Saturday, July 26, 2025

Dua Jalan Mulia: Pejuang dan Penyendiri di Jalan Allah



Judul Buku: Dua Jalan Mulia: Pejuang dan Penyendiri di Jalan Allah

Hadis Utama: Dari Abu Hurairah r.a., dari Rasulullah s.a.w., beliau bersabda:

"Setengah daripada sebaik-baik keadaan kehidupan para manusia ialah seseorang yang memegang kendali kudanya untuk melakukan peperangan fisabilillah, ia terbang di atas punggungnya. Setiap kali ia mendengar suara gemuruh atau suara dahsyat di medan peperangan itu ia segera terbang ke sana untuk mencari supaya terbunuh atau kematian yang disangkanya bahwa di tempat suara gemuruh itulah tempatnya. Atau seorang yang memelihara kambing di puncak gunung dari beberapa puncak gunung yang ada, ataupun di suatu lembah dari beberapa lembah ini. Ia mendirikan shalat dan menunaikan zakat serta menyembah Tuhannya sehingga ia didatangi oleh keyakinan -yakni kematian-. Tidak ada dari para manusia itu kecuali dalam kebaikan." (HR. Muslim)


Sebab Wurud Hadis (Asbabul Wurud): Hadis ini datang dalam konteks menegaskan bahwa kemuliaan manusia tidak hanya terletak pada aksi heroik di medan perang, tetapi juga dalam keheningan dan ketekunan beribadah di tempat yang sunyi. Rasulullah ingin menunjukkan bahwa dua jalan itu – jihad dan ibadah menyendiri – adalah dua model kehidupan yang sama-sama dimuliakan.


Penjelasan Hadis: Nabi menggambarkan dua tipe manusia yang mulia:

  1. Mujahid yang siap setiap saat untuk membela agama Allah.
  2. 'Abid yang memilih menyendiri, menjaga kambing, beribadah di tempat terpencil, menghindari fitnah dunia.

Keduanya tidak mencari dunia, tapi mengejar keridhaan Allah. Kematian datang kepada keduanya dalam keadaan baik.


Ayat Al-Qur’an yang Terkait:

1. QS. At-Taubah: 111

Arabic: إِنَّ اللَّهَ اشْتَرَىٰ مِنَ ٱلْمُؤْمِنِينَ أَنفُسَهُمْ وَأَمْوَٰلَهُم بِأَنَّ لَهُمُ ٱلْجَنَّةَ

Latin: Inna Allāha ishtarā mina al-mu’minīna anfusahum wa amwālahum bi-anna lahumu al-jannah.

Arti: Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka.

Tafsir Singkat: Ayat ini menegaskan nilai jual-beli antara Allah dan hamba-Nya: jiwa dan harta ditukar dengan surga. Mujahid dan penyendiri sama-sama menjual dirinya kepada Allah.


Relevansi dengan Keadaan Sekarang:

  • Banyak orang yang sibuk dengan dunia dan melupakan akhirat.
  • Jarang yang bersiap siaga untuk membela agama baik secara fisik, harta, atau ilmu.
  • Hidup menyendiri di zaman ini sering dianggap aneh, padahal bisa menjadi jalan menuju keselamatan dari fitnah dunia.

Nasihat dari Para Ulama Sufi:

1. Hasan al-Bashri: "Jangan remehkan amal yang sedikit jika dilakukan dengan ikhlas, karena bisa menjadi lebih berat daripada amal yang besar tapi penuh riya."

2. Rabi'ah al-Adawiyah: "Aku menyembah Allah bukan karena takut neraka atau berharap surga, tetapi karena aku cinta kepada-Nya."

3. Abu Yazid al-Bistami: "Pergilah ke sunyi, karena di sanalah kau akan menemukan suara Tuhanmu."

4. Junaid al-Baghdadi: "Tasawuf adalah bahwa engkau berada bersama Allah tanpa sekat antara dirimu dan Dia."

5. Al-Hallaj: "Akulah kebenaran (Ana al-Haqq)" – sebuah simbol fana' dalam Tuhan yang total.

6. Abu Hamid al-Ghazali: "Orang yang paling selamat adalah yang menjauhi keramaian dunia dan sibuk memperbaiki batinnya."

7. Abdul Qadir al-Jailani: "Jadilah seperti pohon di gunung yang tetap tumbuh walau tak pernah dilihat manusia, karena Allah tetap melihatnya."

8. Jalaluddin Rumi: "Diamlah, karena diam membawa lebih banyak kebenaran daripada seribu kata."

9. Ibnu ‘Arabi: "Tempat terdekat dengan Tuhan bukanlah Ka'bah, tapi hatimu yang bersih."

10. Ahmad al-Tijani: "Jalan kami adalah zikir dan cinta. Maka siapa yang memperbanyak zikir, ia akan dipercepat menuju maqam tertinggi."


Intisari Nasihat:

  • Ada dua jalan menuju kemuliaan: jihad dan ibadah dalam kesendirian.
  • Keduanya sama-sama mulia jika dijalani dengan ikhlas.
  • Dunia bukan tujuan, hanya alat untuk mengenal Allah.
  • Hati yang bersih lebih utama daripada tubuh yang sibuk.

Catatan Muhasabah:

  • Apakah kita termasuk yang selalu siap berjuang di jalan Allah?
  • Ataukah kita sudah mulai mengambil jarak dari keramaian untuk memperbaiki batin?
  • Sudahkah kita melatih diri mencintai Allah tanpa syarat?
  • Di manakah kita menginvestasikan hidup kita: di dunia atau akhirat?

"Jika tidak bisa menjadi mujahid, maka jadilah penyendiri yang bersih hatinya. Karena keduanya dalam kebaikan, dan keduanya dicintai Allah."

Sudah saya buatkan buku awal berjudul “Dua Jalan Mulia: Pejuang dan Penyendiri di Jalan Allah” berdasarkan hadis tersebut, lengkap dengan:

  • Hadis dan sebab wurudnya,
  • Ayat Al-Qur’an terkait dan tafsirnya,
  • Relevansi zaman sekarang,
  • Nasihat dari 10 tokoh sufi besar,
  • Intisari nasehat, dan
  • Catatan muhasabah.

------


No comments: