Monday, October 6, 2025

Aswaja Pewaris Generasi Salaf, Bukan Pengikut Ibnu Taimiyah dan Muhammad bin Abdul Wahab.



Aswaja Pewaris Generasi Salaf, Bukan Pengikut Ibnu Taimiyah dan Muhammad bin Abdul Wahab.

ثُمَّ إِنَّهُ حَدَثَ فِيْ عَامِ اَلْفٍ وَثَلَاثِمِائَةٍ وَثَلَاثِيْنَ أَحْزَابٌ مُتَنَوِّعَةٌ وَآرَاءٌ مُتَدَافِعَةٌ وَأَقْوَالٌ مُتَضَارِبَةٌ، وَرِجَالٌ مُتَجَاذِبَةٌ، فَمِنْهُمْ سَلَفِيُّوْنَ قَائِمُوْنَ عَلَى مَا عَلَيْهِ أَسْلَافُهُمْ مِنَ التَّمَذْهُبِ بِالْمَذْهَبِ الْمُعَيَّنِ وَالتَّمَسُّكِ بِالْكُتُبِ الْمُعْتَبَرَةِ الْمُتَدَاوِلَةِ، وَمَحَبَّةِ أَهْلِ الْبَيْتِ وَالْأَوْلِيَاءِ وَالصَّالِحِيْنَ، وَالتَّبَرُّكِ بِهِمْ أَحْيَاءً وَأَمْوَاتًا،
وَزِيَارَةِ الْقُبُوْرِ وَتَلْقِيْنِ الْمَيِّتِ وَالصَّدَقَةِ عَنْهُ وَاعْتِقَادِ الشَّفَاعَةِ وَنَفْعِ الدُّعَاءِ وَالتَّوَسُّلِ وَغَيْرِ ذَلِكَ.

Kemudian pada tahun 1330 H timbul berbagai pendapat yang saling bertentangan, isu yang bertebaran dan pertikaian di kalangan para pemimpin. Diantara mereka ada yang berafiliasi pada kelompok Salafiyyin yang memegang teguh tradisi para tokoh pendahulu. Mereka bermadzhab kepada satu madzhab tertentu dan berpegang teguh kitab-kitab mu’tabar, kecintaan terhadap Ahlul Bait Nabi, para wali dan orang-orang salih. Selain itu juga tabarruk dengan mereka baik ketika masih hidup atau setelah wafat, ziarah kubur, mentalqin mayit, bersedekah untuk mayit, meyakini syafaat, manfaat doa dan tawassul serta lain sebagainya.


🕌 Aswaja Pewaris Generasi Salaf, Bukan Pengikut Ibnu Taimiyah dan Muhammad bin Abdul Wahab

oleh: M. Djoko Ekasanu


📰 Ringkasan Redaksi Asli

Imam besar abad ke-14 Hijriah menulis bahwa pada tahun 1330 H muncul berbagai kelompok dan pendapat saling bertentangan dalam tubuh umat Islam.
Namun di antara mereka ada yang tetap berpegang teguh pada jalan Salaf Shalih — para pendahulu umat ini yang lurus: mereka bermadzhab dengan salah satu madzhab yang mu‘tabar, mencintai Ahlul Bait Nabi, menghormati para wali dan ulama, melakukan ziarah kubur, tawassul, tabarruk, sedekah untuk mayit, serta meyakini syafaat.
Mereka inilah yang dikenal sebagai Ahlussunnah wal Jama‘ah (Aswaja) — pewaris sejati ajaran salaf, bukan pengikut paham baru seperti Ibnu Taimiyah atau Muhammad bin Abdul Wahhab.


📖 Maksud dan Hakikat Tulisan

Tulisan ini ingin menegaskan bahwa Aswaja adalah kelanjutan alami dari tradisi Salaf, bukan bentuk baru dari bid‘ah.
Sementara paham Wahabi–Taimiyah justru lahir jauh setelah masa salaf, membawa tafsir baru yang menolak tabarruk, tawassul, dan penghormatan terhadap ulama — padahal semua itu ada dalilnya dalam Qur’an, Hadis, dan amalan para sahabat.


🌿 Tafsir dan Makna Judul

  • “Pewaris Generasi Salaf” bermakna bahwa Aswaja menjaga mata rantai keilmuan dan spiritual dari Rasulullah ﷺ melalui para sahabat, tabi‘in, hingga para imam madzhab.
  • “Bukan Pengikut Ibnu Taimiyah dan Muhammad bin Abdul Wahhab” menunjukkan penegasan bahwa ajaran Aswaja tidak mengambil inspirasi dari gerakan puritan baru yang muncul di Najd (Arab) abad ke-12–13 H, yang sering kali menolak aspek ruhani dan tasawuf.

🎯 Tujuan dan Manfaat

  1. Meluruskan pemahaman umat agar tidak menganggap Aswaja sebagai “tradisi kuno”.
  2. Mengingatkan bahwa cinta kepada Ahlul Bait, ziarah kubur, dan tawassul bukanlah syirik, melainkan bagian dari warisan Islam klasik.
  3. Mendorong persatuan umat Islam dalam keberagaman madzhab.
  4. Menanamkan adab kepada ulama dan salihin sebagai jalan menuju Allah.

📜 Latar Belakang Masalah

Pada abad ke-13 H (1800-an M), muncul gerakan Wahabiyah di Jazirah Arab yang menolak banyak tradisi Islam yang telah hidup berabad-abad, seperti ziarah, tabarruk, dan maulid.
Gerakan ini diilhami oleh pemikiran Ibnu Taimiyah (w. 728 H) yang sering menafsirkan nas-nas secara literal.
Sementara umat Islam di wilayah Timur, termasuk Nusantara, mengikuti jalur ulama seperti Imam Syafi‘i, Imam Ghazali, dan Syekh Abdul Qadir al-Jailani yang menekankan keseimbangan antara syariat, akidah, dan tasawuf.


🧭 Intisari Masalah

Perbedaan muncul antara dua pandangan:

  • Aswaja: Menyambung sanad ilmu dari para salaf dengan pemahaman kontekstual dan tasawuf.
  • Wahabi: Mengklaim kembali ke Qur’an dan Sunnah secara tekstual tanpa sanad dan tanpa ruhani.

⚖️ Sebab Terjadinya Masalah

  1. Pemutusan sanad keilmuan dan tasawuf.
  2. Literalitas dalam memahami dalil.
  3. Ketiadaan bimbingan mursyid dalam memahami hakikat ibadah.
  4. Pengaruh politik kolonial dan reformasi Arab modern.

📚 Dalil Qur’an dan Hadis

  • QS. An-Nisa: 59
    “Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah, taatilah Rasul, dan ulil amri di antara kamu.”
    ➤ Ulil amri di sini termasuk ulama yang mewarisi ilmu salaf.

  • QS. Al-Maidah: 35
    “Carilah wasilah (jalan) kepada Allah.”
    ➤ Dasar bagi tawassul dan tabarruk.

  • Hadis Riwayat Muslim:
    “Sesungguhnya ulama adalah pewaris para nabi.”
    ➤ Aswaja menjaga warisan itu secara sanad dan amal.

  • Hadis Bukhari:
    “Aku melarang kalian menjadikan kuburanku sebagai berhala, tapi ziarahlah kepadanya, karena ziarah itu mengingatkan akhirat.”
    ➤ Ziarah kubur adalah ibadah, bukan syirik.


🧠 Analisis dan Argumentasi

Pemikiran Aswaja menekankan wasathiyyah — keseimbangan antara akal dan rasa.
Ibnu Taimiyah dan Muhammad bin Abdul Wahhab terlalu menonjolkan aspek rasional dan tekstual, hingga menolak pengalaman ruhani.
Padahal Islam bukan hanya hukum, tapi juga cinta, adab, dan dzikir.
Aswaja berdiri di tengah antara formalisme syariat dan ekstremisme puritan.


🕰️ Relevansi Saat Ini

Di era modern, banyak generasi muda terpapar tafsir agama hitam-putih di media sosial.
Tulisan ini mengingatkan pentingnya berislam dengan sanad, mengikuti para ulama yang lurus — bukan hanya ustadz viral tanpa guru.
Aswaja tetap relevan sebagai benteng akidah, moral, dan kebudayaan Islam Indonesia.


🌸 Hikmah

Barangsiapa menjaga hubungan dengan para ulama dan salihin, maka Allah menjaga imannya.
Aswaja adalah rumah besar bagi ummat, tempat bertemunya syariat, hakikat, dan makrifat.


🪞 Muhasabah dan Caranya

  • Tanya diri sendiri: apakah ibadahku karena Allah atau karena ego ingin benar sendiri?
  • Perbanyak membaca kitab klasik, bukan hanya potongan dakwah digital.
  • Ziarahi ulama dan orang saleh untuk mengambil berkah ilmu dan akhlak.
  • Jadikan cinta kepada Rasul dan Ahlul Bait sebagai ruh ibadah.

🤲 Doa

اللهم اجعلنا من أهل السنة والجماعة، واهدنا إلى طريق السلف الصالح، ونجنا من الفتن ما ظهر منها وما بطن، وارزقنا حبك وحب نبيك وحب أوليائك الصالحين.

“Ya Allah, jadikan kami termasuk golongan Ahlussunnah wal Jama‘ah, tunjukilah kami jalan salaf yang saleh, lindungilah kami dari fitnah yang tampak dan tersembunyi, serta karuniakan kami cinta-Mu, cinta Nabi-Mu, dan cinta para wali-Mu.”


💬 Nasehat Ulama Tasawuf

  • Hasan al-Bashri: “Ilmu tanpa amal adalah kegilaan, amal tanpa ikhlas adalah kesia-siaan.”
  • Rabi‘ah al-Adawiyah: “Aku beribadah bukan karena takut neraka, tapi karena cinta kepada Allah.”
  • Abu Yazid al-Bistami: “Siapa mengenal dirinya, ia mengenal Tuhannya.”
  • Junaid al-Baghdadi: “Tasawuf ialah mengambil akhlak yang mulia dan meninggalkan akhlak yang hina.”
  • Al-Hallaj: “Cinta sejati adalah fana dalam Kekasih.”
  • Imam al-Ghazali: “Barang siapa ingin mengenal Allah, kenalilah nafsunya.”
  • Syekh Abdul Qadir al-Jailani: “Tanda cinta kepada Allah adalah mengikuti sunnah Rasulullah.”
  • Jalaluddin Rumi: “Ketika cinta datang, segala huruf menjadi doa.”
  • Ibnu ‘Arabi: “Cahaya Allah memancar dalam setiap bentuk, hanya mata yang bersih yang bisa melihatnya.”
  • Ahmad al-Tijani: “Peganglah zikir, karena ia pintu menuju rahmat Allah.”

📖 Daftar Pustaka

  1. Abu Laits As-Samarqandi, Tanbihul Ghafilin
  2. Imam Al-Ghazali, Ihya’ Ulumiddin
  3. Syekh Abdul Qadir al-Jailani, Futuh al-Ghaib
  4. Ibnu Hajar al-Asqalani, Fathul Bari
  5. Al-Nawawi, Riyadhus Shalihin
  6. Ibnu ‘Arabi, Fushush al-Hikam
  7. Rumi, Matsnawi
  8. KH. Hasyim Asy‘ari, Risalah Ahlussunnah wal Jama‘ah
  9. KH. Ahmad Siddiq, Khittah Nahdliyyah

🙏 Ucapan Terima Kasih

Penulis menyampaikan terima kasih kepada para ulama, guru-guru tasawuf, dan para santri pewaris jalan salaf yang terus menjaga cahaya Ahlussunnah wal Jama‘ah di bumi Nusantara.
Semoga Allah memberkahi langkah mereka dan menjadikan tulisan ini amal jariyah bagi kita semua.
Aamiin.


🕌 Aswaja: Lanjutan Keren Para Salaf, Bukan Baru Ikut Ibnu Taimiyah & Muhammad bin Abdul Wahab


Oleh: M. Djoko Ekasanu


📰 Ringkasan Versi Santai

Jadi gini, ada ceritanya nih, di sekitar tahun 1330 H, umat Islam lagi rame-rame banget deh punya kelompok dan pendapat yang beda-beda, kadang malah bentrok. Tapi,di tengah keramaian itu, ada satu kelompok yang stay cool dan konsisten ngikutin jejak Salaf Shalih — generasi awal Islam yang polos dan lurus hati. Mereka ini:


· Pakai madzhab yang jelas dan diakui (seperti Madzhab Syafi'i).

· Cinta banget sama keluarga Nabi (Ahlul Bait).

· Hormat dan respect sama para wali dan ulama.

· Rajin ziarah kubur, tawassul, cari berkah (tabarruk).

· Ngasih sedekah buat yang udah meninggal.

· Percaya sama syafaat Nabi.


Nah, mereka inilah yang dikenal sebagai Ahlussunnah wal Jama‘ah (Aswaja) — penerus sejati generasi salaf, bukan pengikut paham baru kayak Ibnu Taimiyah atau Muhammad bin Abdul Wahhab.


🎯 Maksud & Inti Tulisan


Tulisan ini pengen ngejelasin bahwa Aswaja itu bukan tradisi kuno, melainkan penerus asli dari generasi salaf. Sementara paham Wahabi–Taimiyah itu justru baru muncul belakangan, dan bawa tafsir baru yang nolak praktik kayak cari berkah, tawassul, dan hormat ke ulama — padahal semuanya ada dalilnya di Qur'an, Hadis, dan dicontohin sama para sahabat.


🌿 Arti Judul Versi Gue

· "Pewaris Generasi Salaf" = Aswaja itu kayak generasi penerus yang menjaga "estafet ilmu" dari Rasulullah ﷺ, dilanjutin sama sahabat, tabi'in, sampai para imam madzhab. Think of it like "sanad" yang nyambung!

· "Bukan Pengikut Ibnu Taimiyah..." = Penegasan bahwa Aswaja nggak ngambil inspirasi dari gerakan puritan baru yang muncul di Arab abad 12-13 H, yang sering banget nolak aspek spiritual dan tasawuf.

🧭 Inti Masalahnya

Singkatnya, ada dua kubu nih:

· Aswaja: Ngejaga sanad ilmu dari salaf, pahamnya kontekstual, dan open banget sama tasawuf dan spiritualitas.

· Wahabi: Klaim "kembali ke Qur'an dan Sunnah" tapi cara bacanya tekstual banget, kurang perhatian sama sanad keilmuwan dan aspek rasa/ruhani.

📚 Dalil-Dalil Penting (Arti Tetap Bahasa Indonesia)

· QS. An-Nisa: 59

  · "Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah, taatilah Rasul, dan ulil amri di antara kamu."

  · ➤ Ulil amri di sini termasuk juga para ulama yang nerusin ilmu salaf.

· QS. Al-Maidah: 35

  · "Carilah wasilah (jalan) kepada Allah."

  · ➤ Ini jadi dasar buat tawassul dan tabarruk.

· Hadis Riwayat Muslim:

  · "Sesungguhnya ulama adalah pewaris para nabi."

  · ➤ Aswaja ngejaga warisan itu dengan sanad dan amalan nyata.

· Hadis Bukhari:

  · "Aku melarang kalian menjadikan kuburanku sebagai berhala, tapi ziarahlah kepadanya, karena ziarah itu mengingatkan akhirat."

  · ➤ Ziarah kubur itu ibadah yang dianjurin, bukan syirik.


🧠 Analisis Gue


Pemikiran Aswaja tuh nengah banget (wasathiyyah) — seimbang antara logika dan rasa. Sementara pemikiran Ibnu Taimiyah dan Muhammad bin Abdul Wahhab tuh kadang terlalu ngegas di rasio dan tekstual, sampe sering ngelewatkan pengalaman ruhani. Padahal, Islam tuh nggak cuma soal hukum doang, tapi juga tentang cinta, adab, dan dzikir. Aswaja tuh kayak rumah nyaman yang nampung semuanya dengan harmoni.


🕰️ Relevansi Buat Kita Sekarang


Di zaman now, di mana medsos rame sama konten agama yang hitam-putih, tulisan ini ngasih reminder: penting banget punya "sanad" atau guru yang jelas dalam beragama, ikutin ulama yang mumpuni — jangan cuma ikut-ikutan ustadz viral yang nggak jelas juntrungnya. Aswaja tetep relevan sebagai benteng buat akidah, moral, dan budaya Islam Indonesia.


🌸 Hikmah & Take Home Message


Siapa yang jaga hubungan baik sama para ulama dan orang-orang saleh, insya Allah imannya ikut terjaga. Aswaja tuh kayak rumah besar buat umat, tempat nyaman buat ketemunya syariat, hakikat, dan makrifat.


🪞 Muhasabah Diri Yuk


· Coba tanya hati: "Ibadah gue selama ini bener-bener karena Allah, atau karena ego pengen keliatan bener sendiri?"

· Perbanyak baca kitab klasik (kuningan), jangan cuma modal potongan video dakwah di medsos.

· Yuk, ziarah ke ulama atau orang saleh, ambil berkah ilmunya dan akhlaknya.

· Jadikan cinta kepada Rasulullah dan keluarganya sebagai jiwa dari setiap ibadah kita.


🤲 Doa Penutup


اللهم اجعلنا من أهل السنة والجماعة، واهدنا إلى طريق السلف الصالح، ونجنا من الفتن ما ظهر منها وما بطن، وارزقنا حبك وحب نبيك وحب أوليائك الصالحين.


"Ya Allah, jadikan kami termasuk golongan Ahlussunnah wal Jama‘ah, tunjukilah kami jalan salaf yang saleh, lindungilah kami dari fitnah yang tampak dan tersembunyi, serta karuniakan kami cinta-Mu, cinta Nabi-Mu, dan cinta para wali-Mu."


💬 Kata-Kata Motivasi Para Sufi


· Hasan al-Bashri: "Ilmu tanpa amal tuh kayak orang gila, amal tanpa ikhlas ya percuma aja."

· Rabi‘ah al-Adawiyah: "Gue ibadah bukan karena takut neraka, tapi karena cinta banget sama Allah."

· Jalaluddin Rumi: "Pas cinta datang, semua hal bisa jadi doa."

· Imam al-Ghazali: "Mau kenal Allah? Kenali dulu dirimu sendiri."


📖 Daftar Bacaan Lanjutan (Tetap Keren buat Dipelajari)


· Ihya' Ulumiddin - Imam Al-Ghazali

· Futuh al-Ghaib - Syekh Abdul Qadir al-Jailani

· Riyadhus Shalihin - Al-Nawawi

· Matsnawi - Rumi

· Risalah Ahlussunnah wal Jama‘ah - KH. Hasyim Asy‘ari


🙏 Ucapan Terima Kasih

Penulis ngucapin terima kasih sebesar-besarnya buat para ulama, guru-guru tasawuf, dan para santri yang tetep setia jaga "api" Aswaja di Nusantara. Semoga Allah berkahin setiap langkah kalian dan tulisan sederhana ini jadi amal jariyah buat kita semua. Aamiin!


No comments: