Funny Pranks - Computer Scare Prank! More funny videos and pranks at www.funnyd00ds.com A simple change of the windows startup sound and cranking up the volume knob turns into a funny scary prank. Background Music "Scheming Weasel Kevin MacLeod (incompetech.com) Licensed under Creative Commons "Attribution 3.0" creativecommons.org
Video Rating: 4 / 5
Friday, December 25, 2009
Video Lucu 10
Sunday, December 20, 2009
Air Embun dapat Menurunkan Kolesterol
18/12/2010 19:52 | Kesehatan
Liputan6.com, Jakarta: Kita mungkin pernah mendengar air embun berbeda dengan air jenis lain. Apa iya? Menurut Prof. Leonardus Broto Sugeng Kardono, PhD., APU., profesor riset bidang kimia organik LIPI, air embun terjadi dari kelembapan udara yang mengalami pengembunan. Air ini sangat murni dan tidak mengandung mineral anorganik (seperti garam dan klorida), logam berat (seperti timbal dan merkuri), dan cemaran pestisida. Itu sebabnya, air embun ideal untuk kesehatan dan kecantikan.Bagaimana air embun bisa menyehatkan? Leonardus menjelaskan, tubuh kita perlu mineral organik yang berasal dari makanan yang dikonsumsi, seperti daging, sayur-mayur, buah, makanan laut, telur, dan lain-lain. Mineral organik dapat diproses oleh tubuh dan bermanfaat untuk kesehatan. Sebaliknya, mineral anorganik dapat memberatkan kerja ginjal dan organ-organ tubuh lain.
Dengan segala kelebihan air embun, jika kita mengonsumsinya dapat membantu tubuh menekan kadar kolesterol dan LDL, mengurangi stroke, melancarkan sirkulasi darah, mengatasi sembelit, dan mencapai berat badan ideal. Ini semua diketahui berdasarkan hasil uji pra-klinis yang dilakukan oleh Puslitbang Biomedis dan Farmasi, Badan Litbangkes, Kementerian Kesehatan.(http://www.preventionindonesia.com/ULF)
Sinar Matahari dan Vitamin D Kalahkan Kanker
13/12/2010 20:01 | Penemuan Medikal
Liputan6.com, Paris: Sinar matahari dan makanan yang mengandung vitamin D dapat mengurasi risiko terserang kanker payudara hingga 43%, demikian hasil penelitian yang dilakukan oleh para ilmuwan dari the Centre for Research in Epidemiology and Population Health, seperti dilansir oleh Zee News, Ahad (12/12).Penelitian yang melibatkan 67.721 wanita berusia 41 tahun sampai 72 tahun ini menemukan bahwa vitamin D memiliki zat antikanker yang juga dapat memperlambat penyebaran sel kanker. Wanita yang lebih sering bersentuhan dengan sinar matahari memiliki risiko terserang payudara 32-43% lebih rendah jika dibandingkan dengan mereka yang tidak.
"Hasil penelitian kami berhasil menemukan manfaat lain dari sinar matahari yang terkait dengan kanker payudara. Temuan kami menunjukkan wanita yang memiliki asupan vitamin D yang lebih tinggi akan memiliki risiko yang lebih kecil. Kami sebenarnya agak ragu untuk mempublikasikan hasil penelitian ini, mengingat kurangnya kewaspadaan masyarakat akan bahaya lain dari sinar matahari yang dapat menyebabkan kanker kulit," kata Pimpinan Penelitian the Centre for Research in Epidemiology and Population Health, Pierre Engel. (Vin)
Tabir Surya Efektif Tangkal Kanker Kulit
nydailynews.com
Sebelumnya, pemakaian tabir surya dalam upaya mencegah penyakit kanker kulit memang sudah umum, tapi keefektifannya masih diperdebatkan. Peneliti dari Institut Ilmu Kesehatan Queensland (QIMR) pun melakukan studi terhadap 1.621 penduduk Queensland yang terpilih.
Separuh dari partisipan memakai tabir surya setiap hari dan separuhnya lagi tak rutin memakai tabir surya. Setelah 15 tahun, jumlah partisipan yang mengidap melanoma dari kelompok yang tak rutin memakai tabir surya dua kali lipat lebih banyak dsri pada jumlah penderita melanoma pada kelompok yang mamakai tabir surya setiap hari.
"Penemuan ini menunjukkan adanya jaminan kepada para ahli kesehatan, profesional medis, dan publik bahwa menggunakan tabir surya secara rutin mempu memberikan manfaat dari perlindungan terhadap melanoma," kata ketua penelitian Adele Green.
"Namun meski tabis surya penting bagi pencegahan kanker kulit, itu bukanlah solusi keseluruhan. Anda mesti tetap menjalani perawatan kulit lainnya," tambah Green. (Pri/OL-06)
Vaksin Baru Atasi Kanker Kulit
wordpress.com
"Ada juga indikasi yang menunjukkan bahwa pasien yang diberikan vaksin hidup lebih lama, tapi perkembangan pasien perlu diikuti lebih lama sebelum peneliti bisa memastikannya," terang salah seorang peneliti Patrick Hwu, MD, seperti dikutip situs webmd.
Cara kerja vaksin
Berbeda dengan vaksin HPV yang berfungsi mencegah kanker serviks pada perempuan sehat, vaksin melanoma didisain untukmereka yang telah mengidap kanker. Vaksin ini diberikan sekalian dengan interleukin-2, atau IL-2, pengobatan standar untuk kanker kulit. IL-2 menstimulus sistem kekebalan tubuh untuk menyerang dan membunuh sel-sel kanker. Dengan penanganan ini, 1 dari 4 pasien kanker kulit stadium lanjut mengalami pengecilan tumor.
Vaksin ini mengandung zat yang disebut gp100, yang secara alami juga ada di permukaan sel-sel kanker melanoma. Idenya, sistem kekebalan tubuh akan melihat zat ini sebagai ancaman dan mengundang serangan yang bahkan lebih kuat dalam melawan sel-sel kanker.
"Vaksin ini bisa membawa sistem kekebalan tubuh ke dalam tempat pelatihan pasukan. Selanjutnya, interleukin-2 akan menggandakan mereka menjadi sebuah pasukan," terang Hwu.
Melanoma merupakan salah satu kanker kulit yang paling mematikan. Berdasarkan data dari American Cancer Society, di Amerika Serikat saja tahun ini diperkirakan ada 68.720 kasus baru dan 8.650 kematian akibat penyakit ini.
Vaksin melanoma mengecilkan tumor
Dalam studi yang dipresentasikan di acara pertemuan tahunan American Society of Clinical Oncology ini, pasien melanoma stadium lanjut diberikan suntikan vaksin atau placebo, diikuti dengan 4 hari penanganan interleukin-2 ke dalam pembuluh darah. Proses ini dilakukan setiap 3 minggu hingga tumor mengecil dan kanker membaik.
Pasien yang menerima vaksin dengan interleukin lebih banyak mengalami pengecilan tumor (22%) dibandingkan pasien yang hanya menerima interleukin saja (10%). Vaksin juga memperpanjang waktu hingga kanker mulai tumbuh kembali, sekitar 1 1/2 bulan untuk interleukin-2 saja dan hampir 3 bulan pada mereka yang memadukan interleukin-2 dengan vaksin melanoma tersebut.
"Kedengarannya tidak banyak, tapi ini sangat bermakna," terang Len Lichtenfeld, MD, deputy medical director American Cancer Society.
Menurut Louis M. Weiner, MD, ketua Lombardi Comprehensive Cancer Center di Washington, D.C., studi ini merupakan seri terbaru yang menunjukkan kalau sistem kekebalan tubuh bisa digerakkan untuk melawan kanker.
"Banyak dari kita meyakini kalau pendekatan kombinasi yang melibatkan serangan sistem kekebalan tubuh terhadap sel-sel kanker akan terbukti lebih bermanfaat dalam mengontrol kanker seperti melanoma," ujar Weinar.
Menurut Hwu, mereka akan melakukan langkah selanjutnya dengan melakukan percobaan yang lebih besar dengan waktu yang lebih lama. Selain itu, timnya juga berusaha mencari bahan pemacing lain, dalam bentuk agen yang berfungsi melemahkan sistem kekebalan tubuh.
"Dengan begitu, pasukan sistem kekebalan tubuh akan memperbanyak diri tanpa bersifat membahayakan, dan diharapkan bisa membunuh lebih banyak sel-sel kanker," terang Hwu.
Deteksi Dini Cegah Kematian Akibat kanker Serviks
cansurvivesupportgroup.org
Hasilnya, terang dia, dokter mengkhawatirkan adanya kelainan dan meminta dia melakukan pemeriksaan ulang. Selanjutnya, Purwati kembali melakukan pap smear di Rumah Sakit Umum Persahabatan."Dan saya lega karena hasilnya negatif," terang Purwati. Meskipun lega, hasil yang berbeda-beda membuat Purwati bingung dan memutuskan melakukan pap smear ulang dan hasilnya positif kanker serviks."Jarak pap smear pertama dengan keempat ada 9 bulan, tanpa ada tahapan tiba-tiba kanker serviks saya sudah ganas," ujar Purwati."Saya saja yang rutin pap smear bisa begitu, bagaimana yang tidak pap smear?"
Menurut dr. Tofan Widya Utami SpOG dari departemen obstetri/ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia-Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (FKUI-RSCM), sifat kanker serviks yang tidak memiliki gejala-gejala awal serta waktu perkembangannya menjadi kanker yang terhitung lama (3-17 tahun), seringkali menjadi penyebab kanker ditemukan dalam stadium lanjut. Dan menempatkan kanker ini sebagai salah satu penyebab kematian utama perempuan, baik di dunia maupun di Indonesia.
Di dunia, terang Tofan, setiap 2 menit seorang perempuan meninggal akibat kanker serviks. Di Indonesia sendiri, lanjut dia, setiap satu jam 1 orang perempuan meninggal akibat kanker serviks."Ada 40-45 kasus baru per hari dengan angka kematian 20-25 orang per harinya," ujar Tofan dalam acara seminar bertema Risk of Cervical Cancer di Jakarta, Selasa (26/5).
Kanker serviks, terang Tofan, disebabkan oleh infeksi human papilloma virus (HPV). Virus ini, terang Tofan lagi, terdiri dari lebih 100 tipe. Akan tetapi, lanjut dia, tipe 16, 18, 45, 31, dan 52 merupakan penyebab lebih dari 80% kanker serviks."Tipe 16 dan 18 merupakan penyebab 97% kasus kanker serviks di Indonesia," terang Tofan.
Perempuan, terang Tofan, rentan terinfeksi HVP. Hingga 80% perempuan akan terinfeksi HPV semasa hidupnya. Dan 50% merupakan virus HPV yang bisa menimbulkan kanker. Akan tetapi, terang dia, biasanya sebagian besar infeksi akan sembuh dengan sendirinya. Kebanyakan infeksi HVP, terang Tofan, akan bertahan selama 8 bulan kemudian menghilang. Namun, sesudah 2 tahun masih ada 10% perempuan yang terdiagnosis adanya HVP di vagina dan
serviksnya.
Perkembangan infeksi ini, terang Tofan, akan dipicu menjadi kanker dengan adanya berbagai faktor pendukung seperti menikah muda, kehamilan yang sering, merokok, penggunaan kontrasepsi oral jangka panjang, serta infeksi
menular seksual."Jangan biarkan anak menikah di bawah usia 20 tahun," tegas Tofan. Di bawah usia 20 tahun, terang Tofan, sel epitel serviks masih labil. Dan jika terekspose, lanjut Tofan, bisa mengubah perangai sel.
Selain itu, lanjut Tofan, melahirkan secara normal lewat vagina juga bisa menyebabkan cidera serviks. Bagi perokok, terang dia lagi, risiko mengalami kanker serviks 2 kali lebih besar dibandingkan mereka yang tidak perokok. Dan penggunaan pil kontrasepsi, lanjut dia, sebaiknya tidak terlalu lama, maksimal 8 tahun.
Tindakan pencegahan hindari kematian akibat kanker serviks
Jika ditemukan di tahap awal, terang Tofan, angka kesembuhan bisa mencapai 100%. Karena itu, lanjut dia, setiap perempuan sebaiknya melakukan tindakan pencegahan dengan melakukan vaksinasi. Vaksinasi ini, menurut dia, akan berfungsi membentuk antigen yang berfungsi melawan HPV. Sistem imun kita, terang Tofan, sangat lemah dan tidak peka terhadap HPV. Karena itu diperlukan vaksinasi."Vaksin bisa melindungi kita hingga 80%."
Selain vaksinasi, Tofan menjelaskan lebih jauh, tindakan pap smear, bagi yang sudah pernah melakukan hubungan intim, bisa mendeteksi kelainan pra kanker."Jika masih ditemukan pada tahap ini, masih bisa sembuh 100%."
Intinya, terang Tofan, setiap perempuan tanpa pandang usia dan gaya hidup bisa terserang kanker serviks. Karena itu, untuk menurunkan angka kematian akibat kanker ini, ada baiknya melakukan tindakan pencegahn dengan memadukan vaksinasi dengan tindakan screening seperti pap smear.
Angka Kematian Kanker Leher Rahim Masih Tinggi
glittyknittykitty.co.uk/images
"Dengan tingginya angka kematian bagi para penderita kanker seviks, menunjukkan masih kurangnya kesadaran masyarakat terhadap bahaya kanker jenis ini," ujar Dr. dr. Dwiana Ocviyanti, Sp.OG (K), spesialis obstetri dan Ginekologi RSCM/FK-UI dalam seminar awam bertajuk 'Saya Pikir Kanker Serviks Tidak Mungkin Saya Derita' beberapa waktu lalu di Jakarta.
Dokter yang biasa di sapa Ovi ini juga menambahkan perlunya kesadaran masyarakat tentang bahaya penyakit ini, "Kanker serviks tidak hanya berisiko kepada wanita yang suka berganti-ganti pasangan, tapi ibu rumah tangga yang selalu berada dirumah pun juga memiliki risiko yang sama," ujar Ovi.
Menurut data dari WHO, setiap tahun di seluruh dunia sebanyak 490 ribu perempuan didiagnosa menderita kanker serviks, 240 ribu diantaranya meninggal dunia dengan prevalensi 80% terjadi di negara Berkembang termasuk Indonesia. "Jumlah yang terdiagnosa saja sudah sebanyak itu, bagaimana dengan yang tidak terdiagnosa," kata Ovi.
Penyebab Kanker serviks adalah HPV. Ada sekitar 100 tipe HPV, namun hanya sekitar 30 tipe HPV yang mengenai daerah kelamin. HPV tipe-tipe tertentu dapat menyebabkan kenker serviks, sementara sebagian yang lain dapat menyebabkan penyakit HPV lainnya seperti kutil kelamin (genital wartz). HPV yang dapat mengakibatkan kanker serviks adalah HPV tipe 6, 11, 16 & 18.
"HPV sangat mudah menular, ada beberapa kasus yang ditularkan melalui kontak seksual seperti penggunaan handuk atau penggunaan toilet umum," tambah Ovi.
Muncul Tanpa Gejala
Tidak ada tanda atau gejala khusus saat virus ini menginfeksi. Hal inilah yang membuat kebanyakan penderita kanker serviks baru melakukan pemeriksaan setelah dirinya terinfeksi," ujar Ovi. Separuh dari wanita yang didiagnosa menderita kanker serviks berusia 35-55 tahun, namun kebanyakan diantara mereka mungkin terinfeksi saat usia mereka masih muda.
"Karena perjalanan HPV sampai ia menyebabkan kanker serviks cukup panjang, yakni sekitar 20 tahun. Jadi, bila ia terdiagnosa kanker pada usia 35 tahun, bisa jadi ia HPV sudah hinggap ditubuhnya ketika ia berusia 15 tahun," kata Ovi.
Pencegahan Primer dan Sekunder
Agar wanita terhindar dari kanker serviks, perlu dilakukan pencegahan primer dan pencegahan sekunder. Pencegahan primer sendiri dapat dilakukan dengan cara mencegah seseorang terkena penyakit tertentu, seperti dengan edukasi atau pendidikan mengenai penyakit ini.
Selain itu, pencegahan melalui vaksin juga sangat direkomendasikan. Pencegahan dengan metode vaksin dinilai cukup efektif, tingkat keberhasilan pencegahan HPV dengan vaksin bisa mencapai 98%. "Semua wanita bisa divaksin, mulai dari anak usia 9 - 26 tahun," kata Ovi.
Namun yang masih jadi kendala adalah mahalnya harga vaksin HPV, yakni sekitar Rp 4-5 juta untuk tiga kali suntikan vaksin. "Bagaimanapun juga, mencegah lebih murah dari pada mengobati," tambah Ovi.
Sedangkan untuk pencegahan sekunder, yakni tindakan yang dilakukan untuk mendeteksi secara dini sehingga dapat memperlambat atau menghentikan suatu penyakit pada tahap dini.
"Contohnya dengan pemeriksaan pap smear, atau Invektion Visual Asetat (IVA)," tambah Ovi. Untuk pap smear maupun IVA biayanya murah dan dapat dijangkau. Pemeriksaan dengan pap smear maupun IVA dapat dilakukan paling tidak satu tahun sekali secara teratur baik.
"Baik vaksin dan pap smear maupun IVA dapat dilakukan di rumah sakit atau puskesmas dengan dokter kandungan atau bidan-bidan terlatih," kata Ovi.
Korban Kanker Serviks masih Tinggi
stoke.xchng
Menurut Center for Disease Control (CDC) di Amerika Serikat, jumlah penderita kanker serviks sudah berkurang selama satu dekade terakhir di negara-negara maju. Tapi di negara-negara berkembang, kanker satu ini malah meningkat jumlah penderitanya. Terutama di negara-negara Afrika Timur, Zambia, dan Swaziland.
Jumlah penderita kanker serviks bertambah sepuluh kali lipat di negara-negara tersebut jika dibandingkan dengan penderita di negara-negara berkembang lainnya. Sumber lain menyatakan seperti ditulis dalam Healthnews.com, kanker serviks sangat banyak diderita kaum perempuan India dan China. Sekitar 80% perempuan yang meninggal karena kanker serviks adalah perempuan yang tinggal di negara-negara berkembang. Sebesar 27% dari keseluruhan kasus kanker serviks terjadi di India.
Menurut sebuah penelitian baru-baru ini, jumlah perempuan penderita kanker serviks di Amerika Latin dan Karibia yang meninggal setiap tahunnya mencapai 33 ribu orang. Angka kematian itu bisa terus meningkat menjadi 70 ribu per tahun pada 2030 jika tidak ada upaya yang dilakukan untuk menanggulangi dan mencegah meluasnya penderita kanker serviks.
Periset dan para ahli sepakat, program-program pencegahan seperti skrining dan kampanye, serta vaksin dengan harga terjangkau, mampu mencegah bertambahnya penderita kanker serviks. Program lain yang disarankan adalah pelayanan klinik gratis untuk kaum perempuan dan pendidikan kesehatan reproduksi yang diyakini mampu mengurangi angka kematian akibat kanker serviks sekaligus mengurangi biaya perawatan.
Human Papiloma Virus (HPV) yang menjadi penyebar kanker serviks ditularkan secara seksual. Virus ini menginfeksi 20%-30% perempuan muda di Amerika Latin dan Karibia. Di Amerika Serikat, harga vaksin HPV mencapai 360 dolar. Di 'Negeri Paman Sam' itu, hanya sekitar 2,5% dari penderita kanker yang meninggal karena kanker serviks. Sebaliknya di Haiti, angka kematiannya bisa mencapai 49%. Negara-negara lain dengan angka kematian tertinggi akibat kanker serviks meliputi Bolivia, Paraguay, Belize, Peru, Guyana, Nikaragua, El Salvador, Kolombia, dan Venezuela.
Kanker Lebih Agresif di Usia Muda
newsx.com
Berdasarkan studi, hal ini disebabkan oleh jenis pengobatan (treatment) yang diterima oleh pasien kanker payudara usia muda. Menurut peneliti, kemungkinan kanker kambuh lebih kecil pada perempuan yang menerima pengobatan mastektomi dan radiasi dibandingkan pasien yang hanya menerima satu pengobatan, mastektomi atau terapi pemeliharaan payudara saja.
Penemuan ini diperoleh berdasarkan hasil penelitian terhadap 652 pasien pengidap kanker payudara di University of Texas M. D. Anderson Cancer Center, selama lebih dari 30 tahun. Pasien berusia 35 tahun atau lebih muda. 197 dari pasien menerima terapi pemeliharaan payudara, 237 pasien menerima mastektomi, dan 234 pasien melakukan mastektomi dan radiasi.
Secara keseluruhan, terang peneliti, angka kemungkinan kambuh kembali berbeda pada ketiga kelompok. Angka kemungkinan kambuh pada pasien yang melakukan mastektomi dan radiasi lebih kecil (15.1%) dibandingkan dengan pasien yang hanya melakukan terapi pemeliharaan payudara (19.8%) dan pasien yang hanya melakukan mastektomi saja (24.1%).
Pasien dengan kanker tahap awal (stadium I) juga mendapatkan hasil sama dengan terapi pemeliharaan payudara dan mastektomi. Tetapi, terang peneliti, penambahan kemoterapi akan lebih menguntungkan."Sedangkan pasien dengan kanker stadium II menerima kontrol terbaik dengan melakukan terapi mastektomi ditambah radiasi," tulis para peneliti di International Journal of Radiation Oncology, Biology, and Physics, seperti yang dikutip oleh foxnews.com
"Kekambuhan kanker payudara setelah melakukan pengobatan optimal masih menjadi masalah utama," terang pemimpin studi Dr. Beth M. Beadle dari Universitas Texas.
Studi-studi sebelumnya telah menunjukkan, hasil pengobatan kanker payudara pada pasien yang lebih muda selalu lebih buruk dibandingkan mereka yang mengidap kanker payudara di usia yang lebih tua.
Walaupun alasannya belum jelas, para ahli menduga hal ini disebabkan karena kanker pada perempuan muda lebih agresif. "Semoga studi kami bisa membantu para pakar terapi onkologi untuk merencanakan terapi terbaik pada pasien kanker payudara yang berusia lebih muda," terang Beadle.
Kanker Lebih Agresif di Usia Muda
newsx.com
Berdasarkan studi, hal ini disebabkan oleh jenis pengobatan (treatment) yang diterima oleh pasien kanker payudara usia muda. Menurut peneliti, kemungkinan kanker kambuh lebih kecil pada perempuan yang menerima pengobatan mastektomi dan radiasi dibandingkan pasien yang hanya menerima satu pengobatan, mastektomi atau terapi pemeliharaan payudara saja.
Penemuan ini diperoleh berdasarkan hasil penelitian terhadap 652 pasien pengidap kanker payudara di University of Texas M. D. Anderson Cancer Center, selama lebih dari 30 tahun. Pasien berusia 35 tahun atau lebih muda. 197 dari pasien menerima terapi pemeliharaan payudara, 237 pasien menerima mastektomi, dan 234 pasien melakukan mastektomi dan radiasi.
Secara keseluruhan, terang peneliti, angka kemungkinan kambuh kembali berbeda pada ketiga kelompok. Angka kemungkinan kambuh pada pasien yang melakukan mastektomi dan radiasi lebih kecil (15.1%) dibandingkan dengan pasien yang hanya melakukan terapi pemeliharaan payudara (19.8%) dan pasien yang hanya melakukan mastektomi saja (24.1%).
Pasien dengan kanker tahap awal (stadium I) juga mendapatkan hasil sama dengan terapi pemeliharaan payudara dan mastektomi. Tetapi, terang peneliti, penambahan kemoterapi akan lebih menguntungkan."Sedangkan pasien dengan kanker stadium II menerima kontrol terbaik dengan melakukan terapi mastektomi ditambah radiasi," tulis para peneliti di International Journal of Radiation Oncology, Biology, and Physics, seperti yang dikutip oleh foxnews.com
"Kekambuhan kanker payudara setelah melakukan pengobatan optimal masih menjadi masalah utama," terang pemimpin studi Dr. Beth M. Beadle dari Universitas Texas.
Studi-studi sebelumnya telah menunjukkan, hasil pengobatan kanker payudara pada pasien yang lebih muda selalu lebih buruk dibandingkan mereka yang mengidap kanker payudara di usia yang lebih tua.
Walaupun alasannya belum jelas, para ahli menduga hal ini disebabkan karena kanker pada perempuan muda lebih agresif. "Semoga studi kami bisa membantu para pakar terapi onkologi untuk merencanakan terapi terbaik pada pasien kanker payudara yang berusia lebih muda," terang Beadle.
Para Ahli Temukan Gen Penyebab Penyebaran Kanker
bp3.blogger.com
Mereka menemukan bahwa orang-orang yang mengidap kanker ganas mempunyai perubahan genetik yang tidak normal pada satu sel yang disebut dengan MTDH, obat-obatan yang bisa menghambat gen ini bisa mencegah sel tumor mengalami metastasi atau penyebaran, serta meningkatkan harapan hidup pengidap kanker payudara.
"Penemuan ini merupakan pencerahan dalam upaya pengembangan obat yang dapat menghambat metastasi," kata dr. Michael Reiss dari The Cancer Institute New Jersey di New Brunswick.
Menghentikan penyebaran kanker sangatlah penting, mengingat 98% pasien yang kankernya belum menyebar dapat bertahan hidup selama 5 tahun ke depan atau lebih sedangkan hanya 27% pasien yang kankernya telah menyebar, mampu bertahan hidup.
Reiss dan Yibin Kang dari Universitas Princeton menggunakan beberapa pendekatan penelitian yang berbeda untuk menemukan gen ini, yang membuat sel-sel tumor tetap berada di pembuluh-pembuluh darah, jauh dari organ-organ lain.
Para peneliti menggunakan data dari komputer mengenai tumor payudara dan menemukan bahwa pada orang-orang yang mengidap kanker payudara ganas, terdapat banyak segmen kecil dari kromosom 8 manusia.
Pada sebagian besar DNA normal hanya terdapat 2 kopi gen, sedangkan pada tumor payudara terdapat 8 kopi segmen gen tersebut. Tim peneliti kemudian memriksa sampel dari 250 pasien untuk melihat ketidaknormalan genetik dan menemukan bahwa gen MTDH terlalu aktif dan berperan dalam tumor-tumor ganas.
Ada di setiap sel
"Gen ini ada di setiap 1 dari 4 sel," kata Kang," Bagaimanapun, tumor mendapatkan jumlah kopi ekstra dan menjadi berlebihan. Kami melihat 30-40% tumor kelebihan gen ini."
Para peneliti kemudian menginjeksi tikus percobaan dengan sel-sel tumor dari pasien yang mengalami perubahan genetik ini dan menemukan bahwa tikus-tikus ini juga membentuk tumor yang cenderung bersifat menyebar. Tumor-tumor ini juga cenderung resisten dengan pengunaan obat kemoterapi tradisional, seperti paclitaxel.
Tetapi, saat mereka mengubah tumor-tumor ini secara genetik, dengan menghambat gen MTDH, sel-sel tumor jadi kurang mampu menyebar dan lebih mudah ditangani dengan kemoterapi. Kang mengatakan, dia sangat berharap penemuan ini akan mendorog penemuan obat yang tidak hanya mencegah penyebaran kanker, tetapi juga obat yang membuat kanker lebih responsif terhadap pengobatan.
"Jika kita memiliki obat untuk menghambat jenis gen ini, itu bisa berfungsi ganda," kata Kang.
Menurut Kang, MTDH juga berperan dalam jenis kanker lainnya termasuk kanker prostat."Gen ini sepertinya mempunyai pengaruh yang luas," terang Kang.
Selain itu, menurut kang, ada kemungkinan untuk mengembangkan antibodi untuk menetralkan keaktifan gen MTDH. "Penemuan ini telah menarik perhatian para pembuat obat, saya optimis kami akan mencoba mengembangkan obat secepat mungkin," kata Kang.
Friday, December 18, 2009
Halau Kanker dengan Sesendok Madu
SESENDOK gula mungkin bakal menolong Anda menggelontorkan obat yang Anda makan namun tidak memberi apa-apa selain kalori. Sebaliknya, madu akan meningkatkan kadar antioksidan endogen dalam tubuh Anda.
Antioksidan endogen merupakan unsur yang diproduksi tubuh untuk menghalau radikal bebas penyebab munculnya penyakit jantung, kanker dan penyakit lainnya lagi.
Dalam sebuah penelitian kecil, setelah sebulan empat sendok makan madu setiap hari—yng cukup untuk memaniskan secangkir teh—25 relawan mengalami peningkatan kadar antioksidan hingga 5 sampai 12 persen dalam darah mereka.
Jadi, pastikan agar Anda menggunakan madu sebagai pengganti gula. Jangan gunakan dua-duanya, karena Anda hanya akan melipatgandakan asupan kalori.
Gangguan Jantung pada Remaja
Saya merasa heran kenapa adik saya yang baru berumur 21 tahun sudah terkena penyakit jantung. Sepanjang pengetahuan saya, penyakit jantung menyerang orang yang sudah berusia lanjut.
Adik saya memang pengguna narkoba. Dia mulai menggunakan narkoba sejak berumur 13 tahun. Mulai dengan pakai tablet, hirupan, dan sejak SMU mulai menyuntik sehingga mengalami ketergantungan hebat. Akibatnya dia tak mampu melanjutkan sekolah. Dia kemudian menjalani rehabilitasi dan berhasil berhenti menggunakan narkoba pada umur 18 tahun.
Dalam tiga tahun belakangan ini dia membantu Ayah berdagang dan tampaknya sehat saja sampai dia dirawat di rumah sakit. Perawatan di rumah sakit mencapai hampir sebulan. Ayah harus mengeluarkan biaya tak sedikit untuk pengobatan dan perawatan tersebut.
Yang mengejutkan kami, adik saya mengalami kerusakan katup jantung dan kemungkinan harus dioperasi. Kami semua merasa prihatin karena operasi katup jantung tentu merupakan operasi penuh risiko, apalagi biaya operasi terasa amat mahal bagi kami.
Sekarang adik saya sudah di rumah. Dia mampu berjalan ke kamar mandi tanpa sesak, tetapi kakinya masih sedikit bengkak.
Pertanyaan saya, apakah infeksi jantungnya berkaitan dengan kebiasaan penggunaan narkoba masa lalu? Apakah infeksi katup jantung memang memerlukan operasi? Apakah ada obat-obatan yang dapat mengatasi infeksi katup jantung?
Adik saya tentu memerlukan pekerjaan yang akan dapat mendukung kehidupannya nanti. Apa yang dapat kami persiapkan agar sesuai dengan keadaan kesehatannya? Terima kasih atas perhatian Dokter.
M di J
Dampak penggunaan narkoba suntikan, selain risiko penularan hepatitis C dan HIV, adalah timbulnya berbagai infeksi, termasuk infeksi katup jantung yang disebut infective bacterial endocarditis.
Biasanya infeksi ini terjadi pada katup jantung yang terdapat pada bagian kanan jantung (katup trikuspid). Infeksi ini terjadi karena penggunaan jarum suntik yang tidak steril. Akibat infeksi ini dapat terjadi demam lama, pada auskultasi dapat terdengar bising jantung. Sedangkan melalui biakan darah dapat diisolasi kuman penyebab infeksi.
Selain menimbulkan gejala demam, infeksi ini juga dapat disertai sesak napas atau gejala lain akibat gangguan pada jantung. Penggantian katup melalui operasi adakalanya memang diperlukan.
Penyakit jantung tidak hanya mengenai orang berusia lanjut. Penyakit jantung bahkan juga terdapat pada bayi, biasanya penyakit jantung bawaan. Sedangkan penyakit jantung rematik juga sering ditemukan pada anak.
Dengan maraknya penggunaan narkoba suntikan, infective bacterial endocarditis juga semakin banyak ditemukan. Penyakit ini memerlukan terapi antibiotika jangka lama sehingga memang biaya pengobatannya mahal.
Dokter yang merawat adik Anda akan mempertimbangkan apakah adik Anda memerlukan operasi penggantian katup jantung. Meski operasi penggantian katup jantung termasuk operasi besar, operasi ini telah lama dilaksanakan di Indonesia dengan hasil cukup baik. Penggantian katup jantung akan meningkatkan kualitas hidup penderita secara nyata.
Mengingat jumlah pengguna narkoba di negeri kita cukup banyak, persoalan yang keluarga Anda hadapi juga menjadi masalah bagi banyak keluarga Indonesia. Dengan demikian, diperlukan program yang jelas agar mereka dapat menjadi manusia produktif dan mandiri. Mereka seharusnya dapat bersekolah kembali, bekerja, atau mendapat kesempatan berusaha.
Menurut estimasi Badan Narkotika Nasional, pengguna narkotika suntikan di negeri kita mencapai lebih dari 500.000 orang. Jadi, dapat dibayangkan betapa banyak remaja kita yang memerlukan dukungan dalam menghadapi masa depan.
Salah satu upaya sederhana adalah memberi pelatihan untuk melaksanakan usaha. Dengan usaha kecil sekalipun kita berharap mereka dapat menjadi warga negara yang produktif dan hidupnya tidak tergantung pada orang lain.
Saya mengenal remaja yang sekarang sudah berhenti menggunakan narkoba, kesehatannya sudah pulih, dan yang menggembirakan mereka sudah pula punya kegiatan produktif. Ada remaja yang punya penyewaan internet, menyewakan komik, punya warung, gerai telepon seluler, dan bengkel TV. Amat menyenangkan melihat mereka bangkit kembali menatap masa depannya.
Mudah-mudahan adik Anda nanti juga akan menemukan kegiatan yang cocok baginya sehingga dapat mandiri menjalani kehidupan ini.
dr Samsuridjal Djauzi
Teh Hitam Cegah Sakit Jantung, Kanker dan Diabetes
Senin, 25 Februari 2008 | 12:38 WIB
Di antara sekian banyak jenis minuman, teh merupakan jenis yang memberikan begitu banyak manfaat. Kebiasaan meminum teh hitam , misalnya dapat menjdi upaya terbaik bagi pencegahan penyakit berat yang disebabkan gaya hidup seperti jantung, kanker dan diabetes.
Tiga jenis penyakit tersebut memang menakutkan karena prevalensinya kini makin meningkat dan tak hanya menyerang orang berusia lanjut, melainkan juga kalangan produktif.
Salah satu penyebab timbulnya penyakit tersebut adalah adanya akumulasi radikal bebas atau oksidan yang dapat menghancurkan sistem jaringan dan integritas DNA dalam tubuh. Kondisi tersebut merangsang percepatan proses penuaan, penghancuran lever dan menyebabkan penyakit berat lainnya seperti penyakit jantung dan kanker.
Untuk menghindari atau menekani risiko mengidap penyakit jantung koroner, kanker, diabetes dan penyakit sejenis yang disebabkan radikal bebas, menurut Guru Besar Pangan dan Gizi Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof Dr. Ali Khomsan, dapat dilakukan upaya terbaik dengan memilih cara tradisional. Salah satunya adalah mengonsumsi minuman alami yang dapat mengurangi radikal bebas seperti teh hitam.
"Memang benar teh hitam atau ’black tea’ mempunyai manfaat seperti menurunkan resiko kanker, mencegah jantung koroner, mencegah penuaan dan juga bisa menurunkan kadar kolesterol dalam darah," kata Ali.
Dari berbagai referensi diketahui bahwa teh hitam yang selama ini dikonsumsi masyarakat cukup banyak mengandung komponen senyawa yang baik bagi tubuh, terutama antioksidan serta "theaflavin" cukup tinggi.
"Senyawa itulah yang mempunyai efek dapat mengurangi resiko-resiko penyakit seperti kanker dan mencegah jantung koroner," katanya.
Teh hitam dibuat dari pucuk daun teh segar yang dibiarkan menjadi layu sebelum digulung, kemudian dipanaskan dan dikeringkan. Teh hitam disebut juga teh fermentasi.
Pakar kesehatan jantung dari Kota Hujan Dr H.Mohammad Taufik Sp.J mendukung pendapat Ali Khomsan yang menyebutkan teh hitam bermanfaat untuk mengurangi penyakit jantung koroner, kanker, diabetes dan stroke.
Menurut Taufik, sayangnya, manfaat yang terkandung dalam teh hitam belum banyak diketahui masyarakat. Hal ini disebabkan kurangnya sosialisasi maupun publikasi dari berbagai penelitian tentang manfaat teh hitam bagi kesehatan.
Beberapa waktu lalu, Pusat Jantung Nasional Rumah Sakit Jantung Harapan Kita, Jakarta (RSJHK) juga memaparkan hasil penelitiannya dalam talkshow bertema "Efek Teh Hitam dalam Mencegah dan Mengatasi Risiko Penyakit Jantung Koroner".
Penelitian tersebut memperlihatkan katekin dalam teh hitam, senyawa yang disebut-sebut sebagai aktor yang mampu melawan penyakit degeneratif adalah senyawa theaflavin yang merupakan antioksidan, anti kanker, anti mutagenik, antidiabetes dan anti penyakit lainnya.
Antioksidan dinyatakan sebagai senyawa yang mampu menghambat atau mencegah terjadinya oksidasi. Berdasarkan sumbernya, anti oksidan dapat dibagi menjadi antioksidan alami dan sintetis.
Theaflavin merupakan antioksidan alami yang sangat potensial, kemampuannya sebagai penangkap radikal bebas tidak dipungkiri lagi kesahihannya. Selain itu senyawa theaflavin dalam teh hitam jumlahnya cukup berarti.
Kemampuan theaflavin sebagai antioksidan dalam menghambat oksidasi LDL (Low Density Lippoprotein) menunjukkan hal yang menakjubkan. Dalam seduhan teh hitam, theaflavin memberikan warna merah kekuningan, sementara itu thearubigin dan theanapthoquinone masing-masing memberi warna merah kecoklatan dan kuning pekat.
Untuk hal rasa, bersama-sama kafein, theaflavin yang ada dalam teh hitam memberikan rasa segar. Mengutip penelitian di Belanda, Taufik menyatakan, kebiasaan minum teh hitam dapat mencegah penimbunan kolesterol pada pembuluh darah arteri, terutama pada wanita.
Minum teh hitam satu sampai dua cangkir mampu menekan penimbunan kolesterol hingga 46 persen, jika minum 4 cangkir dapat mencapai 69 persen. Hal tersebut ditunjang oleh hasil penelitian di Amerika Serikat yang menunjukkan serangan jantung berkurang 40 persen pada orang-orang yang membiasakan minum teh hitam.
Teh hitam juga menunjukkan kemampuan yang meyakinkan sebagai sumber bahan pangan alami bagi para penderita diabetes terutama dalam kapasitasnya menaikkan aktifitas insulin. Penelitian Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA) yang dipublikasikan dalam Journal Agric Food Chem 2002, menunjukkan kemampuan teh hitam dalam meningkatkan aktivitas insulin melebihi dari teh hijau, dan teh oolong.
sumber : Antara
Anak Malas Rentan Sakit Jantung
GAYA hidup yang kurang aktif atau sedentari seringkali tidak menguntungan bagi kesehatan dan bahkan kerap disebut sebagai pemicu timbulnya berbagai jenis penyakit.
Gaya hidup bermalas-malasan ini pun ternyata tidak hanya berpangaruh buruk terhadap para orang dewasa atau remaja. Namun anak-anak yang membiasakan dirinya kurang aktif pun menjadi lebih rentan terkena jenis penyakit yang berkaitan dengan gaya hidup.
Seperti yang diungkapkan oleh hsil riset para ahli di Universitas North Caroline AS, Jumat (4/4) kemarin, anak yang bergaya hidup sedentari tercatat enam kali lebih besar memiliki kemungkinan mengidap penyakit jantung ketika menginjak dewasa ketimbang teman-temannya yang hidup aktif.
Bahkan menurut studi tersebut, kelompok gejala gangguan jantung yang disebut dengan istilah metabolic syndrome, dapat muncul pada awal-awal usia belasan tahun.
Tim peneliti dari Universitas North Carolina yang dipimpin Robert McMurray, melakukan riset dengan cara mengukur indikator penting kesehatan pada sekitar 400 anak-anak berusia 7 hingga 10 tahun, termasuk mencatat tinggi badan, massa tubuh, persentase lemak dalam tubuh, tekanan darah dan kadar koleskterol. Frekuensi dan durasi anak-anak dalam melakukan latihan-latihan fisik juga dipantau dan dicatat selama penelitian.
Tujuh tahun kemudian, anak-anak ini kemudian diteliti lagi ketika mereka berajak dewasa untuk melihat sejauh mana mereka mengalami tanda-tanda sindroma metabolik. Berdasarkan kesimpulan peneliti yang mempublikasikan riset ini dalam British journal Dynamic Medicine, hampir lima persen dari para anak abg berusia 13 hingga 19 ini tercatat memiliki tiga atau lebih kondisi atau gejala utama.
Hasil ini juga sejalan dengan riset sebelumnya yang menunjukkan sekitar empat hingga sembilan persen remaja di Amerika Serikat memilliki kombinasi intoleransi glukosa, hipertensi, obesitas dan kekhawatiran kelebihan kolesterol.
Namun hingga saat ini, belum ada peneliti yang mencari hubungan antara aktivitas fisik di awal masa kanak-kanak dengan peluang mereka mengidap gejala penyakit jantung.
Menurut McMurray, anak-anak yang mengidap sindroma cenderung enam kali melakukan latihan kebugaran tingkat rendah dan lima kali cenderung melakukan aktivitas fisik tingkat rendah ketika studi ini dimulai.
Padahal yang terbaik, lanjutnya, anak-anak pada usia ini seharusny melakukan sekitar 20 menit aktivitas jalan kaki, naik sepeda dengan kecepatan sedang atau melakukan aktivitas yang sama beratnya.
Pusat pengendalian dan pencegahan penyakit (CDC) Amerika Serikat yang berpusat di Atlanta merekomendasikan anak-anak untuk menyibukkan diri pada aktivitas dan latihan tingkat ini sekurangnya satu jam per hari.
"Ini menujukkan perlunya upaya untuk meningkatkan latihan fisik sejak masa kanak-kanak. Karena anak-anak sekarang hidup dengan sangat santai dan cenderung mudah terkena obesitas," tegas McMurray.
Diabetes dan Hipertensi
Chitosan, Limbah Kulit Udang untuk
Kamis, 10 Januari 2008 | 23:13 WIB
Jangan sia-siakan limbah kulit udang dan kepiting. Ekstrak zat kerak yang lebih populer dengan nama chitosan ini mampu mengatasi tekanan darah tinggi, diabetes, hati, kanker, dan gangguan organ tubuh. Terakhir chitosan diyakini bisa sebagai bahan pengawet makanan, seperti formalin.
Sri Haryati (65) sudah lama mengalami gangguan tekanan darah tinggi. Seperti dituturkan ibu rumah tangga yang tinggal di bilangan Blok A, Jakarta Selatan ini, setahun lalu, tekanan darahnya sampai di atas 200 mmHg, paling rendah 140.
Oleh dokter yang memeriksanya, Sri dianjurkan mengonsumsi obat antihipertensi. Selain itu, ia diharuskan banyak istirahat dan dilarang mengemudikan mobil.
Bosan minum obat kimia, pengobatan alternatif menjadi pilihan Sri. Untunglah dia bertemu Sinse Harry, akupunturis dan herbalis yang berpraktik di bilangan Pluit, Jakarta Utara.
Sri dianjurkan mengonsumsi ekstrak zat kerak udang atau kepiting, yang biasa disebut chitosan. Sebulan kemudian, tekanan darahnya turun menjadi 120/90 mmHg. Kini, ia mengaku tekanan darahnya stabil di angka 120/80.
Pengalaman lain, Karyati (34) sempat mempunyai berat badan hingga 70 kg dengan tinggi badan 157 cm. Kondisi tersebut membuat karyawati perusahaan telekomunikasi ini kurang percaya diri. Beberapa terapi dilakoni, yakni ikut klub senam kebugaran dan minum teh pelangsing.
Berat badannya memang turun menjadi 60 kg, tetapi kepalanya jadi sering pusing dan keseimbangannya terganggu. “Kalau sedang berjalan, badan terasa melayang. Begitu juga bila mau berdiri selepas duduk,” tuturnya.
Atas anjuran Dr. Setiawan, Ph.D, dokter sekaligus herbalis, Karyati mengonsumsi kapsul chitosan. Setelah dua bulan, berat badannya turun menjadi 50 kg.
Lainnya, Hendra Mustofa (28) menderita sakit maag sejak duduk di bangku SMA.
Ketika kuliah, ia sering tak sadarkan diri karena derita maag yang tak tertahankan. Beberapa pengobatan telah dilakoni, sayangnya belum ada yang membuahkan hasil.
Atas saran kerabatnya, ia mengonsumsi ramuan chitosan. Hasilnya, ia tak lagi mengalami sakit maag. Bahkan, ia sudah berani mengasup makanan pedas, meski cuma sesekali.
Kulit Keras
Chitosan pertama kali ditemukan oleh ilmuwan Perancis, Ojier, pada tahun 1823. Ojier meneliti chitosan hasil ekstrak kerak binatang berkulit keras, seperti udang, kepiting, dan serangga.
Dijelaskan DR. Ir. Linawati Hardjito, Ketua Departemen Teknologi Hasil Perikanan (THP) Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor, chitosan merupakan produk turunan dari polymer chitin, yakni produk limbah dari pengolahan industri perikanan, khususnya udang dan rajungan. Limbah kepala udang mencapai 35-50 persen dari total berat udang.
Proses pembuatan chitosan, menurut Dr. Setiawan, pertama-tama kulit udang atau kepiting dicuci dengan larutan alkali encer untuk menghilangkan protein (deproteinisasi). Selanjutnya bahan dicuci dengan larutan asam hidroklorik encer untuk menghilangkan kerak kapur (demineralisasi). Proses deproteinisasi dan demineralisasi usai, yang tersisa adalah zat kerak (crust).
“Dalam zat kerak terdapat unsur butylosar yang bermanfaat bagi tubuh manusia. Zat kerak tak larut dalam asam maupun basa, dan sulit diserap oleh tubuh manusia,” ungkapnya.
Untuk mendapatkan unsur butylosar secara utuh, dokter yang berpraktik di daerah Pluit, Jakarta Utara ini menguraikan prosesnya. Pertama kali, zat kerak dimasukkan ke dalam larutan alkali pekat. Selanjutnya, dipanaskan dalam suhu 80-120 derajat Celsius untuk melepaskan asetil.
Butylosar yang telah didapatkan itu hanya larut dalam asam encer dan cairan tubuh manusia. Dengan demikian, butylosar dapat diserap oleh tubuh.
Kerak yang telah dilepaskan asetilnya merupakan zat murni, tinggi sifat basanya, serta mengandung banyak molekul glukosa. Zat itu merupakan satu-satunya selulosa yang dapat dimakan.
Ditambahkan DR. Linawati, zat ini mempunyai muatan positif yang kuat, dan dapat mengikat muatan negatif dari senyawa lain. Selain itu, zat ini mudah mengalami degradasi secara biologis dan tidak beracun.
Pengganti Formalin
Lebih lanjut, Dr. Setiawan menguraikan khasiat butylosar, yakni meningkatkan fungsi pembunuh sel kanker. Dalam sebuah riset antitumor, katanya, butylosar mempunyai daya penekan terhadap penyebaran sel tumor sekaligus merangsang kemampuan kekebalan tubuh serta mendorong tumbuhnya sel T limpa dari pankreas.
“Bahaya kanker terletak pada kemungkinan peralihannya. Kemampuan zat butylosar dalam menekan sifat peralihan sudah diakui oleh ilmuwan biologi di berbagai negara melalui cara yang berbeda-beda. Selain itu, dalam pemakaiannya terhadap pasien memperlihatkan keberhasilan yang cukup tinggi,” kata Dr. Setiawan.
Butylosar mempunyai kemampuan menempel pada molekul sel di permukaan bagian dalam pembuluh darah. Kondisi ini mencegah sel tumor menempel pada sel permukaan pembuluh darah, artinya mencegah perembesan jaringan kanker ke daerah sekitar.
Butylosar dapat juga mengurangi penyerapan tubuh terhadap ion-ion klor. Zat ini meningkatkan fungsi pembesaran pembuluh darah, yang pada gilirannya menurunkan tekanan darah.
Sejak tahun 2004, menurut DR. Linawati, Departemen THP telah melakukan uji aplikasi zat kerak pada beberapa produk ikan asin, seperti jambal roti, teri, dan cumi. Dalam berbagai konsentrasi, chitosan dilarutkan dalam asam asetat, kemudian ikan asin yang akan diawetkan dicelupkan beberapa saat dan ditiriskan.
Hasilnya, pada konsentrasi 1,5 persen saja penggunaan chitosan dapat menyamai pemakaian formalin yang merupakan bahan berbahaya. Indikasinya, lalat yang hinggap lebih sedikit, penampakannya lebih baik daripada ikan asin kontrol (tanpa formalin dan chitosan) maupun ikan asin dengan formalin.
Pemakaian chitosan sebagai bahan pengawet juga tidak menimbulkan perubahan warna dan aroma. Setengah berpromosi, DR. Linawati membandingkan segi ekonomis penggunaan chitosan dibanding formalin. Untuk 100 kg ikan asin diperlukan satu liter chitosan seharga Rp 12.000, sedangkan formalin Rp 16.000.
Dr. Setiawan menambahkan, untuk pengobatan, dosis yang dianjurkan 2 x 2 kapsul per hari diminum dengan air hangat. Bila diminum bersama produk lain, beri jarak waktu 1 jam karena sifatnya yang mengikat. Ia mengingatkan, chitosan tidak dianjurkan dikonsumsi oleh anak-anak
Jantungan? Lindungi dengan Telmisartan
TELMISARTAN, obat antihipertensi golongan angiotensin II Receptor Blocker (ARB) moderen, memberi perlindungan setara dengan Ramipril yang merupakan standar emas pengobatan hipertensi. Obat ini juga dapat menurunkan risiko kematian akibat penyakit kardiovaskular, myocardial infarction, stroke serta mengurangi jangka waktu perawatan di rumah sakit karena gagal jantung.
Penyakit kardiovaskular adalah penyebab kematian dan kecacatan nomor satu secara global, kata Ketua Perhimpunan Hipertensi Indonesia dr Arieska Ann Soenarta SpJP(K), dalam diskusi bertema Waspadai Hipertensi dan Penyakit Penyertanya sebagai Ancaman Kematian Terbesar di Dunia , Rabu (9/4), di Hotel Mulia, Jakarta.
Penyakit kardiovaskular adalah istilah bagi serangkaian gangguan yang menyerang jantung dan pembuluh darah, termasuk penyakit jantung koroner, hipertensi, stroke, nyeri dada, kerusakan sementara pada penglihatan. Definisi kardiovaskular juga mencakup penyakit lain seperti kerusakan jantung akibat demam reumatik, penyakit jantung bawaan.
Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), dari sekitar 10 juta orang di dunia yang selamat dari stroke setiap tahunnya, lebih dari 5 juta di antaranya cacat permanen sehingga jadi beban keluarga dan masyarakat. Stroke mayor dianggap oleh separuh populasi berisiko sebagai hal yang lebih buruk dibanding kematian.
Penyebab utama penyakit kardiovaskular adalah sekitar 75 persen penderitanya di seluruh dunia disebabkan faktor risiko konvensional termasuk obesitas, kurang aktivitas fisik dan penggunaan tembakau. Di negara maju, setidaknya sepertiga penderita penyakit kardiovaskular disebabkan lima faktor risiko yaitu tembakau, alkohol, tekanan darah tinggi atau hipertensi, kolesterol dan obesitas.
Baru-baru ini studi ONTARGET (Ongoing Telmisartan Alone and in combination with Ramipril Global Endpoint Trial) yang melibatkan 25.620 pasien dipresentasikan dalam Pertemuan Ilmuwan Tahunan ke-57 Perhimpunan Ahli Kardiologi Amerika, Amerika Serikat. Hasil studi itu membuktikan, Telmisartan memberi perlindungan setara dengan Ramipril.
Perlindungan terhadap episode kardiovaskular pada pasien yang menerima Telmisartan sebesar 16,66 persen, sedangkan pasien yang menerima Ramipril 16,46 persen. Risiko relatif (angka perbandingan probabilitas episode yang terjadi pada kelompok Telmisartan dibandingkan kelompok Ramipril) sebesar 1,01 dengan 95 persen Cl dari 0.9 4-1.09.
Pada tahun 2000, studi HOPE menunjukkan, risiko kardiovaskular pada pasien yang diobati dengan Ramipril menurun sekitar 20 persen dibandingkan placebo. Ini berarti bahwa episode serius kardiovaskular dapat dicegah. Efek yang setara juga terjadi pada penggunaan Telmisartan. Dalam stu di itu, semua respon yang berisiko tinggi menerima pengobatan standar seperti statin untuk menurunkan kolesterol, terapi anti-platelet, betablocker dan obat antihipertensi lain.
Obat Antikolesterol Turunkan Tensi
Selasa, 15 April 2008 | 23:48 WIB
OBAT antikolesterol yang dikenal dengan statin, obat resep paling laris di dunia dikatakan dapat menurunkan tekanan darah dan memberi manfaat bagi membaiknya kondisi kardiovaskular. Demikian diungkapkan sebuah jurnal yang terbit, Selasa (15/4).
Para dokter dari University of California, San Diego menjalankan uji klinis acak ganda dengan 973 partisipan yang tidak menderita diabetes atau penyakit kardiovaskular lain. Kelompok ini dibagi menjadi tiga bagian. Satu kelompok diberi 20 milligram simvastatin. Yang lain diberi 40 milligram pravastatin dan kelompok ketiga plasebo, setiap hari selama enam bulan, jelas Beatrice Golomb, kepala editor dari Archives of Internal Medicine.
Para dokter ini mengukur tekanan darah para partisipan pada permulaan uji klinis, pada bulan pertama dan enam bulan berikutnya serta dua bulan setelah uji klinis berlangsung. "Penurunan tekanan darah antara 2.4 sampai 2.8 millimeter merkuri baik untuk tekanan sistolik (normal 120 millimeter) dan tekanan diastolik (normal 80 millimeter) baik yang menggunakan simvastatin maupun pravastatin," jelas para peneliti. Tidak ada perbedaan praktis dalam tekanan darah di antara mereka yang menggunakan plasebo.
"Efek-efek statin atas tekanan darah tidaklah terlalu berarti dalam satu bulan perawatan. Baru kelihatan setelah enam bulan dan gejala menghilang dua bulan setelah perawatan," jelas para ilmuwan ini. "Penelitian ini menambahkan pemahaman akan efek-efek statin yang sekarang ini menjadi obat paling laris di dunia," ungkap para dokter.
"Penurunan tekanan darah akibat penggunaan statin menyumbang -- di antara faktor-faktor lain yang teridentifikasi -- manfaat yang berarti bagi kondisi kardiovaskular secara umum dan memberi efek baik bagi akumulasi plak yang berlangsung terus menerus," mereka menyimpulkan.
Statin bekerja dengan mengaktifkan senyawa yang mampu melebarkan pembuluh darah dan memperbaiki fungsi pembuluh darah. Beberapa penelitian sebelumnya telah menyebutkan bahwa statin berefek pada penurunan tekanan darah terutama pada apsien hipertensi atau tekanan darah tinggi.
Dr. John LaRosa, President dari SUNY Downstate Medical Center di Brooklyn, New York, yang tidak berpartisipasi dalam uji klinis ini meperingatkan bahwa statin "seharusnya tidak digunakan semata untuk tujuan menurunkan tekanand darah karena adanya ketidakkonsistensi antara penelitian satu dengan yang lain atasnya."
"Beberapa penelitian menunjukkan menurunnya tekanan darah secara moderat dengan penggunaan statin," tambah John.
Source : Archives of Internal Medicine
Kolesterol Tinggi Perburuk Penglihatan
TEKANAN darah tinggi dan meningkatnya kadar kolesterol dalam darah ternyata tidak hanya berbahaya bagi jantung. Dua indikasi ini juga dapat mengancam kesehatan mata Anda.
Seperti dilaporkan sebuah riset yang dimuat Jurnal Archives of Opthalmology edisi Mei, dua kondisi ini dapat memicu risiko seseorang mengalami gangguan mata yang disebut oklusi atau penyumbatan pada pembuluh vena retina. Kondisi ini yang bisa berujung pada kebutaan terjadi akibat satu atau beberapa pembuluh vena yang membawa darah dari mata ke jantung tersumbat atau mengalami penumpukan cairan.
Riset yang dilakukan di Irlandia itu mengindikasikan seseorang yang mengidap darah tinggi berisiko 3,5 kali lipat mengalami penyumbatan oklusi ini dibanding mereka yang tensinya normal. Sementara itu, orang yang memiliki kolesterol tinggi tercatat mengalami peningkatan risiko hingga 2,5 kali lipat.
Temuan ini merupakan hasil tinjauan terhadap 21 penelitian sebelumnya yang melibatkan total 2.916 pasien pengidap oklusi vena retina dan 28.646 orang yang tidak mengidapnya. Hasil analisis mengindikasikan pula, 63,6 persen pasien pengidap oklusi retina juga mengalami masalah tensi darah. Sedangkan pada mereka yang tidak mengalami problem mata, persentasenya 36,2 persen. Kadar kolesterol tinggi mencapai dua kali lipat prosentasenya (35 persen) pada pengidap oklusi dibandingkan pasien yang tidak mengalaminya (16,7 persen).
Sementara itu bila dikaitkkan dengan penyakit diabetes, mereka yang mengidap oklusi juga persentasenya sedikit lebih besar ketimbang yang tidak mengalami diabeter yakni 14,6 berbanding 11,1 persen.
Makanan Terbaik Penurun Kolesterol
KEBIASAAN dan jenis makanan yang dikonsumsi sehari-hari berperan penting dalam memengaruhi kadar kolesterol darah Anda. Semakin baik pola dan kualitas makanan Anda sehari-hari, tentu makin terjaga pula keseimbangan kolesterol dan kesehatan Anda secara keseluruhan .
Bagi Anda yang ingin terhindar dari masalah kolesterol ada baiknya mulai mempertimbangkan makanan sehat antikolesterol. Berikut adalah lima makanan terbaik menurut Mayo Clinic yang membantu menurunkan kolesterol dan melindungi jantung serta pembuluh darah Anda.
1. Bubur gandum/oatmeal
Oatmeal mengandung serat larut (soluble fiber) yang dapat menurunkan kolesterol buruk (low-density lipoprotein /LDL) Anda. Soluble fiber juga ditemukan pada jenis makanan lain seperti kacang ginjal (kidney beans), apel, buah pir, barley, dan buah prune. Serat yang larut diyakini mampu menurunkan penyerapan kolesterol dalam pencernaan Anda. Mengonsumsi 10 gram lebih serat larut setiap hari dapat menurunkan kadar total LDL. Setiap 1 1/2 cangkir oatmeal matang yang Anda makan mengandung 6 gram serat. Jika Anda tambahkan buah seperti pisang, Anda menambah 4 gram lebih serat .
2. Kacang walnuts, almonds dan jenis lainnya
Berbagai studi menunjukkan, walnut secara signifikan menurunkan kolesterol dalam darah. Kacang ini mengandung banyak asam lemak tak jenuh ganda (polyunsaturated fatty acids) yang dapat membuat pembuluh darah tetap sehat dan elastis. Kacang Almond juga memiliki faedah yang tidak terlalu beda, di mana penurunan kolesterol dapat Anda rasakan setelah sekitar empat minggu.
Diet untuk menurunkan kolesterol dengan 20 persen sumber kalori berasal dari walnut diklaim dapat menurunkan kadar kolesterol LDL hingga 12 persen. Kacang-kacangan umumnya berkalori tinggi sehingga dengan hanya sekitar segenggam (tidak lebih dari 2 ons atau 57 gram) akan memberi faedah.
Namun perlu diingat, ketika Anda mengonsumsinya dengan makanan lain jangan berlebihan. Makan berlebih justru membuat Anda kegemukan dan memicu risiko jantung.
3. Ikan dan asam lemak omega-3
Banyak riset yang mendukung manfaat mengonsumsi ikan dalam menurunkan kolesterol karena ikan kaya kandungan asam lemak omega-3. Asam lemak Omega-3 juga membantu jantung dengan beragam cara seperti menurunkan tekanan darah dan menekan risiko pembekuan darah. Pada pasien yang sudah mengalami serangan jantung, minyak ikan atau asam lemak omega-3 secara signifikan menurunkan risiko kematian mendadak .
Para dokter biasanya merekomendasikan untuk memakan ikan minimal dua kali dalam semingguu. Sumber makanan yang kaya omega-3 terdapat pada makarel, ikan herring, sarden, tuna albacore dan salmon.
Perlu diingat, untuk mempertahankan faedah ikan bagi kesehatan, sebaiknya ikan dipanggang atau dibakar dalam oven. Jika tidak suka ikan, Anda juga bisa mempeoleh omega-3 dari makanan lain seperti ground flaxseed atau canola oil.
Anda juga dapat memperoleh omega-3 atau minyak ikan dari suplemen, tetapi tentu tidak akan mendapatkn semua nutrien penting dalam ikan seperti selenium. Bila Anda memutuskan memakan suplemen, ingatlah untuk tetap memperhatikan pola makan Anda dan makanlah daging yang rendah lemak atau sayuran untuk menggantikan ikan.
4. Minyak Zaitun/Olive Oil
Minyak Zaitun atau olive oil mengandung campuran antioksidan potensial yang dapat menekan kolesterol tanpa mengganggu kadar kolesterol baik (HDL) Anda .
Badan Pengawas Makanan AS (FDA) merekomendasikan untuk mengonsumi sekitar 2 sendok makan (23 gram) olive oil setiap hari untuk menjaga jantung tetap sehat. Untuk menambah olive oil dalam daftar menu, Anda bisa mencampunya dengan sayuran, bumbu cair, atau mencampurnya dengan cuka sebagai pelengkap salad. Anda juga dapat menggunakan olive oil as sebagai pengganti mentega ketika memoles daging.
Beberapa riset menyarankan bahwa efek olive oil dalam menurunkan kolesterol akan lebih besar jika Anda memilih extra-virgin olive oil atau minyak zaitun ekstra murni. Minyak jenis ini tidak melewati proses pengolahan dan penambahan zat kimia yang diyakini mengandung lebih banyak antioksidan menyehatkan. Sebaiknya hindari "light" olive oil karena biasanya jenis ini sudah melewati beragam proses pengolahan sehingga faedahnya tidak akan maksimal.
5. Makanan yang difortifikasi atau diperkaya sterol dan stanol tumbuhan.
Banyak makanan yang kini telah difortifikasi dengan sterol atau stanol — zat dalam tumbuhan yang membantu menahan penyerapan kolesterol.
Margarin, jus jeruk, atau yogurt ada yang sudah difortifikasi dengan sterol yang bisa menurunkan LDL kolesterol hingga 10 persen. Jumlah sterol tumbuhan yang dibutuhkan untuk mencapai target itu sedikitnya 2 gram yang setara dengan dua porsi (237 mililter) jus jeruk dengan fortifikasi sterol dalam sehari.
Sterol atau stanol tumbuhan yang ditambahkan dalam makanan tidak akan memengaruhi kadar trigliserida atau pun HDL. Sterol atau stanol juga tidak akan mengganggu penyerapan vitamin yang larut dalam lemak seperti A, D, E and K.
Angkak Pangkas Kolesterol Tanpa Obat
UNTUK menurunkan kadar kolesterol yang kadang melambung ternyata tak harus selalu minum obat yang diresepkan dokter. Dengan hanya melakukan suplementasi dan kombinasi gaya hidup sehat, kolesterol ternyata dapat diatasi secara efektif, bahkan sebaik obat penurun kolesterol.
Sebuah penelitian terbaru di AS belum lama ini menunjukkan, diet beras merah cina (angkak) plus suplementasi minyak ikan yang diimbangi program konseling, olahraga, dan relaksasi ternyata mampu menurunkan kadar kolesterol buruk (low density lipoprotein/LDL). Model diet ini juga lebih efektif dalam menurunkan berat badan.
Menurut Dr David J Becker, ilmuwan dari University of Pennsylvania Health System's Chestnut Hill Hospital, partisipan pengidap kolesterol tinggi yang menjalani program diet nasi angkak dan minyak ikan berhasil menurunkan kadar kolesterol LDL 40 persen. Penurunan ini sama halnya dengan pasien yang meminum obat simvastatin 40 milligram setiap hari.
Tak hanya itu saja, partisipan yang menjalani diet angkak dan minyak ikan mencatat rata-rata penurunan hingga 10 pon atau hampir 5 kilogram selama 12 pekan. Sedangkan, mereka yang meminum statin hanya mengalami pengurangan berat badan kurang dari satu pon.
Sebelum menggagas riset ini, Becker melibatkan para pasein yang berisiko sakit jantung untuk mengikuti program gaya hidup sehat selama 13 tahun. "Orang memiliki keinginan sama untuk menggunakan statin, dan ketika mereka melakukannya kadar kolesterol yang turun mungkin hanya sekitar 5 persen," ungkap Becker seperti dikutip Reuters Health.
Lalu, ia memutuskan untuk melakukan penelitian setelah melihat banyak pasien yang sukses dalam menurunkan kolesterol berkat konsumsi nasi merah dan minyak ikan
Dengan izin dari negara bagian Pennsylvania, Becker dan timnya memilih secara acak 74 pasien untuk dilibatkan dalam risetnya. Partisipan dibagi dua kelompok, yakni mereka yang mendapat pengobatan simvastatin (Zocor) 40 miligram setiap hari bersama informasi tercetak tentang perubahan gaya hidup dan kelompok yang diberi tiga kapsul minyak ikan plus 600 miligram nasi merah setiap hari bersama program konseling selama 12 minggu.
Kolesterol LDL tercatat menurun hingga 42,4 persen pada kelompok nasi merah sedangkan pada kelompok simvastatin 39,6 persen. Kadar trigliserida tidak menunjukkan perubahan pada kelompok yang menerima statin, tetapi pada kelompok nasi merah ada penurunan hingga 29 persen, Becker dan timnya memperkirakan perbedaan penurunan ini mungkin disebabkan khasiat minyak ikan. Partisipan di kelompok beras merah ini tercatat kehilangan berat rata-rata 4,7 kilogram, sedangkan pada kelompok statin hanya 0,3 kilogram.
Angkak adalah beras merah yang difermentasi atau dikenal juga dengan sebutan hong ku. Angkak juga sering digunakan untuk pengobatan dan sebagai rempah di Asia selama berabad-abad.
Menurut riset, angkak mengandung zat yang disebut monacolin-K yang hampir identik dengan obat penurun kolesterol- lovastatin (Mevacor), dan beberapa jenis monacolins lainnya juga diyakni memiliki faedah sebagai anti kolesterol.
Becker menambahkan, jika ada penelitian lain yang mendukung hasil risetnya, ada kemungkinan penemuan ini menawarkan sebuah alternatif bagi pasien yang memiliki kadar kolesterol tinggi tetapi tak ingin meminum obat statin atau tidak dapat menolerasi obat-obatan.
Namun begitu, tambahnya, pasien yang sudah divonis sakit jantung seharusnya tetap mengonsumsi statin sebab obat ini telah terbukti menurunkan angka kematian.
Becker juga memperingatkan untuk tidak mengonsumsi angkak sembarangan. Hasil sebuah analisis dari ConsumerLab menemukan bahwa produk angkak sangat bervariasi dalam hal potensinya, dan beberapa di antaranya terkontaminasi dengan bahan-bahan beracun seperti citrinin.
Sumber: Mayo Clinic Proceedings
Senyuman Mona Lisa Isyaratkan Sakit Kolesterol?
JAKARTA, KOMPAS.com — Selama berabad-abad, para ahli sejarah seni kerap kesulitan menginterpretasi senyuman misterius Mona Lisa dalam lukisan potret karya Leonardo da Vinci itu. Namun menurut analisis medis seorang dokter ahli di Italia, lukisan itu juga mengisyaratkan bahwa Mona Lisa mengidap masalah kolesterol yang kelewat tinggi.
Dr Vito Franco, pakar dari Universitas Palermo, menilai gadis cantik dalam lukisan itu dalam kondisi tidak sehat. Dalam pandangan Franco, ada tanda-tanda yang jelas terhadap penumpukan asam lemak di bawah kulit Mona Lisa, yang disebabkan oleh kadar kolesterol yang sangat tinggi.
Dr Franco juga mengindikasikan bahwa Mona Lisa tampaknya mengidap lipoma pada mata kanannya. Lipoma adalah suatu tumor (benjolan) jinak yang berada di bawah kulit yang terdiri dari lemak. Biasanya lipoma dijumpai pada usia lanjut (40-60 tahun), tetapi juga dapat dijumpai pada anak-anak.
Menurut Dr Franco, analisis medis yang dilakukannya dapat mengungkap banyak hal ketimbang tinjauan secara artistik. "Penyakit itu terdapat di dalam tubuh, tidak memiliki dimensi metafisik atau supranatural," papar dr Franco seperti dikutip surat kabar La Stampa.
"Orang yang digambarkan lewat karya seni menunjukkan ciri fisiknya, menyampaikan kepada kita sisi lemah kemanusiaannya tanpa dipengaruhi kesadaran seniman terhadapnya," tambahnya.
Dr Franco, profesor anatomi patologis di Universitas Palermo, memaparkan temuannya dalam konferensi kedokteran di Florence.
Thursday, December 17, 2009
Junk Food Sebabkan Sepertiga Serangan Jantung
Junk Food Sebabkan Sepertiga Serangan Jantung
ONTARIO, SELAS - Makanan yang banyak mengandung goreng-gorengan, cemilan bergaram, dan daging menyebabkan 35 persen serangan jantung di dunia. Demikian hasil penelitian sejumlah pakar di Kanada, Senin (20/10).
Studi di 52 negara memperlihatkan orang yang menyantap makanan terdiri atas daging, telur, dan junk food lebih mungkin untuk mengalami serangan jantung, sementara mereka yang mengonsumsi lebih banyak buah dan sayuran memiliki resiko yang lebih rendah.
Penelitian tersebut mendukung temuan sebelumnya yang memperlihatkan junk food dan lemak hewani dapat mengakibatkan sakit jantung dan terutama serangan jantung.
Dr Salim Yusuf di McMaster University di Ontario, Kanada, dan rekannya menanyai lebih dari 16.000 pasien, 5.700 di antara mereka baru saja mengalami serangan jantung pertama. Mereka mengambil contoh darah dan meminta setiap pasien mengisi formulir terperinci mengenai kebiasaan makan mereka antara Februari 1999 dan Maret 2003. Mereka membagi relawan menjadi tiga kelompok.
"Faktor pertama diberi nama Oriental karena banyak berisi tahu putih, kedelai, dan saus lain," tulis mereka di dalam laporan yang disiarkan di jurnal Circulation. "Faktor kedua diberi nama Barat karena banyak berisi makanan yang digoreng, cemilan bergaram, dan daging. Faktor makanan ketiga diberi judul Hati-hati karena banyak berisi buah dan sayur-mayur," katanya.
Orang yang makan lebih banyak buah dan sayuran memiliki resiko serangan jantung 30 persen lebih rendah dibandingkan dengan orang yang memakan sedikit buah atau bahkan tidak makan buah sama sekali.
Orang yang mengonsumsi makanan Barat memiliki resiko serangan jantung lebih dari 35 persen lebih besar dibandingkan dengan orang yang mengonsumsi sedikit atau tidak mengonsumsi makanan yang digoreng atau daging.
Temuan tersebut penting karena belum jelas apakah makanan atau faksi lain yang menimbulkan resiko serangan jantung. Makanan yang kaya akan kandungan mungkin berhubungan dengan gaya hidup yang lebih kaya yang meliputi sedikit atau tanpa olahraga, misalnya.
Para peneliti itu menyatakan bahwa sakit jantung tak hanya menyerang orang kaya. "Rata-rata 80 persen sakit jantung dan saluran pernapasan di dunia terjadi di negara berpenghasilan rendah dan menengah," tulis mereka.
WHO : Sakit Jantung Pembunuh No.1 di Dunia
WHO : Sakit Jantung Pembunuh No.1 di Dunia
JENEWA, SENIN – Badan Kesehatan Dunia (WHO) dalam laporannya, Senin (27/10) kemarin mengumumkan bahwa penyakit jantung, infeksi dan kanker masih tetap mendominasi peringkat teratas penyebab utama kematian di dunia.
Serangan jantung dan problem seputarnya masih menjadi pembunuh nomor satu dengan raihan 29 persen kematian global setiap tahun. Peringkat kedua diduduki penyakit infeksi dengan 16,2 persen kematian, disusul kanker yang diklaim menyebabkan 12,6 persen kematian di dunia.
Angka tersebut disampaikan WHO dalam laporan mengenai beban penyakit global setebal 146 halaman. Menurut Badan PBB tersebut, perhitungan ini didasarkan catatan kematian dari 112 negara pada 2004, di mana data riset terbaru telah tersedia pada skala lebih luas. Peringkatnya sendiri belum berubah sejak 1990, di mana WHO menggelar riset untuk pertamakalinya secara global.
Colin Mathers, peneliti WHO penyusun laporan ini mengatakan, penyakit infeksi diyakini sebagai penyebab utama kematian sekitar 20 hingga 40 tahun lalu. Tetapi ia tidak memiliki data statistik untuk mendukung asumsi tersebut.
Laporan itu menyatakan, sekitar 58,8 juta orang meninggal pada 2004 dan kebanyakan mereka berusia di atas 60. Hampir satu dari lima kematian tercatat dialami anak-anak di bawah usia 5 tahun.
Menurun
Rata-rata kematian akibat sakit jantung sebenarnya berubah dibandingkan riset WHO sebelumnya pada tahun 2002. Rata-rata kematian akibat infeksi juga menurun sejak 2002, di mana angkanya mencapai 19.1 persen, yang mana hal ini di antaranya akibat perubahan estimasi kematian akibat AIDS.
Laporan itu menyebutkan, wanita tercatat lebih banyak mati akibat penyakit jantung ketimbang pria. Rata-rata kematian pada kaum Hawa adalah sekitar 31,5 persen sedangkan pria 26,8 persen.
Menurut Mathers, tingginya persentase pada wanita karena mereka hidup lebih lama ketimbang pria. Tetapi secara umum, pria sebenarnya lebih banyak yang mengidap penyakit jantung.
"Pria pada sebagian besar belahan dunia memiliki risiko lebih tinggi ," ungkapnya.
Ia menekankan bahwa kaum Adam lebih sering mengalami obesitas, kurang beraktivitas dan lebih banyak makan lemak dan garam.
Jenis penyakit lain yang menjadi penyebab utama kematian di dunia adalah infeksi pernafasan termasuk pneumonia di peringkat empat (7.2 persen) dan penyakit saluran pernafasan seperti asma dan alergi (6.9 persen). Menyusul di peringkat berikutnya adalah cedera akibat kecelakaan atau tenggelam (6.6 persen) ; penyakit seputar bayi baru lahir (5,4 persen) ; penyakit saluran cerna (3,5 persen) ; bunuh diri, pembunuhan dan konflik, (2,8 persen) ; gangguan syaraf dan kejiwaan (2,1 persen) ; diabetes (1,9 persen) masalah ibu dan kehamilan atau kelahiran 0,9 persen.
Stroke? Makanlah Biji Tomat!
Stroke? Makanlah Biji Tomat!
SEBUAH penelitian yang dilakukan Rowett Research Institute di Aberdeen, Skotlandia, menemukan khasiat biji tomat bagi kesehatan.
Seperti yang dikutip majalah kesehatan Prevention, Asim K Dutta-Roy, Ph D, sang peneliti, mengatakan bahwa cairan licin atau jeli berwarna kuning yang terdapat di sekitar biji tomat mengandung senyawa atau bahan campuran yang manjur untuk melawan stroke dan penyakit jantung.
Dari hasil penelitian diketahui, jika Anda minum jus tomat tanpa membuang bijinya, berarti Anda telah mengurangi risiko terjadinya penggumpalan darah yang dapat menyebabkan serangan jantung sekitar 72 persen.
Jadi, jika saat memasak selama ini Anda membuang biji tomat karena kurang menyukai atau merasa jijik, terutama pada cairan licinnya, hentikan kebiasaan itu. Sertakan biji tomat ke dalam resep-resep masakan Anda karena benar-benar berkhasiat. @
Waspadai Ancaman Trigliserida
Waspadai Ancaman Trigliserida
BAGI mereka yang selalu memantau kadar lemak dalam darah, kata trigliserida mungkin bukan istilah yang asing di telinga. Trigliserida merupakan lemak utama di dalam tubuh yang sangat erat kaitannya dengan kolesterol, di mana keduanya mempunyai hubungan yang tidak dapat dipisahkan dalam proses metabolisme
Sejumlah riset baru-baru ini mengindikasikan, jenis lemak yang satu ini patut diwaspadai karena dapat menjadi ancaman yang lebih serius bagi kesehatan. Berkaca dari riset tersebut, para ahli menekankan pentingnya dilakukan penanganan trigliserida secara lebih baik.
Suatu studi awal pekan ini menyatakan, fenomena warga dengan kadar trigliserida tinggi di Amerika Serikat semakin nyata. Presentase pengidap trigeliserida tinggi kian meningkat dalam tiga dasawarsa terakhir dan tampaknya dipicu oleh maraknya kasus obesitas.
Dalam riset lainnya, para ilmuwan Denmark melaporkan bahwa tes darah tanpa puasa menunjukkan adanya hubungan kuat antara kadar trigliserida tinggi dan rsiko stroke akibat penggumpalan darah.
Trigliserida merupakan lemak darah yang secara khusus berada pada lapis kedua low-density lipoprotein atau LDL, yang dikenal sebagai kolesterol "jahat" karena perannya dalam memicu serangan jantung dan stroke. Obat penurun kolesterol yang dikenal sebagai 'statin' memang dapat mengurangi LDL, tapi obat itu seringkali tak mampu menurunkan trigliserida -- lemak darah yang diperoleh dari makanan yang dikonsumsi dan lemak dalam tubuh.
Trigliserida sendiri adalah faktor risiko independen penyakit jantung, yang merupakan penyebab utama kematian di AS. Trigliserida dan lemak lain biasanya diukur setelah orang berpuasa selama delapan sampai 12 jam.
Penelitian di Denmark yang dimuat Journal of the American Medical Association, Borge Noerdestgaard dari Copenhagen University Hospital menganalisis kadar trigliserida tanpa harus berpuasa untuk melihat seberapa baik mereka dapat meramalkan risiko stroke.
Misalnya, orang yang berusia 55 tahun atau lebih dengan kadar trigliserida tertinggi --di atas 443 miligram per desiliter-- memiliki 17 persen risiko stroke dalam waktu 10 tahun. Sementara orang dengan kadar trigliserida paling rendah, 89 persen per deciliter, memiliki resiko sebesar 3 persen untuk terserang stroke.
"Trigliserida orang yang tak berpuasa bahkan mungkin lebih baik dibandingkan trigliserida orang yang berpuasa dalam meramalkan resiko," ungkap Nordestgaard.
Ia mengatakan, pemeriksaan tanpa puasa jauh lebih meyakinkan bagi pasien, suatu faktor yang mungkin memudahkan pemeriksaan bagi banyak orang.
Riset yang dipresenrasikan pada pertemuan American Heart Association di New Orleans, menemukan bahwa trend peningkatan kadar trigliserida di AS makin nyata. Hasil survei kesehatan pemerintah selama 30 tahun mendapati bahwa meskipun kadar LDL telah turun, persentase orang dewasa dengan kadar trigliserida tinggi naik berkali-kali lipat .
"Saat LDL diserap oleh penggunaan statin, trigliserida muncul sebagai faktor risiko baru lemak darah," ungkap Dr. Jerome Cohen dari St. Louis University School of Medicine di Missouri.
Ia mengatakan studi tersebut memperlihatkan peningkatan dramatis jumlah orang Amerika bertubuh gemuk mungkin membantu dalam menjelaskan peningkatan itu.
Sementara itu Dr. Irene Katzan dari Cleveland Clinic di Ohio mengatakan hasil riset itu dan yang lain mencerminkan adanya peningkatan perhatian pada pengendalian masalah trigliserida. "Akhirnya lemak (trigliserida) itu mendapat perhatian yang semestinya," katanya.
"Kacang Yunani" Antikanker dan Sehatkan Jantung
"Kacang Yunani" Antikanker dan Sehatkan Jantung
Di balik kelezatan dan aroma sedap almond, terdapat zat-zat gizi yang menyehatkan. Asam lemak tak jenuh yang dikandungnya, mengurangi risiko gangguan jantung, hipertensi, dan stroke. Seratnya dapat mencegah kanker usus besar. Bahan makanan ini kaya protein, vitamin, dan mineral yang sangat berguna bagi kesehatan.
Masyarakat dewasa ini sangat banyak yang menghindari konsumsi lemak karena berkonotasi dengan timbulnya obesitas dan berbagai penyakit degeneratif. Ketakutan yang berlebihan terhadap lemak, mengakibatkan sebagian masyarakat bersikap fobia terhadap zat gizi tersebut. Bagaimanapun, lemak tetap dibutuhkan tubuh sebagai sumber energi dan pelarut berbagai vitamin (A, D, E, dan K).
Pengetahuan masyarakat tentang lemak harus ditingkatkan agar kita bisa membedakan antara lemak nabati dan lemak hewani. Tidak seperti lemak hewani, lemak nabati sedikit kadar lemak jenuh, tetapi tinggi lemak tidak jenuh yang justru baik bagi kesehatan. Contoh bahan pangan sumber lemak nabati adalah nut dan kacang-kacangan.
Jenis nut yang populer saat ini adalah almond. Hingga saat ini, masyarakat awam sering menyebut almond sebagai kacang. Sesungguhnya almond bukanlah kacang (leguminosa), tetapi merupakan biji pohon almond, sehingga lebih dikenal dengan istilah tree nut.
Pohon almond masih satu famili dengan pohon peach, ceri, dan aprikot. Termasuk ke dalam kelompok nut tersebut adalah almond, hazelnut, macadamia, pecan, dan walnut. Sementara peanut (kacang tanah) tergolong kelompok kacang.
Dalam sejarahnya, kepopuleran almond tidak hanya bertumpu pada kelezatan cita rasa dan flavornya yang unik, tetapi juga didukung oleh bukti-bukti ilmiah tentang manfaatnya bagi kesehatan masyarakat.
Dua Jenis
Almond diduga berasal dari Asia Barat dan Afrika Utara. Orang Romawi menyebut almond sebagai ”kacang yunani” karena orang Yunani yang pertama kali menanamnya. Kini, tanaman almond banyak tumbuh di sekitar Laut Mediterania, termasuk Spanyol, Italia, Portugal, dan Maroko. Di Amerika Serikat, almond banyak tumbuh di daerah California.
Secara umum, almond dibedakan atas dua kategori, yaitu almond manis (Prunus amygdalu var. dulcis) dan almond pahit (Prunus amygdalu var. amara). Almond manis lebih banyak dikonsumsi karena rasanya yang enak, sedangkan almond pahit merupakan bahan baku pembuatan minyak dan aroma almond.
Di pasaran, almond dijual dalam dua bentuk utama, yaitu mentah dan sudah dipanggang. Almond yang baik adalah yang bijinya masih utuh, beraroma kacang, dan berasa manis. Almond yang tengik dan berbau menunjukkan kualitas yang rendah.
Pembuangan kulit almond dapat dilakukan dengan cara merendam biji dalam air beberapa menit saja. Pemotongan atau penghancuran almond dapat dilakukan dengan menggunakan blender kering. Pemanggangan almond di tingkat rumah tangga dapat dilakukan dengan oven microwave pada suhu sekitar 71 – 77oC selama 15-20 menit. Sebaiknya tidak menggunakan panas yang tinggi agar tidak merusak komponen lemak yang justru dibutuhkan untuk kesehatan.
Dewasa ini almond banyak ditambahkan ke dalam berbagai produk pangan dengan tujuan untuk: (1) meningkatkan cita rasa, tekstur, dan daya tarik, serta (2) memperbaiki komposisi gizi, sehingga lebih menyehatkan.
Produk yang biasa ditambah almond adalah: hot and cold cereals, aneka snack, yoghurt beku, muffins, salad, pancake, roti, es krim, cokelat manis, serta berbagai jenis minuman.
MUFA
Almond sangat sedikit mengandung asam lemak jenuh, tetapi sebaliknya kaya akan asam lemak tidak jenuh (unsaturated fat), khususnya asam lemak tidak jenuh tunggal (monounsaturated fatty acid = MUFA), serta didukung oleh vitamin, mineral, dan serat pangan yang memadai. Komposisi lemak yang demikian sangat baik bagi penurunan kadar kolesterol yang secara langsung akan mencegah aterosklerosis dan semua dampak buruknya, seperti penyakit jantung, hipertensi, dan stroke.
Banyak penelitian telah membuktikan bahwa MUFA yang merupakan asam lemak dominan pada almond dapat menurunkan kadar kolesterol total dan LDL (kolesterol jahat), tetapi tidak mengubah posisi HDL (kolesterol baik) walaupun konsumsi lemak dari makanan cukup tinggi. Dengan demikian, rasio HDL terhadap LDL tetap tinggi, sehingga menurunkan risiko terkena penyakit jantung.
Konsumsi almond dalam jumlah wajar ternyata tidak berdampak kepada kenaikan berat badan, sehingga baik untuk dikonsumsi oleh semua orang, termasuk yang overweight dan obesitas. Suatu hasil penelitian yang dimuat pada International Journal of Obesity and Related Metabolic Disorder edisi November 2003, menunjukkan bahwa diet yang diperkaya almond lebih dapat membantu orang obesitas untuk mengurangi berat badan, ketimbang diet rendah kalori dan tinggi karbohidrat kompleks.
Konsumsi satu takaran saji almond (20-25 biji) akan menghasilkan 15 gram lemak, lebih dari 90 persen merupakan asam lemak tidak jenuh. Dari total asam lemak tidak jenuh yang terkandung pada almond, 70 persen di antaranya adalah MUFA.
The American Heart Association merekomendasikan agar sumbangan energi yang berasal dari lemak tidak lebih dari 30 persen, dengan rincian 10 persen berasal dari lemak jenuh, 10 persen lemak tidak jenuh tunggal (MUFA), dan 10 persen lemak tidak jenuh ganda (PUFA). Penelitian Dr. Paul Davis dari the University of California-Davis, menunjukkan bahwa kandungan MUFA pada biji almond sangat potensial untuk mengurangi risiko terjadinya kanker kolon.
Penelitian Jenkins dkk. (2002) menunjukkan bahwa pria dan wanita yang mengonsumsi 1 ounce atau 28,35 gram almond (sekitar satu genggam yang setara dengan 23 biji) setiap hari selama satu bulan, mampu menurunkan kadar LDL sebanyak 4 persen dari kondisi sebelumnya. Penurunan sebanyak 9,4 persen akan terjadi jika konsumsinya ditingkatkan menjadi dua genggam per hari. Uniknya, konsumsi almond sebanyak itu setiap hari ternyata mampu mempertahankan berat badan para sukarelawan.
Sabate dkk. (2003) pernah melakukan penelitian pada manusia dengan menggunakan tiga level penambahan almond ke dalam dietnya, yaitu 0 persen, 10 persen, dan 20 persen dari total konsumsi energi. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa dibandingkan diet rendah almond, penambahan almond hingga level 20 persen total energi, secara nyata mampu menurunkan kadar kolesterol total, kadar LDL, serta rasio LDL terhadap HDL. Dibandingkan kondisi sebelumnya, diet tinggi almond mengakibatkan penurunan kolesterol total dan LDL masing-masing sebesar 7 dan 9 persen.
Hasil meta-analisis dari tujuh studi klinis tentang pengaruh konsumsi almond terhadap kolesterol total, kolesterol LDL, HDL, dan trigliserida menunjukkan bahwa konsumsi satu ounce almond sehari sebagai pola makan sehat mampu menurunkan kolesterol total dan kolesterol LDL masing-masing sebesar 4 dan 5 persen, sehingga menurunkan risiko penyakit jantung (Fulgoni, 2002). @