkata, “Muhammad telah datang.”

Diriwayatkan dari Ali bin Abu Tholib bahwa ia berkata:

“Suatu ketika kita sedang bersama Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam pada masa awal kemunculan agama Islam. Tiba- tiba ada seorang laki-laki yang naik unta mendatangi kita. Pada dirinya dan untanya terdapat tanda-tanda kalau ia telah melakukan suatu perjalanan dan juga nampak baginya tanda-tanda kesulitan melakukan perjalanan. Kemudian ia berdiri di depan kita dan bertanya:

“Manakah di antara kalian yang bernama Muhammad?”

Kemudian kami mengarahkan isyarat ke arah Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallama.

“Hai Muhammad! Manakah di antara dua pilihan antara kamu memperlihatkan apa yang diperintahkan oleh Tuhanmu kepadaku atau aku yang memperlihatkan apa yang diperintahkan oleh berhalaku kepadamu?”

Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallama menjawab, “Baiklah! Aku saja yang memperlihatkan kepadamu    ajaran    yang diperintahkan oleh Tuhanku.”

Kemudian Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallama menjelaskan dan berkata:

“Islam tersusun di atas 5 (lima) pondasi.”

Laki-laki itu berkata, “Hai Muhammad! Aku adalah Ghossan bin Malik al-Amiri. Kami memiliki sebuah berhala dimana kami selalu menyembelih sembelihan di bulan Rajab di dekatnya dan beribadah kepadanya dengan sembelihan itu. Suatu ketika ada seorang laki-laki dari penduduk kami hendak menyembelih sembelihan. Ia bernama Ushom. Ketika ia mengangkat tangannya untuk menyembelih maka terdengarlah suara yang berasal dari perut berhala itu:

Hai Ushom! Islam telah datang. Berhala-berhala adalah batil. Diri seseorang akan terjaga haknya. Sanak saudara disambung. Hakikat agama telah muncul. Semoga keselamatan tercurah padamu. Hai Ushom!

Ushom pun senang dan keluar pergi memberitahuku. Lalu kami mendengar tentang beritamu. Wahai Rasulullah!

Beberapa hari setelah itu, ada seorang laki-laki lagi yang bernama    Thorik    hendak menyembelih sembelihan di dekat berhala itu. Ketika ia mengangkat tangannya untuk menyembelih maka terdengar suara yang berasal dari perut berhala itu:

Hai Thorik! Nabi yang benar telah diutus. Didatangkan kepadanya suatu wahyu Firman Allah Yang Maha Mulia dan Maha Pencipta.

Thorik pun pergi menuju keramaian    dan    berteriak mengatakan perkataan suara itu di antara orang-orang sehingga kabar-kabarmu pun meyakinkan kami. Akan tetapi kami hidup di kalangan orang-orang yang membuat kebohongan tentangmu dan yang membenarkanmu.

3 (tiga) hari yang lalu aku hendak menyembelih sembelihan di dekat berhala. Ketika aku mengangkat tanganku untuk menyembelihnya maka aku mendengar suara yang keras dari perut berhala dengan bahasa yang jelas:

Hai Ghossan bin Malik al-Amiri! Telah datang kebenaran seorang nabi berketurunan Hasyim di Tuhamah. Orang-orang yang menolongnya akan mendapatkan keselamatan dan orang-orang yang menghinakannya akan mendapatkan kekecewaan. Ia adalah nabi yang memberi petunjuk    dan    mengajak menyembah Allah sampai Hari Kiamat.

Kemudian berhala melompat dari tanah dan jatuh telungkup.”

Mendengar cerita Ghossan, Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallama membaca takbir dan diiringi oleh para sahabat.

Laki-laki itu (Ghossan) berkata. “Aku memiliki tiga syair bait. Apakah anda mengizinkanku membacakannya untukmu?”

Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallama pun mengizinkannya.

Ghossan berkata:

Aku mempercepat perjalanan mencari (Muhammad) melewati tanah datar ** dan naik ke tanah- tanah berpasir

agar aku bisa menolong manusia terbaik dengan pertolongan yang dikukuhkan ** dan aku akan menguatkan    ikatan-ikatan (ajaran)mu dengan ikatan (hati)ku

Aku bersaksi bahwa sesungguhnya Allah adalah Haq Yang Maha Esa
** Agama Islam ini adalah agama yang aku percayai selama aku masih hidup

---------

Berikut versi santai, tetap menjaga inti isi dan makna hadits ke-19 dalam Kitab al-‘Usfūriyyah:


Bismillah...
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh...

Baru aja nih, oleh-oleh kajian ba’da Isya dari Masjid Nurul Jannah, Rabu malam, 25 Juni 2025. Malam ini kita bahas santai isi Kitab al-‘Usfūriyyah, masuk ke Hadis ke-19, temanya:

🟢 "Beberapa Hal yang Dulu Terjadi di Masa Jahiliyah..."

Kisah ini dibawain oleh Sayyidina Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu. Jadi ceritanya, suatu hari kami lagi bareng Rasulullah ﷺ, waktu itu Islam masih awal-awal banget muncul. Tiba-tiba datang seorang laki-laki naik unta, kelihatan banget habis perjalanan jauh, capek, lusuh, tapi niat banget nyari kebenaran.

Begitu sampai, dia langsung berdiri di depan kita dan nanya,
“Siapa di antara kalian yang namanya Muhammad?”
Kita semua langsung nunjuk ke Rasulullah ﷺ.

Laki-laki itu langsung nyeletuk:
“Wahai Muhammad, kamu mau nunjukin apa yang Tuhanku suruh ke kamu, atau aku yang nyampein apa yang berhalaku perintahkan ke kamu?”

Nabi ﷺ jawab dengan tenang:
“Aku saja yang akan menunjukkan apa yang diperintahkan oleh Tuhanku.”
Lalu Rasulullah ﷺ menjelaskan bahwa Islam itu dibangun di atas lima pondasi utama.

Laki-laki itu pun memperkenalkan dirinya:
“Aku Ghossan bin Malik al-Amiri. Kami punya berhala yang biasa kami sembelih kambing buat dia setiap bulan Rajab. Tapi ada kejadian aneh…”

Dia cerita:

  • Suatu hari, ada orang dari kampung kami namanya Ushom, mau sembelih kambing buat berhala itu. Tapi tiba-tiba dari dalam berhala keluar suara:
    “Hai Ushom! Islam udah datang. Berhala itu cuma kesesatan. Hak manusia harus dijaga. Silaturahmi harus dijaga. Kebenaran udah muncul. Semoga kamu selamat, Ushom!”

  • Lalu orang lain lagi, namanya Thorik, mau sembelih juga. Tapi lagi-lagi muncul suara dari perut berhala:
    “Hai Thorik! Nabi yang benar sudah datang. Dia mendapat wahyu dari Allah Yang Maha Kuasa.”

  • Dan terakhir, 3 hari lalu, Ghossan sendiri yang mau sembelih kambing, eh... suara dari berhala itu lagi muncul, jelas banget:
    “Hai Ghossan! Udah datang kebenaran, seorang nabi dari Bani Hasyim di Tuhamah. Siapa yang bantu dia bakal selamat, siapa yang nentang bakal kecewa. Dia nabi yang membimbing ke jalan Allah sampai hari kiamat.”

Dan yang paling mengejutkan: berhalanya langsung jatuh telungkup ke tanah!

Nabi ﷺ langsung takbir: “Allahu Akbar!”, dan para sahabat ikut bertakbir.

Setelah itu, Ghossan bilang:
“Aku punya tiga bait syair, boleh nggak aku bacain untukmu, ya Rasulullah?”
Nabi ﷺ pun mengizinkan.

Ghossan pun membacakan syairnya dengan semangat:

“Aku buru-buru menempuh perjalanan panjang,
lewati dataran dan gurun,
buat ketemu manusia terbaik dan bantu dakwahnya...
Aku akan kuatkan ajaranmu dengan hatiku,
Aku bersaksi bahwa Allah itu Esa,
dan Islam inilah agamaku selamanya…”

Masya Allah... luar biasa ya kisahnya. Dari zaman jahiliyah pun, berhala aja ngaku kalah sama kebenaran Islam, apalagi kita manusia yang punya akal dan hati. Yuk kita makin kuatkan iman kita dan makin cinta sama ajaran Rasulullah ﷺ.

Semoga manfaat yaa...

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
🌙✨


Tuesday, June 24, 2025

Harta Haram Penghalang Meningkatnya Iman.

 


Judul Buku: Harta Haram Penghalang Meningkatnya Iman


Pendahuluan

Dalam perjalanan menuju kesempurnaan iman, makanan dan harta yang dikonsumsi manusia memegang peranan sangat penting. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menegaskan bahwa harta haram menjadi penghalang bertambahnya iman. Buku ini mengupas secara mendalam hakikat dari harta haram, pengaruhnya terhadap hati, dan bagaimana jalan menuju kesucian jiwa berdasarkan Al-Qur'an, hadis, tafsir, serta nasihat para tokoh sufi besar.


Bab 1: Dasar Hadis

"Hai Ali, orang mukmin itu senantiasa bertambah meningkat agama (amal baik)nya, selama dia tidak memakan makanan haram. Barangsiapa yang menjauhi ulama, maka hatinya mati dan tidak tahu menjalankan taat kepada Allah swt."

Dalam hadis Nabi saw. yang lain:

"Barangsiapa makan barang halal selama empat hari, maka Allah akan menerangi hatinya dan mengalirkan sumber-sumber hikmah dari hatinya."


Bab 2: Dalil Al-Qur'an

1. Al-Baqarah: 168

ايُهَا الناسُ كُلُوا ممّا فِي الأَرْضِ حَلَالًا طَيِّبًا

"Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi..."

Tafsirnya: Allah memerintahkan agar manusia menjaga makanan dan hartanya dari yang haram, karena makanan halal akan menguatkan hati dalam ketaatan, sementara makanan haram menggelapkan hati.

2. Al-Mu’minun: 51

يَا أَيُّهَا الرُّسُلُ كُلُوا مِنْ الطَيِّبَاتِ وَاعْمَلُوا صَالِحًا

"Wahai para rasul! Makanlah dari makanan yang baik-baik dan beramallah yang saleh."

Tafsirnya: Makanan yang halal dan baik adalah prasyarat diterimanya amal saleh.


Bab 3: Hakikat Harta Haram

Harta haram bagaikan racun halus yang merusak hati tanpa terasa. Ia menutup cahaya hikmah, menjauhkan pelakunya dari kemanisan iman, bahkan menjadi hijab antara dirinya dan Allah.


Bab 4: Relevansi di Zaman Sekarang

Di zaman modern, harta haram menjelma dalam bentuk yang lebih halus: korupsi, riba, suap, penipuan bisnis, hingga kezaliman sistemik. Padahal, di balik semua itu tersembunyi kehancuran rohani. Banyak orang rajin beribadah, namun jauh dari ketenangan batin, karena hartanya bercampur haram.


Bab 5: Nasihat Para Tokoh Sufi

1. Hasan al-Bashri: "Tidaklah seorang hamba meneguk sesuap makanan haram, melainkan akan tumbuh darinya daging yang membuat hatinya keras dan menjauhkannya dari rahmat Allah."

2. Rabi‘ah al-Adawiyah: "Cinta kepada Allah tak akan bertemu dalam hati yang dipenuhi harta haram. Kelembutan dzikir lahir dari kemurnian makanan."

3. Abu Yazid al-Bistami: "Siapa yang memakan yang haram, dia akan kehilangan kelezatan munajat."

4. Junaid al-Baghdadi: "Awal jalan para salik adalah menjaga perut dari yang haram, karena darinya bermula cahaya atau kegelapan."

5. Al-Hallaj: "Makanan yang haram seperti dinding tebal yang menghalangi seorang hamba dari menyaksikan Allah."

6. Abu Hamid al-Ghazali: "Lidah yang mengucap dzikir sementara perut dipenuhi yang haram, maka dzikirnya hanyalah gerakan tanpa ruh."

7. Abdul Qadir al-Jailani: "Barangsiapa membersihkan hartanya dari haram, maka Allah bukakan baginya pintu-pintu makrifat."

8. Jalaluddin Rumi: "Makanan halal adalah bahan bakar cahaya jiwa. Yang haram adalah asap hitam yang menutupi nur Allah di hati."

9. Ibnu ‘Arabi: "Setiap zarah dari makanan haram membentuk penghalang di alam ruhani yang menghalangi futuhat (pembukaan rahasia ilahi)."

10. Ahmad al-Tijani: "Bersihkanlah perutmu, niscaya Allah bersihkan hatimu dari segala kegelapan."


Bab 6: Jalan Menuju Kesucian Harta

  • Selalu selektif dalam sumber penghasilan
  • Hindari riba, suap, dan ketidakadilan
  • Bergaul dengan ulama dan orang shalih
  • Perbanyak istighfar dan taubat
  • Memperbaiki niat dalam mencari harta

Penutup

Harta haram bukan sekadar dosa materi, namun racun ruhani. Kesungguhan membersihkan harta akan membuka pintu kelezatan iman, kemurnian ibadah, dan kenikmatan hakiki dalam berhubungan dengan Allah.


Semoga buku ini menjadi peringatan dan nasihat bagi kita semua di tengah ujian dunia yang penuh godaan.


Monday, June 23, 2025

Keutamaan Istighfar bagi Kaum Mukminin & Mukminat.

 



Buku: Keutamaan Istighfar bagi Kaum Mukminin & Mukminat


Pengantar

Istighfar (memohon ampunan) bukan hanya sebuah ibadah pribadi, tetapi juga wujud kasih sayang kita kepada seluruh kaum mukmin. Rasulullah saw. memberikan motivasi besar agar kita membiasakan mendoakan ampunan bagi seluruh saudara seiman, baik laki-laki maupun perempuan, hidup maupun yang telah wafat.

Hadis-hadis yang kita bahas ini menunjukkan betapa besar keutamaan istighfar bagi kaum mukminin, bahkan menjadi jalan turunnya rahmat dan rezeki bagi penduduk bumi.


Hadis-Hadis Tentang Istighfar untuk Kaum Mukminin

1. Hadis Pertama (H.R. Ath-Thabrani, dari 'Ubadah bin Shamit):

نَبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ:
"مَنْ اسْتَغْفَرَ لِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ كَتَبَ اللَّهُ لَهُ بِكُلِّ مُؤْمِنٍ وَمُؤْمِنَةٍ حَسَنَةً"

Latin:
"Man istaghfara lil mu’minina wal mu’minati kataballahu lahu bi kulli mu’minin wa mu’minatin hasanah."

Artinya:
“Barangsiapa memohon ampunan bagi orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan, maka Allah akan menuliskan baginya satu kebaikan untuk setiap orang mukmin dan mukminat.”


2. Hadis Kedua (H.R. Ath-Thabrani, dari Abi Darda’):

نَبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ:
"مَنْ اسْتَغْفَرَ لِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ فِي كُلِّ يَوْمٍ سَبْعًا وَعِشْرِينَ مَرَّةً كَانَ مِنَ الَّذِينَ تُسْتَجَابُ دَعْوَتُهُمْ وَكَانَ سَبَبًا لِنُزُولِ الرِّزْقِ عَلَى أَهْلِ الْأَرْضِ"

Latin:
"Man istaghfara lil mu’minina wal mu’minati fi kulli yawmin sab’an wa ‘isyrina marrah, kana minal ladzina tustajabu da’watuhum wa kana sababun linuzulir rizqi ‘ala ahli al-ard."

Artinya:
“Barangsiapa yang memohon ampunan bagi orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan sebanyak dua puluh tujuh kali setiap hari, maka ia termasuk golongan orang yang doanya dikabulkan dan menjadi sebab turunnya rezeki bagi penghuni bumi.”


Ayat Al-Qur’an yang Berkaitan

Surah Muhammad (47:19)

فَاعْلَمْ أَنَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا اللَّهُ وَاسْتَغْفِرْ لِذَنبِكَ وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ ۗ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مُتَقَلَّبَكُمْ وَمَثْوَاكُمْ

Latin:
Fa‘lam annahu la ilaha illa Allahu wastaghfir lidzanbika walilmu’minina walmu’minat. Wallahu ya‘lamu mutaqallabakum wamatswakum.

Artinya:
“Maka ketahuilah bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, dan mohonlah ampunan atas dosamu dan dosa orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan. Dan Allah mengetahui tempat kamu berusaha dan tempat tinggalmu.”


Tafsir Singkat

Dalam ayat di atas, Allah memerintahkan Rasulullah agar tidak hanya memohon ampun bagi dirinya, tapi juga bagi seluruh mukmin. Ini menegaskan pentingnya keikutsertaan kita mendoakan saudara-saudara seiman, karena:

  • Mempererat ukhuwah Islamiyah
  • Membuka jalan turunnya rahmat Allah
  • Menjadi sebab turunnya rezeki dan kebaikan

Hakekat Istighfar untuk Mukminin

  1. Kasih sayang universal: Orang yang banyak mendoakan orang lain menunjukkan keluasan hatinya.
  2. Melatih keikhlasan: Mendoakan orang lain tanpa mereka tahu adalah amal ikhlas.
  3. Mengundang malaikat ikut mendoakan: Rasulullah bersabda, “Doa seorang mukmin untuk saudaranya tanpa sepengetahuannya akan diikuti oleh malaikat yang berkata: ‘Amin, dan bagimu juga seperti itu.’” (HR. Muslim).

Relevansi di Zaman Sekarang

Di tengah maraknya kebencian, permusuhan, ghibah, fitnah, dan pertikaian sesama muslim, ajaran ini sangat relevan:

  • Melatih empati sosial umat
  • Menyejukkan suasana kehidupan bermasyarakat
  • Menjaga stabilitas sosial spiritual umat Islam
  • Membuka pintu turunnya berkah dan rezeki secara kolektif

Nasihat Ulama Sufi

1. Hasan al-Bashri:

"Setiap kali engkau menyebut nama saudaramu dalam istighfar, sesungguhnya engkau telah menanamkan satu pohon di surga untuk dirimu."

2. Rabi‘ah al-Adawiyah:

"Doakan ampunan untuk saudaramu karena cinta. Bukankah cinta kepada Allah menuntut kita mencintai makhluk-Nya?"

3. Abu Yazid al-Bistami:

"Aku heran kepada orang yang menginginkan surga sendiri. Surga itu lebih indah jika saudara-saudaraku mukmin turut masuk bersamaku."

4. Junaid al-Baghdadi:

"Istighfar untuk kaum mukminin adalah dzikir yang memperluas ruhani seseorang. Karena dengan mendoakan orang lain, kita sedang membersihkan jiwa kita sendiri dari kebencian."

5. Al-Hallaj:

"Cintaku pada Tuhan mencairkan egoku, hingga aku lebih mudah menangis saat mendoakan ampunan bagi saudara-saudaraku."

6. Abu Hamid al-Ghazali:

"Di antara obat hati yang ampuh adalah memperbanyak istighfar untuk kaum mukminin. Karena dosa yang paling halus adalah sombong diri di atas orang lain."

7. Abdul Qadir al-Jailani:

"Wahai muridku, setiap malam bacalah istighfar untuk seluruh mukmin, niscaya Allah bukakan bagimu pintu-pintu langit yang tertutup."

8. Jalaluddin Rumi:

"Ketika kau mendoakan ampunan untuk orang lain, sejatinya engkau sedang memperluas ruang kasih di hatimu sendiri."

9. Ibnu ‘Arabi:

"Ruh yang luhur adalah ruh yang mencintai seluruh wujud. Maka istighfar untuk kaum mukminin adalah bagian dari maqam ruh tertinggi."

10. Ahmad al-Tijani:

"Lidah yang sibuk mendoakan mukminin akan dipakaikan mahkota di hari kiamat. Karena itu dzikir yang menyenangkan Arasy."

11. Human Design (kontemporer):

  • Dalam konsep Human Design, saling mendoakan membersihkan energi kolektif antar aura, memperluas strategy keberlimpahan karena niat positif kita masuk ke medan energi bersama.

12. Bazi (metafisika Tiongkok):

  • Dalam perspektif Bazi, istighfar kolektif membangun Shen Qi (energi spiritual) yang memperlancar rejeki, memperbaiki luck cycle seseorang, dan mengurangi beban karma kolektif.

Penutup

Semoga kita menjadi hamba yang ringan lidahnya memohonkan ampunan bukan hanya untuk diri, tapi juga untuk seluruh kaum mukminin dan mukminat. Istighfar ini, walau nampak sederhana, tetapi membuka keberkahan langit dan bumi.


Bonus Amalan Praktis

Setiap selesai shalat:

رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِوَالِدِينَا وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ

"Ya Allah, ampunilah kami, kedua orang tua kami, kaum mukminin dan mukminat, kaum muslimin dan muslimat, baik yang masih hidup maupun yang telah wafat."


Baik! Sekarang saya akan buatkan ulang isi bukunya dengan  santai , tetap menjaga substansi ilmu dan adab, tapi bahasanya ringan dan enak dibaca :


Buku: Keutamaan Istighfar bagi Kaum Mukminin & Mukminat

Penyusun: Djoko Ekasanu


Kata Pembuka

Halo sahabat muslim semua!

Kamu pasti sering dengar kata istighfar, kan? Biasanya kita ngucap: "Astaghfirullah..."
Nah, istighfar itu artinya kita minta ampun sama Allah atas dosa-dosa kita. Tapi, ternyata, ada lho amalan keren yang sering dilupain: istighfar buat orang lain. Khususnya buat sesama orang beriman, baik yang udah wafat ataupun yang masih hidup.

Ngapain sih mendoakan orang lain? Apa manfaatnya?
Nah, buku ini kita bahas tuntas ya. Dengan gaya santai, biar gampang dicerna.


Hadis-Hadis Keren Tentang Istighfar Buat Mukminin

1️⃣ Hadis Pertama:

Nabi Muhammad SAW bersabda:

"Siapa aja yang memohon ampun buat orang-orang mukmin — baik laki-laki maupun perempuan — maka Allah kasih dia satu kebaikan buat setiap mukmin yang dia doain."
(HR. Ath-Thabrani, dari Ubadah bin Shamit)

🎯 Bayangin deh:

Kamu doain 1x, langsung dapet pahala berjamaah. Karena setiap orang mukmin yang kamu doain, Allah hitungin satu kebaikan buat kamu.


2️⃣ Hadis Kedua:

Nabi Muhammad SAW juga pernah bilang:

"Siapa yang setiap hari memohon ampun buat orang-orang mukmin sebanyak 27 kali, dia bakal termasuk orang yang doanya gampang dikabulin. Dan bahkan jadi sebab turunnya rezeki buat seluruh penghuni bumi."
(HR. Ath-Thabrani, dari Abi Darda’)

🎯 Artinya:

  • Doa kamu makin manjur 🚀
  • Rezeki makin lancar 🪙
  • Bumi dapet berkah 🌏

Dalil Al-Qur’an yang Nyambung Banget

Surat Muhammad ayat 19:

"Ketahuilah, bahwa tidak ada Tuhan selain Allah. Mohonlah ampunan atas dosamu dan dosa orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan."
(QS. Muhammad: 19)

🎯 Pesan pentingnya:

✅ Kita minta ampun buat diri sendiri
✅ Sekalian doain seluruh umat Islam
✅ Jadi double pahalanya


Makna Dalemnya

Kenapa sih disuruh mendoakan ampunan buat orang lain?

✨ Karena:

  • Hati kita jadi makin lembut.
  • Kita buang jauh-jauh iri & dengki.
  • Semakin banyak yang kita doakan, semakin luas hati kita.
  • Malaikat juga ikutan doain balik buat kita.
    (HR. Muslim)

Kalau Di Zaman Sekarang Gimana?

Di era medsos kayak sekarang, orang gampang ribut, nyinyir, debat kusir, fitnah.
Nah, coba dibiasakan:

💚 Tiap pagi doain semua orang mukmin
💚 Tiap abis shalat doain orang lain
💚 Tiap lihat postingan orang — ucapin istighfar buat dia

Hasilnya?
➡️ Jiwa lebih adem
➡️ Hati adem
➡️ Hidup lebih lapang
➡️ Rezeki ngalir kayak air terjun


Kata Para Ulama Sufi

Hasan al-Bashri bilang:

"Kalau kamu doain orang lain, kamu lagi nanem pohon surga buat dirimu sendiri."

Rabi'ah al-Adawiyah:

"Doain saudaramu karena cinta. Bukankah cinta ke Allah itu bikin kita cinta ke makhluk-Nya juga?"

Abu Yazid al-Bistami:

"Aku pengen masuk surga bareng saudara-saudaraku. Biar rame-rame."

Junaid al-Baghdadi:

"Kalau kamu rajin doain orang lain, itu bukti hatimu bersih. Nggak ada dengki, nggak ada iri."

Al-Hallaj:

"Aku lebih gampang nangis waktu doain orang lain. Karena aku merasa kecil di hadapan Allah."

Imam al-Ghazali:

"Banyak istighfar buat sesama itu obat hati dari penyakit sombong."

Syekh Abdul Qadir al-Jailani:

"Wahai muridku, jangan lupa tiap malam bacain istighfar buat seluruh mukmin. Allah bakal bukain langit buatmu."

Jalaluddin Rumi:

"Semakin banyak kamu doain orang lain, makin luas ruang cinta dalam hatimu."

Ibnu ‘Arabi:

"Orang yang ruhnya tinggi, seneng mendoakan seluruh umat."

Ahmad al-Tijani:

"Lidah yang sibuk doain mukminin bakal dipakaikan mahkota di akhirat."


Sudut Pandang Zaman Now (Human Design & Bazi)

Human Design:
Kalau kita mendoakan orang lain, energi positif kita nyebar ke medan energi kolektif. Ini bikin keberlimpahan datang secara alami.

Bazi (ilmu nasib Tiongkok):
Istighfar kolektif bikin energi keberuntungan (luck cycle) kita makin bagus. Karma kolektif kita juga makin bersih.


Amalan Praktis:

Setelah sholat, biasakan ucap:

رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِوَالِدِينَا وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ الْأَحْيَاءِ وَالْأَمْوَاتِ

"Ya Allah, ampunilah kami, kedua orang tua kami, orang-orang mukminin mukminat, muslimin muslimat, yang hidup maupun yang sudah wafat."


Penutup Singkat

Jadi mulai sekarang, yuk:

✅ Banyak-banyakin istighfar, bukan cuma buat diri sendiri, tapi buat semua saudara seiman.
✅ Jadikan istighfar buat mukminin sebagai hobi harian.
✅ Biar bumi makin berkah, rezeki makin lancar, dan hati makin adem.

Karena, “Berbagi pahala itu bikin hidup kita lebih bahagia.”




Sunday, June 22, 2025

Larangan Mencari Barang Hilang di Rumah Allah.



Judul Buku: Adab Masjid: Larangan Mencari Barang Hilang di Rumah Allah


Pendahuluan

Masjid adalah tempat yang suci, tempat berdzikir, bersujud, bermunajat, dan beribadah. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memberikan banyak bimbingan mengenai adab di masjid. Salah satunya adalah larangan mencari barang hilang di dalam masjid.


Hadis Utama

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, ia berkata:

"Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

'Barangsiapa yang mendengar ada seseorang yang mencari barang hilang di masjid, hendaklah ia mengatakan: Allah tidak mengembalikannya kepadamu, karena sesungguhnya masjid itu tidak dibangun untuk hal tersebut.'

(HR. Muslim No. 568)


Ayat Al-Qur'an Terkait

  1. Surah An-Nur ayat 36

Arabic:

ءَفِي بُيوُتِ أَذِنَ اللهُ أَن تُرفَعَ وَيُذْكَرَ فِيها اسْمُهُ يُسَبِّحُ لَهُ فِيها بِالَغُدُوِّ وَالأَصِيلِ

Latin:

Fî buyûtin adzinallâhu an turfa'a wa yudzkara fîhasmuhû yusabbihu lahû fîhâ bil-ghudûwi wal-ashîl.

Artinya:

"(Bertasbih kepada Allah) di rumah-rumah (masjid) yang Allah izinkan untuk ditinggikan dan disebut nama-Nya di dalamnya, bertasbih kepada-Nya di waktu pagi dan petang."

Tafsir Singkat:

Masjid bukan tempat untuk urusan duniawi, melainkan tempat khusus untuk mengagungkan nama Allah.

  1. Surah Al-Jinn ayat 18

Arabic:

وَأَنَّ المَسَاجِدَ لِلّهِ فَلَا تَدْعُوا مَعَ اللّهِ أَحَداً

Latin:

Wa annal-masâjida lillâhi fa lâ tad'û ma'allâhi ahadâ.

Artinya:

"Dan sesungguhnya masjid-masjid itu adalah milik Allah, maka janganlah kamu menyembah seseorang pun di dalamnya selain Allah."

Tafsir Singkat:

Segala aktivitas di masjid harus bernilai ibadah dan berorientasi hanya kepada Allah.


Hakekat Larangan

Larangan ini mengajarkan kita untuk menjaga kesucian fungsi masjid. Masjid adalah tempat dzikir, shalat, tafaqquh fid-din, bukan untuk urusan duniawi seperti jual beli, mencari barang hilang, kampanye, atau kegiatan duniawi lainnya. Ketika seseorang mengumumkan barang hilang di masjid, ia seolah mengotori ketenangan masjid dengan urusan dunia.


Relevansi Dengan Zaman Sekarang

Di era modern, banyak masjid yang dijadikan tempat bazar, transaksi, bahkan kampanye politik. Hadis ini mengingatkan kita bahwa fungsi utama masjid harus tetap dijaga sebagai tempat ibadah murni. Teknologi seperti media sosial, pengeras suara luar, atau papan pengumuman khusus bisa digunakan di luar masjid untuk kepentingan duniawi agar tidak mengganggu kesakralan masjid.


Nasehat Para Ulama Sufi

  1. Hasan al-Bashri: "Dunia itu rumah orang yang tidak punya rumah. Masjid adalah rumah orang yang mengenal Allah. Maka jangan kau masukkan urusan dunia ke rumah kekasihmu."

  2. Rabi'ah al-Adawiyah: "Jika cinta Allah memenuhi hatimu, tak akan kau sibukkan masjid dengan urusan dunia yang fana."

  3. Abu Yazid al-Bistami: "Masjid itu istana hati, tempat ruh bersujud. Jika engkau penuhi ia dengan hiruk pikuk dunia, ruhmu akan gelap."

  4. Junaid al-Baghdadi: "Adab adalah mahkota sufi. Siapa yang mengotori masjid dengan urusan dunia, dia telah menjatuhkan mahkota itu."

  5. Al-Hallaj: "Di dalam masjid hanya ada Allah dan hamba. Tidak pantas hamba membawa selain Allah di dalamnya."

  6. Imam al-Ghazali: "Tujuan masjid adalah tazkiyatun nafs. Mengumumkan barang hilang justru menebarkan kegelisahan nafsu."

  7. Abdul Qadir al-Jailani: "Barang siapa menjaga adab masjid, Allah akan menjaga hatinya dari kesesatan."

  8. Jalaluddin Rumi: "Masjid adalah taman ruhani. Mengisinya dengan urusan dunia seperti menanam duri di taman bunga."

  9. Ibnu 'Arabi: "Di hadapan Wujud Mutlak, urusan dunia adalah hijab. Masjid adalah ruang menyingkap hijab."

  10. Ahmad al-Tijani: "Masjid adalah ladang cahaya akhirat. Jangan biarkan benih dunia tumbuh di sana."


Penutup

Hadis ini sederhana namun sangat dalam. Ia mengajarkan keseimbangan antara dunia dan akhirat. Dunia ada tempatnya, akhirat pun demikian. Masjid adalah benteng akhirat yang harus kita jaga kehormatannya. Semoga kita termasuk orang-orang yang menjaga adab di rumah Allah.

Sudah saya buatkan draf awal buku berjudul "Adab Masjid: Larangan Mencari Barang Hilang di Rumah Allah".



Perlindungan dari Siksa Kubur dalam Cahaya Hadis dan Hikmah Para Auliya.

 


Judul: Perlindungan dari Siksa Kubur dalam Cahaya Hadis dan Hikmah Para Auliya

Hadis Utama:

Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

ثَلاَثَةٌ يَعصِمُهُمُ اللهُ تَعَالَى مِنْ عَذَابِ القِبْرِ الشَّهِيِدُ وَالْمُؤَذِّنُ وَالْمُتَوَفَّى يَوْمَ الجُمُعَةِ وَلَيْلَةَ الجُمُعَةِ

"Ada tiga golongan yang Allah Ta'ala lindungi dari siksa kubur: orang yang mati syahid, muadzin (tukang adzan), dan orang yang wafat pada hari Jum'at atau malam Jum'at."


Landasan Al-Qur'an:

1. Orang Syahid:

QS. Ali Imran: 169

وَلَا تَحْسَبَنَّ الَّذِينَ قُتِلُوا فِي سَبِيْلِ اللهِ أَمْوَاتًا بَلْ أَحْيَاءٌ عِنْدَ رَبِّهِمْ يُرْزَقُونَ

"Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup di sisi Tuhannya dengan mendapat rezeki."

2. Muadzin:

QS. Al-Baqarah: 186

وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ

"Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), sesungguhnya Aku dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia berdoa kepada-Ku."

Muadzin adalah penyeru doa, penyeru panggilan kepada Allah.

3. Wafat di Hari Jum'at:

QS. Al-Jumu'ah: 9

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا نُوِدِيَ لِلصَّلَاةِ مِنْ يَوْمِ الْجُمُعَةِ فَاسْعَوْا إِلى ذِكْرِ اللهِ

"Wahai orang-orang yang beriman! Apabila diseru untuk melaksanakan shalat pada hari Jumat, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah."


Tafsir dan Hakikat:

  • Orang Syahid: Mereka yang mati demi membela agama, kemanusiaan, dan kebenaran. Hakikat syahid adalah totalitas penyerahan diri kepada Allah.
  • Muadzin: Menyerukan adzan adalah dakwah, menghidupkan syiar Islam, mengajak manusia mengingat Allah.
  • Wafat di Hari Jum'at: Hari penuh rahmat dan keutamaan, wafat di hari itu pertanda husnul khatimah.

Hikmah Para Auliya:

  1. Hasan al-Bashri: "Siapa yang menjaga shalat, Allah akan menjaganya di kubur."
  2. Rabi'ah al-Adawiyah: "Cinta sejati kepada Allah memadamkan ketakutan akan kubur."
  3. Abu Yazid al-Bistami: "Mati syahid adalah fana dalam cinta Ilahi, bukan sekedar perang."
  4. Junaid al-Baghdadi: "Orang yang tulus adzannya, kelak kuburnya jadi taman surga."
  5. Al-Hallaj: "Siapa yang wafat dengan membawa Asma Allah dalam hatinya, kuburnya menjadi cahaya."
  6. Abu Hamid al-Ghazali: "Wafat di hari Jum'at itu tanda bahwa ajalnya disambut ampunan."
  7. Abdul Qadir al-Jailani: "Orang yang mati dalam ibadah seperti syahid, karena ia wafat dalam ketaatan."
  8. Jalaluddin Rumi: "Kematian di hari Jum'at adalah undangan jamuan kekasih sejati."
  9. Ibnu 'Arabi: "Kubur bagi hamba yang mengenal Allah hanyalah ruang hijrah menuju perjumpaan."
  10. Ahmad al-Tijani: "Siapa mati membawa sholawat dan dzikir, kuburnya dipenuhi rahmat Jum'at yang tak putus."

Penutup:

Hadis ini adalah motivasi agung untuk istiqamah dalam ibadah, memperbanyak amal shalih, dan mencintai hari Jum'at sebagai momentum penuh berkah. Wafat di hari Jum'at, syahid, atau menjadi muadzin bukan sekadar perbuatan lahiriah, melainkan buah dari kebersihan hati dan cinta kepada Allah.

-------