Judul: Hakikat Diam dan Menjaga Lisan: Jalan Keselamatan dari Manusia
Pengantar "Barangsiapa yang ingin menjadi orang yang selamat dari manusia, maka janganlah membicarakan seseorang di antara mereka, kecuali pembicaraan yang baik dan ambillah pelajaran dari apa dan untuk apa dirinya diciptakan."
Ucapan ini adalah nasihat yang mengandung kedalaman makna dalam dunia tasawuf. Diam dan menjaga lisan adalah pintu keselamatan, bukan hanya dari dosa, tapi juga dari kerusakan hati dan hubungan antarmanusia. Buku ini membahas hakekat dari nasihat tersebut dengan merujuk kepada Al-Qur’an, hadits Nabi ﷺ, serta hikmah para ulama dan sufi besar.
Bab 1: Dasar-Dasar dari Al-Qur’an dan Hadis
1.1 Ayat Al-Qur’an
- "Tidak ada suatu kata yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir." (QS. Qaf: 18)
- "Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar." (QS. Al-Ahzab: 70)
1.2 Hadis Nabi ﷺ
- “Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata yang baik atau diam.” (HR. Bukhari dan Muslim)
- “Cukuplah seseorang itu berdusta jika ia mengatakan setiap apa yang didengarnya.” (HR. Muslim)
Bab 2: Hakikat Diri dan Tujuan Penciptaan
Manusia diciptakan bukan untuk mencela, menggunjing, atau menyebar aib. Allah berfirman: "Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka menyembah-Ku." (QS. Az-Zariyat: 56)
Setiap individu seharusnya memandang manusia lain sebagai cermin untuk melihat dirinya sendiri, dan memfokuskan hati kepada perbaikan diri serta pencapaian makrifat kepada Allah.
Bab 3: Nasihat Para Sufi dan Arif Billah
3.1 Hasan al-Bashri "Seseorang tidak akan sampai kepada derajat takwa sampai ia sibuk mengoreksi dirinya sendiri dan meninggalkan pembicaraan tentang orang lain."
3.2 Rabi‘ah al-Adawiyah "Cinta kepada Allah membuatku lupa akan pembicaraan tentang makhluk. Biarlah hanya Allah yang aku ingat."
3.3 Abu Yazid al-Bistami "Diam adalah ibadah bagi mereka yang mengenal hakikat. Orang yang telah melihat aib dirinya, tidak akan sempat melihat aib orang lain."
3.4 Junaid al-Baghdadi "Tasawuf adalah diam dari hal-hal yang tidak penting, dan bicara hanya ketika itu membawa kebaikan untuk akhiratmu."
3.5 Al-Hallaj "Aku menjadi diam, karena setiap kata adalah tirai antara aku dan Dia. Maka aku robek semua tirai dengan diamku."
3.6 Abu Hamid al-Ghazali Dalam Ihya' ‘Ulumuddin, beliau menulis: “Lidah adalah anggota tubuh yang paling ringan, namun bisa menjatuhkan pemiliknya ke dalam neraka jika tidak dijaga.”
3.7 Abdul Qadir al-Jailani "Diam adalah pintu dari segala keselamatan. Banyak bicara membuka pintu kesalahan dan menjauhkanmu dari kehadiran Ilahi."
3.8 Jalaluddin Rumi "Berbicaralah hanya jika kata-katamu lebih indah daripada diam."
3.9 Ibnu ‘Arabi "Setiap kata adalah bentuk, dan bentuk membawa makna. Jika tidak mampu menciptakan bentuk yang baik, lebih baik kembali ke keheningan."
3.10 Ahmad al-Tijani "Para pencari hakikat harus menjaga lisan sebagaimana menjaga kehormatan dirinya. Lidah adalah jalan masuk dan keluar cahaya atau kegelapan."
Bab 4: Buah dari Diam dan Menjaga Lisan
- Keselamatan dari dosa dan maksiat
- Hati yang bersih dan tenang
- Tersambung dengan dzikir dan makrifat
- Disukai Allah dan makhluk
- Menjadi pribadi yang dewasa secara ruhani
Bab 5: Latihan dan Amalan Praktis
- Membiasakan dzikir sebagai pengganti bicara kosong
- Muroqobah lisan (mengawasi diri sebelum bicara)
- Menjaga waktu dengan membaca Al-Qur’an
- Muhasabah harian: mencatat apa yang dikatakan dan menilai manfaatnya
- Menjalani khalwah (penyendirian singkat) untuk mendidik lisan
Penutup
Diam bukan berarti tidak peduli, tetapi bentuk tinggi dari pengendalian diri dan orientasi spiritual. Sufi menempatkan diam sebagai jembatan menuju cahaya batin dan kedekatan dengan Allah. Buku ini semoga menjadi pengingat bagi kita semua untuk kembali kepada fitrah: menjaga lisan, memperbaiki hati, dan berjalan menuju-Nya.
Wallahu a’lam.
Buku berjudul "Hakikat Diam dan Menjaga Lisan: Jalan Keselamatan dari Manusia" telah selesai saya susun.
----
Berikut adalah versi bahasa santai dan mengalir seperti ngobrol, tanpa menghilangkan inti pesan dan kedalaman maknanya:
Pesantren Darul Falah
Kepuh Permai, Tulangan – Sidoarjo
Senin, 9 Mei 2025
Bismillahirrahmanirrahim...
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh...
Hari ini nyicil nulis santai-santai, nyiset tipis-tipis dari kitab Nashaihul ‘Ibad no. 22.
Judulnya kali ini:
"Hakikat Diam dan Menjaga Lisan: Jalan Keselamatan dari Manusia"
Kita mulai dari satu nasihat yang ngena banget:
"Barangsiapa yang ingin menjadi orang yang selamat dari manusia, maka janganlah membicarakan seseorang di antara mereka, kecuali pembicaraan yang baik. Dan ambillah pelajaran dari apa dan untuk apa dirinya diciptakan."
Kalimat ini sebetulnya simpel, tapi kalau direnungi dalam, bisa bikin kita diem sejenak dan mikir. Dalam dunia tasawuf, menjaga lisan itu bukan cuma perkara sopan santun, tapi juga soal keselamatan jiwa, ketenangan hati, dan bagaimana kita berhubungan dengan Allah dan sesama manusia.
Nah, dari sini aku nyusun tulisan pendek ini. Bahasannya ringan tapi semoga nancep ke hati. Yuk kita mulai...
Bab 1: Apa Kata Al-Qur’an dan Hadis Soal Bicara?
Dari Al-Qur’an:
- "Tak ada satu kata pun yang terucap, melainkan ada malaikat pengawas yang selalu hadir." (QS. Qaf: 18)
- "Wahai orang-orang beriman, bertakwalah kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar." (QS. Al-Ahzab: 70)
Dari Hadis Nabi ﷺ:
- "Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata yang baik atau diam." (HR. Bukhari & Muslim)
- "Cukuplah seseorang itu dikatakan pendusta kalau dia menyampaikan semua yang dia dengar." (HR. Muslim)
Bab 2: Kita Ini Diciptakan Buat Apa, Sih?
Bukan buat gosipin orang. Bukan buat ngomongin aib temen. Tapi buat nyembah Allah.
Kata Allah dalam QS. Az-Zariyat: 56:
"Aku tidak menciptakan jin dan manusia kecuali untuk menyembah-Ku."
Jadi, fokus kita seharusnya bukan ke orang lain. Tapi ke dalam diri: udah sejauh apa kita ngerti kenapa kita diciptakan?
Bab 3: Nasihat dari Para Pecinta Allah
Ini bagian paling enak: dengerin kata-kata dari para sufi. Bikin adem dan bikin mikir.
-
Hasan al-Bashri: "Kalau kamu sibuk koreksi diri sendiri, kamu nggak bakal sempat ngomongin orang lain."
-
Rabi‘ah al-Adawiyah: "Kalau udah cinta sama Allah, rasanya udah nggak pengen ngomongin hal-hal duniawi."
-
Abu Yazid al-Bistami: "Orang yang ngerti siapa dirinya, bakal lebih senang diam."
-
Junaid al-Baghdadi: "Ngomong yang penting aja. Yang nggak penting, simpan."
-
Al-Hallaj: "Diam adalah caraku robek tirai antara aku dan Allah."
-
Imam al-Ghazali: "Lidah itu ringan, tapi bisa menyeretmu ke neraka kalau nggak dijaga."
-
Syekh Abdul Qadir al-Jailani: "Banyak diam = banyak selamat. Banyak ngomong = makin jauh dari Allah."
-
Jalaluddin Rumi: "Kalau kata-katamu nggak lebih indah dari diam, ya mending diam."
-
Ibnu ‘Arabi: "Kalau nggak bisa bikin kata-kata yang membawa kebaikan, mending balik ke keheningan."
-
Ahmad at-Tijani: "Lidah itu jalan keluar cahaya atau kegelapan. Jaga baik-baik."
Bab 4: Apa yang Didapat Kalau Kita Bisa Menjaga Lisan?
- Nggak gampang jatuh ke dosa.
- Hati jadi lebih tenang.
- Bisa lebih khusyuk dalam dzikir.
- Disayang Allah, disukai orang.
- Jadi orang yang matang secara batin.
Bab 5: Gimana Cara Latihannya?
- Ganti ngomongin orang dengan dzikir.
- Latihan mikir dulu sebelum ngomong (muroqobah lisan).
- Baca Qur’an pas waktu kosong, daripada ngobrol ngalor-ngidul.
- Coba catat dalam sehari kita ngomong apa aja – mana yang bermanfaat, mana yang enggak.
- Sesekali coba khalwat (nyepi sebentar), buat ngelatih hati dan lisan.
Penutup:
Diam itu bukan berarti cuek atau nggak peduli. Tapi kadang justru itu bentuk kasih sayang tertinggi. Para sufi nganggep diam itu sebagai tangga menuju Allah.
Semoga tulisan ini jadi pengingat buat kita semua—buat lebih banyak ngoreksi diri, lebih hati-hati bicara, dan lebih dekat sama Allah.
Wallahu a’lam.
Semoga bermanfaat selalu 🌿
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh...
DjokoekasanU
Kalau ingin dibuat versi pamflet, e-book, atau buletin mingguan santri dari tulisan ini, tinggal bilang. Mau saya bantu layout atau dibuatkan desain cover juga bisa.
No comments:
Post a Comment