Judul Buku: KELUARNYA RUH DARI BADAN
1. Hadis Tentang Keluarnya Ruh :
Diriwayatkan dalam hadits :
"Ketika seorang hamba dalam keadaan sakaratul maut, maka masuklah empat malaikat kepadanya..."
Di dalam hadits tsb. diceritakan: Ketika seorang hamba dalam (keadaan) naza’, maka lisannya ditahan (tertutup) dan masuklah empat malaikat kepadanya, Malaikat itu mengucapkan: “Semoga keselamatan tetap tercurahan kepadamu, aku ini adalah malaikat yang diserahi (mengurus) rizkimu, aku telah mencarinya di bumi timur dan barat, maka aku tidak menemukan rizkimu satu suapanpun.” Menjelang saat kematian, kemudian masuklah malaikat yang kedua, malaikat itu mengucapkan: “Semoga keselamatan tetap tercurahkan kepadamu, aku ini adalah malaikat yang diserahi (mengurus) minumanmu dari air dan lainnya, aku telah mencarinya di bumi timur dan barat, maka aku tidak menemukanmu buatmu minuman dari air.” Telah dekat saat kematian, kemudian masuklah malaikat yang ketiga, Malaikat itu mengucapkan: “Semoga keselamatan tetap tercurahkan kepadamu, aku ini adalah malaikat yang diserahi (mengurus) nafasmu, aku telah mencari di bumi timur dan barat, maka aku tidak menemukan satu nafas dari nafasmu.” Kemudian masuklah malaikat yang keempat, malaikat itu mengucapkan: “Semoga keselamatan tetap tercurahkan kepadamu, aku ini adalah malaikat yang diserahi (mengurus) ajalmu, aku telah mencari di bumi timur dan barat, maka aku tidak menemukan buatmu (masa) satu jam.” Kemudian “masuklah malaikat Kiraman Katibin (malaikat yang mencatat amal perbuatan manusia) dari sisi kanan dan dari sisi kiri, maka berkatalah malaikat yang ada di sisi kanan: Semoga keselamatan tetap tercurahkan kepadamu, aku ini adalah malaikat yang diserahi (menulisi) dengan kebaikan-kebaikanmu, lalu malaika itu mengeluarkan buku yang putih, kemudian memperlihatkan buku catatannya kepada hamba ini, seraya berkata: “Lihatlah amal perbuatanmu!” Ketika hamba ini melihat catatan amalnya, ia nampak gembira dan senang hatinya. Dan berkatalah malaikat yang ada di sisi kirinya: “Semoga keselamatan tetap tercurahkan kepadamu, aku adalah malaikat yang diserahi (menulisi) atas keburukan-keburukanmu, lalu malaikat itu mengeluarkan buku yang hitam, kemudian memperlihatkan buku catatannya kepada hamba ini, seraya berkata: “Lihatlah catatan amalmu itu.” Maka mengalirlah keringatnya, kemudian hamba ini melihat ke kanan dan kiri, karena rasa takut membaca buku (catatan amalnya), maka malaikat itu memegang buku tersebut lalu dilemparkannya di atas bantal kemudian malaikat tadi berpaling (terus pergi). Maka masuklah malaikat maut, dari arah kanannya hamba ini ada malaikat rahmat, dan dari arah kiri hamba ini ada malaikat adzab.”
Dan diantara manusia itu ada yang ditarik ruhnya dengan penarik, diantara manusia ada juga yang dicabut ruhnya dengan pencabut, dan diantara manusia ada yang diluluskan ruhnya dengan penghulus yang kuat.
Ketika ruh itu sampai di tenggorokkan, baru malaikat maut mengambilnya, kalau orang itu dari golongan ahli yang beruntung (bahagia), maka memanggillah malaikat rahmat. Dan kalau orang itu (termasuk) dari golongan ahli celaka, maka memanggilah malaikat adzab. Lalu malaikat itu mengambil nyawa (ruh) dan membawanya naik ke hadirat Tuhan semesta alam. Jika orang itu (termasuk) golongan dari ahli yang beruntung (bahagia), maka Allah berfirman: “Kembalikan ruh itu ke badannya, sehingga ruh itu melihat apa yang terjadi pada jasadnya.” kemudian Malaikat itu turun bersama-sama ruh (nyawa), kemudian para malaikat meletakkan ruh itu di tengah rumah. Akhirnya ruh itu melihat pada orang yang susah atas kematiannya dan orang yang tidak merasa susah atas kematiannya, akan tetapi ruh itu tidak mampu berbicara.
Ketika jenazah itu ke dibawa menuju kuburnya, maka Allah memerintahkan agar ruh itu kembali kepada jasadnya sebagaimana halnya waktu di dunia.
Ada beberapa pendapat tentang riwayat ini: Sebagian ulama berkata: “Ruh itu dikembalikan di dalam jasadnya, sebagaimana yang ada (waktu di dunianya), kemudian ia duduk dan ditanya.”
Sebagian ulama berkata: “Adanya pertanyaan itu kepada ruh, tidak kepada jasadnya.”
Sebagian ulama yang lain berkata: “Ruh itu masuk ke dalam jasadnya sampai ke dadanya.”
Ulama yang lain berkata: “Adanya ruh itu berada antara jasad dan kain kafannya.”
Dalam setiap pendapat itu, ada keterangan dari beberapa Atasar (pendapat/perkataan shahabat) dan hadits shahih, menurut ahli ilmu agar seorang hamba mengakui adanya siksa kubur, dan tidak tersibukkan oleh bagaimana keadaan mayit itu.
2. Penjelasan dan Hakekatnya
Kondisi sakaratul maut adalah waktu paling genting bagi manusia, dimana ruh perlahan-lahan dipisahkan dari jasad. Malaikat pencatat amal, malaikat rahmat dan malaikat azab turut menyaksikan proses tersebut. Ini menjadi penegas bahwa hidup di dunia bukan akhir dari perjalanan.
Ruh manusia tidak langsung hilang, tapi berada dalam fase transisi dan menyaksikan peristiwa-peristiwa sekitar, namun tak mampu bicara.
3. Ayat Al-Qur’an Terkait
Surah Al-Anfal: 50
ولو ترى إذ يتوفى الذين كفروا الملائكة يضربون وجوههم وأدبارهم وذوقوا عذاب الحريق
"Kalau kamu melihat ketika para malaikat mencabut nyawa orang-orang yang kafir seraya memukul muka dan belakang mereka dan berkata: 'Rasakanlah olehmu siksa neraka yang membakar'." (QS. Al-Anfal: 50)
Tafsir Singkat: Ayat ini menjelaskan kerasnya pencabutan ruh bagi orang kafir dan durhaka. Bandingkan dengan lembutnya pencabutan ruh bagi orang mukmin dalam hadis-hadis lain.
4. Relevansi Zaman Sekarang
Banyak orang hari ini lalai terhadap kematian. Mereka mengejar dunia seolah tidak akan mati. Padahal, kematian tidak bisa dihindari dan proses sakaratul maut sangat menggetarkan jiwa. Buku ini menjadi pengingat bahwa hidup bukan hanya tentang dunia, tetapi juga tentang persiapan menuju akhirat.
5. Nasehat Para Ulama dan Sufi Agung
Hasan al-Bashri: "Wahai anak Adam, sesungguhnya kamu hanyalah kumpulan hari. Setiap kali satu hari berlalu, maka berkuranglah dirimu."
Rabi‘ah al-Adawiyah: "Aku tidak menyembah-Mu karena takut neraka atau mengharap surga. Aku menyembah-Mu karena cinta-Mu yang murni."
Abu Yazid al-Bistami: "Kematian bagi pecinta Allah adalah jembatan menuju Kekasihnya."
Junaid al-Baghdadi: "Tasawuf adalah ketika ruh meninggalkan dunia sebelum jasadnya meninggal."
Al-Hallaj: "Ketika ruh meninggalkan dunia, ia bebas bertemu Sang Kekasih yang sejati."
Imam al-Ghazali: "Orang yang mati dalam keadaan membawa iman dan amal, seperti pengantin yang dijemput untuk pesta."
Syekh Abdul Qadir al-Jailani: "Kematian bukan akhir, tetapi awal dari pengenalan yang sejati kepada Allah."
Jalaluddin Rumi: "Jangan tangisi kematianku, karena aku hanya berpindah dari dunia sempit menuju taman keabadian."
Ibnu 'Arabi: "Ketika ruh kembali, ia tak lagi mengenal bentuk-bentuk dunia, hanya kehadiran Sang Haq."
Ahmad al-Tijani: "Jangan takut kematian jika hatimu senantiasa dengan Allah, karena maut hanya panggilan pulang."
6. Penutup
Buku ini mengajak pembaca untuk menyiapkan diri menghadapi kematian. Bukan untuk ditakuti, melainkan sebagai momentum menyempurnakan iman dan amal. Setiap ruh pasti akan keluar, pertanyaannya: dalam keadaan bagaimana?
"Ya Allah, matikanlah kami dalam husnul khatimah dan bangkitkan kami dalam keadaan Engkau ridha."
Lampiran Tambahan (rencana isi lanjutan jika dibutuhkan):
- Dialog ruh dengan malaikat
- Pengaruh amal semasa hidup terhadap sakaratul maut
- Kisah-kisah nyata tentang ruh keluar dari tubuh
- Ilustrasi tahapan kematian berdasarkan hadits dan atsar
Catatan: Dapat ditambahkan kutipan dari Kitab "Ihya Ulumuddin", "Al-Ruh" karya Ibnu Qayyim, dan "Qashashul Anbiya" terkait kematian para nabi.
Berikut sudah saya susun buku tentang “Keluarnya Ruh dari Badan” berdasarkan hadis, ayat Al-Qur’an, tafsir, serta nasehat dari para sufi besar seperti yang Anda minta.
-------
Berikut versi bahasa ngobrol santai kekinian untuk generasi tahun 1980-an dari isi buku “Keluarnya Ruh dari Badan”, tanpa mengurangi kedalaman maknanya:
Bismillahirrahmanirrahim…
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh…
Halo, buat njenengan semua para pecinta ilmu dan penikmat kajian malam, ini ada oleh-oleh isya’an dari bedah tipis-tipis kitab Daqoiqul Akhbar bareng santri-santri di pesantren Darul Falah. Biar gak tegang, kita bahas dengan gaya santai, tapi tetap ngena di hati.
📖 Judul Buku: Keluarnya Ruh dari Badan
1. Cerita Hadis tentang Ruh Pas Mau Meninggal
Ceritanya gini… pas seseorang udah waktunya “dipanggil pulang”, atau istilah kerennya sakaratul maut, mulutnya udah gak bisa ngomong. Lalu datang empat malaikat silih berganti.
- Malaikat pertama bilang: “Assalamu’alaikum… aku yang dulu ngatur rezekimu. Udah muter bumi, gak nemu lagi jatahmu walau sesuap nasi.”
- Malaikat kedua datang: “Aku yang ngatur minummu, air dan lain-lain. Sama, jatahnya udah habis.”
- Malaikat ketiga: “Aku ngurus napasmu. Udah keliling bumi, gak ada lagi satu helaan pun buat kamu.”
- Malaikat keempat: “Aku malaikat pencatat ajal. Waktu kamu hidup tinggal beberapa detik. Udah waktunya…”
Lalu datang malaikat Kiraman Katibin:
- Yang kanan bawa buku putih, isinya amal baik, lalu diperlihatkan. Wah, si hamba seneng banget.
- Yang kiri bawa buku hitam, isinya dosa. Langsung keringetan, deg-degan, gak berani baca. Malaikatnya cuma taruh bukunya di bantal, terus pergi.
Baru kemudian datang malaikat maut, ditemani malaikat rahmat di kanan, dan malaikat azab di kiri. Nah, cara ruh keluar beda-beda:
- Ada yang ditarik kayak ditarik tambang.
- Ada yang dicabut kayak ditarik paksa.
- Ada yang dilepas halus, kayak benang ditarik dari kain sutera.
Kalau dia orang baik, ruhnya disambut dan dibawa naik ke hadapan Allah. Tapi kalau hidupnya penuh dosa, yang nyambut justru malaikat adzab. Bahkan ruh itu bisa balik ke badan sebentar, lihat jasadnya sendiri, tapi gak bisa ngomong, cuma bisa nyaksiin orang-orang yang sedih dan gak sedih atas kepergiannya.
Dan waktu mayit dibawa ke kubur, ruhnya dikembalikan lagi ke tubuh.
Ada yang bilang ruhnya duduk dan ditanya.
Ada juga yang bilang pertanyaannya ke ruh, bukan jasad.
Atau ruhnya hanya sampai dada, atau bahkan cuma ada di antara jasad dan kain kafannya.
Yang jelas, semua sepakat, ada proses pertanyaan dan fase alam kubur yang nyata.
2. Ngerti Gak Sih Maknanya?
Momen sakaratul maut itu kayak garis finish dalam lomba maraton hidup.
Bukan akhir, tapi titik transisi. Kita semua bakal sampai ke situ.
Dan yang bakal nemenin cuma amal kita.
Malaikat gak pernah salah catat, semua udah ada file-nya, gak bisa dihapus.
3. Dalilnya dari Al-Qur’an
QS Al-Anfal: 50
“Kalau kamu bisa lihat pas malaikat nyabut nyawa orang-orang kafir, sambil mukulin muka dan punggung mereka, sambil bilang: ‘Rasain siksa neraka yang panas membakar itu!’”
➡️ Ayat ini kasih gambaran ngeri banget soal orang yang hidupnya jauh dari Allah. Beda jauh sama yang meninggal dengan iman.
4. Kenapa Penting Buat Sekarang?
Gini lho...
Sekarang banyak orang sibuk banget ngejar cuan, gaya hidup, lupa kalau ajal gak nunggu sukses. Bahkan kadang orang mati pas lagi update story. 😬
Buku ini bukan buat nakut-nakutin, tapi buat ngingetin:
“Bro, Sis… ayo siapin bekal sebelum dipanggil pulang.”
5. Wejangan dari Para Ulama & Sufi Legendaris
Hasan al-Bashri:
“Hidup itu cuma kumpulan hari. Setiap hari berlalu, berarti kamu makin dekat ke liang kubur.”
Rabi‘ah al-Adawiyah:
“Aku cinta Allah, bukan karena surga atau takut neraka. Tapi karena Allah itu sendiri.”
Abu Yazid al-Bistami:
“Buat pecinta Allah, kematian itu momen paling ditunggu—ketemu Sang Kekasih.”
Junaid al-Baghdadi:
“Sufi sejati itu yang ruhnya udah ninggalin dunia, bahkan sebelum jasadnya mati.”
Al-Hallaj:
“Waktu ruh lepas dari dunia, dia bisa terbang bebas menuju Allah.”
Imam Ghazali:
“Kalau kamu mati bawa iman, kamu kayak pengantin yang dijemput arak-arakan.”
Syekh Abdul Qadir al-Jailani:
“Kematian itu gerbang pengenalan sejati kepada Allah.”
Jalaluddin Rumi:
“Jangan sedih kalau aku mati, karena aku cuma pindah ke taman yang abadi.”
Ibnu ‘Arabi:
“Ruh itu bakal ninggalin bentuk dunia, dan kembali ke cahaya Allah.”
Ahmad at-Tijani:
“Jangan takut mati kalau hatimu bareng Allah. Itu cuma panggilan pulang.”
6. Penutup Santuy Tapi Ngena
Intinya begini:
Kita semua bakal mati. Tapi gaya mati kita bisa kita pilih dari sekarang.
Mau dengan tenang kayak tidur atau dengan susah payah kayak dicekik?
Jawabannya tergantung apa yang kita bawa hari ini. Amal baik atau amal ambyar?
“Ya Allah… matikan kami dalam keadaan husnul khatimah, dan bangkitkan kami dalam ridha-Mu…”
Semoga bermanfaat ya sobat…
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.