Wednesday, December 17, 2008

Kedelai, Lindungi Wanita dari Kanker Payudara

Kedelai, Lindungi Wanita dari Kanker Payudara

Rabu, 25 Maret 2009 | 16:01 WIB

BEIJING, KOMPAS.com — Satu studi baru di AS menunjukkan, perempuan yang mengonsumsi banyak kedelai saat kanak-kanak memiliki risiko jauh lebih rendah terserang kanker payudara saat berusia lanjut, demikian laporan media, Rabu.

Studi terdahulu menunjukkan hubungan antara konsumsi kedelai dan risiko kanker payudara. Temuan itu juga memperlihatkan konsumsi kedelai dalam takaran yang banyak berdampak mencegah dan memberi perlindungan paling kuat bila dikonsumsi sejak kanak-kanak.

Penelitian tersebut melibatkan hampir 1.600 perempuan Asia-Amerika, 600 di antara mereka menderita kanker payudara dan sisanya sehat.

Perempuan yang rutin mengonsumsi kedelai pada masa kanak-kanak—rata-rata sekali satu pekan atau lebih—memiliki risiko 58 persen lebih kecil terserang kanker payudara dibandingkan dengan perempuan yang sedikit mengonsumsi kedelai.

Sementara itu, konsumsi kedelai secara rutin pada masa dewasa berkaitan dengan penurunan 25 persen risiko kanker payudara.

Namun, para peneliti memperingatkan bahwa meskipun temuan tersebut positif, itu tak cukup untuk menyatakan peningkatan kedelai bagi makanan anak. Mereka menyerukan penelitian lebih lanjut.

"Ini adalah studi pertama untuk menilai konsumsi kedelai pada masa kanak-kanak dan risiko kanker payudara dan hasil yang satu ini tak cukup bagi pemberian saran kesehatan masyarakat," kata peneliti senior Dr Regina G Ziegler, dari Institut Kanker Nasional AS. "Temuan ini perlu ditiru melalui penelitian lebih lanjut."

Kedelai, Pencegah atau Pemicu Kanker?

Kedelai, Pencegah atau Pemicu Kanker?


KOMPAS.com — Sebenarnya masih banyak hal yang belum terungkap seputar manfaat kacang kedelai. Sejauh ini, bukti-bukti yang telah ditemukan kebanyakan memaparkan sisi-sisi positifnya.

Sebagai contoh, para wanita Jepang yang banyak menyantap makanan berbasis kedelai memiliki risiko yang sangat kecil terhadap kanker payudara: 20 persen saja dibanding wanita asal Amerika Serikat.

Selain itu, review terhadap 18 penelitian yang dilakukan di tahun 2006 dan diterbitkan di Journal of the National Cancer Institute memperlihatkan hubungan yang erat antara asupan kacang kedelai dengan menurunnya risiko terhadap kanker payudara.

Kacang kedelai mengandung isoflavon atau estrogen yang berasal dari tumbuhan, yang oleh sebagian peneliti dianggap bisa menurunkan risiko kanker payudara, karena bisa mengikat reseptor estrogen dalam tubuh menurun.

Kacang kedelai terbukti bisa memberikan perlindungan paling besar pada perempuan yang mengonsumsinya secara teratur sejak sebelum masa pubertas.

Jika Anda berkeinginan memperbanyak asupan kedelai dalam menu sehari-hari, pilihlah tahu, susu kedelai, dan edamame dalam bentuk utuh, ketimbang yang berupa makanan olahan. Selain itu, hindari suplemen mengandung kedelai, karena bisa mengandung isoflavon yang bisa berbahaya bagi kesehatan.

Narasumber: Andrew Weil, MD, pelopor di bidang kesehatan holistik, serta pendiri dan direktur dari Program Pengobatan Integratif di College of Medicine, University of Arizona.

Kacang untuk Jantung Sehat

Kacang untuk Jantung Sehat


KOMPAS.com - Kacang bukan hanya teman menonton bola. Banyak pakar kesehatan meyebut kacang sebagai makanan super. Kacang mengandung asam lemak tak jenuh dan berbagai nutrisi yang penting untuk kesehatan jantung. Makanan ini termasuk dalam santapan lezat yang sehat.

Jenis kacang apa yang dikonsumsi sebenarnya tak terlalu penting, meski kandungan nutrisi dan lemak pada kacang berbeda-beda tergantung jenisnya. Kacang kenari, almond, kacang hijau, kacang kulit, dan sebagainya, punya nutrisi komplit pada setiap butirnya.

Berbagai penelitian menunjukkan orang yang rutin makan kacang-kacangan memiliki kadar kolesterol jahat (LDL) yang rendah dalam darah. Kadar LDL yang tinggi menyumbang risiko tinggi pada penyakit jantung. Oleh karena itu, kemampuan kacang untuk menurunkan LDL sangat menguntungkan.

Selain mengurangi risiko penyumbatan pembuluh darah yang bisa memicu serangan jantung fatal, kacang juga meningkatkan kesehatan pembuluh arteri.

Kendati ada berbagai ragam dan jenis kacang, namun para ahli sepakat kacang pada dasarnya mengandung tiga kandungan yang penting untuk jantung berikut ini:

-Asam lemak tak jenuh
Kandungan lemak baik dalam kacang, baik asam lemak monounsaturated dan polyunsaturated mampu menurunkan kadar kolesterol jahat.

- Asam lemak omega-3
Kebanyakan kacang kaya akan asam lemak omega-3 yang efektif mencegah berbagai penyakit jantung. Selain pada kacang, omega-3 juga bisa kita dapatkan pada ikan.

- L-arginine
Kacang juga kaya l-arginine, senyawa yang membantu kesehatan dinding pembuluh darah dengan membuatnya lebih fleksibel dan tak gampang tersumbat.

- Serat
Seluruh jenis kacang-kacangan mengandung serat yang berguna untuk menurunkan kolesterol. Serat juga akan membuat kita lebih mudah merasa kenyang sehingga kita tak akan makan berlebihan.

- Vitamin E
Meski belum terlalu jelas namun para ahli menduga vitamin ini membantu perkembangan plak di arteri yang bisa menimbulkan penyempitan yang berujung pada rasa sakit di bagian dada atau serangan jantung.

- Sterol tumbuhan
Sterol tumbuhan (plant sterol) adalah senyawa organik yang efektif menurunkan kolesterol. Biasanya senyawa ini ditambahkan pada berbagai produk seperti margarin untuk menambahkan manfaat kesehatan.

Kacang, Sahabat Empedu

Kacang, Sahabat Empedu


shutterstock
Ilustrasi

Kompas.com - Tingginya kadar kolesterol tidak hanya dapat memicu terjadinya penyumbatan pada pembuluh darah, tapi juga bisa menyebabkan kelainan pada saluran empedu. Pengendapan kolesterol yang mengeras akan membentuk batu empedu, dan biasanya diikuti dengan peradangan serta menimbulkan rasa nyeri pada saluran empedu.

Para peneliti dari Harvard Medical School mengatakan, lemak baik seperti monosaturated dan polyunsaturated pada kacang mampu membantu kita untuk mengontrol kolesterol dalam darah, mencegah terjadinya batu empedu, dan mempercepat penyembuhan pada operasi kandung empedu. Dari 81.000 wanita yang dipantau selama 20 tahun, ditemukan 7.800 wanita telah menjalani operasi pengangkatan empedu yang disebabkan oleh batu empedu.

Tapi pada kelompok wanita yang mengkonsumsi 500 gram atau lebih kacang, selai kacang, atau kacang-kacangan sehat lain setiap minggunya, memiliki risiko menjalani operasi empedu 25 % lebih rendah dibandingkan wanita yang jarang atau tidak mengasup kacang. (Preventiononline/Astrid Anastasia)

Kacang-kacangan, Penurun Kolesterol

Kacang-kacangan, Penurun Kolesterol


Kompas.com - Kembali ke alam, begitulah ungkapan untuk memerangi naiknya kadar kolesterol. Peneliti dari Loma Linda University, Amerika Serikat, melaporkan, konsumsi kacang-kacangan efektif untuk menurunkan kadar kolesterol dalam darah.

Hasil analisa terhadap 25 penelitian yang melibatkan 600 orang menunjukkan, mengonsumsi kacang 67 gram (setara kantong kecil) setiap hari mampu menurunkan kadar kolesterol hingga 7,4 persen. Akan tetapi, para ahli tidak merekomendasikan konsumsi kacang yang diolah dengan gula atau garam.

Bukan cuma kadar kolesterol, ternyata kacang juga bermanfaat untuk mengurangi trigliserida, lemak darah, yang berkaitan dengan penyakit jantung. Manfaat kacang-kacangan ini lebih terasa pada mereka yang bobot tubuhnya tergolong gemuk.

Selain sebagai sumber serat dan protein nabati yang baik, peneliti belum bisa menjelaskan bagaimana mekanisme kacang dalam menurunkan kolesterol. Salah satu teori menyebutkan, kandungan fitosterol yang secara alami terdapat dalam kacang akan mencegah penyerapan kolesterol oleh tubuh.

Kacang-kacangan merupakan merupakan bahan makanan yang murah dan mudah di dapat. Buncing, kacang merah, kacang polong, atau kacang kedelai, bila diolah menjadi berbagai jenis makanan. Selain di buat sayur, kacang-kacangan juga nikmat bila disantap dengan cara direbus. Maka, tak ada alasan untuk meniadakan pangan ini dalam menu harian kita.

Mengenal Jenis Lemak Darah

s Lemak Darah


Shutterstock
Ilustrasi pembuluh darah

KOMPAS.com Kolesterol adalah sejenis lemak yang terdapat dalam aliran darah. Selain kolesterol, ada pula lipid (lemak darah) yang disebut trigliserida. Apa saja bedanya dan bagaimana kontribusinya pada penyakit kardiovaskular?

Low density lipoprotein
Kolesterol low density lipoprotein (LDL) merupakan pembawa kolesterol terbesar dalam darah. LDL mengangkut kolesterol ke tempat-tempat di seluruh tubuh baik untuk ditimbun maupun untuk memperbaiki membran sel. Namun, seperti halnya air yang bisa menghasilkan kerak yang menempel di pipa air, demikian juga kolesterol LDL yang bisa menyebabkan penimbunan kolesterol dalam arteri yang memasok makanan ke otak dan jantung. Karena itu kolesterol sering disebut sebagai kolesterol jahat.

"High density lipoprotein"
Bayangkan high density lipoprotein (HDL) sebagai pemulung atau kolesterol pembersih. HDL membantu menurunkan jumlah kolesterol LDL dalam darah. Makin tinggi kadar kolesterol HDL, makin rendah pula risiko terjadinya aterosklerosis. Karena itulah HDL disebut kolesterol baik. Untuk meningkatkan kadar HDL, lakukan olahraga dan kurangi berat badan.

Trigliserida
Trigliserida adalah jenis lemak tubuh yang lain. Bila jumlahnya berlebihan dalam darah, maka ia disebut hipertrigliseridemi. Kondisi ini juga dianggap mempermudah pembentukan aterosklerosis (timbunan plak di arteri).

Deteksi dini adanya kolesterol atau trigliserida yang tinggi bisa membantu Anda mengambil langkah untuk memperbaiki kesehatan dan mencegah penyakit kardiovaskular. Satu-satunya cara untuk mengukur kadar kolesterol dan trigliserida adalah melalui tes darah.

Cara Mudah Cegah Stroke

Cara Mudah Cegah Stroke



Salah satu manfaat olahraga adalah menurunkan kadar kolesterol.
TERKAIT:

Kompas.com - Tingginya kasus penyakit stroke di Tanah Air belum diimbangi dengan kepedulian masyarakat terhadap penanganan masalah kesehatan ini. Padahal, stroke merupakan penyebab utama kecacatan pada pasien. Upaya pencegahan stroke bisa dilakukan dengan beberapa cara, antara lain menjaga kadar kolesterol dalam darah tetap dalam batas aman.

Bila hasil pemeriksaan darah menunjukkan kadar kolesterol dalam darah di atas 200 mg/dl, maka harus diturunkan kadarnya. Kadar kolesterol LDL dalam darah yang normal adalah kurang dari 160 mg/dl, namun jika Anda memiliki satu atau lebih faktor risiko (hipertensi, diabetes, merokok, obesitas, dan penyakit jantung), maka kolesterol LDL yang dianjurkan tidak melebihi 130 mg/dl.

Menurut dr.Sutarto Prodjo Disastro, Sp.S, kolesterol yang berlebihan dapat mengendap pada dinding pembuluh darah yang bisa menyebabkan penyempitan dan pengerasan pembuluh darah atau disebut juga aterosklerosis. "Jika sumbatan ini menyerang pembuluh darah otak maka akan terjadi stroke," kata Ketua Bidang Humas dan Penyuluhan Yaysan Stroke Indonesia ini di Jakarta, Kamis (19/8).

Kolesterol dapat dikontrol dengan melakukan diet rendah lemak. Idealnya, konsumsi makanan kita mengandung lemak di bawah 30 persen, karbohidrat 50 persen, dan protein 20 persen. Dalam mengontrol kolesterol usahakan agar makanan sumber kolesterol tidak melebihi 300 mg per hari.

"Makanan seperti jerohan, kuning telur, udang, dan lemak hewani, bisa meningkatkan kolesterol. Karena itu, makin bertambah usia, seharusnya pola makan bergeser menjadi yang sarat dengan sayur dan buah-buahan," kata dr.Sutarto dalam acara media edukasi Kontrol Hidup Kontrol Kolesterol di Jakarta.

Kurangnya aktifitas fisik juga berkontribusi pada peningkatakan kolesterol. Jenis-jenis olahraga yang efektif untuk membantu menurunkan kadar kolesterol adalah yang melibatkan otot-otot besar tubuh seperti paha, lengan atas, serta pinggul.

Selain diet dan berolahraga dengan benar, kepatuhan juga perlu diperhatikan. Kepatuhan di sini berarti, patuh melakukan pemeriksaan berkala untuk mengontrol kadar kolesterol, berkonsultasi secara rutin ke dokter, dan minum obat secara teratur, khususnya jika diet dan olahraga tidak berhasil menurunkan kolesterol.

Mitos dan Fakta Seputar Kolesterol

Mitos dan Fakta Seputar Kolesterol


Ferdiansyah/Tabloid Nakita
Sate Kebab

KOMPAS.com — Banyak mitos yang beredar di kalangan masyarakat seputar kolesterol. Kurangnya pemahaman yang benar dapat menyebabkan informasi yang salah seputar kolesterol dan gejalanya. Untuk itu, penting meluruskan mitos-mitos yang telah lama beredar di masyarakat agar gejala kolesterol dapat dihindari dengan lebih cermat dan tepat.

Mitos: Makan daging kambing akan menyebabkan kolesterol tinggi dan hipertensi.
Fakta: Tidak benar. Tidak ada bukti bahwa daging kambing mempunyai kandungan lemak yang lebih tinggi dibanding jenis daging merah lainnya.

Mitos: Pada orang dengan kolesterol tinggi, jika rajin olahraga dan diet serta tubuh dalam kondisi fit berarti kadar kolesterolnya baik.
Fakta: Selain olahraga dan diet, ada hal lain yang memengaruhi kadar kolesterol, seperti berat badan, merokok, riwayat keluarga, umur, dan jenis kelamin. Agar kolesterol terjaga, dibutuhkan pola hidup sehat serta kepatuhan minum obat.

Mitos: Kolesterol tinggi dan penyakit kardiovaskular hanya masalah pria.
Fakta: Tidak benar. Meski sebelum menopause wanita memproduksi estrogen yang bisa mengurangi risiko penyakit jantung, tetapi perlu diingat faktor lain seperti hiperkolesterol, hipertensi, diabetes, faktor keturunan, dan sebagainya.

Mitos: Cukup menghindari daging, santan, dan jeroan, kolesterol pasti normal.
Fakta: Belum tentu, karena 80 persen dari kolesterol darah dihasilkan dari dalam tubuh kita sendiri. Bila metabolisme sudah memburuk, maka dibutuhkan obat selain modifikasi gaya hidup sehat.

Mitos: Kadar kolesterol tinggi tidak berbahaya karena tak menimbulkan gejala.
Fakta: Meski tidak bergejala, kadar kolesterol yang tinggi berbahaya karena mengubah dinding pembuluh darah dan memicu jantung koroner.

Mitos: Kadar kolesterol yang tinggi hanya diderita orangtua.
Fakta: Kolesterol tinggi bisa diderita orang dari berbagai golongan usia, mulai dari anak-anak, remaja, hingga orangtua.

Mitos: Orang gemuk memiliki kadar kolesterol lebih tinggi dari orang kurus.
Fakta: Belum tentu, karena kadar kolesterol dipengaruhi banyak faktor, termasuk apa yang kita makan, seberapa cepat tubuh memproduksi dan membuang kolesterol jahat, tingkat kesehatan, dan kebiasaan makan.

Bawang Merah Kikis Kolesterol Jahat

Bawang Merah Kikis Kolesterol Jahat


SHUTTERSTOCK
Pilih bawang yang keras dan kulitnya masih utuh.

HINGKONG, KOMPAS.com - Di balik fungsinya yang lebih banyak sebagai bumbu masakan, ternyata bawang merah menyimpan potensi sebagai obat penurun kolesterol jahat (LDL), biang kerok penyakit jantung dan stroke.

Dalam penelitian yang dilakukan para ilmuwan di Hongkong terhadap mencit, diketahui mencit yang diberikan bawang merah selama enam minggu, kadar kolesterol jahat (LDL) mereka turun, namun di saat yang sama kolesterol baik (HDL) tidak berkurang. Sebelumnya, mencit-mencit itu telah diberikan makanan tinggi kolesterol sehingga kadar kolesterolnya melonjak.

"Bawang merah memiliki interaksi dengan enzim tertentu yang memiliki mekanisme menurunkan kolesterol. Ini adalah studi pertama yang meneliti interaksi bawang merah dengan fungsi biologi tubuh," kata Zhen Yu Chen, peneliti dari Universitas Chinese di Hongkong.

Para peneliti selama ini memang lebih banyak meneliti khasiat bawang putih yang terbukti efektif mencegah berbagai penyakit, termasuk kanker, penyakit jantung, dan juga influenza. Kita tunggu saja, penelitian lanjutan dari khasiat bawang merah.

Kolesterol Diam-diam Mengancam Nyawa

Kolesterol Diam-diam Mengancam Nyawa



Ilustrasi pembuluh darah

JAKARTA, KOMPAS.com — Tak pernah terlintas dalam benak Sheila, ia hanya dua tahun menikmati pernikahannya dengan Paul. Suaminya itu meninggal secara tiba-tiba. Kepada dirinya, Paul hanya pamit istirahat sebentar. Ternyata matanya terpejam untuk selamanya. Usianya baru 27 tahun. Jantung koroner, itulah kesimpulan dokter soal penyebab kematiannya.

Seperti pencuri di malam hari, kegemaran Paul menyantap makanan lezat berlemak dan makanan cepat saji alias junk food diam-diam mengancam nyawanya. Jenis makanan ini telah menyebabkan kadar kolesterol dalam tubuhnya meningkat tanpa dia sadari. Kadar kolesterol inilah yang memicu jantung koroner.

Selain makanan cepat saji, kebiasaan mengonsumsi minuman beralkohol dan merokok memiliki andil besar dalam mendongkrak kadar kolesterol. Jika kadar kolesterol berlebihan dalam darah, penyakit mematikan mengintai, seperti jantung dan stroke.

Kolesterol adalah metabolit yang mengandung lemak sterol dan mengendap di darah, tepatnya di membran sel darah dan mengalir dalam sirkulasi darah. Para ahli di dunia kedokteran menilai, seseorang yang memiliki kadar kolesterol tinggi kemungkinan akan memiliki gangguan pada jaringan sirkulasi darahnya.

Kolesterol total terdiri dari beberapa zat, yakni trigliserida, low density lipoprotein (LDL), dan high density lipoprotein (HDL). Trigliserida merupakan salah satu bentuk lemak darah yang diserap oleh usus setelah mengalami hidrolisis. Hidrolisis adalah suatu proses kimia yang menggunakan H2O atau air sebagai pemecah suatu persenyawaan, termasuk inversi gula, lemak, ester, dan protein.

Normalnya, kadar trigliserida adalah 150 miligram-200 miligram per desiliter. "Kalau zat trigliserida di darah berlebihan dapat menyebabkan infeksi pada tukak lambung," kata Mulyadi Tedjapranata, Direktur Medizone Clinic.

Kolesterol jahat
Setelah proses hidrolisis, lemak Trigliserida yang tersisa menjadi LDL, yang biasa disebut kolesterol jahat. Soalnya, LDL adalah penyebab terjadinya sumbatan dalam jaringan sirkulasi darah.

Mulyadi bilang, LDL itu merupakan pembentuk plak-plak pada pembuluh nadi koroner yang dapat menghambat peredaran darah. "Jika kadar LDL tinggi, jantung akan sulit memompa darah," kata dia.

Dengan terhambatnya aliran darah, beberapa zat gizi yang terkandung di dalamnya sudah pasti tidak tersalurkan dan terserap dengan optimal oleh organ tubuh. Alhasil, beberapa risiko penyakit berbahaya pun bermunculan. "Makanya, orang dengan kadar LDL tinggi biasanya berisiko terkena penyakit jantung korener," kata Mulyadi.

Selain jantung koroner, penyakit lain yang kerap menghampiri orang ber-LDL tinggi adalah stroke dan kelumpuhan. "Ini pada kasus penyumbatan darah terjadi di otak seseorang," tambah Mulyadi.

Suhanto, Kepala Bidang Pelayanan Medis Rumah Sakit Mediros di Pulogadung, Jakarta Timur, menambahkan, orang dengan kadar kolesterol jahat tinggi akan berisiko besar mengalami gagal fungsi pada organ tubuh, seperti gagal ginjal. Kalau sudah begitu, penyakit lain yang biasa muncul pada penderita gangguan kolesterol adalah diabetes. Masalahnya, berapakah kadar kolesterol yang sesuai dalam tubuh kita?

Mulyadi menilai, untuk kadar HDL, sebaiknya kadarnya berada di atas 40 miligram per desiliter. Adapun batas maksimal HDL yang terkandung dalam darah 100 miligram per desiliter.

Kadar HDL perlu dijaga tetap tinggi karena membantu menyingkirkan LDL dari pembuluh darah sehingga jantung tak perlu bekerja ekstra memompa darah ke seluruh tubuh.

"Semakin tinggi HDL, semakin sehat. Plak-plak mudah disingkirkan," kata Mulyadi.

HDL disebut sebagai lemak yang baik karena dalam operasinya, zat tersebut membersihkan kelebihan kolesterol dari dinding pembuluh darah dengan mengangkutnya kembali ke hati. Protein utama yang membentuk HDL adalah Apo-A (apolipoprotein-A). HDL mempunyai kandungan lemak jenuh yang lebih sedikit daripada LDL.

Adapun protein utama yang membentuk LDL adalah Apo B (apolipoprotein-B). Kandungan lemak jenuh yang tinggi membuat LDL mengambang di dalam darah. Akibatnya, LDL dapat menyebabkan penempelan kolesterol di dinding pembuluh darah.

Karena itu, menurut Mulyadi, seseorang harus pandai menjaga kadar LDL dalam tubuhnya agar tidak melewati ambang batasan normal yang berlaku pada dunia kesehatan. Secara alami, tubuh manusia akan memproduksi sekitar 80 persen kolesterol dan sisanya sebesar 20 persen adalah kolesterol tambahan dari luar tubuh.

Suhanto mengatakan, orang yang memiliki tubuh tambun biasanya memiliki kadar kolesterol yang tinggi. Namun, Anda yang berpostur tubuh kurus pun bisa jadi punya kadar kolesterol tinggi. "Ini semua tergantung dari pola makan dan pola hidup yang tidak sehat dari si penderita penyakit ini," terang Suhanto.

Menjalani pola hidup sehat adalah solusi untuk menekan risiko memiliki kadar kolesterol tinggi. "Jika tidak ingin dibunuh secara perlahan oleh kolesterol jahat, sebaiknya Anda mulai menghindari makanan berlemak dan menerapkan pola hidup sehat," saran Mulyadi. (Raymond Reynaldi)