Pengertian Ruh
Ada yang mengatakan: Sesungguhnya ruh adalah jisim yang halus. Oleh karena itu, tidak boleh dikatakan: “Bahwa Allah Ta’ala itu mempunyai ruh, karena sesungguhnya Allah Ta’ala itu mustahil apabila bertempat, sebagaimana beberapa jisim.” Dan ada yang mengatakan: “Bahwa ruh itu adalah sifat.” Ada yang mengatakan: “Adalah pecahan dari udara.” Dua pendapat ini adalah ucapannya orang yang mengingkari (adanya) siksa kubur.
Disebutkan dalam sebuah hadits: Sesungguhnya orang Yahudi datang kepada Nabi saw. seraya bertanya tentang ruh dan tentang orang yang mempunyai buku, serta tentang Raja Dzulkarnain, maka turunlah ayat yang membahas tentang keadaan (persoalan) mereka yaitu surat Kahfi, serta diturunkan (ayat) tentang ruh. Firman Allah Ta’ala: “Dan mereka bertanya kepadamu tentang ruh. Katakanlah: Ruh itu termasuk urusan Tuhan-Ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit.” (QS. Al Isra’: 85)
Dikatakan, maknanya ayat di atas: (Itu adalah ilmu Tuhanku, sedangkan aku tidak mempunyai ilmu tentang ruh). Ada yang mengatakan: “Sesungguhnya ruh itu bukanlah makhluk, karena ruh adalah perintah Allah Ta’ala, dan perintah Allah Ta’ala adalah kalamnya Allah.”
Ada yang mengatakan: Bahwa maknanya ruh itu berada di Tuhanku dengan kalimat Kun. Karena sesungguhnya perintah itu ada dua macam: (pertama) Perintah yang tetap. sebagaimana perintahnya Allah kepada hamba-hambaNya, seperti Shalat puasa, haji dan zakat. (kedua) Perintah Takwin yaitu Perintap wujud (mengadakan) sebagaimana firman Allah Ta’ala: “Katakanlah: Jadilah kamu sekalian batu atau besi atau suatu makhluk dari makhluk yang tidak mungkin (hidup) menuru pikiranmu.” (QS. Al Isra”: 50-51)
Seperti firman Allah Ta’ala: “Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya: “Jadilah”! maka terjadilah ia.” (QS. Yaasiin: 82).
Adapun firman Allah Ta’ala: Dia dibawa turun oleh Ar-Ruh Al-Amin (Jibril). (QS. Asy Syu’ara: 193)
Allah Ta’ala berfirman: “Pada hari, ketika ruh dan para malaikat berdiri bershafshaf, mereka tidak berkata-kata, kecuali siapa yang telah diberi izin kepadanya oleh Tuhan Yang Maha Pemurah, dan ia mengucapkan kata yang benar.” (QS. An-Naba’: 38)
Maka ada yang mengatakan bahwa makna ruh dalam ayat di atas berupa anak Adam yang dimaksudkan, sesungguhnya ruh (dari ayat diatas), adalah malaikat yang besar yang berdiri satusatu dengan berbaris. Adapun firman Allah Ta’ala kepada Nabi Adam as.: “Maka apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniupkan kedalamnya ruh (ciptaan)-Ku.” (QS. Al Hijr: 29)
Maknanya lafazh diatas adalah: Ketika Allah membuat kejadian Nabi Adam as. Maka Aku tiupkan kedalam (tubuh) Adam ruh. Dan lafazh ruh ini, disandarkan pada kejadiannya. Ada yang mengatakan: Disandarkan pada Takrim (memuliakan).
Adapun firman Allah Ta’ala:
“Dan (ingatlah kisah) Maryam yang telah memelihara kehormatannya, lalu Kami tiupkan ke dalam (tubuh)nya ruh dari Kami dan Kami jadikan dia dan anaknya tanda (kekuasaan Allah) yang besar bagi semesta alam.” (QS. Al-Anbiya’: 91)
Maka itu disandarkan kepada takrim (memuliakan). Lafazh. (menunjukkan) atas sesuatu yang sudah kami jelaskan Dan dikatakan: Bahwa maknanya lafazh: (9, Yakni malaikat Jibril as. Sedangkan pada ayat (diatas) ini lafazh Ruh adalah ruh Nabi Isa bin Maryam, karena sesungguhnya Nabi Isa diciptakan dari tiupannya malaikan Jibril as. Dan dikatakan: Bahwa maknanya ruh Itu adalah rahmat. Firman Allah Ta’ala:
“Dan menguatkan mereka dengan pertolongan.” (QS. Al Mujadilah: 22)
------
Berikut susunan redaksi yang telah disusun ulang agar lebih mudah dipahami, tanpa mengurangi makna dan kalimat pentingnya:
🌿 Pengertian Ruh
Para ulama berbeda pendapat tentang hakikat ruh.
Ada yang mengatakan bahwa ruh adalah jisim yang halus (sesuatu yang berbentuk sangat lembut). Karena itu, tidak boleh dikatakan bahwa Allah Ta‘ala mempunyai ruh, sebab Allah Ta‘ala mustahil bertempat sebagaimana jisim-jisim lainnya.
Ada pula yang mengatakan bahwa ruh adalah sifat, dan ada pula yang mengatakan bahwa ruh adalah pecahan dari udara.
Dua pendapat terakhir ini adalah pendapat orang-orang yang mengingkari adanya siksa kubur.
🕊️ Pertanyaan tentang Ruh kepada Rasulullah ﷺ
Diriwayatkan bahwa orang-orang Yahudi datang kepada Nabi Muhammad ﷺ dan bertanya tentang tiga hal:
- Tentang ruh,
- Tentang orang yang memiliki buku, dan
- Tentang Raja Dzulqarnain.
Maka turunlah Surah Al-Kahfi yang membahas keadaan mereka, serta diturunkan pula ayat tentang ruh, yaitu firman Allah Ta‘ala:
“Dan mereka bertanya kepadamu tentang ruh. Katakanlah: Ruh itu termasuk urusan Tuhanku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit.”
(QS. Al-Isra’: 85)
💫 Makna Ayat Tentang Ruh
Dikatakan bahwa maksud ayat tersebut adalah:
“Itu termasuk ilmu Tuhanku, sedangkan aku tidak mempunyai ilmu tentang ruh.”
Ada yang berpendapat bahwa ruh bukanlah makhluk, karena ruh merupakan perintah Allah Ta‘ala, dan perintah Allah adalah kalam-Nya (firman-Nya).
Pendapat lain mengatakan: Ruh itu berada di sisi Tuhanku dengan kalimat *‘Kun’ (Jadilah).
Karena sesungguhnya perintah Allah ada dua macam:
- Perintah yang tetap (tasyri‘) — yaitu perintah kepada hamba-hamba-Nya seperti shalat, puasa, haji, dan zakat.
- Perintah takwin (mewujudkan) — yaitu perintah penciptaan dan pengadaan makhluk, sebagaimana firman Allah Ta‘ala:
“Katakanlah: Jadilah kamu sekalian batu atau besi atau suatu makhluk yang menurut pikiranmu tidak mungkin hidup.”
(QS. Al-Isra’: 50–51)
Dan firman-Nya:
“Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya: Jadilah! maka terjadilah ia.”
(QS. Ya-Sin: 82)
👼 Ruh dalam Beberapa Ayat Al-Qur’an
-
Ruh sebagai Malaikat Jibril:
“Dia dibawa turun oleh Ar-Ruh Al-Amin (Jibril).”
(QS. Asy-Syu‘ara’: 193) -
Ruh sebagai makhluk yang agung di hari kiamat:
“Pada hari ketika ruh dan para malaikat berdiri bershaf-shaf, mereka tidak berkata-kata kecuali siapa yang telah diberi izin kepadanya oleh Tuhan Yang Maha Pemurah, dan ia mengucapkan kata yang benar.”
(QS. An-Naba’: 38)Ada yang mengatakan bahwa ruh dalam ayat ini adalah anak Adam, namun sebagian mufassir berpendapat bahwa ruh tersebut adalah malaikat besar yang berdiri berbaris bersama malaikat lainnya.
🌸 Ruh dalam Penciptaan Nabi Adam dan Nabi Isa
-
Tentang Nabi Adam ‘alaihis-salam:
“Maka apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniupkan ke dalamnya ruh (ciptaan)-Ku...”
(QS. Al-Hijr: 29)Maknanya: ketika Allah telah menyempurnakan penciptaan Nabi Adam, Allah meniupkan ke dalam jasadnya ruh ciptaan-Nya.
Lafaz ruh-Ku disandarkan kepada Allah bukan karena hakikatnya milik Allah, tetapi karena kemuliaannya (takrīm). -
Tentang Maryam dan Nabi Isa ‘alaihis-salam:
“Dan (ingatlah kisah) Maryam yang telah memelihara kehormatannya, lalu Kami tiupkan ke dalam (tubuh)nya ruh dari Kami, dan Kami jadikan dia dan anaknya tanda (kekuasaan Allah) yang besar bagi semesta alam.”
(QS. Al-Anbiya’: 91)Maknanya: tiupan itu adalah perintah dan kemuliaan dari Allah, dan disebut ruh Kami sebagai bentuk takrim (pemuliaan).
Ada yang menafsirkan bahwa ruh dalam ayat ini adalah malaikat Jibril, karena dialah yang meniupkan ke dalam diri Maryam.
Sedangkan sebagian menafsirkan ruh tersebut sebagai ruh Nabi Isa ‘alaihis-salam yang diciptakan dari tiupan malaikat Jibril atas perintah Allah.
💖 Ruh sebagai Rahmat
Sebagian ulama mengatakan bahwa makna ruh juga bisa berarti rahmat, sebagaimana firman Allah Ta‘ala:
“Dan menguatkan mereka dengan pertolongan (ruh) dari-Nya.”
(QS. Al-Mujadilah: 22)
🌟 Kesimpulan
Ruh adalah urusan Allah Ta‘ala yang hakikatnya tidak dapat dijangkau oleh akal manusia.
Ia disebut dalam Al-Qur’an dengan berbagai makna:
- Sebagai jisim halus (unsur kehidupan manusia),
- Sebagai perintah Allah (takwin),
- Sebagai malaikat Jibril,
- Sebagai rahmat Allah,
- Dan sebagai ciptaan mulia yang ditiupkan ke dalam jasad para nabi.
Maka benar firman Allah:
“Katakanlah: Ruh itu termasuk urusan Tuhanku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit.”
(QS. Al-Isra’: 85)
Apakah Anda ingin saya lanjutkan dengan tafsir ruh menurut para ulama tasawuf seperti Imam Al-Ghazali, Ibn ‘Arabi, dan Syekh Abdul Qadir al-Jailani — agar naskah ini bisa dijadikan bahan buku kajian ruh?
No comments:
Post a Comment