Friday, March 21, 2025

Dzikir

 Nasehat Syekh Abdul Qodir Al-Jailani tentang Dzikir

Syekh Abdul Qodir Al-Jailani dalam Futuh Al-Ghaib dan Al-Fath Ar-Rabbani sering menekankan pentingnya dzikir sebagai jalan menuju makrifat kepada Allah. Salah satu nasehat beliau:

"Janganlah lidahmu berhenti berdzikir, baik dalam keadaan lapang maupun sempit. Sesungguhnya dzikir adalah cahaya hati dan kekuatan ruh. Jika engkau ingin hatimu hidup, maka sibukkan ia dengan dzikir kepada Allah."

Beliau juga mengajarkan dzikir Laa ilaaha illallah sebagai dzikir tauhid tertinggi, yang harus dihayati dengan penuh kesadaran, bukan sekadar diucapkan. Selain itu, beliau menekankan pentingnya istighfar, shalawat kepada Nabi, dan Asmaul Husna untuk membersihkan hati dan mendekatkan diri kepada Allah.

Nasehat Ibnu Atha'illah As-Sakandari tentang Dzikir

Ibnu Atha'illah dalam Al-Hikam menekankan bahwa dzikir sejati bukan hanya pada lisan, tetapi juga dalam hati dan perbuatan. Beliau berkata:

"Janganlah engkau meninggalkan dzikir karena hatimu tidak hadir bersama Allah ketika berdzikir. Sebab, kelalaianmu dalam berdzikir lebih buruk daripada kelalaianmu dalam keadaan berdzikir."

Artinya, meskipun seseorang merasa kurang khusyuk saat berdzikir, tetaplah berdzikir karena lama-kelamaan hati akan terbuka dan merasakan kehadiran Allah.

Beliau juga mengajarkan dzikir "Allah, Allah" secara terus-menerus untuk menyadarkan hati akan kehadiran-Nya. Selain itu, beliau menganjurkan dzikir Hasbunallah wa ni'mal wakil dalam menghadapi kesulitan dan Subhanallah wa bihamdih untuk mensucikan hati.

Kesimpulan:

Baik Syekh Abdul Qodir Al-Jailani maupun Ibnu Atha'illah As-Sakandari menekankan bahwa dzikir bukan sekadar bacaan lisan, tetapi jalan menuju kesadaran hati kepada Allah. Dzikir yang dianjurkan meliputi:

  1. Laa ilaaha illallah – untuk tauhid dan pembersihan hati.
  2. Astaghfirullah – untuk memohon ampunan.
  3. Shalawat Nabi – untuk mendapatkan syafaat dan cinta Rasulullah.
  4. Allah, Allah – untuk menghadirkan kesadaran akan Allah.
  5. Hasbunallah wa ni'mal wakil – untuk berserah diri kepada Allah.
  6. Subhanallah wa bihamdih – untuk mensucikan hati.

Dzikir yang dilakukan dengan istiqamah dan penuh kesadaran akan membawa seseorang kepada ketenangan, cahaya hati, dan kedekatan dengan Allah.

No comments: