Wednesday, October 8, 2025

Ketika Ruh Orang Mukmin Dijemput Malaikat.

 



“Ketika Ruh Orang Mukmin Dijemput Malaikat”

Oleh: M. Djoko Ekasanu



Al-Faqih meriwayatkan dengan sanadnya dari Barrak ‘Azib, katanya: Kami bersama Rasulullah  mengiring mayit sahabat Anshar, setelah sampai di kubur beliau duduk dan kamipun duduk di sekitarnya diam sepertinya ada burung di atas kepala kami, kemudian beliau mengangkat kepala seraya bersabda: “Berlindunglah kalian kepada Allah dari siksa kubur, diulang sampai dua-tiga kali”, lalu sabdanya pula: “Bahwasanya orang mukmin ketika akan mati, didatangi malaikat yang wajahnya putih seperti matahari, mereka duduk di depannya sambil memegang kafan sorga, tidak lama kemudian datang pula malaikat maut duduk di sebelahnya, menyeru kepadanya: “Hai jiwa yang tenang keluarlah menuju ampunan dan keridaan Allah (kata Nabi  lalu rohnya mengalir keluar seperti tetesan air, ia diterima dan dimasukkan kafan, kemudian dibawa keluar baunya harum seperti minyak kasturi, selanjutnya dibawa naik. Setiap melewati kumpulan para malaikat, mereka bertanya: ”Ruh siapakah yang harum ini? Dijawab, ruhnya fulan bin fulan, demikian itu hingga ke langit, penghuninya menyambut baik kedatangan ruh tersebut. Setiap menaiki jenjangnya malaikatul Murqarabun mengantarkan, hingga langit ke tujuh, Allah berfirman: “Tulislah ketentuannya di sorga ‘Illiyyin!”. Lalu dikembalikan ke bumi, karena dari sanalah Kami ciptakan, dan ke dalamnya Kami pulangkan, pada saat akan Kami bangkitkan. Maka bergabung lagi ruh tersebut dengan jasadnya di dalam kubur, tidak lama kemudian datanglah malaikat (Munkar-Nakir) seraya bertanya: “Siapa Tuhanmu? Jawabnya Allah Tuhanku, Apa agamamu? Jawabnya: “Islam agamaku, Bagaimana tanggapanmu terhadap orang yang diutus di tengah-tengah kamu? Jawabnya: “Beliau utusan Allah, Dari mana pengetahuan itu? Aku belajar kitab Allah, iman kepadanya dan membenarkannya. Maka datanglah panggilan: “Betul hambaku berikan kepadanya hamparan dan pakaian sorga, dan bukakan pintu yang menuju sorga, agar bau dan hawanya ia nikmati, lapangkan kuburnya sejauh mata memandang, lalu datanglah seorang bagus atau tampan dan harum baunya seraya berkata: “Terimalah khabar gembira yang dulu dijanjikan Tuhan”, (Mayit) bertanya: “Siapa sebenarnya kamu itu? Jawabnya: “Aku ini adalah (jelmaan) amalmu yang baik dulu”. Kemudian katanya: “Ya Allah, segerakan hari Kiamat, agar aku dengan cepat dapat berkumpul bersama-sama keluarga dan sahabat-sahabatku”. 



Ringkasan Redaksi Asli Hadis

Al-Faqih meriwayatkan dari Barra’ bin ‘Azib r.a., bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:

“Ketika seorang mukmin menjelang ajalnya, datanglah malaikat dengan wajah putih bersinar seperti matahari, membawa kafan dari surga dan duduk di dekatnya. Lalu malaikat maut berkata: ‘Wahai jiwa yang tenang, keluarlah menuju ampunan dan keridaan Allah!’ Maka keluarlah ruhnya dengan lembut seperti tetesan air. Ruh itu dibawa naik dengan harum kasturi hingga ke langit ke tujuh, dan Allah berfirman: ‘Tulislah namanya di ‘Illiyyin.’ Setelah itu ruh dikembalikan ke jasadnya untuk menjawab pertanyaan Munkar dan Nakir. Kuburnya dilapangkan sejauh mata memandang, dan dibukakan pintu surga untuknya.”


Maksud Hadis

Hadis ini menjelaskan kemuliaan akhir kehidupan bagi orang mukmin sejati, yakni mereka yang hidupnya beriman, beramal saleh, dan selalu mengingat Allah. Ruh yang tenang itu disambut oleh para malaikat dengan kelembutan, wangi surga, dan janji kedamaian abadi.

Sebaliknya, hadis ini juga menjadi peringatan keras bagi mereka yang lalai, karena keadaan sebaliknya menimpa ruh orang kafir dan munafik — penuh ketakutan, kesempitan, dan kegelapan.


Hakikat dan Tafsir Maknawi

Hakikat dari hadis ini menunjukkan bahwa:

  1. Kematian bukan akhir, melainkan pintu menuju kehidupan yang hakiki.
  2. Ruh orang mukmin tidak mati, tetapi berpindah ke alam yang lebih mulia — alam barzakh.
  3. Pertemuan dengan malaikat dan pertanyaan di kubur adalah tahapan keadilan Ilahi, tempat pertama kali amal seseorang diuji.

Tafsir para ulama menegaskan bahwa peristiwa ini adalah bagian dari rahmat Allah kepada hamba-Nya yang beriman. Dalam QS. Al-Fajr [89]: 27–30 Allah berfirman:

"Yā ayyatuhan-nafsul-muṭma'innah, irji‘ī ilā rabbiki rāḍiyatan marḍiyyah, fadkhulī fī ‘ibādī, wadkhulī jannatī."
“Wahai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridai-Nya. Maka masuklah ke dalam golongan hamba-hamba-Ku, dan masuklah ke dalam surga-Ku.”


Makna dari Judul

“Ketika Ruh Orang Mukmin Dijemput Malaikat” mengandung makna bahwa setiap manusia akan mengalami detik perpisahan, namun bagi orang yang beriman, perpisahan itu bukan penderitaan, melainkan perayaan kembalinya jiwa kepada Kekasih Sejati — Allah.


Tujuan dan Manfaat

  1. Menumbuhkan rasa cinta kepada Allah dan kerinduan kepada pertemuan dengan-Nya.
  2. Mengingatkan manusia agar memperbaiki amal sebelum ajal datang.
  3. Memberikan penghiburan bagi keluarga mukmin bahwa kematian bukan kehancuran, melainkan kemuliaan.

Latar Belakang Masalah di Zamannya

Pada masa Rasulullah ﷺ, sebagian sahabat masih merasa takut dan bingung menghadapi kematian. Maka Rasulullah menenangkan mereka dengan penjelasan ini — bahwa kematian orang beriman adalah peristiwa indah yang penuh cahaya dan rahmat, bukan azab.


Intisari Masalah

Hadis ini menegaskan:

  • Ruh orang mukmin diperlakukan dengan lembut oleh malaikat.
  • Pertanyaan kubur merupakan awal dari pembalasan amal.
  • Kubur mukmin menjadi taman dari taman-taman surga.

Sebab Terjadinya Masalah

Ketakutan manusia terhadap kematian timbul karena jauh dari iman dan amal baik. Orang yang lalai dari zikir, salat, dan amal saleh tidak siap untuk “dijemput” oleh malaikat dengan wajah bercahaya.


Dalil Pendukung (Qur’an dan Hadis)

  1. QS. Al-Waqi‘ah [56]: 88–89

    “Adapun jika dia termasuk orang yang didekatkan (kepada Allah), maka baginya ketenteraman dan rezeki yang baik serta surga penuh kenikmatan.”

  2. Hadis Riwayat Muslim:

    “Kubur itu bisa menjadi taman surga atau jurang neraka.”


Analisis dan Argumentasi

Hadis ini memperlihatkan keteraturan spiritual dalam proses kematian: malaikat datang, ruh dipanggil, dicatat di ‘Illiyyin, lalu dikembalikan untuk ujian kubur. Semua itu menunjukkan bahwa tidak ada yang kebetulan dalam kematian seorang mukmin, melainkan skenario penuh kasih dari Allah.


Relevansi Saat Ini

Di zaman modern, banyak orang takut mati karena terikat pada dunia — harta, jabatan, dan popularitas. Padahal, kematian adalah kepulangan ruh kepada asalnya. Membaca hadis ini seharusnya mengingatkan umat untuk:

  • Lebih banyak berzikir dan bertafakur.
  • Menata amal, bukan menimbun harta.
  • Menyambut kematian dengan kesiapan rohani, bukan dengan ketakutan.

Hikmah

  1. Kematian mukmin adalah titik kemenangan spiritual.
  2. Ruh yang tenang adalah hasil dari hati yang bersih dan ikhlas.
  3. Setiap amal baik akan menjelma teman di alam kubur.

Muhasabah dan Caranya

  • Setiap malam sebelum tidur, tanyakan pada diri: “Jika aku mati malam ini, siapkah aku bertemu Allah?”
  • Perbanyak dzikir dan istighfar, karena itu menenangkan ruh.
  • Perbaiki hubungan dengan sesama, agar hati tidak berat saat berpulang.
  • Sedekahkan amal atas nama diri sendiri sebelum ajal menjemput.

Doa

Allāhumma hawwin ‘alainā fī sakarātil-maut, waj‘al qabrana rawḍatan min riyāḍil-jannah, wa lā taj‘alhu ḥufratan min ḥufarin-nār.
“Ya Allah, mudahkanlah kami dalam sakaratul maut, jadikanlah kubur kami taman dari taman-taman surga, dan jangan jadikan lubang dari lubang neraka.”


Nasehat Para Arif Billah

  • Hasan al-Bashri: “Dunia ini hanyalah jembatan; janganlah engkau membangun rumah di atas jembatan.”
  • Rabi‘ah al-Adawiyah: “Aku mencintai-Mu bukan karena takut neraka atau mengharap surga, tapi karena Engkau layak dicintai.”
  • Abu Yazid al-Bistami: “Mati sebelum mati, maka engkau akan hidup selamanya.”
  • Junaid al-Baghdadi: “Kematian adalah hijrah dari kelalaian menuju penyaksian.”
  • Al-Hallaj: “Kematian bagi pecinta adalah saat pertemuan.”
  • Imam al-Ghazali: “Kematian adalah pintu menuju hakikat yang tak lagi ditutupi tirai dunia.”
  • Syekh Abdul Qadir al-Jailani: “Jadilah hamba yang mati sebelum mati; matikan hawa nafsumu sebelum jasadmu dimatikan.”
  • Jalaluddin Rumi: “Jangan menangis saat aku mati, karena aku baru saja dilahirkan untuk kehidupan sejati.”
  • Ibnu ‘Arabi: “Kematian hanyalah perjalanan cinta menuju Sang Kekasih.”
  • Ahmad al-Tijani: “Orang yang mengenal Allah tidak takut mati, karena ia tahu kemana ia akan pulang.”

Daftar Pustaka

  1. Tanbihul Ghafilin – Al-Faqih Abu Laits As-Samarqandi
  2. Ihya’ Ulumiddin – Imam Al-Ghazali
  3. Al-Futuhat al-Makkiyah – Ibnu ‘Arabi
  4. Futuh al-Ghaib – Syekh Abdul Qadir al-Jailani
  5. Mathnawi – Jalaluddin Rumi
  6. Hilyatul Auliya – Abu Nu‘aim al-Isfahani
  7. Kitab al-Zuhd – Hasan al-Bashri
  8. Risalat al-Qusyairiyyah – Imam Al-Qusyairi

Ucapan Terima Kasih

Penulis mengucapkan terima kasih kepada para guru ruhani, para ulama, dan pembaca yang senantiasa haus akan ilmu dan dzikir. Semoga tulisan ini menjadi tazkirah — pengingat bagi hati yang lalai, dan penuntun bagi ruh yang mencari jalan pulang kepada Allah.


🕊️ Akhirul Kalam
Setiap napas adalah langkah menuju kematian, dan setiap kematian adalah langkah menuju Allah.
Maka, persiapkanlah langkah itu dengan cahaya iman dan amal saleh.



Pas Jiwa Orang Beriman Dijemput Malaikat


Oleh: M. Djoko Ekasanu


Jadi gini, Al-Faqih ngeriwayatkan dari Barra' bin 'Azib, ceritanya: Waktu itu kami lagi sama Rasulullah 🕊️ ngiringin jenazah seorang sahabat Anshar. Pas sampe di kuburan, beliau duduk dan kami pun ikut duduk di sekelilingnya, hening banget sampai kayak ada burung yang lagi bertengger di atas kepala kita. Tiba-tiba beliau angkat kepala dan bilang, “Minta perlindunganlah kalian ke Allah dari siksa kubur,” – diulang sampe dua-tiga kali, serius banget. Terus beliau cerita lebih lanjut:


“Soalnya, pas orang beriman udah mau pass away, datanglah malaikat yang mukanya putih bersinar kayak matahari. Mereka bawa kafan dari surga dan duduk di deketnya. Trus, datanglah Malaikat Maut yang duduk di sampingnya dan ngomong: ‘Hai jiwa yang tenang, keluarlah menuju ampunan dan keridhaan Allah.’ (Kata Nabi 🕊️), terus rohnya keluar dengan lembut kayak tetesan air. Langsung deh roh itu diambil, dibungkus pake kafan surga, dan dibawa naik. Wanginya semerbak banget, kayak minyak kasturi terbaik.


Setiap lewat gerombolan malaikat, mereka pasti nanya: ‘Ruh siapa nih yang wanginya semerbak gini?’ Dijawab, ‘Ini ruhnya si Fulan bin Fulan.’ Begitu seterusnya sampe ke langit ketujuh. Penghuni langit pada nyambut baik kedatangan roh ini. Allah pun berfirman: ‘Tulisin namanya di ‘Illiyyin!’ (tempat catatan para elit surga). Abis itu, rohnya dikembaliin ke bumi – soalnya dari situlah Kita ciptakan, dan ke situ pula Kita balikin, dan nanti dari situ juga Kita bangkitin lagi.


Nah, roh itu akhirnya balik lagi ke jasadnya di kuburan. Ga lama kemudian, datanglah malaikat (Munkar dan Nakir) yang nanya: ‘Siapa Tuhan lo?’ Dia jawab: ‘Allah Tuhanku.’ ‘Agama lo apa?’ Jawabnya: ‘Islam.’ ‘Gimana pendapat lo soal orang yang diutus di tengah-tengah kalian?’ Dia jawab: ‘Dia itu utusan Allah.’ ‘Dari mana lo tau?’ ‘Aku baca Kitab Allah, aku percaya dan aku buktiin kebenarannya.’


Langsung ada suara panggilan: ‘Bener banget kata hamba-Ku. Kasih dia hamparan dan pakaian dari surga, bukain pintu yang nuju ke surga biar dia dapet wewangian dan suasana surga, lapangin kuburnya sejauh mata memandang.’ Trus, datanglah seseorang yang ganteng/cantik dan wanginya enak banget, ngomong: ‘Terima kabar gembira ya, ini yang dijanjiin Tuhan buat lo.’ Si mayit nanya: ‘Lo siapa sebenernya?’ Dia jawab: ‘Gue adalah perwujudan dari amal baik yang dulu sering lo lakuin.’ Akhirnya si mayit bilang: ‘Ya Allah, cepatin hari Kiamat dong, biar aku cepet ketemu lagi sama keluarga dan teman-teman.’


---


Ringkasan Versi Original Haditsnya


Intinya, Rasulullah 🕊️ bilang: Pas orang beriman mau close account, malaikat dateng dengan vibe yang positif banget, bawa kafan premium dari surga. Malaikat Maut ngajak rohnya keluar dengan kalimat yang menenangkan. Rohnya diajak road trip ke langit ketujuh, direstui Allah buat dicatet di ‘Illiyyin, terus balik ke bumi buat ngerjain ‘ujian kubur’. Kuburnya jadi cozy banget, dan dia dikasih preview surga.


Maksud Hadits


Intinya, hadits ini kasih gambaran how a good ending looks like buat orang yang hidupnya penuh iman dan amal shaleh. Prosesnya damai, dihormatin malaikat, dan endingnya bahagia. Tapi ini juga sekaligus warning buat yang masih nyantai-nyantai aja, soalnya buat yang lain, scenario-nya bisa beda total – horor mode.


Hakikat & Makna Deep-nya


Intinya:


· Meninggal itu bukan the end, tapi gerbang menuju life yang sebenernya.

· Roh orang beriman itu naik kelas, pindah ke alam yang lebih high-definition (alam barzakh).

· Sesimpel apapun, pertanyaan di kubur itu adalah ujian pertama yang nentuin nasib lo.


Para ulama bilang, ini semua adalah bukti grace dan kasih sayang Allah ke hamba-Nya yang setia. Seperti dalam QS. Al-Fajr [89]: 27-30, Allah bilang: "Yā ayyatuhan-nafsul-muṭma'innah,irji‘ī ilā rabbiki rāḍiyatan marḍiyyah, fadkhulī fī ‘ibādī, wadkhulī jannatī." (“Wahai jiwa yang tenang,kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridai-Nya. Maka masuklah ke dalam golongan hamba-hamba-Ku, dan masuklah ke dalam surga-Ku.”)


Arti Judulnya


“Pas Jiwa Orang Beriman Dijemput Malaikat” artinya, setiap orang pasti akan ngalamin momen perpisahan. Tapi buat orang beriman, ini kayak homecoming party – perayaan pulangnya jiwa ke Sang Cinta Sejati, Allah.


Tujuan & Manfaatnya


· Biar kita cinta banget sama Allah dan ruaangen banget ketemu Dia.

· Ngingetin kita buat upgrade amal kita before the time runs out.

· Jadi penghiburan buat keluarga yang ditinggal, bahwa kematian itu bukan akhir yang sad, tapi awal dari kemuliaan.


Konteks Zaman Dulu


Dulu, banyak sahabat yang masih takut dan bingung ngadepin kematian. Rasulullah 🕊️ kasih penjelasan ini buat ngenyakinin mereka bahwa buat orang beriman, mati itu adalah momen indah penuh cahaya dan kasih sayang, bukan sesuatu yang misterious dan ngeri.


Inti Masalahnya


Hadits ini ngejelasin:


· Roh orang beriman diperlakukan dengan baik dan hormat sama malaikat.

· Ujian kubur itu real dan itu awal dari judgment day.

· Kubur orang beriman itu kayak taman surga.


Penyebab Masalahnya


Rasa takut mati itu muncul biasanya karena kita jarang ngobrol sama Allah, jarang sholat yang khusyuk, dan amal kita masih dikit. Yang hobinya nunda-nunda ibadah, ya pasti ga siap mental kalo tiba-tiba dijemput.


Dalil Pendukung (Al-Qur'an & Hadits)


· QS. Al-Waqi'ah [56]: 88-89: “Adapun jika dia termasuk orang yang didekatkan (kepada Allah), maka baginya ketenteraman dan rezeki yang baik serta surga penuh kenikmatan.”

· Hadits Riwayat Muslim: “Kubur itu bisa jadi taman dari taman-taman surga, atau lubang dari lubang-lubang neraka.”


Analisis & Argumen


Proses kematian orang beriman ini sangat terstruktur dan penuh makna. Dari mulai dijempt malaikat, rohnya dijemput dengan lembut, diajak touring ke langit, sampe balik buat ujian. Ini nunjukkin bahwa semuanya udah diatur sama Allah dengan sangat detail dan penuh cinta. Ga ada yang random.


Relevansi Buat Kita Sekarang


Di zaman yang serba cepat dan materialistis ini, orang takut mati karena terlalu sibuk ngejar karir, harta, dan followers. Padahal, mati itu cuma pulang ke asal. Baca hadits ini harusnya bikin kita mikir buat:


· Lebih sering me-time sama Allah (dzikir dan tafakur).

· Fokus nata amal, bukan cuma nimbun harta.

· Nyambut kematian dengan hati yang udah siap, bukan takut.


Hikmahnya


· Kematian orang beriman adalah kemenangan spiritual.

· Jiwa yang tenang adalah hasil dari hati yang bersih dan ikhlas.

· Setiap amal baik kita nanti akan ‘hidup’ lagi dan jadi temen kita di alam kubur.


Muhasabah Diri & Caranya


· Sebelum tidur, tanya diri sendiri: “Kalo gue meninggal malam ini, udah siap belum ketemu Allah?”

· Perbanyak dzikir dan minta ampun, biar hati adem.

· Baikin hubungan sama orang lain, jangan sampe bawa beban pas mau pulang.

· Rutin sedekah atas nama sendiri, investasi buat akhirat.


Doa


Allāhumma hawwin ‘alainā fī sakarātil-maut, waj‘al qabrana rawḍatan min riyāḍil-jannah, wa lā taj‘alhu ḥufratan min ḥufarin-nār. “Ya Allah,mudahkanlah kami dalam sakaratul maut, jadikanlah kubur kami taman dari taman-taman surga, dan jangan jadikan lubang dari lubang neraka.”


Kata-Kata Motivasi Para Sufi


· Hasan al-Bashri: “Dunia ini cuma jembatan; janganlah lo bangun rumah di atas jembatan.”

· Rabi'ah al-Adawiyah: “Aku cinta Tuhan bukan karena takut neraka atau pengen surga, tapi karena Dia emang layak dicinta.”

· Abu Yazid al-Bistami: “Matiin egomu sebelum lo mati beneran, maka lo akan hidup selamanya.”

· Junaid al-Baghdadi: “Mati itu pindah dari dunia kelalaian ke dunia penyaksian (akan Allah).”

· Al-Hallaj: “Buat para pecinta, mati itu saatnya ketemuan.”

· Imam Al-Ghazali: “Mati itu pintu menuju realita yang selama ini ketutupan tirai dunia.”

· Syekh Abdul Qadir al-Jailani: “Jadilah hamba yang mati (egonya) sebelum mati (jasadnya); matikan hawa nafsumu sebelum lo dimatikan.”

· Jalaluddin Rumi: “Jangan nangis kalo aku mati, karena aku baru aja lahir ke kehidupan yang sebenernya.”

· Ibnu 'Arabi: “Mati cuma perjalanan cinta menuju Sang Kekasih.”

· Ahmad al-Tijani: “Orang yang kenal Allah ga takut mati, karena dia tau mau pulang ke mana.”


Daftar Pustaka (Tetap sama, soalnya ini kitab klasik)


· Tanbihul Ghafilin – Al-Faqih Abu Laits As-Samarqandi

· Ihya' Ulumiddin – Imam Al-Ghazali

· Al-Futuhat al-Makkiyah – Ibnu 'Arabi

· Futuh al-Ghaib – Syekh Abdul Qadir al-Jailani

· Mathnawi – Jalaluddin Rumi

· Hilyatul Auliya – Abu Nu'aim al-Isfahani

· Kitab al-Zuhd – Hasan al-Bashri

· Risalat al-Qusyairiyyah – Imam Al-Qusyairi


Ucapan Terima Kasih

Penulis ngucapin terima kasih buat semua guru, ulama, dan kalian para pembaca yang haus akan ilmu dan kedamaian. Semoga tulisan ini bisa jadi pengingat buat yang lagi lupa, dan pemandu buat jiwa-jiwa yang lagi cari jalan pulang ke Allah.

🕊️ Akhir Kata Setiap hembusan napas adalah langkah menuju pertemuan,dan setiap pertemuan dengan kematian adalah langkah menuju Allah. So,siapin langkah itu dengan cahaya iman dan amal yang solid.


---

No comments: